dan disebabkan oleh faktor eksogen (faktor yg datang
dari luar seperti terkena sinar radiasi dll) dan faktor endogen (faktor yg berasal dari dalam seperti faktor keturunan). Modifikasi DNA sendiri artinya yaitu terjadi perubahan di dalam DNA tersebut. DNA itu tidak sesuai dgn struktur yg seharusnya dan ini dinamakan DNA adduct DNA adduct (kondisi di mana terdapat senyawa yg berikatan dgn DNA & membentuk ikatan kovalen yg dapat menyebabkan terjadinya mutasi dan memicu terjadinya pembentukan sel yang tak terkontrol dan bisa jadi adalah tumor) menyebabkan penyumbatan pada saat proses replikasi DNA polimerase dan juga kesalahan replikasi pada kasus dimana produk adduct dapat dilewati. Dalam setiap sel di tubuh manusia setidaknya 50.000- 100.000 yg mengalami kerusakan, dan beberapa contohnya ada digambar berikut. Abasic site = tempat kerusakan basa penyusun DNA N7-metil deoksiguanin = penambahan gugus metil pada struktur dasar (struktur guanin) 8-oxo deoksiguanin = deoksiguanin yang teroksidasi (merupakan kerusakan DNA yg sering terjadi) 1,N2-etheno-deoksiguanin = dibentuk dalam DNA sebagai hasil paparan monomer vinil klorida dan bersifat mutagenik (dapat menyebabkan peubahan kromosom yang dapat merubah genetika) M1 deoksiguanin = malondialdehida (kerusakan karena mengalami oksidasi juga Kerusakan dapat terjadi akibat menelan bahan kimia (misalnya polutan, produk alami) yang merusak DNA atau dari kontribusi proses seluler alami (misalnya, pembentukan spesies oksigen reaktif, metilasi (penambahan gugus metil ke dalam nukleotida DNA) yang menyimpang oleh S-adenosylmethionine (donor metil) Sudah tau lo kalo DNA itu bisa mengalami kerusakan. Naah selain bisa rusak, DNA juga dapat memperbaiki kerusakanannya sendiri. Namun, saking banyaknya kerusakan yg terjadi kadang2 DNA itu tdk mampu (kesulitan) dlm memperbaiki banyak lesi (tempat terjadinya kerusakan) Beberapa masalah datang ketika mencoba menggabungkan DNA polymerase (enzim yg membantu reaksi polimerisasi deoksiribonukleotida menjadi rantai DNA) dengan DNA yang dimodikasi yaitu adalah penyumbatan (mengakibatkan kematian sel), kesalahan kode, dll. Karena DNA tadi tidak mampu menangani kerusakan pada dirinya sendiri, ada yg namanya Translesion DNA polymerase. TLP ini kerjanya yaitu dengan menggantikan DNA normal waktu melewati tempat kerusakan. Proses ini dinamakan Translesion DNA sintesis (TLS) Translesion DNA polymerases diantaranya ada Sulfolobus solfataricus Dpo4 (DNA polimerase 4) and human (h) DNA polymerase (pol) (eta), (iota), and (kappa) and REV1, yg mana semua itu merupakan Y- Family of DNA polymerases. Paradigma umum untuk aktivitas DNA polimerase ditunjukkan pada Gambar 4, di mana E menunjukkan polimerase, D DNA (sebenarnya oligonukleotida), dan N sebuah nukleosida trifosfat (dNTP = dATP, dCTP, dGTP, & dTTP). TUJUAN Memberikan pandangan mengenai jalur TLS dan bagaimana DNA polimerase menangani kerusakan yg terjadi Ini adalah siklus katalitik penggabungan DNA polimerase dengan nukleotida. Pada awalnya enzim membentuk kompleks biner dengan DNA yaitu kompleks E-D, kemudia dNTP ditambahkan menyebabkan terbentuknya kompleks terner. Setelah itu enzim menjadi aktif dalam keadaan tertutup [Perubahan konformasi (ke E*)], diikuti oleh transfer nukleotidil (pembentukan ikatan fosfodiester = Ppi), selanjutnya terjadi reaksi lagi menyebabkan pelepasan piroposfat/Ppi yang diikuti enzym yg kembali terbuka dan tidak aktif Perubahan konformasi (ke E*) diikuti oleh transfer nukleotidil (pembentukan ikatan fosfodiester). Pirofosfat harus dilepaskan dari enzim dan, karena perubahan konformasi terjadi, harus dibalik untuk menyelesaikan siklus katalitik. Akhirnya, oligonukleotida dilepaskan (dan yang baru terikat), atau DNA Polimerase berpindah ke posisi berikutnya untuk memulai siklus baru. Uji elektroforesis Gel telah menunjukkan perilaku kompleks dari penyisipan dNTP berlawanan dgn 1,N2-etheno-Guanin (1,N2-- G) oleh Dpo4. Kemudian dia melakukan uji elektroforesis gel dengan menggunakan 1,N2-etheno-G (1,N2-- G) dan N2, 3--G sebagai DNA yg rusaknya Penjelasan tabel B = Hanya wilayah template yang terlibat dalam pemasangan yg ditampilkan. Basa yang digarisbawahi adalah lokasi pemasangan/ penggabungan dNTP (digantikan dengan G). DNA template adalah DNA untai ganda yang membawa urutan basa fragmen atau gen yang akan digandakan. Urutan basa ini disebut juga urutan target (target sequence). kcat / KM menghasilkan konstanta laju yang mengukur efisiensi katalitik. Ukuran efisiensi ini sangat membantu dalam menentukan apakah tingkat penciptaan produk atau jumlah substrat di lingkungan. Meskipun Dpo4 dan hpol menunjukkan pola pengkodean serupa dengan N2,3--G (Tabel 1), tetapi struktur dasarnya tampaknya sangat berbeda. Dpo4 memposisikan dCTP (deoksi sitosin 3 posfat) (basa yang benar berlawanan dengan N2,3--G menggunakan pseudo-Watson-Crick pairing) dan menempatkan dTTP (deoksi timidin 3 posfat) berlawanan N2,3--G menggunakan pasangan "sheared" (Gambar 10) Posisi hpol baik dCTP dan dTTP berlawanan dengan N 2 , 3--G menggunakan pasangan Hoogsteen, namun dengan basa yang benar (dCTP) membentuk dua ikatan hidrogen bukan hanya satu (dTTP) ( Gambar 11 ). Sebagai kesimpulan, sulit untuk memprediksi pasangan basa non-kanonik, diantaranya (i) a priori, hanya dapat menggambar struktur pasangan yang wajar, atau (ii) menganalisis struktur NMR dari oligonukleotida berpasangan. Polimerase berbeda juga menggunakan mekanisme yang berbeda untuk mencapai hasil yang sama. Lagi, kita lihat kekuatan dari enzim untuk mengendalikan reaksi serupa dengan sendirinya dengan cara tertentu. Pada intinya dia ingin memperbaiki kerusakan DNA dengan jalan translesion DNS polimerase yang dapat melakukan sintesis DNA dan melewati jalur yang rusak