Anda di halaman 1dari 7

ASAM NUKLEAT

REGINA CYAHYANI P
PAPUTUNGAN
Klasifikasi Asam Nukleat
Asam nukleat adalah biopolimer yang berbobot molekul tinggi yang terdiri atas
banyak molekul nukleotida. Asam nukleat terdapat pada semua sel hidup danbertugas
untuk menyimpan dan mentransfer genetik, kemudian menerjemahkaninformasi ini
secara tepat untuk mensintesis protein yang khas bagi masing-masingsel. Asam
nukleat, jika unit-unit pembangunnya deoksiribonukleotida , disebut
asamdeoksiribonukleotida (DNA) dan jika terdiri dari unit-unit ribonukleotida disebut
asam ribonukleotida (RNA). Asam nukleat juga merupakan senyawa majemuk yang
dibuat dari banyaknukleotida. Bila nukleotida mengandung ribosa, maka asam nukleat
yang terjadi adalah RNA (Ribonucleic acid = asam ribonukleat) yang berguna dalam
sintesisprotein. Bila nukleotida mengandung deoksiribosa, maka asam nukleat yang
terjadiadalah DNA (Deoxyribonucleic acid = asam deoksiribonukleat) yang
merupakanbahan utama pembentukan inti sel.
Fungsi Asam Nukleat :
• Menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika
• Turut dalam metabolisme
• Penyimpan energi
• Sebagai ko-enzim
Jenis Asam Nukleat
Asam nukleat dalam sel ada dua jenis yaitu (1) DNA (deoxyribonucleic acid ) atau
asam deoksiribonukleat dan (2) RNA (ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Baik
DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat oleh protein dan bersifat
basa. Misalnya DNA dalam inti sel terikat pada histon. Senyawa gabungan antara
protein dan asam nukleat disebut nukleoprotein. Molekul asam nukleat merupakan
polimer sepertiprotein tetapi unit penyusunnya adalah nukleotida. Salah satu contoh
nukleotida asam nukleat bebas adalah ATP yang berfungsi sebagai pembawa energi.
Struktur DNA & RNA
A. DNA (Deoxyribonucleic Acid)
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida
yang terikat satu sama lain sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang.
Molekul DNA yang panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan
atom C nomor 5 pada molekul deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat.
Secara kimia, DNA mengandung karakteristik/sifat sebagai berikut :
• Memiliki gugus gula deoksiribosa
• Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A)
• Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
• Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan
spesifik satu dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin (G - C), dan
adenin berpasangan dengan timin (A – T), sehingga jumlah guanin selalu sama
dengan jumlah sitosin. Demikian pula adenin dan timin.

B. RNA (Ribonucleic Acid)


Selain DNA, pada umunya sel-sel organisme prokariotik dan eukariotik
mengandung asam nukleat lain yang penting yaitu RNA. RNA merupakan polimer
nukleotida. Masing-masing nukleotida tersusun atas satu gula ribosa, satu gugus fosfat
dan satu basa nitrogen.
PERBEDAAN DNA & RNA

• RNA umunya tersusun dari pita nukleotida tunggal sedangkan DNA merupakan
pita nukleotida ganda.
• RNA mengandung tipe molekul gulayang berbeda yaitu ribosa sebagai pengganti
molekul gula deoksiribosa pada DNA.
• Seperti pada DNA, RNA juga mengandung 4 basa nitrogen, tetapi basa Timin (T)
diganti dengan basa Urasil (U).
• Molekul DNA berbentuk rantai rangkap (double helix), sedangkan RNA berbentuk
rantai tunggal. Ukuran molekul DNA lebih besar daripada RNA.
• Fungsi DNA berkaitan dengan penurunan sifat dan sintesis protein, sedangkan
RNA berkaitan dengan sintesis protein.
• Kadar DNA tidak dipengaruhi oleh aktivitas sintesis protein sedangkan RNA
dipengaruhi oleh aktifitas sintesis protein.
• DNA terdapat pada inti sel, sedangkan RNA terdapat pada inti sel dan sitoplasma.
SINTESIS DNA
Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah secara mitosis,
tiap-tiap sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik seperti induknya.
Dengan demikian, DNA harus secara cepat direplikasi (diperbanyak atau dicetak ulang)
sebelum proses pembelahan dimulai.

Hipotesis mengenai replikasi DNA dikemukakan setelah muncul model DNA heliks
ganda. Replikasi DNA dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari
rantai nukleotida lama.

Proses komplementasi pasangan basa menghasilkan suatu molekul DNA baru yang
sama dengan molekul DNA lama sebagai cetakan. Kemungkinan terjadinya replikasi
dapat melalui tiga model, yaitu konservatif, semikonservatif, dan dispersif.

Tahapan replikasi DNA secara umum tidak banyak berbeda antara organisme
prokariot dan eukariot. Perbedaannya ada pada jenis dan jumlah enzim yang terlibat,
serta kecepatan dan kompleksitas replikasi DNA. Pada organisme eukariot, peristiwa
replikasi terjadi sebelum pembelahan mitosis, tepatnya pada fase sintesis dan siklus
pembelahan sel. Proses sintesis DNA ada dua tahap, yaitu transkripsi dan translasi.
• Model Semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai baru
disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama.
Akhirnya dihasilkan dua rantai DNA baru yang masing-masing mengandung satu
rantai cetakan molekul DNA lama dan satu rantai baru hasil sintesis.
• Model Konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah, berfungsi
sebagai cetakan untuk dua rantaiDNA baru. Replikasi ini mempertahankan molekul
dari DNA lama dan membuat molekul DNA baru.
• Model Dispertif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan
sebagai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru. Oleh karena itu, hasil akhirnya
diperoleh rantai DNA lama dan baru yang tersebar pada rantai DNA lama dan baru.
Replikasi ini menghasilkan dua molekul DNA lama dan DNA baru yang saling
berselang-seling pada setiap untai.
Dari ketiga model tersebut, model semi konservatif merupakan model yang tepat
untuk proses replikasi DNA. Model replikasi DNA ini telah dibuktikan oleh Maselon

Anda mungkin juga menyukai