“Case Manager”
PELATIHAN TAMBAHAN
1. Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan penyusunan dan penerapan
SPO Pelayanan Kedokteran yang terdiri dari Panduan Praktik Klinis, Alur Klinis (Clinical Pathway),
Algoritme, Protokol, Standing order.
2. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) / PCC
3. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG’s
4. Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk kontinuitas pelayanan
5. Pelatihan Manajemen Risiko
6. Pelatihan untuk meningkatkan soft skil ( pengetahuan aspek psiko-sosial, hubungan
interpersonal, komunikasi, dsb)
6
American Case Managers Association (ACMA)
• Lima kategori dalam ruang lingkup pelayanannya, meliputi
pendidikan, koordinasi pelayanan, kepatuhan, pengelolaan transisi,
dan pengelolaan utilisasi.
• Standar pelayanan pengelola kasus menurut ACMA adalah
akuntabilitas, profesionalisme, kolaborasi, koordinasi pelayanan,
advokasi, pengelolaan sumber daya, dan sertifikasi.
• Fungsi penting :
1. Koordinasi, penerapan Patient Centered Care, menjaga kontinuitas pelayanan
2. Koordinasi : Discharge Planning, Follow-up, Pelayanan pasca rawat, Home
care, Sarana komunitas
3. Koordinasi Rujukan, Transfer
4. Monev utilisasi sumber daya (utilization review) : kelayakan / kepantasan /
prioritas dari pemeriksaan – pelayanan, kendali mutu dan biaya
5. Komunikasi dengan : Asuransi (Verifikasi Benefit/Manfaat), Perusahaan /
employer, Rujukan konseling finansial
6. Edukasi, Advokasi, Konseling pasien dan keluarga
7. Asesmen psikososial dan lingkungannya, Hambatan pelayanan, Support
Groups - pendampingan untuk motivasi, spiritual
8. Intervensi konsultasi krisis dengan tim PPA
9. Masalah-masalah legal dan etik
(Sumber berbagai referensi)
• Pembayar
• Perusahaan Era JKN:
• Asuransi Kendali Mutu Kendali Biaya
Output CM :
Kontinuitas Pelayanan
Pelayanan dgn Kendali Mutu dan
Biaya
Pelayanan yang memenuhi
kebutuhan Pasien-Kel pd ranap s/d Case
dirumah
Good Patient Care Manager
Penghubung
• RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit layanan
• Keuangan
CASE MANAGER
DPJP
Perawat Apoteker
Clinical/Team Leader
• Koordinasi Fisio Ahli
• Kolaborasi terapis Pasien, Gizi
Keluarga
• Sintesis, Interpretasi
• Integrasi asuhan Radio
komprehensif Analis
grafer
Lainnya
Yan Kes
/ RS Lain
Case
Manager
Yan
Keuangan/ Sumber : Nico Lumenta,
Billing Asuransi Dokter
Perusahaan/ Keluarga 2014
Employer BPJS
10
Prinsip Pendekatan Manajemen Pelayanan Pasien
1. Gunakan pendekatan kolaboratif berfokus pada pasien (“client-centris”)
2. Sedapatnya memfasilitasi otonomi pasien dan perawatan mandiri melalui advokasi,
pengambilan keputusan bersama, dan pendidikan.
3. Gunakan pendekatan holistik secara komprehensip.
4. Gunakan pendekatan budaya dengan kesadaran dan menghargai perbedaan
5. Promosikan keselamatan klien secara optimal
6. Bina hubungan dgn sumber daya masyarakat
7. Bantu pasien menjelajahi sistem pelayanan kesehatan untuk mencapai pelayanan
yang sukses, termasuk selama transisi
8. Tingkatkan keunggulan profesional dan memelihara praktik
9. Evaluasi hasil dan promosikan hasil yang berkualitas
10. Dukung dan kepatuhan peraturan organisasi lokal, nasional.
CASE MANAGEMENT
RIGHT
PURPOSEFUL
IS COLLABORATIVE
SUPORT
ACCOUNTABILITY
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
3. Healthcare Management and Delivery 4. Healthcare Reimbursement
The Healthcare Management and Delivery domain consists of knowledge The Healthcare Reimbursement domain consists of
associated with various healthcare delivery systems and models across the knowledge associated with types of reimbursement and
continuum of health and human services and case managers’ practice funding systems, sources and methods, utilization
settings. It also includes knowledge of case management models, concepts,
review and management concepts, and roles of case
processes, services, and resources. In addition, this domain addresses
topics such as levels of care, transitions of care, use of standards and managers in effective allocation and management of
guidelines in the management of clients’ care, as well as collaboration resources. This domain also includes quality of care,
among the various people involved in care such as the clients themselves, demonstrating return on investment and cost-
their support systems, multi-specialty care providers, community agencies, effectiveness, and educating clients about health and
and payors. wellness.
• Case Management and Processes of Care • Funding Systems and Payor Sources
• Healthcare Delivery Systems • Utilization Review and Management
• Case Management Programs and Models • Return on Investment of Healthcare Delivery
• Case Management Services Systems
• General Case Management Resources • Balancing Quality With Its Cost
• Education of Clients/Support Systems
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
5. Psychosocial Aspects of Care 6. Rehabilitation
The Psychosocial Aspects of Care domain consists of knowledge The Rehabilitation domain consists of knowledge
associated with the role played by clients’ cultures, values, beliefs, associated with clients’ physical and occupational health
social networks, and support systems, as well as socioeconomic and functioning including vocational and disability
classes relevant to their health condition, ability for self-care concepts, strategies, and resources. This domain also
management, and adherence to treatment regimen. This domain includes roles and skills of various healthcare providers in
also includes knowledge of the case manager’s role as client rehabilitation care settings, return-to-work concepts and
advocate, legal and ethical issues relevant to case management strategies, types of rehabilitation settings/facilities, and
practice, strategies for addressing issues of underinsurance or use of assistive devices or durable medical equipment for
lack of insurance, clients’ education regarding health condition and rehabilitation and vocational purposes. In addition, this
treatment options, counseling and psychosocial support, and domain includes regulations pertaining to rehabilitation.
clients’ home environments and living arrangements.
(The Commission for Case Manager Certification’s Case Management Body of Knowledge®. (CMBOK®), 2011)
Karakteristik Seorang Case Manager
1. Seorang Case Manager harus mempunyai kemampuan untuk mengekspresi-kan pendapat,
keinginan, bukan membela diri, atau cemas. Dapat mengatasi orang maupun situasi yang
sulit dengan tenang & penuh percaya diri, untuk menjamin agar Case Manager berhasil
melayani dalam peran advokasi, memperjuangkan yang terbaik bagi pasien, RS, dan para
pelanggannya. Sangat dianjurkan ada pelatihan komunikasi asertif pada masa orientasi.
2. Case Manager bekerja secara otonom / mandiri, harus mempunyai rasa percaya diri. Dia
harus mempunyai gambaran yang akurat tentang kekuatan dirinya, kelemahannya, maupun
kepribadiannya serta harus bebas dari kepentingan dirinya.
3. Case Manager harus siap untuk menjangkau staf klinis dalam tim PPA (Profesional Pemberi
Asuhan) untuk memberikan advokasi dan dukungan. Case Manager diharapkan menanamkan
hubungan positif dengan pihak lain dalam komunikasi keseharian. Perlu ketrampilan
bernegosiasi, mempunyai daya ingat yang baik, cekatan berbicara, mengatasi stress dengan
baik dan bertindak secara efektif.
4. Case Manager harus seorang yang berani mengambil risiko, mencari sasaran baru yang lebih
memadai dengan tujuan memenuhi kebutuhan pasien. Ada pendapat bahwa Case Manager
haruslah sering “berpihak” kepada pasien.
Fungsi Case Manager
1. Memastikan bahwa program diagnosis dan tindakan yang direncanakan sudah tepat
dan perlu, serta direncanakan sesuai waktunya.
2. Berkomunikasi dengan DPJP / PPA secara harmonis namun efektif. Membantu
mengendalikan biaya pelayanan.
3. Mempromosikan utilisasi sumber-sumber klinis agar efektif dan efisien.
4. Menawarkan bentuk asuhan alternatif kepada pasien sesuai kebutuhannya.
5. Memberikan advokasi kepada pasien, meningkatkan hubungan kolaboratif, agar
pasien / keluarganya dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
6. Bekerja Bersama para manajer rumah sakit, memberi advokasi atas nama pasien
sambal mengkomunikasikan pasien sarana bermutu yang tersedia.
7. Memberi informasi klinis kepada pembayar, mencarikan otorisasi asuhan yang
diperlukan.
8. Membantu partisipasi pasien dalam pemenuhan discharge planning.
Koordinasi Pelayanan Kordinasi pelayanan untuk kontinuitas pelayanan dan
pemenuhan kebutuhan asuhan pasien.
1. Melakukan koordinasi dan integrase pelayanan social ke
dalam asuhan pasien.
2. Mengkoordinasikan pemberian layanan social kepada
pasien dan keluarganya untuk memampukan mereka
menghadapi dampak situasi sakit .
Evaluasi Evaluasi utilisasi pelayanan, pelaksanaan clinical pathway.
1. Melakukan telaah utilisasi pelayanan sejak admisi sampai
pulang.
2. Mengevaluasi kepuasan pasien dan keluarganya.
Tindak lanjut pasca Tindak lanjut pasca kepulangan dan pengembalian
discharge reimbursement bila ada.
Kendali mutu dan biaya Mendorong pemberian pelayanan yang memadai untuk
kendali mutu dan biaya dengan basis kasus per kasus.
Aktivitas Case Manager di RS
1. Mengidentifikasi pasien untuk intervensi manajemen pelayanan pasien
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter dan pasien untuk mengidentifikasi hasil yang
diharapkan dan mengembangkan suatu rencana manajemen pelayanan pasien
3. Memonitor intervensi yang ada relevansinya bagi rencana manajemen pelayanan pasien
4. Memonitor kemajuan pasien kearah hasil yang diharapkan
5. Menyarankan alternatif intervensi praktis yang efisien biaya
6. Mengamankan sumber-sumber klinis untuk mencapai hasil yang diharapkan
7. Membakukan jalur-jalur komunikasi dgn manajer departemen / bagian / unit
8. Bagi pasien dan keluarganya, Case Manager seperti pemandu wisata / tour guide dalam
berbagai perjalanan kegiatan pelayanan di RS
Manfaat Case Manager untuk Rumah Sakit
1. Peningkatan mutu pelayanan
2. Peningkatan kepuasan pasien dan keluarga
3. Peningkatan keterlibatan dan pemberdayaan pasien dalam asuhan
4. Peningkatan kepatuhan pasien dalam asuhan
5. Peningkatan kualitas hidup pasien
6. Peningkatan kolaborasi interprofesional tim PPA
7. Penurunan tkt asuhan sesuai kebutuhan pasien dan panduan klinis
8. Penurunan Lama Dirawat
9. Pencegahan Hari Rawat yang tidak perlu
10. Penurunan frekuensi, jenis dan lama pemeriksaan, termasuk pemeriksaan yang tidak perlu
11. Pengurangan / menghindari tagihan yang tidak perlu
12. Penurunan readmisi ke rumah sakit
13. Pengurangan kunjungan pasien yang sama ke IGD
14. Membantu proses evaluasi penerapan alur klinis (Clinical Pathway)
Keuntungan Case Manager di Rumah Sakit
(Wanless, S : The 7 Key Components For An Effective Case Management. ABeye Network White
Paper. 2010)
Standar
Tata Laksana
Professional
Case Manager
1. Identifikasi, seleksi / skrining pasien
Case manager harus mampu melakukan screening kasus yang
memerlukan layanan. Dia harus mampu menggunakan regulasi kriteria
seleksi secara konsisten. Kriteria yang banyak digunakan , namun tidak
terbatas pada :
• Usia lanjut
• Penyakit katastrofik.
• Penyakit kronis.
• Kondisi terminal (layanan paliatif).
• Riwayat penganiayaan.
Identifikasi, seleksi / skrining pasien
• Pasien gangguan mental. • Pasien dengan banyak DPJP
• Pasien dengan kesulitan • Pasien poly farmasi.
finansial. • Pasien gangguan nutrisi.
• Pasien dengan fungsi kognitif • Pasien nyeri kronis.
rendah.
• Pasien dengan perilaku berisiko.
• Pasien berpendidikan rendah.
• Pasien yang akan lama dirawat.
• Difabel.
• Pasien yang pemulangannya
• Multpel readmisi berisiko
• Potensi complain tinggi • Dll
2. Assesmen Klien
Case Manager harus mampu melaksanakan wawancara assesmen ke
pasien, keluarga dan kalua perlu lingkungannya. Menyangkut assesmen
kebutuhan medis, pengetahuan, sikap dan perilaku, sosial dan
kemampuan fungsional klien. Didokumentasikan terstandar.
Hasil dari assesmen bisa meliputi :
• Kondisi dan Kebutuhan layanan Medis
• Status kesehatan dan kondisi fisik.
• Riwayat sakit dan pengobatan.
• Status gizi
• Prognosis
2. Assesmen Klien Kognitif dan Perilaku
51
4. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari suatu kendala
yang tidak mempengaruhi kinerja/hasil.
5. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh
pelayanan yang optimal sesuai dengan sistem pembiayaan dan
kemampuan finansial dengan berkonsultasi dengan DPJP,
memperoleh edukasi yang adekuat, termasuk rencana pemulangan
yang memperhatikan kontinuitas pelayanan dan yang aman
6. Melakukan monitoring dan evaluasi proses-proses pelayanan dan
asuhan pasien
Modus Kegagalan Case Manager
• Case manager tidak bisa “diterima” oleh PPA dan atau keluarga
pasien.
• Beban kerja terlalu banyak atau case manager masih kerja rangkap.
• Salah memilih profil case manager.
• Kompetensi , pengalaman dan kemampuan komunikasi case manager
masih kurang.
Identification &
Selection
Evaluation of
Development of the
The Case Mgt
Case Mgt Plan
Plan & Follow-up
Implementation
& Coordination
Of Care Activities
(Treiger, TM : The Next Generation: Case Management Today and Its Evolution into the
Future. CMSA TODAY, ISSUE 7 • 2013 • DIGITAL)
Dokumentasi
Case management di Rumah Sakit
Ratio
1 Case Manager menangani 25-50 Pasien
o Sesuai Kompleksitas Pasien
o Sesuai Kebutuhan RS
Signature
Medical Management Consultant
(Mullahy, C.M. : The Case Manager’s Handbook, 5 th edJones & Bartlett Learning, 2014)
Discharge Planning
What is it and how can it help me?
Planning for discharge with clear dates and times reduces:
• Patient's length of stay
• Emergency readmissions
• Pressure on hospital beds
This is true for all patients, both day surgery and patients who have more complex needs.
When does it work best?
With elective care, discharge planning should start before admission. This allows everyone to focus on a clear endpoint in the
patient's care. It also reduces errors and unnecessary delays along the patient pathway.
If inpatient beds are a bottleneck, reducing pressure on beds will increase throughput and therefore reduce referral to
treatment times.
How to use it
There are some common key elements when planning for discharge, regardless of whether a patient is receiving emergency
or elective (inpatient or day case) care. These are:
Specifying a date and / or time of discharge as early as possible
Identifying whether a patient has simple (80 per cent of all patients) or complex discharge planning needs
Identifying what these needs are and how they will be met
Deciding the identifiable clinical criteria that the patient must meet for discharge
Yan
Discharge Planning Follow-up
Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel Penunjang,
• Awal & durante ranap • Ke RS Yan Kes
Rehab
• Kriteria • Telpon Primer
• Tim Multidisiplin dilingkungan
• Keterlibatan Pasien-Kel Proses Pulang :
• Antisipasi masalah o 24-48 jam pra-pulang
• Program Edukasi o Penyiapan Yan dilingkungan
/Pelatihan o Kriteria pulang +
o Resume pasien pulang
o Transport
o dsb
Discharge Planning
• Cegah Komplikasi Pasca
Discharge
• Cegah Readmisi
70
71
KARS Nico A. Lumenta
KARS Nico A. Lumenta
h. 1/2 h. 2/2
75
1/2