Anda di halaman 1dari 19

PENGGUNAAN TETES TELINGA SERUM

AUTOLOGUS DENGAN AMNION UNTUK


PENUTUPAN PERFORASI MEMBRAN TIMPANI

Hidayatul Fitria, Yan Edward


Jurnal Kesehatan Andalas Volume 1 Nomor 1 Tahun 2012

Pembimbing: Clara Dwi Retno Kumororini


dr. Franciscus Foluan, Sp THT-KL 1361050202
ABSTRAK
Latar Belakang: Gangguan pendengaran atau ketulian mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita , keluarga,
masyarakat maupun negara. Salah satu penyebab ketulian yang sering dijumpai adalah radang telinga tengah, terutama
yang disertai perforasi membran timpani yang menetap. Penutupan perforasi membran timpani dapat dilakukan dengan
operatif dan konservatif. Secara konservatif sudah banyak cara yang dilakukan. Salah satunya dengan mengkaustik tepi
perforasi dengan menggunakan silver nitrat untuk membuat luka baru, kemudian digunakan amnion sebagai jembatan
(bridge) dan faktor regulasi yang terdapat pada tetes telinga serum autologous. Tujuan: Untuk menjelaskan gambaran
penggunaan amnion sebagai jembatan dan tetes telinga serum autologous sebagai faktor regulasi. Tinjauan pustaka:
Penutupan perforasi membran timpani dapat dilakukan secara konservatif salah satunya dengan menggunakan tetes
telinga serum autologous sebagai faktor regulator, amnion sebagai jembatan dan penggunaan silver nitrat pada tepi
perforasi untuk membuat luka baru. Serum autologous memiliki asselerator pertumbuhan yaitu epidermal growth factor
(EGF) , transforming growth factor β1 (TGF- β1) dan fibronektin. Asselerator pertumbuhan ini dapat kita temukan pada
penyembuhan membran timpani normal. Sedangkan membran amnion adalah jaringan semi transparan tipis yang
membentuk lapisan terdalam membran fetus dengan susunan membran basalis yang tebal dan jaringan stroma avaskuler.
Membran amnion mempercepat pembentukan epitel normal dengan menekan pembentukan jaringan fibrosis. Sel epitel
amnion memproduksi faktor pertumbuhan seperti fibroblast growth factor dan transforming growth factor beta. Faktor
pertumbuhan akan membantu komunikasi antara epitel dan sel fibroblast stroma untuk menekan proliferasi dan
diferensiasi jaringan fibrosis. Kesimpulan: Diperlukan tiga elemen pada penutupan perforasi membran timpani yaitu
faktor regulasi, jembatan (bridge) dan membuat luka baru pada tepi perforasi.
PENDAHULUAN
• Gangguan pendengaran  penurunan kualitas hidup
• Perforasi membran timpani  gangguan hantaran bunyi  tuli konduktif
• Penyebab ketulian yang banyak dijumpai yaitu radang telinga tengah
yang disertai perforasi membran timpani permanen
• Perforasi membran timpani permanen  lubang pada membran timpani
yang tidak dapat menutup secara spontan dalam waktu 3 bulan setelah
perforasi
• Penyebab perforasi : trauma atau infeksi telinga tengah
• Infeksi kronik  perforasi permanen
PENDAHULUAN
Pentutupan membran timpani : konservatif & operatif
Teknik konservatif :
 Membuat luka baru di tepi perforasi (kaustik)
 Kombinasi kertas sebagai jembaan (Teknik paper patch)
Membutuhkan waktu lama untuk penutupan luka  7 bulan 4 hari
Membran amnion digunakan untuk tandur konjunktiva dan diduga dapat
digunakan pada membran timpani
ANATOMI MEMBRAN TIMPANI

Tympanic membrane. From Jarvis, 1996.


https://medical-dictionary.thefreedictionary.com/tympanic+membrane
HISTOLOGI MEMBRAN TIMPANI
1, 2. Epitel skuamus kompleks
3. Jaringan fibrosa radier
Lamina propria
4. Jaringan fibrosa sirkuler
5. Lapisan mukosa

Tympanic Membrane. University of Minnesota Medical School Duluth. 2015


http://www.d.umn.edu/~jfitzake/Lectures/DMED/InnerEar/ExtMidEar/TympanicMembrane.html
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
Definisi
Otitis media supuratif kronik adalah peradangan akibat infeksi
mukopoeriosteum kavitas timpani yang ditanda dengan perforasi
membran timpani dengan secret yang keluar terus menerus atau
hilang timbul dan dapat menyebabkan perubahan patologik yang
permanen.

Klasifikasi
• OMSK benigna : tipe inaktif, tipe laten, tipe aktif
• OMSK maligna
Faktor predisposisi

1.Disfungsi tuba auditoria kronik

1.Perforasi membran timpani yang


menetap

1.Bakteri yang resisten terhadap


antibiotika

1.Faktor konstitusi alergi


TETES TELINGA AUTOLOGOUS SERUM
Tiga elemen pada penyembuhan jaringan:
1. Sel
2. Jembatan (bridge)
3. Faktor regulasi

Serum autologous : tidak bersifat antigen


memiliki faktor pertumbuhan, vitamin, dan immunoglobulin
menstimulasi proliferasi jaringan dalam penyembuhan luka
Tetes telinga serum autologous didapatkan dengan cara:
• Mengambil darah vena
• Darah disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 3000rpm
• Serum diencerkan 50% secara steril dengan antibiotic tetes telinga
lalu dimasukan dalam vial 5cc

Tetes telinga serum autologous disimpan di dalam kulkas pada suhu 4oC

Penggunaan pada perforasi membrane timpani :


• diteteskan 1-2 tetes dan dibiarkan 10 menit,
• dilakukan 2-4 kali/hari dan evaluasi setiap 2 minggu
Faktor-faktor Pertumbuhan dalam
Tetes Telinga Serum Autologous

IL-6 EGF
Interleukin 6 Epidermal growth factor

Proliferasi epitel dan migrasi dari


daerah dengan vaskularisasi baik

TGF-β1 Fibronektin
Tumor growth factor β 1
MEMBRAN AMNION
Struktur Membran Amnion
Membran amion  jaringan semi
transparan tipis yang membentuk
lapisan terdalam membrane fetus,
dengan susunan membrane basalis
yang tebal dan jaringan stroma
avascular.

Terdiri dari dua lapisan utama:


- chorion
- membrane amnion
Membran amnion non viable
Membrane amnion kering yang telah mengalami proses liofilisasi
Proses liofilisasi (freeze drying)  menghilangkan kandungan air melalui
proses sublimasi
Membran amnion yang mengalami freeze drying
• Sel epitelnya mati
• Sifat fisik tidak berubah (tegangan putus, daya tembus uap air, daya
serap air)
• Kandungan kimiawi dapat dipertahankan (laminin, integrin, fibronectin,
kolagen)
Aplikasi penggunaan membran amnion
o Penelitian Hartanto, keberhasilan penutupan perforasi dengan membrane amnion
sebanyak 27 subyek (75%) dan pada kelompok kertas rokok sebanyak 18 subyek
(50%)

Pemilihan amnion sebagai bahan jembatan (bridge) :


• Jaringan epitel pada stroma amnion mengandung faktor pertumbuhan 
mempercepat proses epitelisasi
Sembilan fungsi biologic yang spesifik dan keuntungan membran amnion sebagai
penutup luka:
1. Menurunkan jumlah bakteri pada luka
2. Mengurangi kehilangan cairan
3. Mempercepat penyembuhan luka
4. Melindungi pertumbuhan epitel
5. Menguatkan perlekatan dari permukaan luka, meningkatkan mobilities, dan
menghilangkan rasa sakit
6. Mempersiapkan tandur jaringan
7. Persiapan pada defek kulit untuk menutup
8. Menurunkan stress fisiologi pada pasien
9. Stimulasi neovaskularisasi
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENUTUPAN
PERFORASI MEMBRAN TIMPANI
o Regenerasi sel : manipulasi sel, jembatan, faktor regulasi
o Proses penutupan perforasi membran timpani pertama oleh epitel skuamus,
selanjutnya lamina propria, dan lamina mukosa
o Penutupan terjadi pada hari ke 5-10 tergantung ukuran perforasi
o Epitel skuamus cenderung tumbuh lebih cepat dibanding jaringan di bawahnya
sehingga akan bertemu dengan lapisan mukosa kecuali ada bahan tipis dan datar
yang menempel pada permukaan tepi perforasi
o Kekeringan tepi perforasi  membunuh fibroblast muda  pertumbuhan epitel terus
berlangsung hingga bertemu dengan lapisan mukosa  proses penutupan terhenti
Beberapa faktor perlu diperhatikan dalam keberhasilan penutupan perforasi
membrane timpani permanen:
o Faktor pertumbuhan yang memacu pertumbuhan pembuluh darah baru (angiogenik)
mempunyai potensi mempercepat penyembuhan luka jaringan ikat.

o Faktor angiogenik  merangsang terbentuknya sel endothelial vaskuler dan


merangsang migrasi atau proliferasi sel endoteliat vaskuler

o Reaksi inflamasi  perforasi atua luka baru akan meningkatkan aktivitas proliferasi
pertumbuhan

Faktor lain yang berpengaruh : infeksi tepi perforasi, luas perforasi, proses degenerasi,
fungsi tuba auditoria, umur, dan status gizi.
KESIMPULAN
1. Gangguan pendengaran  dampak merugikan
2. Salah satu penyebab ketulian yang sering dijumpai adalah radang telinga tengah,
terutama yang disertai perforasi membrane timpani yang menetap
3. Penutupan perforasi membrane timpani dapat dilakukan secara konservatif dan
operatif
4. Penutupan membrane timpani secara konservatif memilki beberapa keuntungan
5. Salah satu cara penutupan perforasi membrane timpani secara konservatif: tetes
telinga serum autologous dan membrane amnion
6. Tetes telinga serum autologous, diambil dari darah vena, berfungsi sebagai
regulator
7. Membran amnion berperan sebagai jembatan, yaitu mempercepat pembentukan
epitel normal dengan menekan pembentukan jaringan fibrosis.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai