Anda di halaman 1dari 22

STATISTIK 1

Akbar Taufik, S.Pd., M.Pd.

Ukuran Lokasi

Sesi 14
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus
Mampu memahami ukuran 1. Mampu menjelaskan definisi ukuran kemencengan
kemencengan kurva kurva.
2. Mampu menguraikan jenis-jenis dalam kemiringan
distribusi data
3. Mampu menggambarkan kemiringan suatu
distribusi data (skewness)
4. Mampu menjelaskan metode untuk mengetahui
kemiringan distribusi data.
5. Mampu menghitung nilai skewness dengan
menggunakan metode Pearson, metode Bowley,
metode koefisien kemiringan persentil, serta
menginterpretasikannya.
6. Mampu menggambarkan skewness

2
Ukuran Kemencengan Kurva

3
Pengantar
 Ukuran kemiringan kurva adalah ukuran yang
menyatakan derajat ketidaksimetrisan suatu lengkungan halus
(kurva) dari suatu distribusi frekuensi.
 Sebuah distribusi yang tidak simetris akan memiliki mean,
median, dan modus yang tidak sama besarnya, sehingga
distribusi akan terkonsentrasi pada salah satu sisi dan
kurvanya akan miring.

4
Jenis
Kemiringan distribusi data ada tiga jenis, yaitu:
1. Simetris atau normal, jika kurva frekuensi suatu distribusi memiliki ekor yang
simetris, sehingga nilai skewness untuk data dengan distribusi normal adalah 0.
2. Miring ke kanan atau kemiringan positif, jika kurva frekuensi suatu distribusi
memiliki ekor yang lebih memanjang ke kanan ( x terletak di sebelah kanan Mo), maka
disebut miring kanan (positif).
3. Miring ke kiri atau kemiringan negatif, jika kurva frekuensi suatu distribusi
memiliki ekor yang lebih memanjang ke kiri ( x terletak di sebelah kiri Mo), maka
disebut miring kiri (negatif).

5
Ilustrasi Skewness
Mean > Modus Mean < Modus
Modus Modus

Mean Mean

Skewness Simetri/Normal Skewness Positif Skewness Negatif

 Kemiringan distribusi data disebut juga dengan kemiringan atau


kemencengan atau kemenjuluran (skewness).
 Kemiringan adalah derajat atau ukuran dari ketidaksimetrian
(asimetri) suatu distribusi data.
 Skewness disimbolkan dengan Sk.

6
1. Metode Koefisien Kemiringan Pearson

 Koefisien kemiringan  Koefisien kemiringan


Pearson merupakan nilai Pearson dirumuskan
selisih antara rerata sebagai berikut:
hitung/mean dengan x  Mo
Sk 
SD
modus dibagi simpangan
baku. Keterangan:
x = rerata hitung
Sk = skewness
Mo = modus
SD = simpangan baku

7
Contoh 6.10: berikut ini data nilai Penyelesaian:
ujian Statistik I pada 60 mahasiswa 1. Menghitung rerata hitungnya
yang sudah disusun kedalam tabel a. Menghitung xi dan ∑ xi * fi dalam
distribusi frekuensi. tabel
Jumlah No Nilai f xi f * xi
Nilai 1 9 - 21 3 15 45
Mahasiswa
9 - 21 3 2 22 - 34 4 28 112
3 35 - 47 4 41 164
22 - 34 4
4 48 - 60 8 54 432
35 - 47 4
5 61 - 73 12 67 804
48 - 60 8
6 74 - 86 23 80 1.840
61 - 73 12 7 87 - 99 6 93 558
74 - 86 23 Jumlah 60 3.955
87 - 99 6
Ditanyakan: hitunglah nilai skewness Keterangan: rumus menghitung xi = ½ (batas
atas + batas bawah), misalnya kelas ke-1 nilai
dengan menggunakan metode Pearson, xi = ½ (9 + 21) = 15.
interpretasikan dan ilustrasikan! b. Menghitung rerata hitung dengan
rumus:

x
X * fi i

3.955
 65,92
f i 60
8
2. Menghitung modusnya b. Menghitung nilai modus dengan
a. Menentukan letak kelas modus. rumus:
 Sesuai definisi modus yaitu data yang   b1    11 
Mo  b   p *    73,5  13 *    78,60
frekuensinya paling sering   b1  b2     11  17 
muncul/paling besar (frekuensi 3. Menghitung simpangan baku
yang nilainya terbesar adalah 23), maka
a. Menghitung xi dan f * xi dalam
letak kelas modus pada kelas ke-6
(Nilai Ujian 74-86 dengan tabel.
frekuensi 23) No Nilai f xi f * xi
1 9 - 21 3 15 45
2 22 - 34 4 28 112
p = 22 – 9 = 13

No Nilai f 3 35 - 47 4 41 164
1 9 - 21 3 4 48 - 60 8 54 432
2 22 - 34 4 5 61 - 73Interval12Kelas 67 x f804
6 74 - 86 23 80 1.840
3 35 - 47 4 7 87 - 99 9 – 21
6 93 15 3558
4 48 - 60 8 Jumlah 60 3.955
22 – 34 28 4
5 61 - 73 12 b1 = 23 –12 = b.11 Keterangan: rumus menghitung x = ½ (batas
6 74 - 86 23 Letak kelas modus 35 – 47 i 41 4
b2 = 23 – 6 = 17 atas + batas bawah), misalnya kelas ke 1
7 87 - 99 6 + 9)– =6015.
nilai xi = ½ (21 48 54 8
Jumlah 60
61 – 73 67 12
b = 74 – 0,5 = 73,5 74 – 86 80 23
9
87 – 99 93 6
b. Menghitung rerata hitung d. Menghitung simpangan baku
dengan rumus: dengan rumus:
x
X * f
i i

3.955
 65,92
f i 60
 f * x  x 
2
26.124,6
c. Menghitung (x - )2 dan
x f * (x SD 
i
  435,41  20,86
f 60
- )2 kedalam tabel
x

2 2
No Nilai f xi f * xi (xi - x ) f * (xi - x )
1 9 - 21 3 15 45 2.592,8 7.778,5
2 22 - 34 4 28 112 1.437,9 5.751,7 Interv
3 35 - 47 4 41 164 621,0 2.484,0 9
4 48 - 60 8 54 432 142,1 1.136,7
22
5 61 - 73 12 67 804 1,2 14,0
6 74 - 86 23 80 1.840 198,2 4.559,7 35
7 87 - 99 6 93 558 733,3 4.400,0 48
Jumlah 60 3.955 26.124,6 61
74
87
10
4. Menghitung skewness
dengan rumus:
6. Ilustrasi skewness
x  Mo 65,92  73,5 Modus = 87,61
Sk    0,61
SD 20,86
5. Interpretasinya: karena Mean < Modus

nilai skewness = -0,61 Mean = 65,92

(negatif), maka kurva


miring ke kiri dengan Frekuensi

kemiringan yang
berarti.
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Kelas

11
2. Metode Koefisien Kemiringan Bowley

 Koefisien kemiringan  Koefisien kemiringan


Bowley berdasarkan Bowley dirumuskan
pada hubungan kuartil- sebagai berikut:
kuartil (K1, K2 dan K3) k 3  2 * k 2   k1
Sk 
dari sebuah distribusi k3  k1
data. Keterangan:
 Koefisien kemiringan K1 = kuartil satu
Bowley disebut juga K2 = kuartil dua
koefisien kuartil. K3 = kuartil tiga
Sk = skewness

12
Asumsi
1. Distribusi akan miring ke kanan 4. Distribusi data miring ke kiri, jika
atau miring secara positif, jika nilai Sk negatif.
K 3 – K 2 > K 2 – K 1. 5. Kurva distribusi data yang miring
2. Distribusi akan miring ke kiri atau tidak berarti, jika nilai Sk = atau
miring secara negatif, jika K3 – ± 0,10.
K 2 < K 2 – K 1. 6. Kurva distribusi data yang miring
3. Distribusi data miring ke kanan, berarti, jika nilai Sk > 0,30.
jika nilai Sk positif.

13
Contoh 6.11: berikut ini data nilai Penyelesaian:
ujian Statistik I pada 80 mahasiswa 1. Menghitung nilai distribusi
yang sudah disusun kedalam tabel frekuensi kumulatif “kurang
distribusi frekuensi. dari” kedalam tabel
Jumlah
Nilai
Mahasiswa
31 – 37 1 fkum
No Nilai f
38 – 44 2
45 – 51 5 1 31 – 37 1 1
52 – 58 12 2 38 – 44 2 3
59 – 65 23
3 45 – 51 5 8
66 – 72 18
73 – 79 10 4 52 – 58 12 20
80 – 86 5 5 59 – 65 23 43
87 – 93 3 6 66 – 72 18 61
94 – 100 1
7 73 – 79 10 71
Ditanyakan: hitunglah nilai skewness 8 80 – 86 5 76
dengan menggunakan metode Bowley, 9 87 – 93 3 79
interpretasikan dan ilustrasikan! 10 94 – 100 1 80
Jumlah 80

14
2. Menentukan nilai K1 dengan 3. Menentukan nilai K2 dengan
rumus: rumus:
  1 * n  F    1 * 80  8    2 * n  F    2 * 80  20 
K1  Bb   p *  4   51,5  7 *  4   58,5 K 2  Bb   p *  4   58,5  7 *  4   64,59
  f k1    12    fk2    23 
p = 38 – 31 = 7

p = 38 – 31 = 7
No Nilai f fkum No Nilai f fkum
1 31 – 37 1 1 1 31 – 37 1 1
fk1 = 12
2 38 – 44 2 3 2 38 – 44 2 3 fk2 = 23
3 45 – 51 5 8 F=8 3 45 – 51 5 8
4 52 – 58 12 20 Letak K1 = 20 4 52 – 58 12 20 F = 20
5 59 – 65 23 43 5 59 – 65 23 43 Letak K2 = 40
6 66 – 72 18 61 6 66 – 72 18 61
7 73 – 79 10 71 7 73 – 79 10 71
8 80 – 86 5 76 8 80 – 86 5 76
9 87 – 93 3 79 9 87 – 93 3 79
10 94 – 100 1 80 10 94 – 100 1 80
Jumlah 80 Jumlah 80

Bb = 52 – 0,5 = 51,5 n = 80 Bb = 59 – 0,5 = 58,5 n = 80

15
4. Menentukan nilai K3 dengan 6. Interpretasinya: karena nilai
rumus: skewness = 0,16 (positif),
  3 * n F    3 * 80 43 
K 3  Bb   p *  4   66,5  7 *  4   73,11 maka kurva miring ke kanan
  fk3    18 
dengan kemiringan yang
p = 38 – 31 = 7

No Nilai f fkum
1 31 – 37 1 1
berarti.
2 38 – 44 2 3 7. Ilustrasi skewness
3 45 – 51 5 8 fk2 = 18
4 52 – 58 12 20
5 59 – 65 23 43 F = 43
6 66 – 72 18 61 Letak K3 = 60
K2 = 64,59
7 73 – 79 10 71
8 80 – 86 5 76
9 87 – 93 3 79
10 94 – 100 1 80
Jumlah 80

Frekuensi
K1 = 58,5
Bb = 66 – 0,5 = 65,5 n = 80 K3 = 73,11
5. Menghitung nilai skewness
dengan rumus:
k 3  2 * k 2   k1 73,11  2 * 64,59  58,5
Sk    0,16
k 3  k1 73,11  58,5

0 2 4 6 8 10 12

Kelas

16
3. Metode Koefisien Kemiringan Persentil

 Koefisien kemiringan  Koefisien kemiringan


persentil didasarkan atas persentil dirumuskan
hubungan antar persentil sebagai berikut:
(P90, P50 dan P10) dari P  P   P50  P10 
Sk  90 50
sebuah distribusi data. P50  P10
Keterangan:
P10 = persentil sepuluh
P50 = persentil lima puluh
P90 = persentil sembilan puluh
Sk = skewness

17
Contoh 6.12: berikut ini data nilai Penyelesaian:
ujian Statistik I pada 80 mahasiswa 1. Menghitung nilai distribusi
yang sudah disusun kedalam tabel frekuensi kumulatif “kurang
distribusi frekuensi. dari” kedalam tabel.
Jumlah
Nilai
Mahasiswa
31 – 37 1
38 – 44 2 No Nilai f fkum
45 – 51 5 1 31 – 37 1 1
52 – 58 12
59 – 65 23 2 38 – 44 2 3
66 – 72 18 3 45 – 51 5 8
73 – 79 10
80 – 86 5 4 52 – 58 12 20
87 – 93 3 5 59 – 65 23 43
94 – 100 1
6 66 – 72 18 61
Ditanyakan: hitunglah nilai skewness 7 73 – 79 10 71
dengan menggunakan metode koefisien 8 80 – 86 5 76
kemiringan persentil, interpretasikan 9 87 – 93 3 79
10 94 – 100 1 80
dan ilustrasikan!
Jumlah 80

18
2. Menentukan nilai P10 dengan 3. Menentukan nilai P50 dengan
rumus: rumus:
   10 * n F 
  44,5  7 *  100 * 80 3   51,5 P50  Bb   p *  100 * n F   58,5  7 *  100 * 80 20   64,58
 10
   50   50

P10  Bb   p *  100
  f p10 
   5    f p 50 
   23 

p = 38 – 31 = 7
No Nilai f fkum
p = 38 – 31 = 7

No Nilai f fkum
fp10 = 5 1 31 – 37 1 1
1 31 – 37 1 1
2 38 – 44 2 3
2 38 – 44 2 3 F=3 fp50 = 23
3 45 – 51 5 8
3 45 – 51 5 8 Letak P10= 8
4 52 – 58 12 20 F = 20
4 52 – 58 12 20
5 59 – 65 23 43 Letak P50= 40
5 59 – 65 23 43
6 66 – 72 18 61
6 66 – 72 18 61
7 73 – 79 10 71
7 73 – 79 10 71
8 80 – 86 5 76
8 80 – 86 5 76
9 87 – 93 3 79
9 87 – 93 3 79 10 94 – 100 1 80
10 94 – 100 1 80 Jumlah 80
Jumlah 80
Bb = 59 – 0,5 = 58,5 n = 100
Bb = 45 – 0,5 = 44,5 n = 100

19
4. Menentukan nilai P90 dengan 6. Interpretasinya: karena nilai
rumus: skewness = 2,24 (positif),
   * n F 
  79,5  7 *   * 80 71   80,9
90
 90
 maka kurva miring ke kanan
P90  Bb   p * 100 100
 
  f    5 
p 90
dengan kemiringan yang
p = 38 – 31 = 7

No Nilai f f
1 31 – 37 1 1
kum
berarti.
2 38 – 44 2 3 7. Ilustrasi skewness
3 45 – 51 5 8
4 52 – 58 12 20
5 59 – 65 23 43 P50 = 64,58
fp90 = 5
6 66 – 72 18 61
7 73 – 79 10 71 F = 71
8 80 – 86 5 76 Letak P90= 72
9 87 – 93 3 79
10 94 – 100 1 80

Frekuensi
Jumlah 80

Bb = 80 – 0,5 = 79,5 n = 100


5. Menghitung nilai skewness P10 = 51,5 P90 = 80,9

dengan rumus:
0 2 4 6 8 10 12
P  P   P50  P10   80,9  64,58  64,58  51,5  16,32  13,08 
Sk  90 50
29,4
 2,24 Kelas
P50  P10 64,58  51,5 13,08 13,08

20
Soal Latihan
1. Jelaskan definisi dari:

a. Ukuran kemiringan kurva.

b. Skewness.

2. Sebutkan dan uraikan jenis-jenis dalam kemiringan distribusi data!

3. Gambarkan kemiringan suatu distribusi data (skewness)!

4. Sebutkan metode untuk mengetahui kemiringan distribusi data!

21
5. Data nilai UAS Statistik I sebagai berikut:
Jumlah
Nilai
Mahasiswa
40 - 44 3
45 - 49 4
50 - 54 6
55 - 59 8
60 - 64 10
65 - 69 11
70 - 74 15
75 - 79 6
80 - 84 4
85 - 89 2
90 - 94 2
Ditanyakan:
a. Hitunglah nilai skewness dengan menggunakan metode Pearson,
interpretasikan dan ilustrasikan!
b. Hitunglah nilai skewness dengan menggunakan metode Bowley,
interpretasikan dan ilustrasikan!
c. Hitunglah nilai skewness dengan menggunakan metode koefisien
kemiringan persentil, interpretasikan dan ilustrasikan!

22 HY

Anda mungkin juga menyukai