Anda di halaman 1dari 48

PENANGGULANGAN dbd

DI JAWA TENGAH
OUTLINE
2

1. PENDAHULUAN
2. SITUASI DBD DI JATENG
3. KEBIJAKAN, STRATEGI
4. DIAGNOSA & TATALAKSANA
5. HAMBATAN
6. PENUTUP

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


No larvae, No mosquitoes,
No dengue6
DBD CUKUP SULIT DIKENDALIKAN
 Belum ditemukan vaksin dan Obatnya.
 Telah terbukti penularan TRANSOVARIAL
 Vektor penularnya tersebar luas (Dimana-mana)
 Terjadi resistensi nyamuk terhadap Insektisida
 Belum ada Penegakan Payung hukum yang TEGAS.
Tanda dan Gejala

KLMNOPR

K epala nyeri
L emah

Demam/panas
M ual,muntah
tinggi N yeri Otot & sendi
mendadak
P erdarahan spontan
Terus menerus
R uam
selama 2-7
hari.
INTRODUCTION
 Dengue is the most rapidly spreading mosquito-
9

borne viral disease in the world


 Dengue viruse : DENV-1, DENV-2, DENV-3 and
DENV-4
 Dengue infection is still a public health problem
worldwide
 Iceberg/crocodile's mouth phenomenon
 In the last 50 years, incidence has increased 30-fold with
increasing geographic expansion to new countries and, in
the present decade, from urban to rural settings
 An estimated 50 million dengue infections occur annually
10 and approximately 2.5 billion people live in dengue endemic
countries
12
SITUASI DBD

BAGIAN KEDUA
INSIDENCE RATE DAN CASE FATALITY RATE DBD
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008- 2016
13
 Angka kesakitan ( IR) di
Provinsi Jawa Tengah
mengalami fluktuasi, dan
pada tahun 2008
menunjukkan angka
/100.000 penduduk

kesakitan tertinggi.
 Angka kematian (CFR)
tertinggi di Provinsi Jawa
Tengah yaitu tahun 2015
sedangkan dari tahun 2008-
2016 selalu terjadi kasus
kematian akibat DBD di
Provinsi Jawa Tengah.
 Pada tahu 2011 IR dan CFR
DBD Jawa Tengah pada

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng posisi terendah.


14

20
40
60
80

0
100
120
140
160
KOTA SURAKARTA

146
REMBANG

96
KUDUS

80
BATANG
BLORA

73 71
SRAGEN

67
TEMANGGUNG
KOTA MAGELANG
JEPARA

61 60 59
DEMAK
GROBOGAN
SEMARANG

57 55 55
DI JAWA TENGAH

KARANGANYAR

52
PATI
KLATEN
BOYOLALI
KENDAL 48 47 45
44
BREBES
CILACAP
40 38

PEMALANG
KOTA SALATIGA
BANJARNEGARA
PEKALONGAN
37 36 36 34

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


SUKOHARJO
KEBUMEN
BANYUMAS
ANGKA KESAKITAN DBD TAHUN 2016

PURWOREJO
33 31 31 30

PURBALINGGA
28

KOTA SEMARANG
MAGELANG
24 21

KOTA TEGAL
TEGAL
20 20

KOTA PEKALONGAN
12
8

WONOSOBO
5

WONOGIRI
JAWA TENGAH
43.4
ANGKA KESAKITAN DBD TAHUN 2016
DI JAWA TENGAH
Jepara
Jepara
Pati
Rembang
Kota Tegal Kota Pekalongan Kudus
Brebes
Pemalang Demak
Batang Kota
Tegal Kendal Blora
Pekalongan Bata
ng Semarang
Grobogan
Kab Semarang
Pekalonga
n Temanggung
Kota
Purbalingga
JABAR

Kab. MagelangSalatiga
Wonosobo Sragen
Banyumas Banjarnegara
Magel
Kota Magelang Boyolali
Cilac ang Surakarta
S
ap Cilacap Kebumen

JATIM
Klaten R Kr.anyar
Purworejo
Magelan K
Sukoharjo
g
DI. Yogyakarta
Wonogiri

Keterangan :

IR > 43,4/100.000 pddk

28
0.0
0.5
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0

1.0
TEGAL

4.6
WONOGIRI

3.8
SUKOHARJO

3.5
KUDUS
KOTA MAGELANG

2.8 2.7
KLATEN

2.7
BANYUMAS
REMBANG
KOTA SEMARANG

2.2 2.2 2.1


KOTA TEGAL

2.0
DEMAK
KOTA SURAKARTA
BOYOLALI

1.9 1.9 1.8


KENDAL
GROBOGAN 1.7 1.6
KOTA SALATIGA
BATANG
CILACAP
1.5 1.5 1.4

PATI
1.3

KARANGANYAR
SEMARANG
1.1 1.1

BANJARNEGARA
SRAGEN
DI JAWA TENGAH

PEMALANG
BLORA
0.9 0.8 0.8 0.8

PURBALINGGA
0.8

BREBES
PURWOREJO
0.6 0.5

TEMANGGUNG
ANGKA KEMATIAN DBD TAHUN 2016

MAGELANG
PEKALONGAN
0.4 0.4 0.3

JEPARA
KEBUMEN
0.3 0.3

WONOSOBO
KOTA PEKALONGAN
0.0 0.0

JAWA TENGAH
1.46
ANGKA KEMATIAN DBD TH 2016
JAWA TENGAH
Jepara
Jepara Pati
Rembang
Kota Tegal Kudus
Kota Pekalongan
Brebes Kota
Pemalang Demak
Tegal Batang Kendal Semarang Blora
Pekalongan Bata
ng Grobogan
Pekalonga Kab Semarang
n Temanggung
Purbalingga Kota
JABAR

Salatiga
WonosoboKab. Magelang Sragen
Banyumas Banjarnegara
Magel Boyolali Surakarta
Cilac Kota Magelang
ang
S
apCilacap Kebumen

JATIM
Purworejo Klaten R Kr.anyar
Magelan Sukoharjo
K
g
Keterangan : DI. Yogyakarta
Wonogiri
CFR > 1,5%

1 < CFR <1,5%

CFR =0 - 1

30
18 KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAGIAN KETIGA

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


Kebijakan Pengendalian DBD
 Meningkatkan perilaku hidup sehat dan
kemandirian terhadap pengendalian DBD
 Meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat
terhadap penyakit DBD
 Meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
program pengendalian DBD
 Memperkuat kerjasama LS/LP POKJANAL,
KOMLI
 Pembangunan berwawasan lingkungan
Strategi Pengendalian DBD
1. Pengendalian vektor dari larva sampai nyamuk
dewasa dengan mengedepankan upaya
pemberdayaan masyarakat melalui gerakan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), mewujudkan
terlaksananya Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.
2. Penguatan Surveilans untuk deteksi dini, pencegahan
& pengendalian kasus & KLB DBD
3. Penatalaksanaan penderita yang adekuat untuk
mencegah kematian (termasuk early diagnosis and
prompt treatment)
Program Unggulan Jawa Tengah
(Upaya REDUKSI DBD)
1. Pemberdayaan Masyarakat dalam pelaksanaan PSN
melalui pengembangan Kawasan Bebas Jentik
 Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik
2. Standarisasi Diagnosa oleh Komisi Ahli (KOMLI)
Penanggulangan DBD Jawa Tengah
3. Penguatan Survailans DBD dengan Penggunaan
Elektronik DBD
# GERAKAN 1 RUMAH 1
JUMANTIK
 Gerakan 1 Rumah 1
Jumatik dalam PSN 3 M
Plus: bahwa upaya
pencegahan dan
pengendalian DBD di
mulai dari masing-
masing rumah tangga

 Upaya pencegahan DBD


akan berjalan optimal
jika:
 tiap-tiap rumah tangga
berperan, dan
 rutin melaksanakan
PSN 3M Plus
sekurang-kurangnya
seminggu sekali
P2 DBD
Revitalisasi
POKJANAL

Kemitraan : Lintas GERAKAN


PSN 3M- IR<
Sektor , LSM (PKK,
20/100.000
Fatayat),& CSR 1 RUMAH
PDDK
(ROTARI, Pocary) 1 JUMANTIK

Dukungan Lintas
Program

KOMISI AHLI TATALAKSANA CFR <


(KOMLI) DBD KASUS DBDDI FASKES
SESUAI STANDART WHO 1%
PENANGGULANGAN
24

Kegiatan Pemberantasan Nyamuk penular


DBD yang dilaksanakan dengan melakukan :
1. PSN-DBD.
2. Larvasidasi.
3. Penyuluhan.
4. Fogging / Pengasapan (sesuai dg Kriteria )

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


PENANGGULANGAN PENYAKIT DBD di
MASYARAKAT 1. Bila DITEMUKAN kasus DBD
*Kriteria PF : (1)

25 lain (1 atau lebih) dan/atau


2. DITEMUKAN > 3 - PSN-3M
suspek/tersangka DBD -Penyuluhan
PENDERITA 3. DITEMUKAN jentik -LARVASIDASI
nyamuk DBD ≥5% dari -Fogging focus
seluruh rumah yang radius 200 m 2
diperiksa siklus interval 1
*Kriteria PF : (2) minggu
1. Bila TIDAK ditemukan
YANKES PE kasus DBD lainNYA
- PSN-3M
2. Dan ditemukan jentik
-Penyuluhan
nyamuk DBD ≥5% dari
-LARVASIDASI
seluruh rumah yang
diperiksa

DINKES *Kriteria PF : (3)


1. Bila TIDAK ditemukan -Penyuluhan
kasus DBD lainNYA
2. DBD
Dan–TIDAK
P2 Dinkesditemukan
Prov Jateng
jentik
Perkembangan Teknologi
27 Pengendalian DBD

 Pengembangan vaksin DBD.


 Beberapa penelitian tentang modifikasi pada
nyamuk (mandul, wolbachia)
 Pemeriksaan sirkulasi serotype virus Dengue di
beberapa daerah endemis.

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


Pembelajaran Pengendalian DBD di JATENG

1. Kota Semarang : Buru Sergap (BUSER) Jentik di


Sekolah Dasar/Sederajat, Celana Panjang, Perda,
Gasurkes, Sosialisasi DB pd Camat & Lurah
2. Kab. Purbalingga : 1 Jam 1 Minggu Berantas Jentik
3. Kota Surakarta : Jumat Bersih
4. Kabupaten Pati : SIKAT WAE (Siaga Masyarakat
Waspada Aedes Aegypti. Dipimpin oleh Bupati secara
langsung
5. Desa Kragilan Kab. Boyolali : PSN Serentak (yg
ditemukan jentik diberi bendera awas jentik) => 3 tahun
bebas kasus DBD
29

 KAB. KLATEN  Pencanangan Desa Bebas Jentik Bupati


(Komitmen sesuai kriteria Fogg)
(Sebelum Fogging  PSN & Nol Jentik)
 GUBERNUR  BUSER JENTIK 2015
 DINKES JATENG  KAWASAN BEBAS JENTIK

DBD – P2 Dinkes Prov Jateng


TANTANGAN PENGENDALIAN
ARBOVIROSIS

1. KLB masih terjadi (Kab. Banyumas)


2. Terjadinya KLB dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
meningkatnya curah hujan, perubahan lingkungan,
kepadatan penduduk yg berdampak pd meningkatnya
tempat perindukan nyamuk shg meningkatkan penularan,
dan sistim surveilans yang belum optimal
3. Perhatian pemerintah provinsi & kab/ kota pd
pengendalian Arbovirosis masih perlu ditingkatkan
termasuk meningkatkan alokasi anggaran
4. Perhatian masyarakat pd upaya pengendalian vector
masih perlu ditingkatkan utk mencegah perindukan
nyamuk di dlm & di luar rumah
RENCANA
DUKUNGAN MANAJEMEN
 Adanya aturan perundang-undangan (Perda)
yang mengatur upaya pengendalian DBD di
semua level & sektor
 Peningkatan SDM bagi Pengelola program dan
Jabatan fungsional tertentu
 Standarisasi alat dan bahan pengendalian DBD
di semua level
 Pemanfaatan media promosi kesehatan
PENUTUP
32

1. Mengoptimalkan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal)


secara Berjenjang.
2. Bupati/Walikota melalui jajarannya agar meningkatkan
komitmen terhadap Pokjanal DBD  Meningkatkan
pendanaan untuk “kegiatan PSN 1 rumah 1 Jumantik”.
3. Mendukung regulasi pemerintah daerah tentang
pengendalian Demam Berdarah Dengue
4. Menggalang kemitraan di bidang kesehatan dengan mitra
kerja di masing-masing daerah ( mis : perguruan tinggi,
media massa, organisasi, swasta dan komponen masyarakat
lainnya) dalam PSN.
Siklus Hidup Nyamuk

FA/Demam berdarah
Profil pengenalan jentik Aedes aegypti

Vector control

 In the past
 Insecticiding
during epidemics
(Malathion, Permethrin and
ICON)

40
MRC/ICMR
Aedes aegypti
Aedes albopictus
TEMPAT BERKEMBANG BIAK

 Nyamuk perlu air : Untuk meletakkan


telur.
 Air yang disukai : JERNIH DAN TIDAK
BERHUBUNGAN DENGAN TANAH.
 Air tidak mengalir

 Tidak ada peredator : Ikan dsb


2. Tempat perindukan/habitat vektor DBD

A. Pot bunga B. Ban bekas

C. Kantong
Semar
Dispenser Perangkap
semut

Drum Bawah
kulkas
POT, VAS BUNGA DAN
TAMAN

FA/Demam berdarah
TALANG

FA/Demam berdarah
CONTOH GERAKAN MASYARAKAT
DALAM PEMBERANTASAN DEMAM
BERDARAH
PERDES dan POSTER DBD
di Desa Kragilan, Mojosongo, Kab. Boyolali

FA/Demam berdarah
BENDERA PERINGATAN DBD

FA/Demam berdarah
CONTOH GERAKAN MASYARAKAT
DALAM PEMBERANTASAN DEMAM
BERDARAH
PERDES dan POSTER DBD
di Desa Kragilan, Mojosongo, Kab. Boyolali

FA/Demam berdarah
BENDERA PERINGATAN DBD

FA/Demam berdarah

Anda mungkin juga menyukai