Pembimbing:
dr. Pande Ketut Kurniari, Sp.PD
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
RSUP SANGLAH
2016
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : IMJ
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Hindu
Status : Menikah
Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Br. Kaja Serangan, Denpasar Selatan
Tanggal MRS : 20 Agustus 2016
Tanggal pemeriksaan : 22 Agustus 2016
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Lemas
Demam
• Keluhan lain seperti sesak napas, batuk dan mual disangkal oleh
pasien. Penurunan berat badan dan nafsu makan juga disangkal.
Tidak ada keluhan terkait buang air kecil dan buang air besar
pada pasien.
ANAMNESIS
Riwayat Keluarga
Riwayat Sosial
• Pasien bekerja sebagai nelayan dan tinggal bersama istri dan
anaknya. Pasien juga mengatakan dulu gemar mengonsumsi
daging untuk membantu membentuk tubuhnya. Selain itu pasien
juga gemar mengonsumsi kacang-kacangan serta melinjo. Pasien
mengatakan jarang berolah raga. Riwayat merokok dan
mengkonsumsi alkohol disangkal oleh pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Status General
Thorak
Cor Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba
Perkusi : Batas kanan jantung 1 cm PSL dekstra
Batas kiri jantung 2 cm MCL sinistra ICS V
Batas atas jantung ICS II sinistra
Batas bawah jantung setinggi ICS V sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal reguler murmur (-)
Po Inspeksi : gerak pernapasan simetris statis dan
dinamis, retraksi (-) suprasternal
Palpasi : VF N/N
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Vesikular Rhonci Wheezing
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan (-),
balotmen (-/-), nyeri ketok CVA (-/-)
Perkusi : Timpani (+)
Ekstremitas: hangat edema
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis
Genu Dekstra:
Look : Edema (+), eritema (+)
Feel : Hangat (+), bulging synovial (+)
Move : ROM terbatas
Genu Sinistra :
Look : Edema (-), eritema (-)
Feel : Hangat (-), bulging synovial (-)
Move : ROM normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Aligment baik
• Tampak spur like formation pada
tibia proksimal dan femur distal
• Tampak soft tissue swelling
• Trabekulasi tulang normal
• Subchondral bone layer sclerosis
• Celah dan permukaan sendi
tampak baik
Kesan:
Suspect Gout Arthtritis Genu Dextra,
DD Osteoarthtritis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terapi
Planning Diagnostic:
Monitoring:
• Vital sign
• Keluhan
• BUN SC
• Reaksi transfusi/Hb
PROGNOSIS
90% kasus artritis gout terjadi pada laki-laki dengan puncak usia 50 tahun, sedang pada wanita terjadi
setelah menopause. Artritis gout hampir selalu dijumpai di setiap negara. Dilaporkan prevalensi gout di
Amerika Serikat sekitar 13,6 kasus per 1000 laki-laki dan 6,4 kasus per 1000 perempuan, sedangkan pada
populasi Asia Tenggara diketahui prevalensinya lebih tinggi.
Rosani, S, Isbagio, H. Artritis Gout dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hal 833.
Albar, Z. Gout: Diagnosis and Treatment. Department of Internal Medicine University of Indonesia. 2013.
PATOGENESIS
Tehupeiory, ES. Artritis Pirai (Artritis Gout) dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-V. Jakarta: Interna Publishing, 2009. Hal 2556.
Produksi ≠ ekskresi
Hiperurisemia
Hipersaturasi di jaringan
(sendi)
Reaksi Leukosit
Peradangan akut
FAKTOR RISIKO
Usia
Dehidrasi
Konsumsi purin berlebih
Konsumsi alkohol
Penyakit ginjal kronis
Pasca operasi
MANIFESTASI KLINIS
Stadium Akut Stadium Interkritikal Stadium Kronis
Rosani, S, Isbagio, H. Artritis Gout dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hal 833.
Putra, TR, Kambayana, G, Kurniari, PK. Artritis Gout dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Denpasar. 2013.
DIAGNOSIS
Khanna, dkk. 2012 American College of Rheumatology Guidelines for Management of Gout. Part 1: Systematic Nonpharmacologic and Pharmacologic
Therapeutic Approaches to Hyperuricemia. Arthritis Care & Research. 2012;64: 1431-1444.
a. Terdapat kristal urat pada cairan sendi, dan atau
b. Terdapat kristal urat pada tophus secara kimiawi atau mikroskop cahaya, dan atau
c. Memenuhi paling sedikit 6 butir dari 12 kriteria dibawah ini :
- Peradangan memuncak dalam waktu sehari
- Serangan artritis akut lebih dari satu kali
- Artritis monoartikuler
- Kemerahan sekitar sendi
- Nyeri atau pembengkakkan sendi MTP-I
- Serangan sendi MTP-I unilateral
- Serangan sendi tarsal unilateral
- Dugaan adanya tophus
- Hiperurisemia
- Foto sendi terlihat pembengkakan asimetris
- Foto sendi terlihat kista subkortikal tanpa erosi
- Kultur cairan sendi tanpa pertumbuhan kuman
PENATALAKSANAAN
Terapi non-medikamentosa
Rosani, S, Isbagio, H. Artritis Gout dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hal 833.
Putra, TR, Kambayana, G, Kurniari, PK. Artritis Gout dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Denpasar. 2013.
PENATALAKSANAAN
Terapi medikamentosa
1. Tahap 1 :
Stadium Akut
• Kolkisin per oral 0,5-0,6 mg 3-4 kali per hari
• NSAID, yang sering diberikan adalah Indometasin 150-200mg/hari selama 2
-3 hari dilanjutkan 75-100mg/hari sampai minggu berikutnya atau sampai n
yeri berkurang
• Kortikosteroid
Rosani, S, Isbagio, H. Artritis Gout dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hal 833.
Putra, TR, Kambayana, G, Kurniari, PK. Artritis Gout dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Denpasar. 2013.
2. Tahap 2 :
Stadium Kronis
• Antihiperurisemia : - Allopurinol, dosis awal 100 mg/hari
- Urikosurik
– Probenesid 250 mg 2x/hari
• Kolkisin pencegahan 0,6 mg 1-2 kali per hari
Penanganan artritis gout akut pada pasien dengan kelainan ginjal :
• Dosis pemberian kolkisin disesuaikan dengan klirens kreatinin
--- Makin rendah klirens kreatinin dosis kolkisin makin rendah
• Pemberian NSAID hanya dapat diberikan dalam jangka waktu singkat
Rosani, S, Isbagio, H. Artritis Gout dalam Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Media Aesculapius. 2014. Hal 833.
PEMBAHASAN
BAB IV
Anamnesis
Keluhan nyeri, bengkak dan kemerahan pada Memenuhi min. 6 dari 12 kriteria :
sendi lutut yang memuncak dalam sehari.
Keluhan dirasakan sejak lebih dari 2 tahun dan 1. Peradangan memuncak dalam waktu sehari
berulang. Keluhan disertai demam sejak 4 hari 2. Serangan artritis akut lebih dari satu kali
3. Artritis monoartikuler
dan memiliki riwayat asam urat tinggi namun 4. Kemerahan sekitar sendi
tidak terkontrol. 5. Nyeri atau pembengkakkan sendi MTP-I
6. Serangan sendi MTP-I unilateral
7. Serangan sendi tarsal unilateral
8. Dugaan adanya tophus
9. Hiperurisemia
10. Foto sendi terlihat pembengkakan asimetris
11. Foto sendi terlihat kista subkortikal tanpa erosi
12. Kultur cairan sendi tanpa pertumbuhan kuman
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis
Genu Dextra :
Look : Edema (+), eritema (+)
Feel : Hangat (+), bulging synovial (+)
Move : ROM terbatas
Genu Sinistra :
Look : Edema (-), eritema (-)
Feel : Hangat (-), bulging synovial (-)
Move : ROM terbatas
Pemeriksaan Penunjang
Analisis cairan sendi : a. Terdapat kristal urat
endapan kristal MSU (+) pada cairan sendi
Faktor Resiko
• Pasien berumur 71 tahun • Usia
• Pasien gemar memakan kacang- • Dehidrasi
kacangan dan sayuran hijau seperti • konsumsi purin berlebih
kangkung dan bayam. Pasien • konsumsi alcohol
mengonsumsi makanan ini hampir • penyakit ginjal kronis,
setiap hari. • pasca-operasi.
• Berdasarkan GFR diketahui bahwa
pasien mengalami CKD stadium V
mengganggu eskresi asam urat.
PENATALAKSANAAN
• Kolkisin 3 x 0,5 mg per hari PO Pada CKD : dosis kolkisin harus
mengurangi reaksi radang yang terjadi disesuaikan dengan klirens kreatinin.
pada sendi sehingga nyeri dapat Makin rendah klirens kreatinin, dosis
berkurang. (dosis disesuaikan dengan kolkisin yang diberikan makin rendah
klirens kreatinin) karena kolkisin sebagian besar
diekskresikan lewat ginjal.
• Allopurinol 1 x 100 mg per hari. Pada pasien CKD stadium IV atau lebih
sebaiknya allopurinol diberikan dengan
dosis rendah yaitu 50 mg per hari.
PENATALAKSANAAN
• Diet protein 0,8 g/kgBB/hari Berdasarkan teori, asupan protein yang
dianjurkan pada pasien dengan CKD
adalah 0,8 g/kgBB/hari.