Anda di halaman 1dari 27

LARUTAN ADALAH CAMPURAN HOMOGEN ANTARA DUA ZAT ATAU LEBIH.

LARUTAN GULA → GULA (SOLUTE) + AIR (SOLVENT)


KEMUNGKINAN MACAM LARUTAN:
1. BILA SOLVEN SUATU LARUTAN
SOLUTE : GAS, ZAT PADAT DAN ZAT CAIRAN LAIN
2. BILA SOLVEN ZAT PADAT
SOLUTE : GAS, CAIRAN ATAU ZAT PADAT
3. BILA SOLVEN GAS
SOLUTE : CAIRAN ZAT PADAT ATAU GAS LAIN
Sifat Larutan

Sifat Fisik
- Tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya
- Antara partikel solven dan solut tidak bisa dibedakan
- Warna, bau, rasa, pH, titik didih, titik beku

Sifat Koligatif
- Sifat larutan yang tergantung pada konsentrasi zat terlarut
- Penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmosis
KONSENTRASI LARUTAN

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap


satuan larutan atau pelarut.

A.Larutan Encer (lebih sedikit solute dibanding solvent)


- Konsentrasi rendah
- Jumlah zat terlalu sedikit

B. Larutan Pekat
- Konsentasi tinggi
- Jumlah zat terlalu banyak
(lebih banyak solute dibanding
solven)
KLASIFIKASI LARUTAN

1. JUMLAH ZAT → LAR. PRIMER TERSIER DAN KWARTER

2. KEPEKATAN → LAR. ENCER DAN PEKAT

3. KESEIMBANGAN → LAR. JENUH DAN TIDAK JENUH

4. KEELEKTROLITAN → LAR. ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT


PERHITUNGAN KONSENTRASI LARUTAN
𝑔𝑟 1000
MOLARITAS = ×
𝑚𝑟 𝑉
𝜌 ×10 × % 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
=
𝑀𝑟
𝑋𝑡 Xp
FRAKSI MOL = ,
𝑋𝑡+𝑋𝑝 𝑋𝑝+𝑋𝑡
= 𝑋𝑡 + 𝑋𝑝 = 1
𝑛
MOLALITAS =
𝑉
𝑚𝑡
% MASSA = x 100%
𝑚𝑡+𝑚𝑝
𝑉𝑡
% VOLUME = x 100%
𝑉𝑡+𝑉𝑝
PENGENCERAN LARUTAN = 𝑉1. 𝑀1 = 𝑉2. 𝑀2
PENCAMPURAN LARUTAN = 𝑉𝑐. 𝑀𝑐 = 𝑉1. 𝑀1 + 𝑉2. 𝑀2
KELARUTAN

Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang


dapat larut dalam suatu pelarut.
Contoh :
▪Kelarutan AgCl dalam air adalah 1,3 10ˉ²M.
▪Kelarutan AgCl dalam larutan NaCl 0,1 M adalah 1,7 10ˉ¹º M
▪Kelarutan 𝐶𝑎 𝑂𝐻2 = 20 mg/100 ml, maka dalam 100 ml larutan
maksimal terdapat 20 mg 𝐶𝑎 𝑂𝐻2
Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan

1. Jenis Pelarut
- Polar -> Misalnya gula, NaCl, alkohol, dan semua asam merupakan
senyawa polar,yang bisa terlarut dalam pelarut polar
air.
- Non polar -> Misalnya lemak mudah larut dalam minyak.
- Semi polar -> Misalnya alkohol, berubah kecenderungannya sesuai
dengan konsentrasi
Senyawa non polar umumnya tidak larut dalam senyawa polar,
begitu juga sebaliknya. Misalnya NaCl tidak larut dalam minyak
tanah.

2.Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel luas permukaan kontak dengan pelarut
semakin luas semakin cepat larut
3.Suhu
Kelarutan zat padat dalam air semakin tinggi bila suhunya
dinaikkan.Adanya panas (kalor) mengakibatkan semakin renggangnya
jarak antara molekul zat padat. kekuatan gaya antar molekul
menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-
molekul air
4. Pengadukan
Tumbukan antarpartikel gula dengan pelarut akan semakin cepat,
sehingga gula mudah larut dalam air.
PENGENCERAN

Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga


jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat
terlarut sesudah pengenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran.

𝑉1 × 𝑀1 = 𝑉2 × 𝑀2
𝑉1 × 𝑁1 = 𝑉2 × 𝑁2

Dimana:
V1 = Volume larutan awal
V2 = Volume larutan akhir
M1 = Molaritas larutan awal
M2 = Molaritas larutan akhir
N1 = Normalitas larutan awal
N2 = Normalitas larutan akhir
CONTOH SOAL PENGENCERAN

1) Bagaimana cara membuat 500 mL larutan 𝐾𝐻𝐶𝑂3 (kalium


hidrogen karbonat) 0,1 M. (Mr 𝐾𝐻𝐶𝑂3 = 100,12 g/mol)
0,1 𝑚𝑜𝑙/𝐿
-> Mol zat terlarut = = 0,2 mol
0,5 𝐿
𝑔𝑟 1000
-> Gram zat terlarut = M = ×
𝑀𝑟 𝑉
𝑔𝑟 1000
0,1 = ×
100,12 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙 500 𝑚𝐿
𝑔𝑟 ×2 𝑚𝐿
0,1 =
100,12 𝑔𝑟/𝑚𝐿
5, oo6 gr = gr
Dimana 100,12 adalah massa molar 𝐾𝐻𝐶𝑂3
Dengan demikian kita dapat melarutkan 5,006 gr 𝐾𝐻𝐶𝑂3 dalam
sedikit air dan kemudian dan mengencerkan nya sampai 0,5 L.
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT LARUTAN YANG HANYA BERGANTUNG DARI JUMLAH


PARTIKEL ZAT YANG ADA DALAM LARUTAN DAN TIDAK
TERGANTUNG DARI JENIS SOLUTENYA.
1. PENURUNAN TEKANAN UAP LARUTAN
2. PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
3. KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
4. TEKANAN OSMOSA
VISKOSITAS

Definisi dari viskositas adalah ukuran yang menyatakan


kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan merupakan
sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk
mengalir. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2
atau pascal sekon (Pa s).Satuan cgs (centimeter gram sekon)
untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (p).
Viskositas juga sering dinyatakan dalam centipoise (cP).
Faktor-faktor yang memengaruhi :
Tekanan
Temperatur
Kehadiran Zat Lain
Ukuran dan Berat Molekul
Berat Molekul
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang
dinamakan viskometer.
Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan, antara lain:
1) Viskosimeter Ostwald
Yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan
gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
2) Viskosimeter Hoppler
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola
untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu.
berdasarkan hukum stokes (berdasarkan jatuhnya benda melalui
medium zat cair).

3) Viskosimeter Cup and Bob


Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara
dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob
masuk persis ditengah-tengah
4) Viskosimeter Cone and Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah
papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut
digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya
digeser didalam ruang semit antara papan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar.Shaft(batang), Cone(kerucut), plate(pelat)
CONTOH SOAL VISKOSITAS

1) Sebuah kelereng dengan jari-jari 0,5 cm jatuh ke dalam bak


berisi oli yang memiliki koefisien viskositas 110 x 10-3
N.s/m2. Tentukan besar gesekan yang dialami kelereng jika
bergerak dengan kelajuan 5 m/s.
Penyelesaian :
Dik :η = 110 x 10-3
r = 5 x 10-3
v = 5
Dit : F = ?
Dij :
F = 6π.η .r.v
F = 6π(110 x 10-3)(5 x 10-3)(5)
F = 16500π x 10-6
F = 1,65π x 10-2 N
INDEKS BIAS

Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kelajuan cahaya


di udara dengan kelajuan cahaya di dalam zat tersebut.
Macam-macam Indeks Bias :
Indeks Bias Mutlak adalah Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang
hampa (c) dengan cepat rambat cahaya di dalam medium. Persamaan :
c
n = Keterangan:
v
n = indeks bias mutlak medium
c = cepat rambat cahaya di
ruang hampa (3 × 108 m/s)
v = cepat rambat cahaya di dalam medium.
Sudut datang adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan
garis normal permukaan. Sementara, sudut bias adalah sudut yang
dibentuk oleh sinar bias dengan garis normal.
Hubungan yang diberikan dikenal sebagai Hukum Snellius pada
pembiasan cahaya, atau sering disebut saja dengan Hukum
Pembiasan.Bunyi Hukum Pembiasan Snellius ini adalah sebagai
berikut.
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak dalam satu
bidang datar.
2. Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua
medium yang berbeda merupakan bilangan tetap yang disebut indeks
bias.
CONTOH SOAL INDEKS BIAS
1) Cahaya merambat dari udara ke air. Bila cepat rambat
cahaya di udara adalah 3 × 108 m/s dan indeks bias air
4/3, maka tentukanlah cepat rambat cahaya di air!
Penyelesaian:
Diketahui : c = 3 × 108 m/s, n(air) = 4/3
Ditanyakan:𝑉𝑎𝑖𝑟 . . ?
Jawab:
𝐶
𝑛𝑎𝑖𝑟 =
𝑉𝑎𝑖𝑟
Maka cepat rambat cahaya di air dirumuskan sebagai
berikut.
𝐶
𝑉𝑎𝑖𝑟 =
𝑛𝑎𝑖𝑟
3 × 108 𝑚/𝑠
𝑉𝑎𝑖𝑟 =
4
3
𝑉𝑎𝑖𝑟 = 2,25 × 108 𝑚/𝑠

Jadi, cepat rambat cahaya di dalam air adalah 2,25 × 108 𝑚/𝑠
VOLUME MOLAR PARSIAL

Volume molar parsial adalah kontribusi pada volume dari satu komponen
dalam sampel terhadap volume total. Sifat-sifat molar parsial terdapat
tiga sifat termodinamika molar parsial utama yaitu :
1.Volume parsial dan komponen dalam larutan
2.Entalpi molar parsial
3.Energi bebas molar parsial
Volume molar parsial komponen suatu campurn berubah-ubah tergantung
pada komposisi, karena lingkungan setiap jenis molekul berubah jika
komposisinya berubah dari a murni ke b murn.
Ada3 sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal
parsial dari komponen-komponen dalam larutan, (ii) entalpi molal parsial
dan (iii) energi bebas molal parsial. Satu hal yang harus diingat adalah
bahwa sifat molal parsial dari suatu komponen dalam suatu larutan dan
sifat molal untuk senyawa murni adalah sama jika larutan tersebut ideal
CONTOH SOAL VOLUME MOLAR PARSIAL

1. Seoarang pelayan ingin membuat 200 ml minuman dengan menambahkan 140


ml air dan 60 ml etanol pada suhu ruang. Berapa volume yang harus
dicampurkan agar menghasilkan campuran dengan kekuatan yang samam dengan
volume yang di perlukan. (ρ air = 0,997 gr/ml , dan ρ etanol = 0,789
gr/ml, Mr air = 18 gr/mol dan Mr etanol = 46 gr/mol )
Jawab :
𝜌𝑉
• n H2O =
𝑀𝑟
𝑔𝑟
0,997𝑚𝑙 140 𝑚𝑙
= 𝑔𝑟
18𝑚𝑜𝑙
= 7,7544 mol
𝜌𝑉
• n C2H5OH =
𝑀𝑟
𝑔𝑟
0,789𝑚𝑙 60 𝑚𝑙
= 𝑔𝑟
46𝑚𝑜𝑙
= 1,0291 mol
𝑛𝐻2 𝑂
• 𝑥𝐻2𝑂 =
𝑛𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
(7,7544 𝑚𝑜𝑙)
=
(1,0291 𝑚𝑜𝑙+7,7544 𝑚𝑜𝑙)
(7,7544 𝑚𝑜𝑙)
=
8,7835 𝑚𝑜𝑙
= 0,8828
• 𝑥𝐶2𝐻5 𝑂𝐻 = 1 − 𝑥𝐻2𝑂
= 1 - 0,8828
= 0,1172
• 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝐻2𝑂 𝑛𝐻2 𝑂 + 𝑉𝐶2 𝐻5𝑂𝐻 𝑛𝐶2 𝐻5 𝑂𝐻
𝑚𝑙 𝑚𝑙
= 18 7,7544 𝑚𝑜𝑙 + 53,6 (1,0291 𝑚𝑜𝑙)
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙
= (139,5792 ml ) + (55,1598 ml)
= 194,739 ml
𝑉𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛
• 𝑉𝑎𝑖𝑟 = 𝑉𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑘𝑎𝑛
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
200 𝑚𝑙
= 140 𝑚𝑙
194,739 𝑚𝑙
= 143,7822 ml
𝑉𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛
• 𝑉𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 𝑉𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑘𝑎𝑛
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
200 𝑚𝑙
= 60 𝑚𝑙
194,739 𝑚𝑙
= 61, 6209 ml
• 𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉𝑎𝑖𝑟 + 𝑉𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙
= 143,7822 ml + 61, 6209 ml
= 205,4031 ml

Anda mungkin juga menyukai