Anda di halaman 1dari 7

Percobaan 5

PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP LAJU REAKSI

Kelompok 5:

Annafi Nur Jayani (5024211013)


Denis Firmansyah (5016211021)
Latifah Zuhrah (5012211126)
Naufal Awaly Raihan (5016211013)
Sulthan Daffa Arif Mahmudi (5024211005)

Asisten Laboratorium: Farah Aimmatur R.

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2021/2022
A. Data Pengamatan

Volume Volume Waktu yang Konsentrasi 1/waktu


larutan air /mL dibutuhkan awal larutan yang
sodium sampai tanda sodium dibutuhkan
tiosulfat /mL X hilang /s tiosulfat /g dm- /s-1
3

50 0 9,44 50 0,105

40 10 17,99 40 0,055

30 20 27,98 30 0,035

20 30 55,51 20 0,018

10 40 166,65 10 0,006

B. Diskusi
1. Perhitungan
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
dilakukan perhitungan konsentrasi awal Natrium Tiosulfat. Perhitungan
konsentrasi awal Natrium Tiosulfat dilakukan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut:

M1 × V1 = M2 × V2

dengan menggunakan persamaan tersebut, maka akan didapat


perhitungan konsentrasi awal larutan Natrium Tiosulfat, sebagai berikut:

1. Konsentrasi Larutan Variasi 1


M1 × V1 = M2 × V2
50 × 50 = M2 × 50
M2 = 50 g / dm³
2. Konsentrasi Larutan Variasi 2
M1 × V1 = M2 × V2
50 × 40 = M2 × 50
M2 = 40 g / dm³
3. Konsentrasi Larutan Variasi 3
M1 × V1 = M2 × V2
50 × 30 = M2 × 50
M2 = 30 g / dm³
4. Konsentrasi Larutan Variasi 4
M1 × V1 = M2 × V2
50 × 20 = M2 × 50
M2 = 20 g / dm³
5. Konsentrasi Larutan Variasi 5
M1 × V1 = M2 × V2
50 × 10 = M2 × 50
M2 = 10 g / dm³

Setelah didapat hasil dari masing masing variasi konsentrasi awal larutan,
dapat dicari laju reaksi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
1 1
Laju Reaksi = =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑡

Setelah diketahui rumus laju reaksi maka akan didapatkan hasil laju reaksi
pada masing masing variasi sebagai berikut :

1 1
1. Variasi 1 = = = 0,105 s-1
𝑡 9,44
1 1
2. Variasi 2 = = 17,99 = 0,055 s-1
𝑡
1 1
3. Variasi 3 = = 27,98 = 0,035 s-1
𝑡
1 1
4. Variasi 4 = = 55,51 = 0,018 s-1
𝑡
1 1
5. Variasi 5 = = = 0,006 s-1
𝑡 166,65

2. Pembahasan
● Fungsi Alat
- Erlenmeyer 250 mL
Fungsi dari erlenmeyer adalah sebagai wadah dari pencampuran
objek yang akan diamati.
- Gelas ukur 100 mL
Fungsi dari gelas ukur adalah sebagai wadah dari objek yang akan
diamati dan mengukur volume larutan.
● Fungsi Bahan
- Asam Klorida (HCL)
Fungsi dari asam klorida (HCL) pada percobaan ini adalah sebagai
larutan pencampur dengan konsentrasi larutan yang tetap pada
Asam Tiosulfat (Na2S2O3).
- Natrium Tiosulfat (Na2S2O3)
Fungsi dari asam tiosulfat (Na2S2O3) pada percobaan ini adalah
sebagai variabel bebas yang diubah-ubah konsentrasinya, yang
mana dipengaruhi oleh asam klorida (HCL) dan air.
● Fungsi Perlakuan
- Dikocok/digoyangkannya Erlenmeyer yang berisi asam klorida
(HCL) dan natrium tiosulfat (Na2S2O3) adalah agar terjadi
pencampuran yang sempurna antara kedua larutan tersebut.
● Perubahan Warna
- Perubahan warna terjadi pada langkah pencampuran asam klorida
(HCL) dengan asam tiosulfat (Na2S2O3) di dalam erlenmeyer. pada
langkah ini terjadi suatu reaksi saat menggoyangkan erlenmeyer
sehingga yang awalnya larutan berwarna putih bening berubah
menjadi warna kuning keruh pekat.
● Penyebab Perubahan Warna
- Penyebab dari perubahan warna pada reaksi antara asam klorida
(HCL) dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3) disebabkan oleh
pembebasan belerang atau adanya endapan belerang (S).
● Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Pada percobaan yang telah dilakukan terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi laju reaksi pada praktikum yang telah dilakukan
yakni Konsentrasi Reaktan, keadaan fisik, suhu reaksi, dan penggunaan
katalis, hal tersebut akan dihubungkan dasar teori yang telah dijelaskan
sebelumnya. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa ketika konsentrasi sodium tiosulfat dikurangi, maka reaksi akan
berlangsung lebih lambat. Hal tersebut terjadi karena molekul yang
bertumbukan satu sama lain untuk bereaksi juga semakin sedikit. pada
teorinya molekul harus bertumbukan untuk bereaksi. Faktor utama yang
mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi reaktan. Semakin banyak
molekul yang ada, semakin sering mereka bertabrakan, dan semakin
sering mereka bereaksi. Jadi, laju reaksi sebanding dengan jumlah
tumbukan, yang tergantung pada konsentrasi reaktan (Silberberg &
Patricia, 2021).
Karena molekul harus bercampur untuk bertumbukan, maka
frekuensi tumbukan dan laju reaksi ion bergantung pada keadaan fisik
reaktan yang menentukan bagaimana mudahnya reaktan bercampur.
Ketika reaktan berada dalam fase yang sama maka gerakan termal acak
membawa mereka ke dalam kontak, tetapi campuran pengadukan lembut
mereka lebih jauh. Ketika reaktan berada dalam fase yang berbeda, kontak
hanya terjadi pada antarmuka antara fase, sehingga pengadukan yang kuat
atau bahkan penggilingan mungkin diperlukan. Dengan demikian,
semakin halus reaktan padat atau cair yang terbagi, maka semakin besar
luas permukaannya, semakin banyak kontak yang dibuatnya dengan
reaktan lain, dan semakin cepat reaksi terjadi (Silberberg & Patricia,
2021).
Molekul harus bertumbukan dengan energi yang cukup. Suhu
biasanya sangat berpengaruh terhadap laju reaksi. Suhu mempengaruhi
laju reaksi dengan meningkatkan frekuensi dan, yang lebih penting, energi
tumbukan. Yang pertama adalah frekuensi tabrakan. Ingat bahwa molekul
dalam sampel gas memiliki kisaran kecepatan, dengan kecepatan yang
paling mungkin meningkat dengan suhu. Jadi, pada suhu yang lebih tinggi,
partikel reaktan bergerak lebih cepat, tumbukan lebih banyak terjadi. Yang
kedua adalah Energi tumbukan. Kebanyakan tumbukan hanya memiliki
energi yang cukup bagi molekul untuk memantul satu sama lain tanpa
bereaksi. Namun, beberapa tumbukan terjadi dengan energi yang cukup
agar molekul bereaksi. Maka pada suhu yang lebih tinggi, lebih memadai
tumbukan energik terjadi (Silberberg & Patricia, 2021).
Penggunaan katalis juga mempengaruhi laju reaksi. Katalis
merupakan suatu hal yang menyediakan mekanisme reaksi yang berbeda
dengan energi aktivasi yang lebih rendah, yang pada gilirannya membuat
konstanta laju lebih besar. pada dasarnya katalis dibagi menjadi 2 yakni
katalis homogen dan katalis heterogen. Ahli kimia mengklasifikasikan
katalis berdasarkan apakah mereka bertindak dalam fase yang sama
dengan reaktan dan produk. Katalis homogen merupakan larutan yang
mengandung reaksi campuran, yang mana berisi gas, cairan, atau padatan
terlarut. Sedangkan Katalis heterogen merupakan suatu katalis dengan
fungsi mempercepat reaksi dalam fase yang berbeda. Paling sering
padatan berinteraksi dengan reaktan gas atau cair, katalis ini memiliki
permukaan yang sangat besar luas, terkadang sampai 500 m2/G.
(Silberberg & Patricia, 2021).
Pada percobaan ini, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
laju reaksi, yaitu konsentrasi dan suhu. Semakin banyak molekul yang ada,
semakin sering mereka bertabrakan, dan semakin sering mereka bereaksi.
Jadi, laju reaksi sebanding dengan jumlah tumbukan, yang tergantung
pada konsentrasi reaktan. Sedangkan, perubahan suhu mempengaruhi
kecepatan laju reaksi dimana suhu yang tinggi menyebabkan partikel
reaktan bergerak lebih cepat, tumbukan lebih banyak terjadi.

C. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dengan judul “Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju
Reaksi” yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi memiliki
pengaruh terhadap laju reaksi. Konsentrasi menunjukkan banyaknya zat yang
digunakan dalam suatu reaksi. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, maka laju
reaksi akan semakin cepat. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit konsentrasi suatu
larutan, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Hal ini
membuktikan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi larutan yang
digunakan.

D. Daftar Pustaka
Silberberg, Martin S., Patricia Amateis. (2021). CHEMISTRY: THE
MOLECULAR NATURE OF MATTER AND CHANGE, NINTH EDITION.
McGraw-Hill Education. 695-696

E. Lampiran

● Pembagian Tugas

Nama Pembagian Tugas

Annafi Nur Jayani Kesimpulan

Denis Firmansyah Diskusi

Latifah Zuhrah Data Pengamatan

Naufal Awaly Raihan Diskusi

Sulthan Daffa Arif Mahmudi Diskusi

● Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai