Anda di halaman 1dari 12

Nama : Zahid Murteza Pasha

NIM : 1913016092

Kelas : S1 Farmasi Umum A 2019

Mata Kuliah : Kimia Farmasi Fisika

RANGKUMAN MATERI

FENOMENA ANTARMUKA

Pendahuluan

Fenomena antarmuka adalah interaksi yang terjadi antara dua-fase. Fenomena


antarmuka dapat digolongkan berdasarkan fase yang saling berinteraksi. Berikut adalah
penggolongan antarmuka.

Gas + Gas = Tidak ada antarmuka

Gas + Cairan = Permukaan cairan

Gas + Padatan = Permukaan padat

Cairan + Cairan = Emulsi

Cairan + Padatan = Suspensi

Padatan + Padatan = Partikel saling menempel


Antarmuka Cairan

Pada antarmuka cairan terdapat dua tegangan, yaitu tegangan antarmuka dan
tegangan permukaan. Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjanh yang
biasanya ada di antarmuka dua fase yang cair namun tidak saling bercampur.
Sedangkan, tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang terjadi pada
antarmuka antara fase cair dan gas. Rumus dari perubahan energi bebas permukaan
adalah.

𝑓
𝛾=
2𝐿

Untuk menentukan tegangan dari permukaan, dapat menggunakan rumus.

𝛿𝐺
𝛾= 𝑇. 𝑃
𝛿𝑎

Untuk meniai usaha yang dilakukan agar dapat memperbesar luas permukaan, maka
dapat digunakan rumus.

dW = f.ds = 𝛾. 2𝐿. 𝑑𝑠

Untuk menghitung usaha yang terjadi diantara dua lengkung, maka rumus yang
digunakan adalah.

W = 4πγr2 - 8πγr dr + 4πγ(dr)2

Dan rumus untuk menghitung perbedaan dari tekanan yang terjadi diantara dua
lengkungan.

∆P=2γ/r = ρ g h

Γ= r ρ g h/2
Koefisien Sebar

Terdapat dua jenis usaha yang terdapat disini, usaha adhesi (WA) dan usaha
kohesi (WC). Usaha adhesi adalah energi yang dibutuhkan untuk mematahkan gaya
tarik menarik yang terjadi pada dua molekul yang tidak sejenis. Sedangkan, usaha
kohesi adalah energi yang dibutuhkan untuk mematahkan gaya tarik menarik antara
molekul yang sejenis. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung kedua
usaha tersebut.

Wa = γL+γs–γLS

Wc = 2γL

Dan untuk menghitung jaraknya, maka

S = Wa – Wc = (γL + γS-γLS) – 2 γL

S = γs – γL – γLS

S = γs – (γL + γLS)

Jika nilai S yang dihasilkan positif, maka penyebaran terjadi. Dan jika (γL + γLS) > γs,
maka penyebaran gagal terjadi dan akan membentuk gelembung.

Antarmuka Padat-Gas

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan derajat absorpsi, yaitu :

• Adsorben
• Adsorbat
• Luas permukaan dari adsorben
• Temperatur
• Tekanan
DAFTAR PUSTAKA

Penyusun, T., Suhesti, T., Susilowati, A. D. S. S., & Wijaya, T. H. (2009) Petunjuk
Praktikum Farmasi Fisika. Purwokerto : Fikes Unsoed
RANGKUMAN MATERI

MATERI DAN PERUBAHANNYA

Materi

Kimia adalah sebuah ilmu yang mempelajari materi serta perubahannya. Materi
dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang menempati sebuah ruang dan memiliki massa.
Dan zat adalah materi yang mempunyai struktur dan sifat tertentu. Massa adalah suatu
takaran yang menunjukan kuantitas dari materi dalam suatu benda. Materi itu sendiri
dibagi menjadi 3 wujud yaitu padat/solid, cair dan gas.

Zat padat

Zat yang berwujud padat adalah zat yang memiliki bentuk, volume dan massa
yang tetap. Contoh dari zat padat adalah batu, kayu, dan lain lain. Letak dari molekul
pada zat padat sangatlah berdekatan dan teratur letaknya. Gaya tarik menarik yang
terdapat pada molekul zat padat sangat kuat yang mengakibatkan molekulnya tidak
bisa bergerak bebas dan hanya bisa sebatas bergetar dan berputar ditempatnya saja.
Molekul dari zat padat sangat susah untuk dipisahkan sehingga bentuknya tidak akan
berubah-ubah.

Materi itu sendiri pun masih bisa digolongkan lagi menjadi 3 jenis, yaitu unsur,
senyawa dan golongan. Atom adalah partikel terkecil yang menjadi penyusun dari
suatu unsur. Atom itu sendiri tersusun dari 3 bagian yaitu proton, elektron dan neutron.
Unsur adalah materi yang tidak akan bisa diurai menjadi zat lainnya jika hanya
menggunakan reaksi kimia biasa. Didunia ini, terdapat sekitar 118 unsur, 95 unsur
terbentuk alami dan 23 merupakan buatan manusia. Sebagian besar unsur yang ada
adalah unsur logam. Dan senyawa adalah materi yang tersusun dari dua unsur ataupun
lebih. Contoh dari senyawa adalah air, yang tersusun dari dua unsur yaitu hidrogen dan
oksigen.

Materi juga terbagi menjadi materi organik dan anorganik. Materi yang organik
adalah materi yang hidup ataupun pernah hidup semasa lalu, contohnya seperti
manusia, hewan maupun tumbuhan. Sedangkan, materi anorganik adalah materi yang
tidak hidup ataupun tidak pernah hidup sama sekali dan tidak mengandung unsur
karbon. Contoh dari materi anorganik adalah mineral dan air.

Sifat

Materi memiliki dua sifat, sifat kimia dan sifat fisika. Sifat kimia adalah sifat
yang hasil perhitungannya didapat dari perubahan kimiawi. Contohnya adalah oksidasi,
kalor dan lainnya. Dan sifat fisika adalah sifat yang hasil pengukurannya bukan dari
hasil perubahan kimia. Contohnya adalah kelarutan, sublimasi dan lainnya.

Zat cair

Zat cair adalah zat yang memiliki ciri-ciri seperti bentuknya yang dapat
berubah-ubah sesuai tempat ia berada namun volume dan massanya akan tetap. Contoh
dari zat cair adalah minyak, air, dan lain lain. Molekul yang tedapat pada zat cair dapat
bergerak cukup bebas, hal tersebut dikarenakan jarak antar molekulnya relatif lebih
jauh dibandingkan dengan zat padat. Molekul pada zat cair memang dapat berpindah
tempat. Namun, molekul tersebut tidak bisa meninggalkan kelompoknya karena masih
ada gaya tarik menarik yang terjadi antar molekul, walaupun tidak sekuat gaya tarik
menarik antar molekul pada zat padat. Volume serta massa pada zat cair itu sendiri pun
tidak berubah-ubah dikarenakan masih ada energi yang dapat digunakan untuk
berpindah.
Zat gas

Zat gas adalah wujud dari suatu materi yang dimana molekulnya terletak
berjauhan dari molekul lainnya sehingga molekul dari zat padat sangat mudah untuk
bergerak bebas. Zat gas itupun masih memiliki energi yang cukup untuk memisahkan
molekulnya dari kumpulan molekul lainnya.

Perubahan

Perubahan yang terjadi pada sebuah materi juga terbagi menjadi dua, yaitu
perubahan fisika dan kimia. Perubahan kimia adalah perubahan pada suatu materi yang
nantinya akan menghasilkan zat baru. Ciri-ciri dari perubahan kimia adalah adanya
perubahan warna atau suhu, munculnya endapan dan akan terbentuk gas. Contohnya
adalah fermentasi, korosi, pembakaran serta pelapukan. Sedangkan, perubahan fisika
adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru apapun. Ciri-cirinya adalah tidak
akan menghasilkan zat yang baru, dapat kembali kewujud asal dan tidak ada perubahan
pada wujud. Contohnya adalah mencair, membeku dan melebur.
DAFTAR PUSTAKA

Hari, Bayu Sapta. (2019). Materi dan Perubahannya. Bandung : Penerbit Duta
RANGKUMAN MATERI

SIFAT LARUTAN, HUKUM ROULT DAN LARUTAN BUFFER

Hukum Roult

Hukum Roult menyatakan bahwa tekanan uap dari suatu komponen yang
menguap didalam suatu larutan sama dengan uap komponen murni dikalikan dengan
fraksi mol komponen yang menguap didalam larutan dengan suhu yang sama.

PA=P0A.XA

Tekanan uap parsial pada komponen A didalam larutan berbanding lurus


dengan fraksi mol dan tetapan perbandingan adalah tekanan uap dari komponen A yang
murni. Ada beberapa syarat agar hukum roult dapat dipenuhi. Pertama, larutan yang
mengikuti hukum roult haruslah larutan yang ideal. Kedua, molekul zat pelarut dan
molekul pelarut tersusun acak. Dan, pada pencampuran tidak ada efek kalor yang
terjadi.

Larutan non-ideal

Larutan non-ideal adalah larutan yang tidak memenuhi hukum roult. Pada
larutan ideal yang terbentuk dari pelarut A dan terlarut B, tarikan A-B=A-A dan B-B
dan kalor pelarutan ∆H=0. Dan jika A-B>A-A dan B-B, maka proses pelarutan tersebut
adalah proses eksoterm dan kalor pelarutnya ∆H<0.
Larutan ideal

Larutan ideal adalah larutan yang mengikuti hukum roult. Larutan bisa disebut
ideal dikarenakan molekul dari zat pelarut dan terlarutnya tersusun dan tidak ada efek
kalor yang terjadi.

Sifat koligatif larutan

Hukum roult adalah dasar dari empat jenis sifat larutan encer, yang biasa
disebut sifat koligatif. Sifat koligatif dari suatu larutan adalah sifat yang bergantung
pada banyaknya partikel zat terlarut didalam larutan. Sifat koligatif ini meliputi :

a. Penurunan tekanan uap (∆P)


b. Kenaikan titik didih (∆Tb)
c. Penurunan titik beku (∆Tf)
d. Tekanan osmosis (∏)

Larutan buffer

Larutan buffer atau yang dikenal sebagai penyangga adalah campuran dari
asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah yang dicampur dengan basa
konjugasinya. Pada umumnya tersusun atas asam lemah dan garam (C3COOH-
CH3COONa) atau basa lemah dengan garam (NH3-NH4Cl). Cara kerja dari larutan
buffer itu sendiri berkaitan dengan pengaruh ion senama. Jika buffer tersusun dari asam
lemah dengan garamnya, maka

pH=pKa+Log[garam]/[asam]

dan jika buffer tersusun dari basa lemah dan garam, maka

pH= pKb+Log[garam]/[basa]
Karakteristik yang dimiliki oleh larutan buffer itu sendiri adalah larutan buffer
memiliki pH tertentu. pH yang dimiliki oleh larutan buffer relatif tidak berubah jika
ditambah hanya sedikit asam atau basa dan pHnya tidak akan berubah jika diencerkan.

Pada materi ini, terdapat istilah kapasitas buffer. Kapasitas buffer (ß) atau
indeks buffer adalah ukuran dari kemampuan buffer untuk mempertahankan pHnya
yang konstan apabila ditambahkan asam atau basa kuat. Kapasitas buffer juga dapat
didefinisikan dengan persamaan :

dCB dCA
ß= =
dpH dpH

Cara untuk membuat larutan buffer adalah yang pertama harus dilakukan ialah
mencampurkan asam lemah dengan basa konjugasinya, atau basa lemah dengan asam
konjugasinya. Lalu, dicampurkan asam lemah yang melebihi batas basa kuat dan
mencampur basa lemah melebihi batas asam kuat.

Ada beberapa contoh dari larutan buffer, diantaranya adalah buffer fosfat.
Buffer fosfat adalah larutan buffer yang terdapat didalam sel tubuh manusia. Buffer ini
tersusun dari ion H2PO4- dan HPO42-. Selain itu, ada juga yang namanya buffer
karbonat. Buffer karbonat adalah sistem buffer terpenting yang ada didalam darah.
Buffer ini tersusun dari pasangan H2CO3 dan HCO3-.
DAFTAR PUSTAKA

Khoerunnisa, Fitri. (2008). Kimia Fisika 2. Jakarta : Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai