Anda di halaman 1dari 40

AKUNTANSI SYARIAH

1. SEJARAH AKUNTANSI
2. KONSEP DASAR TEORI YANG
MENDASARI AKUNTANSI
3. PERKEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI SYARIAH
Penemu Akuntansi
• Sebagian literatur akuntansi
menyatakan bahwa penemu akuntansi
pertama kali adalah seorang pendeta
Italia bernama Lucas Pacioli
• Pada tahun 1494 Lucas Pacioli
menerbitkan buku berjudul “summa de
arithmetica, geometrica, proportioni et
proportionalita”
• Lucas Pacioli menjelaskan akuntansi
pada buku tsb pada bab “ Particularis
De Computis et Scripturis “
Penemu Akuntansi
• Akan tetapi Lucas Pacioli menyatakan
bahwa tulisannya didasarkan pada
metode yang digunakan di Florence,
Italia yang mungkin bisa saja sudah
dimulai seratus tahun sebelumnya
(Kam, 1986, dalam Harahap, 1993).
• Buku tsb bukan buku yang membahas
akuntansi tetapi lebih tepat
merupakan buku matematika (Adnan,
1997 dalam Harahap, 1993)
Orang yang pertama kali menulis akuntansi adalah Benedetto
Cotrugli pada tahun 1458 M, yaitu 36 tahun sebelum terbitnya
buku Lucas Pacioli. Akan tetapi buku Benedetto Cotrugli baru
terbit pada tahun 1573 M atau 89 tahun setelah buku Lucas
Pacioli terbit.
Abdullah bin Muhammad bin Kayah
al Mazindarani

• Pada tahun 765 H/ 1363 M menulis


karya dengan Judul: Risalah Falakiyah
Kitab as Siyaqat.
• Tulisan ini disimpan di perpustakaan
Sultan Sulaiman al Qanuni di Istambul
Tuki. Tercatat di bagian manuskrip
dengan nomor 2756.
• Tulisan ini memuat tentang akuntansi
dan sistem akuntansi di negara Islam
Fakta Sejarah

Sejarah Islam menunjukkan bahwa


negara Islam telah mendahului Republik
Itali sekitar 800 tahun dalam
menggunakan sistem pembukuan.
• Dimulai dengan ungkapan “ Bismillah”
• Apabila di dalam buku masih ada
yang kosong, karena sebab apapun,
maka harus diberi garis pembatas.
Etika penyusunan Sehingga tempat yang kosong itu
akuntansi yang tidak dapat digunakan. Penggarisan
pernah digunakan
negara Islam ini dikenal dengan nama Tarqin.
(Muhammad Al
Marisi Lasyin,
• Harus mengeluarkan saldo secara
1973:163-165). teratur. Saldo dikenal dengan nama
Hashil.
• Harus mencatat transaksi secara
berurutan sesuai dengan terjadinya.
• Pencatatan transaksi harus menggunakan
ungkapan yang benar dan hati-hati dalam
menggunakan kata-kata.
• Tidak boleh mengkoreksi transaksi yang
telah tercatat dengan coretan atau
Etika menghapusnya.
penyusunan • Apabila seorang akuntan kelebihan
akuntansi mencatat jumlah suatu transaksi, maka dia
yang pernah harus membayar selisih tersebut dari
digunakan kantongnya pribadi kepada kantor.
negara Islam • Demikian pula jika seorang akuntan lupa
mencatat transaksi pengeluaran, maka dia
harus membayar jumlah kekurangan di kas,
sampai dia dapat melacak terjadinya
transaksi tersebut.
• Pada akhir periode tahun buku, seorang akuntan
harus mengirimkan laporan secara rinci tentang
jumlah (uang) yang berada di dalam tanggung
jawabnya, dan cara pengaturannya terhadap
jumlah uang tersebut.
• Harus mengoreksi laporan tahunan yang dikirim
Etika oleh akuntan, dan membandingkannya dengan
penyusunan laporan tahun sebelumnya dari satu sisi, dan dari
akuntansi sisi lain dengan jumlah yang tercatat di kantor.
yang pernah • Harus mengelompokkan transaksi keuangan dan
digunakan mencatatnya sesuai dengan karakternya dalam
negara Islam kelompok sejenis. Seperti mengelompokkan dan
mencatat pajak yang memiliki satu karakter
sejenis dalam satu kelompok.
• Harus mencatat pemasukan di halaman
sebelah kanan dengan mencatat sumber
pemasukan tersebut.
• Harus mencatat pengeluaran di halaman
sebelah kiri dan menjelaskan pengeluaran
tersebut.
Etika
penyusunan • Ketika menutup saldo harus meletakkan suatu
akuntansi tanda khusus padanya.
yang pernah • Setelah mencatat seluruh transaksi keuangan,
digunakan maka harus memindahkan transaksi sejenis ke
negara Islam dalam buku khusus yang disediakan untuk
transaksi yang sejenis itu saja (posting ke buku
besar).
• Harus memindahkan transaksi yang
sejenis itu oleh orang lain yang
independen, tidak terikat dengan orang
yang melakukan pencatatan di buku
harian dan buku yang lain.
Etika • Setelah mencatat dan memindahkan
penyusunan transaksi keuangan di dalam buku-buku,
akuntansi maka harus menyiapkan laporan
yang pernah berkala, bulanan atau tahunan sesuai
digunakan
negara Islam dengan kebutuhan. Pembuatan laporan
keuangan itu harus rinci, menjelaskan
pemasukan dan sumber-sumbernya serta
pengalokasiannya.
Akuntansi di Zaman khalifah .

• Terdapat Lembaga Keuangan negara yang


disebut dengan diwan, diantaranya diwan
pengeluaran, diwan militer
• Terdapat Dewan Pengawas (muhtasib), yang
disebut dengan “shahib al shurta”. Dewan juga
mengawasi pelayanan pemerintah
Akuntansi Masa Daulah Abasiyyah
(750-847 M)

• Diwan Kharaj (diwan pendapatan dari


pertanian)
• Buku catatan pertama disebut : Jaridah (journal,
zournal)
• Daftarul yaumiyyatil ammah = buku harian umum
= Daily book
• Daftaarun nafaqaat = buku pengeluaran
• Daftaarun nafaqat wal iradat
• Daftar amwaalil mushadarah (harta sitaan)
‫‪DASAR PENERAPAN AKUNTANSI‬‬
‫بَ‬‫س ًّمى َفا ْكتُبُو ْهُ ََو ْليَ ْكت ُ ْ‬ ‫ين آ َمنُوا ِإذَا تَدَايَ ْنتُ ْْم ب ِ َد ْينْ ِإلَى أ َ َجلَ ُم َ‬ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ ََ‬
‫َللاُ َفَ ْليَ ْكت ُ َْ‬
‫ب‬ ‫علَّ َم َهُ ََّ‬ ‫ب َك َما َ‬ ‫ن يَ ْكت ُ ََ‬ ‫ب َكا ِتبَ أ َ َْ‬ ‫ل َوال يَأ ْ ََ‬ ‫ب ْينَ ُك َْم َكا ِتبَ ِب ْالعَ ْد َِ‬
‫ن َك ََ‬
‫ان‬ ‫شَْيئًا فَإِ َْ‬ ‫َس ِم ْن َهُ َ‬ ‫َللا َربَّ َهُ َوال يَ ْبخ َْ‬ ‫ق َََّ‬ ‫ق َو ْليَت َّ َِ‬ ‫علَ ْي َِه ْال َح َُّ‬ ‫ل الَّ ِذي َ‬ ‫َو ْليُ ْم ِل َِ‬
‫ل ُه ََو فََْليُ ْم ِل َْ‬
‫ل‬ ‫ن يُ ِم ََّ‬ ‫ض ِعيفًا أ َ َْو ال يَ ْست َ ِطي َُع أ َ َْ‬ ‫س ِفي ًها أ َ َْو َ‬ ‫ق َ‬ ‫علَ ْي َِه ْال َح َُّ‬ ‫الَّ ِذي َ‬
‫جلَي َِ‬
‫ْن‬ ‫ن لَ َْم يَ ُكونَا َر َُ‬ ‫ن ِر َجا ِل ُك َْم فَإِ َْ‬ ‫ْن ِم َْ‬ ‫ش ِهي َدي َِ‬ ‫ل َوا ْست َ ْش ِهدُوا َ‬ ‫َو ِليُّ َهُ ِب ْالعَ ْد َِ‬
‫ل ِإ ْح َدا ُه َما َفَتُذَ ِ ِّك ََر‬ ‫ض ََّ‬ ‫ن تَ ِ‬ ‫اء أ َ َْ‬ ‫ش َه َد َِ‬‫ن ال َُّ‬ ‫ن ِم ََ‬ ‫ض ْو ََ‬ ‫ن ت َ ْر َ‬ ‫ان ِم َّم َْ‬ ‫فَ َر ُجلَ َو ْام َرأَت َ َِ‬
‫ن ت َ ْكتُبُوَهُ‬ ‫عوا َوال ت َ ْسأ َ ُموا أ َ َْ‬ ‫ش َه َدا َُء ِإذَا َما ُد َُ‬ ‫ب ال ُّ‬ ‫األخ َرى َوال يَأ ْ ََ‬ ‫ِإ ْح َدا ُه َما ْ‬
‫ش َها ََدَِة َوأ َ ْدنَى‬ ‫َللا َوأ َ ْق َو َُم ِلل َّ‬ ‫ط ِع ْن ََد ََِّ‬ ‫س َُ‬ ‫يرا ِإلَى أ َ َج ِل َِه ذَ ِل ُك َْم أ َ ْق َ‬ ‫يرا أ َ َْو َك ِب ً‬ ‫ص ِغ ً‬ ‫َ‬
‫علَ ْي ُك َْم‬‫ْس َ‬ ‫يرونَ َها بَ ْينَ ُك َْم فَلَي ََ‬ ‫اض َرَة ً َت ُ ِد ُ‬ ‫ارَة ً َح ِ‬ ‫ون تِ َج َ‬ ‫ن ت َ ُك ََ‬ ‫أَال ت َ ْرتَابُوا ِإال أ َ َْ‬
‫ش ِهيدَ َو ِإ َْ‬
‫ن‬ ‫ار َكا ِتبَ َوال َ‬ ‫ض ََّ‬ ‫ُجنَاحَ أَال ت َ ْكتُبُو َها َوأ َ ْش ِهدُوا ِإذَا تَبَايَ ْعَت ُ ْمَ َوال يُ َ‬
‫ع ِليمَ‬ ‫َيءَ َ‬ ‫لش ْ‬ ‫َللاُ ِب َُك َِِّ‬
‫َللاَُ َو ََّ‬ ‫َللا َويُعَ ِلِّ ُم ُك َُم َّ‬ ‫سوقَ ِب ُك َْم َواتَّقُوا َََّ‬ ‫ت َ ْفعَلُوا فَإِنَّ َهُ فُ ُ‬
‫)‪(Surat Al Baqarah, ayat 282‬‬
DASAR PENERAPAN AKUNTANSI
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang
yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika
yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri
tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika tak ada
dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-
saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika
muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang
demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.
DASAR PENERAPAN AKUNTANSI
•Setiap transaksi hendaklah dibukukan
•Menulisnya dengan benar
•Janganlah penulis enggan menuliskannya
•Janganlah ia mengurangi sedikit pun dari pada
utangnya
•Janganlah kamu jemu menuliskan utang (transaksi
ekonomi) itu baik kecil maupun besar sampai batas
waktu membayarnya
•Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat
menguatkan persaksian
 Akuntansi dalam bahasa arab dikenal dengan
Muhasabah
 Makna Muhasabah :
1. Selesaikan pertanggungjawaban
2. Netral, independen, obyektif
3. Menjaga
4. Mengharapkan pahala
5. Menjadikan perhatian
6. Mempertanggungjawabkan
7. Mizan/neraca/catatan terus menerus
8. Mengukur, menghitung
Laporan keuangan :
-Al Khitamah : laporan bulanan
-Al Khitamah Al jam’iyyah : laporan
yang diserahkan kepada pimpinan
-Al Muwafaqah : laporan yang sudah
disetujui oleh penerima laporan
 Muhtasib = orang yang bertanggungjawab
atas lembaga al hisba yang bertugas
mengawasi perusahaan dan pasar, seperti :
- memastikan mendapat hak atas timbangan
yang benar
- mencek kecurangan
- memeriksa kontrak yg tidak benar, judi, riba
- menjaga terlaksananya pasar bebas
- mencegah penimbunan
IMAM SYAFI’I, 767-820 M
“barangsiapa mempelajari al
hisab/akuntansi, maka berarti
pikirannya bagus”

Ungkapan tersebut terkait nasehatnya kepada


para pebisnis saat itu agar meng-akuntasikan
transaksinya
KONSEP DASAR TEORI YANG MENDASARI
AKUNTANSI

Proprietary Theory
Entity Theory
Residual Equity Theory
Enterprise Theory
Fund Theory
Commander Theory
PROPRIETARY THEORY
Menurut teori proprietary, entitas sebagai “agen,
perwakilan atau susunan melalui wirausahawan
individual atau pengoperasi pemegang saham”.
Sudut pandang kelompok pemilik sebagai pusat
kepentingan terefleksi dalam cara memelihara
catatan akuntansi dan membuat laporan
keuangan.
Tujuan utama teori proprietary adalah untuk
menentukan dan menganalisis kekayaan bersih
pemilik, dengan persamaan akuntansi:

Aset — Utang = Ekuitas Pemilik.


Entity Theory
1. Teori entitas memandang entitas sebagai sesuatu yang
terpisah dan berbeda dari pihak yang menyediakan
modal pada entitas.
2. Secara sederhana, unit bisnis, bukan pemilik,
merupakan pusat kepentingan akuntansi.
3. Unit bisnis memiliki sumber daya perusahaan dan
bertanggungjawab terhadap pemilik maupun kreditor.
4. Menurut teori ini, persamaan akuntansinya adalah:

Aset = Ekuitas
Aset = Utang + Ekuitas Pemegang Saham
Residual Equity Theory
1. Teori ini merupakan variasi lain dari kedua teori yang
dibahas sebelumnya (teori pemilikan dan teori kesatuan).
2. Dalam teori ini karena pemegang saham biasa
mempunyai potensi menanggung risiko terbesar, maka
diasumsikan bahwa kelayakan informasi untuk tujuan
pengambilan keputusan (misalnya mendukung prediksi
arus kas) haruslah ditujukan pada pemegang ekuitas
residual. Kelompok pemegang ekuitas residual disini
adalah pemegang saham biasa.
3. Dengan demikian persamaan neraca menurut teori
adalah: jumlah aktiva dikurangi jumlah ekuitas spesifik
(terdiri kewajiban dan saham preferen) sama dengan
ekuitas residual.
4. Maka income yang diakui untuk pemegang ekuitas
residual adalah income setelah dikurangi dengan bunga
atas utang dan dividen saham preferen.
Enterprise Theory
Enterprise theory mempunyai pengertian, yang lebih
luas dari entity theory.
Enterprise theory dapat dilihat sebagai suatu social
theory.
Konsep ini sangat tepat diterapkan pada perusahaan
perusahaan besar yang mau tidak mau harus
mempertimbangkan dampak dari tindakan masyarakat
luas.
Dari segi akuntansi, ini berarti bahwa tanggung jawab
dalam menyampaikan laporan yang baik tidaklah
terbatas untuk pemegang saham dan kreditor saja
tetapi juga pada kelompok – kelompok tertentu secara
umum.
Fund Theory
Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori
proprietary maupun teori entitas, tetapi kelompok aset
dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang
mengatur penggunaan aset.
Teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber
daya ekonomi (dana) serta kewajiban dan restriksi terkait
mengenai penggunaan sumber daya.
Unit akuntansi didefinisi dalam pengertian aset dan
penggunaan aset yang telah dilakukan. Kewajiban
menunjukkan serangkaian restriksi hukum dan ekonomi
pada penggunaan aset.
Sehingga, teori dana “berorientasi aset” dalam
pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada
administrasi dan penggunaan aset secara memadai.
Commander Theory
Pengendali merupakan sinonim dari
manajemen.
Manajemen membutuhkan informasi
sedemikian sehingga ia dapat melaksanakan
fungsi pengendalian dan perencanaan sesuai
dengan kehendak pemilik.
Teori ini lebih banyak berhubungan dengan
akuntansi manajemen dari pada akuntansi
keuangan.
KONSEP DASAR TEORI AKUNTANSI MANA YANG
MENDASARI AKUNTANSI ISLAM?
Konsep dasar teoritis akuntansi yang dekat dengan nilai
dan tujuan syariah adalah Enterprise Theory (Harahap
1997; Triyuwono 2002b), karena menekankan
akuntabilitas yang lebih luas.
Namun, dari sudut pandang syariah, seperti dijelaskan
Triyuwono (2002b) konsep ini belum mengakui adanya
partisipasi lain yang secara tidak langsung memberikan
kontribusi ekonomi.
Konsep ini belum bisa dijadikan justifikasi bahwa
enterprise theory menjadi konsep dasar teoritis, sebelum
teori tersebut mengakui eksistensi dari indirect
participants.
PERKEMBANGAN
STANDAR AKUNTANSI SYARIAH
1 safar 1410 H, 27 maret 1991 di negara
bahrain berdiri accounting & auditing
organization for islamic financial institution
1998 AOIFI mengeluarkan accounting & auditing
standard for islamic financial institution
1999 berubah menjadi accounting, auditing and
governance standard for islamic financial
institution (AAOIFI)
STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH
DITERBITKAN AAOIFI
Financial Accounting Statements
Objective of Financial Accounting of Islamic Banks and Financial
Institutions
Concepts of Financial Accounting for Islamic Banks and Financial
Institutions
Financial Accounting Standards
General Presentation and Disclosure in the Financial Statements of
Islamic Banks and Financial Institutions
Murabaha and Murabaha to the Purchase Orderer
Mudaraba Financing
Musharaka Financing
STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH
DITERBITKAN AAOIFI
Salam and Parallel Salam
Ijarah and Ijarah Muntahia Bittamleek
Istisna'a and Parallel Istisna'a
Zakah
Provisions and Reserves
General Presentation and Disclosure in Financial Statements of
Islamic Insurance Companies
Disclosure of Bases for Determining and Allocating Surplus or
Deficit in Islamic Insurance Companies
Investment Funds
Disclosure of Bases for Profit Allocation between Owners' Equity
and Investment Account Holders and Their Equivalent
STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH
DITERBITKAN AAOIFI

Provisions and Reserves in Islamic Insurance Companies


Foreign Currency Transactions and Foreign Operations
Investments
Islamic Financial Services offered by Conventional Financial
Institutions
Contributions in Islamic Insurance Companies (New)
Deferred Payment Sale
Disclosure on Transfer of Assets (New)
Segment Reporting (New)
STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH
DITERBITKAN AAOIFI

Auditing
Objective and Principles of Auditing
The Auditor's Report
Terms of Audit Engagement
Testing by an External Auditor for Compliance with
Shari'a Rules and Principles by an External Auditor
The Auditor's Responsibility to Consider Fraud and
Error in an Audit to Financial Statements (New)
STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH
DITERBITKAN AAOIFI
Governance
Shari'a Supervisory Board: Appointment, Composition and Report
Shari'a Review
Internal Shari'a Review
Audit and Governance Committee for Islamic Financial Institutions
Ethics
Code of Ethics for Accounting and Auditors of Islamic Financial
Institutions
Code of Ethics for the Employees of Islamic Financial Institutions
Sumber: AAOIFI. 2006.
Perkembangan
PSAK Syariah
di Indonesia
Sejarah Akuntansi Syariah di Indonesia
sd 2001 2002-2008
• Accounting, Auditing, • KDPPLK bank syariah
Governance Standards for (tambahan KDPPLK umum)
Islamic Financial Institutions • PSAK 59: Akuntansi
• PSAK 31: Akuntansi Perbankan Syariah
Perbankan

2013
• PABSI (Revisi) 2011 2008 - 2010
• ED PSAK 102
(revisi) • PSAK 101 di revisi • KDPPLK syariah (terpisah dari
• PSAK 109 KDPPLK umum)
• PSAK 110 • PSAK 101-108
4 Issue PSAK Syariah

1 2 3 4

PSAK PSAK PSAK


Syariah PSAK
Syariah [101– Syariah
107] [108] Syariah
Murabahah, [109] [110]
Salam, Istishna, Akuntansi
Mudharabah, Asuransi Akuntansi Akuntansi
Musyarakah, & ZIS
Ijarah Syariah Sukuk
PSAK 109 VS PSAK 101-106
PSAK 109 AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101-106 (entitas syariah & non-
INFAK SEDEKAH syariah)
PSAK ini bertujuan untuk mengatur
tentang akuntansi zakat, infaq dan
shadaqah yakni mengatur Kerangka Dasar Penyusunan
pengakuan, pengukuran, penyajian Pelaporan Lap Keuangan Syariah
dan pengungkapan transaksi zakat
dan infak/sedekah yang berlaku PSAK 101 Penyajian Lap Keu
bagi Organisasi Pengelola Zakat. Syariah
Komponen laporan keuangan dalam PSAK 102 Ak Murabahah
PSAK 109 terdiri dari laporan posisi
keuangan (Neraca), Laporan PSAK 103 Akuntansi Salam
Perubahan Dana, Laporan Perubahan
Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas dan PSAK 104 Akuntansi Istishna
Catatan Atas Laporan Keuangan.
Dalam penyajian laporan keuangan, PSAK 105 Ak Mudharabah
lembaga Amil menyajikan dana zakat,
dana infak/sedekah, dana amil dan PSAK 106 Ak Musyarakah
dana nonhalal secara terpisah dalam
neraca (laporan posisi keuangan)
KETENTUAN LAIN
Berlaku untuk semua entitas Syariah baik
sektor publik atau swasta
Entitas Konvensional tidakperlu menyiapkan
LKS secara lengkap cukup melaporkan
transaksi syariah saja.
PSAK SYARIAH KINI
PSAK 100 KDPPLK
PSAK 101 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
PSAK 102 AKUNTANSI MURABAHAH
PSAK 103 AKUNTANSI SALAM
PSAK 104 AKUNTANSI ISTISHNA
PSAK 105 AKUNTANSI MUDHARABAH
PSAK 106 AKUNTANSI MUSYARAKAH
PSAK 107 AKUNTANSI IJARAH
PSAK 108 AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH
PSAK 109 AKUNTANSI ZAKAT INFAK SEDEKAH
PSAK 110 AKUNTANSI SUKUK
PSAK 111 AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

Anda mungkin juga menyukai