Anda di halaman 1dari 24

Menu utama

Skip to content

Our Islamic Economics


Spread the spirit Islamic Economics

Ayat dan Hadis Ekonomi


Dipublikasi pada 28/05/2013 oleh ozeres

AYAT-AYAT TENTANG EKONOMI


Oleh : NR Cindy
1.

Aktivitas Ekonomi adalah bagian dari ibadah:


QS. Al-Baqarah: 177









()


Artinya:
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan
zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang
yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
Aqidah adalah landasan dasar utama dan pertama dari ekonomi Islam. Selanjutnya
diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan dengan berpedoman kepada syariat. Setiap
implementasi syariat harus berlandaskan pada aqidah, apabila tidak maka amalan tersebut sia-
sia.
2. Hak memiliki harta
QS. An-Nisaa: 29



)(

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.
Teori Perwakilan/Amanah:
a. Pemilik sebenarnya ( hakiki ) adalah Allah Swt.
b. Manusia mendapat amanah dari pemilik sebenarnya.
c. Wakil/Yang mendapat amanah harus mengikuti aturan dari yang mewakilkan/memberi amanah.
d. Kalau tidak tunduk pada aturan, maka yang mewakilkan/pemberi amanah akan menegur,
memperingatkan bahkan bisa mencabut wewenangnya sebagai wakil.
3. Landasan Akuntansi

QS. Al-Baqarah: 282











)(



Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang
yang berutang itu mengimlakan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikit pun daripada utangnya. Jika
yang berutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak
mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki di antaramu). Jika tak ada dua
orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-
saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika
muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan
janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian),
maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Sifat utama yang harus dimiliki setiap muslim dalam berekonomi:


a. Shiddiq
Memastikan bahwa aktivitas ekonomi dilakukan dengan moralitas yang menjunjung
tinggi nilai kejujuran. Salah satu bentuk kejujuran itu adalah, jika berhutang Rp. 100.000, segera
ditulis, dipersaksikan dan tidak ada niat untuk membohongi dengan tidak mau melunasinya.
b. Fathanah
Memastikan bahwa kegiatan usaha dilakukan secara profesional dan kompetitif sehingga
menghasilkan keuntungan maksimum dalam tingkat risiko telah dihitung. Dalam berhutang
misalnya, hendaknya memperhitungkan kemampuan dirinya. Jangan sampai berhutang hanya
untuk berfoya-foya / hal-hal yang tidak bermanfaat.
c. Amanah
Menjaga dengan ketat prinsip kepercayaan, yaitu dengan mempercayai orang lain dan
menjaga kepercayaan orang lain. Dalam berhutang misalnya, harus berniat untuk segera
melunasinya ketika mampu melunasinya.
d. Tabligh
Mendorong prinsip-prinsip transparansi (keterbukaan), dalam bermuamalah. Salah satu
bentuknya adalah selalu menulis surat resmi dalam setiap berakad. Dan menunjuk dua saksi agar
kalau yang satu lupa, yang lain dapat mengingatkan.
Surat Al-Baqarah ayat 282 tersebut, secara tersirat menjelaskan bahwa praktik akuntansi,
seperti; Catatan, Bukti Pemeriksaan, Independensi keputusan pemeriksa sesuai dengan syariat
Islam.
4. Landasan Manajemen
QS. Al-Maidah: 8




)(


Artinya:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku
adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Jadi, pada dasarnya Allah Swt mencintai orang yang selalu berbuat secara terencana,
profesional dalam mengelola, seperti:
a. Memiliki keahlian.
)

( :
b. Teratur. Ash-Shaff: 4
} {
c. Amanah. Al-Mukminun: 8
} {
d. Bertanggung jawab.
) ( :
e. Adil / Mengambil keputusan dengan tepat. Al-Maidah: 8
{
}
f. Menghormati dan menghargai orang lain
.)
( :- -


g. Meninggalkan cara-cara yang tidak diridhai oleh Allah Swt.

( :- -


5. Landasan dasar Bank Syariah
QS. An-Nisaa: 58



)(

Artinya:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.
Definisi Bank, Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak. (pasal 5 UU 7/92)
Kegiatan Usaha Perbankan :
a. Penghimpunan dana
b. Penyaluran dana
c. Jasa keuangan perbankan
Syarat transaksi sesuai syariah :
a. Tidak mengandung unsur kedzaliman
b. Bukan riba
c. Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain
d. Tidak ada penipuan (gharar)
e. Tidak mengandung materi-materi yg diharamkan
f. Tidak mengandung unsur judi (maisyir)

HADITS-HADITS TENTANG EKONOMI


1. Jual Beli
) (
Artinya:
Dari Abi Hurairah r.a dari Nabi saw. bersabda: jangan;ah dua orang yang jual beli berpisah,
sebelum saling meridhai (Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi).
2. Riba
) (


Artinya:
Satu dirham uang riba yang dimakan seseorang, sedangkan orang tersebut mengetahuinya,
dosa perbuatan tersebut lebih berat daripada dosa enam puluh kali zina (HR. Ahmad)
3. Pinjaman

) (
Artinya:
Sesungguhnya di antara orang-orang yang terbaik dari kamu adalah orang yang sebaik-
baiknya dalam membayar utang. (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Gadai
(




)
Artinya:
Binatang tunggangan bleh ditunggangi karena pembiayaannya apabila digadaikan, binatang
boleh diambil susunya untu diminum karena pembiayaannya bila digadaikan bagi orang
yang memegang dan meminum wajib memberikan biaya.
5. Pembayaran Upah

Artinya:
Berikanlah upah sebelum keringat pekerja itu kering.
6. Musaqah





Artinya:
Memberikan tanah Khaibar dengan bagian separoh dari penghasilan, baik buah-buahan
maupun (tanaman). Pada riwayat lain dinyatakan bahwa Rasul menyerahkan tanah Khaibar
itu kepada Yahudi, untuk diolah dan modal dari hartanya, penghasilan separohnya untuk
Nabi.
7. Mukhabarah dan Muzaraah





) (

Artinya:
Sesungguhnya Nabi saw. menyatakan, tidak mengharamkan bermuzaraah bahkan beliau
menyuruhnya, supaya yang sebagian menyayangi sebagian yang lain, dengan katanya,
barangsiapa yang memiliki tanah, hendaklah ditanaminya atau diberi faedahnya kepada
saudaranya, jika ia tidak mau, maka boleh ditahan saja tanah itu.

Share this:

Twitter
Facebook

Memuat...
Categories: Uncategorized | Tinggalkan komentar

Navigasi pos
OLDER POST

Tinggalkan Balasan

Surel (wajib)(Alamat takkan pernah dipublikasikan)


Nama (wajib)

Situs Web

Beri tahu saya komentar baru melalui email.


Kirim Komentar
Cari
Cari untuk:

Mei 2013
S S R K J S M

1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31
Pengunjung
33,879 Orang

Komentar Terbaru
DETIK FINANCE
Ada Demo, IHSG Dibuka Turun 23 Poin ke 5.306
Pertamina Tunggu Sikap Saudi Aramco Soal Proyek Kilang Dumai dan Balongan
Mau Buka Usaha Rumahan, Urus Izinnya Bagaimana?
Mandiri Sekuritas: IHSG Uji Level Psikologis 5.300
Kiwoom Securities: IHSG Akan Bergerak Negatif
Begini Skema Kenaikan Tarif Listrik 18,7 Juta Pelanggan 900 VA PLN di 2017
Infrastructure Week, Peluang Pemerintah Tawarkan Proyek Cantik ke Investor
Bahana Securities: IHSG dan Rupiah Cenderung Melemah
Perhatikan 4 Hal Ini Sebelum Berinvestasi
Trump Perlahan Saingi Hillary, Wall Street Lesu Lagi

Blog di WordPress.com.
Ihsan Abbas
"Bacalah dengan NAMA Tuhanmu,"
Home
About

Ekonomi Islam dalam Al-Quran dan Al-Hadits


Posted by Ihsan Abbas / 2013/11/12 / Labels: Al-Quran, Ekonomi, Hadits, Islam, jual-beli, Zakat

PENDAHULUAN

Segala Puji Tuhan semesta alam Allahu Subhana wa Ta'la yang telah mengilhamkan bapak manusia
Adam A.S dengan nama-nama sehingga menjadi ilmu yang terus berkembang sampai ke zaman kita
saat ini dengan berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam kita panjatkan kepada baginda
Rasulullah Muhammad bin Abdullah yang telah membawa pelita kehidupan bagi kita dan penyempurna
dari agama-agama sebelumnya termasuk penyempurna bagi ilmu pengetahuan yang sedang dalam
tahap pengembangan. Pada kesempatan kali ini penulis ingin memaparkan beberapa pintasan pikiran
yang sudah dikumpulkan dari beberapa literatur dalam usaha untuk menjelaskan ayat-ayat dan hadist-
hadist yang berkenaan dengan praktik ekonomi, perlu untuk diketahui bahwa ayat dan hadist tentang
ekonomi bukan saja yang ada pada tulisan ini akan tetapi masih banyak lagi ayat dan hadits ekonomi
yang belum bisa kami paparkan karena keterbatasan waktu dan tenaga. Penyusunan untuk ayat Al-
Quran kami urutkan sesuai dengan urutan surat yang ada dalam Al-Quran, sedangkan dalam
penyusunan Al-Hadist kami kutip secara acak "Random"dari beberapa literatur hadist dengan memilih
standar Shahih, sehingga dalam pembahasannya lebih beragam dan meliputi bagian Zakat, Manajemen
Harta, Jual-beli, Sewa-menyewa. Mungkin ini yang dapat kami sampaikan apabila terdapat kesalahan itu
merupakan kekurangan yang penulis miliki selaku manusia lemah, dan apabila terdapat kebenaran itu
merupakan taufiq dan dan hidayah Allah.
PEMBAHASAN

11. Ekonomi Islam dalam Al-Quran

Dalam pembahasan kali ini kita akan menjelaskan beberapa ayat Al-Quran yang berkenaan dengan
praktik-praktik ekonomi, disini penulis tidak berani menganggap penjelasan dari setiap ayat sebagai
tafsir karena masih sangat sederhananya kajian yang dilakukan dan orang yang paling pantas
menafsirkan Al-Quran adalah Nabi Muhammad SAW, karena kepadanya Al-Quran diturunkan dan beliau
sebagai saksi atau penerima wahyu yang sangat tahu akan apa yang terkandung didalamnya. Walaupun
pada era terakhir bermunculan karya-karya tafsir oleh para cendikiawan muslim itu semua karena
memang sifat sebuah ilmu pengetahuan yang terus berkembang dan tidak diragukan juga bahwa
pendapat mereka dalam menafsirkan Al-Quran sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
dalam Ulumul- Quran dan Usulu-Tafsir. Disini kami mencoba untuk menjelaskan beberapa ayat Al-Quran
sebagai berikut:

.1

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang
bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu
mengetahui. (QS: Al-Baqarah Ayat: 188)

Penjelasan: dalam ayat ini dijelaskan konsep dasar konsumsi dalam islam yang sangat memperhatikan
aspek sosial, karena memakan harta dengan cara bathil sangat dilarang, kemudian bahaya akan suap-
menyuap dalam suatu birokrasi guna mendukung konsumsi yang bathil tersebut juga disinggung disini,
seakan-akan Al-Quran sudah bisa memprediksikan bahwa manusia dalam persekongkolan nya dalam
hal yang bathil akan menempuh segala cara, termasuk menyuap birokrasi.




.2


Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya. (QS: Al-Baqarah Ayat: 275)
Penjelasan: dalam ayat ini menjelaskan hukum Riba secara sempurna, seperti yang kita ketahui
larangan akan Riba juga seperti hukum-hukum yang lainnya yang berjalan secara bertahap Tadarruj.
Halal dan haram dalam islam sudah dijelaskan secara seksama termasuk seperti bunyi ayat diatas yang
menjelaskan bagaimana orang yang tertutup hatinya saat melakukan Riba sehingga dia tidak
menghiraukan lagi mana yang halal dan haram,disaat Allah menjelaskan Halal dan Haram sudah pasti
disana ada hikmah yang tersembunyi yang akan terjadi apabila larangan dan perintah Allah disalah
gunakan.



.3



Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik
dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji. (QS: Al-Baqarah Ayat: 267)

Penjelasan: anjuran untuk mengeluarkan sebagian harta kita adalah bukti bahwa segala yang
dianugerahkan Allah adalah nikmat dan amanah yang dititipkan kepada makhluknya Manusia, kita
sebagai manusia lupa bahwa sumber daripada aktifitas produksi dan konsumsi kita selama ini bukan
ada wujudnya dengan serta-merta, tetapi mulai dari kekayaan flaura, fauna, hasil bumi dan yang ada di
laut semu merupakan milik Allah, kita hanya sebagai khalifah Agent dalam mengelola kekayaan
tersebut dengan anugerah akallilmu. Dan saat kita menginfakkan harta kriteria yang harus diperhatikan
disini merupakan baiknya harta yang dikeluarkan. Sesuatu yang baik akan berdampak kepada kebaikan-
kebaikan yang lain.




.4

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap
dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS: Al-Baqarah Ayat: 276)

Penjelasan: Sebab-Akibat adalah pembuktian bahwa hukum tersebut adalah benar validitasnya, seperti
yang dijelaskan pada ayat sebelumnya bahwa Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba, disini dampak caused dari riba tersebut di deskripsikan sebagai suatu yang dimusnahkan, dalam
beberapa literatur tafsir disebutkan bahwa memusnahkan disini berarti mengurangi nilainya atau
keberkahan harta yang didapat dari riba. Maka krisis ekonomi yang melanda belahan dunia saat ini bisa
dijadikan asumsi akibat dari maraknya penerapan riba yang ada pada sistem kapitalis dan sosialis,
walaupun perlu kita ketahui bahwa penerapan riba ini bukan faktor tunggal.




.5
. ...


Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah
mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia
mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu
menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih
adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu. (Tulislah muamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika
kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS: Al-
Baqarah Ayat: 282)

Penjelasan:Permasalahan pencatatan dalam sebuah perjanjian juga di cover dalam Al-Quran. Karena
tabiat manusia yang pelupa dan ingkar janji, Al-Quran memberikan solusi dalam hal muamalah yang
satu ini, yaitu apabila kita merasa bahwa dalam suatu muamalah perlu ada perjanjian secara tertulis
maka sangat dianjurkan untuk adanya pencatatan dan untuk memperkuat boleh ditambah dengan
beberapa saksi, dalam dunia modern pencatatan dalam sebuah perjanjian baik dari segi pengeluaran
atau pemasukan individu/perusahaan dikenal dengan Ilmu Akutansi.





.6


Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh
seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah
kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka
sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
(QS: Al-Baqarah Ayat: 283)

Penjelasan: Jenis transaksi non-tunai ini juga dideskripsikan oleh Al-Quran dengan cermat guna
mempermudah muamalah yang ingin kita jalankan, transaksi gadai juga diperkenalakan dalam islam
sehingga seseorang yang sedang bertransaksi tidak perlu merisaukan tentang apa yang belum bisa
ditunaikan oleh pihak yang lain. Ada pesan moral yang bisa kita ambil dari beberapa ayat pada surat Al-
Baqarah yang mana setiap kali Allah menerangkan sesuatu yang berkenaan dengan muamalah dia akhir
ayat selalu berbunyi bahwa sifat Allah sebagai tolok-ukur dari setiap apa yang mereka kerjakan, seperti
yang kita ketahui bahwa ekonomi islam dibangun atas pondasi Tauhid yang mana dasar dari setiap
gerak-gerik di setiap muamalah merujuk kepada Allah.


.7


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS: Ali Imran Ayat: 130)

Penjelasan: Disini dijelaskan akan bahaya mengambil riba, yang mana ketika seseorang mengambil riba
dia akan terus mengambil riba tersebut hingga berlipat-lipat ganda sehingga dia lupa bahwa hal
tersebut adalah sesuatu yang diharamkan oleh Allah, ayat ini sangat berkolerasi dengan ayat
sebelumnya Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Jadi naluri fitrah manusia
tertutup oleh hal-hal maksiat yang sudah sering dilakukan oleh seseorang.


.8

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS: An-
Nisaa Ayat: 29)

Penjelasan: ayat ini sedikit memiliki persamaan seperti yang telah kita jelaskan diatas, akan tetapi yang
harus kita cermati efek dari praktek konsumsi dengan cara yang bathil justru berdampak kepada si
entrepreneur itu sendiri, karena apabila dalam sebuah transaksi ada pihak-pihak yang merasa dirugikan
maka secara mental transaksi tersebut gagal, dan ini akan berdampak kepada masyarakat sekitar
karena terbiasa dengan muamalah yang bathil.

.9

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS:
Al-A'raf Ayat: 31)

Penjelasan: Prinsip Equilibrium juga di deskripsikan dalam Al-Quran dalam perilaku konsumsi yang lebih
mengutamakan sifat kesederhanaan, atau biasa disebut dengan kata Iqtishad. Jadi menurut penulis
disini hal kelangkaan Scarcity yang menjadi topik permasalahan ekonomi adalah bersumber dari
mampukah manusia mengoptimalkan rasa kepuasaan dalam hal mengkonsumsi dan produksi dengan
ukuran kesederhanaan.



.10

laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan
(dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di
hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS: An-Nuur Ayat: 37)

Penjelasan: laki-laki dalam tatanan rumah tangga islam adalah sebagai kepala keluarga Raien dan
mempunyai tanggung jawab Masul yang besar dalam mengarahkan bahtera rumah tangganya,
terkadang laki-laki lupa untuk menyisihkan waktunya kepada hal-hal yang berbau ruhaniyah, baik itu
shalat atau zakat karena terlalu sibuk dengan tanggung jawab tadi. Ayat diatas menjelaskan betapa
pantingnya bagi sorang pemimping untuk dapat menyelaraskan hidupnya dalam hal duniawi dan
ukhrawi sehingga kebahagian menjadi tujuan hidup bagi seseorang dalam menggapai dua dimensi
waktu tersebut.


.11

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada
kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS: Al-Qashash Ayat: 26)

Penjelasan:Krisis public figure ditengah-tengah masyarakat kita saat ini terindikasi dari bagaimana
seseorang menjalankan sistem roda kehidupannya dengan etika, kepercayaan Trust adalah kunci
utama etika bisnis yang harus dimiliki oleh seseorang yang menekuni permasalahan entrepreneurship.
Ayat diatas mengisahkan bagaimana Nabi Musa A.S menawarkan jasa kepada 2 orang gadis yang tidak
sanggup melaksanakan suatu pekerjaan pada saat itu, dan kriteria yang disandang oleh Nabi Musa A.S
adalah sebagai seorang yang kuat dan dapat dipercaya, 2 sifat tersebut termasuk kedalam modal
utama bagi seorang pengusaha untuk dapat mengembangkan bisnisnya.

} 37{
13.14.15.16 .12



} 38{

}39{


















} 40 {

}41{

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa
yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. Maka
berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-
orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan
mereka itulah orang-orang beruntung. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat
demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). Allah-lah yang menciptakan kamu,
kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah
di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu?
Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS: Ar-Ruum
Ayat: 37 - 41)

Penjelasan: Ibrah atau buah pelajaran yang bisa dipetik dari ayat pertama bahwa manusia harus
mengetahui kenapa pada saat-saat tertentu bahwa Allah dengan melapangkan (ujian) dan
menyempitkan (cobaan) rezki kita dapat mengoptimalkan apa yang kita miliki. seperti yang dijelaskan di
ayat berikutnya bahwa anjuran sedekah lebih diprioritaskan kepada orang kerabat terdekat yang berhak
baru selanjutnya kepada fakir-miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, seperti kita ketahui surat
Ar-Ruum merupakan surat Makkiyah yang lebih banyak mengupas permasalahan tauhid, akan tetapi
pada beberapa ayat disini dapat kita lihat bagaimana Al-Quran berdialog secara rasional menjelaskan
siklus keuangan yang ada dalam tatanan masyarakat yang ideal, karena dikhawatirkan orang yang
paling pertama sekali yang mampu merampas harta dan kekayaan seseorang adalah kerabatnya sendiri
karena dia merupakan orang terdekat yang mengetahui rincian bagaimana situasi kondisi si pemilik
harta tersebut dan selanjutnya adalah fakir-miskin karena mereka merasa didiskriminasikan selanjutnya
orang yang sedang dalam perjalanan saat kesempatan memungkinkan untuk berbuat secara semena-
mena mereka sangat mungkin untuk melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat setempat, akan
tetapi islam melihat segala aspek tersebut dengan memprioritaskan sedekah kepada yang lebih berhak
dan utama. Setelah dijelaskan bagaimana distribusi kekayaan yang sehat ayat berikutnya menjelaskan
pertumbuhan harta yang tidak hanya berkembang secara materil akan tetapi tumbuh secara
comprehensive yang menutupi segala celah, disini Allah membandingkan antara riba dan sedekah dan
mengajak kita untuk berpikir mana yang sebenarnya baik dan mana yang buruk untuk diterapkan dalam
kehidupan kita. Ayat ke 40 menjelaskan akan pentingnya filosofi ekonomi islam yang berlandaskan
kepada Tauhid dan menjadi tolok-ukur disetiap gerak-gerik seorang entrepreneur muslim karena dia
meyakini akan maad atau kemana dia akan kembali nantinya. Pada ayat ke 41 dijelaskan kerusakan
yang terjadi akibat dari perbuatan manusia di daratan maupun di laut. Islam melihat bagaimana kita
mengelola apa yang ada di bumi ini tidak hanya sebatas kesetaraan pada lini manusia saja baik dari
aspek tatanan sosial dan ekonomi akan tetapi islam juga melihat alam atau lingkungan sebagai sarana
untuk keberlangsungan hidup kita juga seprti industri yang lebih cenderung kepada ramah lingkungan.
} 3{} 2{
} 1{
17. 18. 19. 20
}4{

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan
musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Kabah). Yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari
ketakutan. (QS: Quraisy Ayat: 1 - 4)

Penjelasan: surat Quraisy adalah surah Makkiyah yang mempunyai korelasi kuat dengan surat
sebelumnya yaitu surat Al-Fiel dikarenakan terbebasnya mereka dari malapetaka serangan tentara
gajah Habsyah dan diberikan kenikmatan dengan keamanan dalam berdagang yang digambarkan pada
surat Quraisy, kata Quraisy sendiri berasal dari kata Qirsy yang mempunyai makna sebagai hewan buas
yang hidup di laut atau biasa disebut dengan ikan Hiu dikarenakanan tidak ada yang berani
mengganggu mereka, dan pada masa Arab Jahiliyah dikenal dengan suku yang sangat kuat dan
berkembang diseputaran kota Haram (Mekah). Asal penamaan Quraisy menurut yang diriwayatkan oleh
Ibn Abbas: sebelumnya anak cucu An-Nadhar ibn Kinanah mengalami masa paceklik yang sangat
panjang hingga akhirnya Hasyim ibn Abd Manaf mengumpulkan mereka dalam dua ekspedisi
perdagangan ke negri Yaman dan Syam, pengumpulan dua ekspedisi tersebut dinamakan dalam bahasa
Arab sebagai Qirsyun. Ada beberapa hal yang menarik dalam surat ini yang bisa diuraikan kedalam
beberapa penjelasan; pertama, Allah menceritakan akan nikmat mereka dalam melaksanakan
perdagangan yang dibahasakan dengan kebiasaan, kata-kata kebiasaan berarti jalur perdagangan yang
mereka lalui merupakan rutinitas tahunan sehingga menjadi kebiasaan. Ekspedisi tersebut dilakukan
dalam 2 musim yang berbeda dimana saat musim dingin mereka melakukan perjalanan ke Yaman
dengan kondisi negri yang panas sehingga membuat mereka nyaman dengan kehangatannya, di musim
panas mereka melakukan perjalanan ke Syam sehingga membuat mereka merasa nyaman dengan
dinginnya negri tersebut. Sedangkan barang yang mereka cari untuk diperdagangkan ketika di Yaman
berupa; rempah-rempah dan wangi-wangian dari India dan Teluk, dan yang mereka cari untuk
deperdagangkan ketika di Syam berupa; biji-bijian dan sandang-pangan. Dalam dunia bisnis modern
perilaku studi kelayakan bisnis yang diterapkan oleh suku Quraisy sangat dituntut oleh seorang
entrepreneur untuk mengembangkan bisnisnya sehingga dia mampu membuat pasar yang memenuhi
kebutuhan setiap Konsumer dan menerima barang dari setiap produsen. Kedua, konsekuensi dari apa
yang telah dikaruniakan kepada suku Quraisy baik berupa dijauhkannya mereka dari bencana
penyeranagan tentara Gajah Habsyah dan diberi petunjuk untuk melaksanakan perniagaaan adalah
untuk menyembah Rabbnya rumah Bait ini, dikarenakan keadaan kumusyrikan yang tengah melanda
suku Qurasiy maka Allah menjelaskan bahwa yang wajib disembah disini pemilik dari rumah
peribadatan yang mereka agung-agungkan, bukan aksesoris-aksesori (berhala) yang mereka pajang dan
mereka anggap sebagai representative mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah. Beribadah kepada
Allah baik dengan cara bersukur merupakan kunci bertahannya manusia dari kebahagian yang sedang
dia rasakan. Ketiga, dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah SAW berkata: sesungguhnya Allah telah
mensucikan Kinanah dari anak-anaknya Ismail A.S dan telah mensucikan Quraisy dari anak-anaknya
Kinanah dan mensucikan Bani Hasyim dari Suku Qurasiy dan telah mensucikanku dari Bani Hasyim. Dari
hadist tersebut kita dapat mengetahui ketika Al-Quran membicarakan perihal suku Quraisy, secara tidak
langsung Al-Quran menjelaskan bagaimana keadaan pengelolaan rumah tangga Rasulullah secara
makro,karena dari kebiasaan atau ekspedisi yang digambarkan dalam surat Quraisy Rasulullah temasuk
kedalam actor yang berkecimpung langsung dalam melaksanakan perniagaan baik dalam ruang
lingkup intership (magang), business manager, investment manager, business owner. Nabi Muhammad
SAW bukan hanya figur yang mendakwahkan pentingnya etika dalam berbisnis tapi juga terjun langsung
dalam aktifitas bisnis. Sejak kecil tepatnya saat berumur 12 tahun, Nabi Muhammad SAW sudah
diperkenalkan tentang bisnis oleh pamannya, Abu Thalib, dengan cara diikutsertakan dalam perjalanan
bisnis ke Negri Syam. Pengalaman perdagangan (magang) yang diperoleh Nabi Muhammad SAW dari
pamannya selama beberapa tahun manjadi modal dasar baginya disaat memutuskan untuk menjadi
pengusaha muda di Mekah. Beliau merintis usahanya dengan berdagang kecil-kecilan di sekitar Kabah.
Dengan modal pengalaman yang ada disertai kejujuran dalam menjalankan usaha bisnisnya, nama
Muhammad SAW mulai dikenal dikalangan pelaku bisnis (investor) di Mekah. Dalam kurung waktu yang
tidak cukup lama, Nabi Muhammad SAW mulai menampakkan kelihaiannya dalam menjalankan usaha
perdagangan bahkan beberapa investor Mekah tertarik untuk mempercayakan modalnya untuk
dikelolah oleh Nabi Muhammad SAW dengan prinsip bagi hasil (musyarakah-mudharabah) maupun
penggajian. Pada tahapan ini Nabi Muhammad SAW telah beralih dari business manager (mengelola
usahanya sendiri) menjadi investment manager (mengelola modal investor). Dengan modal yang sudah
relatif besar, Nabi Muhammad SAW memiliki kesempatan untuk ekspansi bisnis untuk menjangkau
pusat perdagangan yang ada di Jazirah Arab. Kejujuran beliau dalam berbisnis sehingga dikenal olah
para pelaku bisnis sebagai Al-Amin menjadi daya tarik bagi kalangan investor besar untuk
menginvestasikan modalnya kepada Nabi Muhammad SAW, salah satu di antaranya adalah Khadijah
yang di kemudian hari menjadi Istri pertama beliau. Di usia 25 tahun, usia yang masih relatif mudah,
Nabi Muhammad SAW menikah dengan Khadijah, seorang pengusaha sukses Mekah. Secara otomatis
Nabi Muhammad SAW menjadi pemilik sekaligus pengelola dari kekayaan Khadijah. Penggabungan dua
kekayaan melalui pernikahan tersebut tentunya semakin menambah usaha perdagangan mereka baik
secara modal maupun penguasaan pangsa pasar. Pada tahapan ini Nabi Muhammad SAW sudah
menjadi business owner. Proses tersebut sangat mempengaruhi disaat kegiatan Muamalah tersebar luas
di kota Madinah yang mana pada saat itu Rasulullah SAW menjadi Al-Hasib atau Supervisor dalam
sebuah pasar baik dari segi manajemen pemasaran, distribusi barang, monopoli dan lainnya. Refleksi
dari setiap kebijakan Rasulullah SAW dapat dilihat hadist-hadist beliau yang sarat dengan makna
kehidupan yang bisa dijadikan asumsi bahwa setiap kebijakan bersumber dari pengalaman panjang
kehidupan beliau dan tuntunan Allah Subhanawataala.

2. Ekonomi Islam dalam Al-Hadist

Menurut para Ulama istilah hadist diartikan sebagai apa-apa yang diriwayatkan dari Nabi
Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan dan ketetepannya Taqrir. Dalam Al-Quran
dijelaskan bahwa apa yang keluar dari perkataan RAsulullah SAW merupakan wahyu ilahi bukan berupa
perkataan yang penuh dengan hawa nafsu, sekaligus diutusnya Muhammad SAW juga untuk
menyempurnakan akhlak manusia, seperti yang di ilustrasikan oleh Al-Quran dan sesungguhnya kamu
mempunyai khuluq yang agung Imam Fakhruddin Ar-razy dalam tafsirnya Mafatihul
Ghaib mendefinisikan khuluq sebagai kemampuan jiwa yang memudahkan seseorang dalam
mengerjakan perbuatan-perbuatan terpuji, perbuatan yang mudah bagi seseorang tidak akan dilakukan
apabila perbuatan tersebut tidak dilakukan secara terus-menerus. Dalam kehidupan sehari-hari
Rasulullah mulai dari kecil hingga wafat dikenal dengan baik budi pekertinya dan dijuluki sebagai Al-
Amien orang yang dipercaya dikalangan suku Quraisy, sehingga ketika berbicara perihal ekonomi yang
bersumber dari Hadist banyak kita temukan nilai-nilai etika yang terkandung didalamnya.

Disini saya mencoba untuk menjelaskan secara umum dari beberapa hadist yang saya
kumpulkan dari beberapa literature yang mana mayoritas hadist shahih: 1. Dalam jual beli sangat
dikedepankan syarat-syarat sahnya transaksi tersebut, kebebasan invidu dalam memilih barang
merupakan salah satu kunci sukses sebuah transaksi, dimana kejujuran dan kecurangan sangat
diperhatikan dalam sebuah transaksi. 2. Dikarenakan rentannya seorang pedagang dengan praktek yang
menjerumuskannya kepada dosa/maksiat, dalam hadist ini Rasulullah mengingatkan siapa saja yang
menyandang gelar sebagai seorang entrepreneur harus berhati-hati dengan apa yang diucap dan
sumpah yang bagaimana yang dia laksanakan. 3. Perlindungan bagi si penjual disini sangat rasional
apabila kita perhatikan dalam praktek muamalah, tujuan dari statement Rasulullah SAW adalah agar
profesi sebagai seorang pedagang tidak dilemahkan oleh pihak-pihak tertentu khususnya
pembeli/broker dan alternatife terakhir adalah meninggalkan transaksi tersebut apabila si
pembeli/broker merasa tidak nyaman dengan penawaran si penjual. 4. Toleransi dalam sebuah transaksi
merupakan ketenangan jiwa yang mungkin akan dimiliki oleh siapa saja yang menerapkannya. 5.
Penimbunan barang merupakan praktek muamalah yang dianggap oleh Rasulullah merupakan
penyimpangan yang sangat fatal yang berlaku dalam suatu tatatan sosio-ekonomi karena
mempengaruhi manajemen pasar dan merusak harga barang tersebut. 6. Ridha adalah rukun jual-beli,
bukan saja di keluarkan melalui kata-kata (ijab-kabul) akan tetapi mempunyai efek yang sangat
signifikan kepada perilaku produksi dan konsumsi dalam sebuah masyarakat, bagaimana bisa
berkembang secara vertikal roda ekonomi kalau semua transaksi penuh akan warna kelaliman dan tidak
ditemukan adanya Ridha atau kenyamanan. 7. Berangsurnya tadarruj penerapan hokum islam
merupakan rahmat bagi kaum muslimin dalam meninggalkan kebiasan buruk mereka di zaman jahiliyah,
salah satunya bisa kita lihat pada hadist berikut saat Nabi Muhammad Saw mengharamkan Riba dan
minuman keras, karena dalam etika bisnis islam bukan hanya subjek yang menjadi sorotan akan tetapi
objek juga menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan muamalah. 8. Masalah perdagangan
dikenal dengan cepatnya sistem transaksi yang harus dilakukan dalam setiap jual-beli, khususnya jual-
beli makanan yang dianjurkan oleh nabi untuk dapat menunaikan transaksi tersebut secara tunai di
tempat, karena perihal makanan sangat rentan dengan penipuan atau yang kita kenal dalam istilah islam
dengan tadlis dan garar. 9. Disini Rasulullah SAW menganjurkan sedekah sebagai
amalan tathawwu guna menutupi kelalaian-kelalaian yang terjadi saat menjalanakan perniagaan. 10.
Konsep sedekah merupakan kelengkapan distribusi kekayaan yang sehat dalam ajaran agama islam,
syeikh syarawie dalam kuliah tafsirnya menjelaskan apabila dalam masyarakat muslim terdapat fakir-
miskin yang lapar maka ketahuilah bahwa disana ada orang kaya yang memakan hak mereka banyak
dari kita berasumsi bahwa keamanan dalam sebuah masyarakat hanya ditingkatkan dari kesadaran
masyarakat dalam menjalankan peraturan, tanpa menghiraukan sampai mana distribusi kekayaan sudah
kita jalankan secara optimal, kesempatan dalam melaksanakan sedekah sangat dianjurkan ketika kita
dalam keadaan mampu dari segi finansial ataupun dari segi kesehatan fisik, karena banyak dari kita
melupakan pada saat itu maka Nabi Muhammad SAW mengingatkan umatnya agar tidak terjadi
penyesalan di akhir hayatnya kelak, seperti orang yg sedang sakaratul maut hendak membagi hartanya
padahal jelas-jelas harta tersebut milik ahli warisnya saat dia telah tiada. 11. Kepercayaan diri dalam
kepribadian seorang muslim akan rezki merupakan cabang dari iman, seperti yang dinyatakan oleh
Imam Ali bin Abi thalib Karramallahu wajhahu: sesungguhnya Allah memberi kalian rezeki seperti
mencabut nyawa dari tiap-tiap jiwa kalian. Disini dapat kita ketahui bahwa rezki merupakan suatu yang
sudah ditakdirkan dan seperti yang kita ketahui bahwa takdir dapat dirubah dengan usaha dan doa, jadi
tidak ada kata terlambat untuk tetap optimis dalam mencari rezki serta anjuran dalam memperbagus
dalam mencari rezki dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram. 12. Disini Rasulullah
SAW menjelaskan penyebab kenapa terhalangnya rezeki, lancarnya siklus rezeki bergantung kepada apa
yang dikerjakan oleh seorang muslim, atas aturan Allahkah atau menyimpang dari aturanNya. 13.
Kecukupan merupakan inti daripada permasalahan ekonomi, bukan kelangkaan "Scarcity", disini
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa rezki yang paling baik itu saat seseorang berada dititik cukup akan
sesuatu, karena dengan rasa cukup tersebut seseorang merasa puas. Bukankah kepuasan konsumen
menjadi topik hangat yang dibicarakan oleh pakar ekonom hampir diseluruh belahan dunia. 14.
Kepercayaan kita akan mendapat rezki memang selalu diasah oleh baginda Rasulullah SAW untuk selalu
optimis, optimis dan percayalah membuat etos kerja seseorang meningkat dan dalam islam sangat
dianjurkan spirit yang selalu energik dalam mengarungi kehidupan dunia, dalam hadist yag lain nabi
berdoa untuk menghindar dari yg namanya lemah dan malas. 15. Tabiat manusia untuk tidak pernah
puas akan apa yang dia miliki memang diakui sendiri oleh Rasulullah SAW akan tetapi bukan berarti
manusia harus menerima itu semua tanpa ada usaha untuk memperbaiki. 16. Walaupun distribusi
kekayaan dianjurkan dalam islam akan tetapi disini Rasulullah mengingatkan betapa indahnya
pelaksanaan ibadah tanpa ada rasa Riya. 17. Etika dalam Islam mampu menyerap perhatian hampir
seluruh manusia yang ada dimuka bumi ini, ini terbukti dalam aplikasi yang didapat dalam ajaran islam
sendiri, dalam hadist ini kita diajarkan untuk menang dengan cara tidak menyakiti sesama kita, karena
ketika kita menunaikan amanah kita telah melaksanan tugas kita sebagai manusia, dan ketika kita tidak
mengkhianati orang yang telah mengkhianati kita, saat itu kita telah mengajarkan/memanusiakan orang
tersebut. 18. Salah satu sumber kekayaan yang dapat dijadikan sebagai alat produksi adalah tanah,
dalam islam sangat dianjurkan membuka lahan untuk ber-cocok tanam atau berkebun, sehingga pada
pembahasan Fiqh kita dapat menjumpai dari kitab-kitabnya tentang bab Ihyaul Mawat atau membuka
lahan. Maka ketika seorang muslim tidak sanggup mengelola lahan miliknya sudah sepantasnya untuk
ditawarkan kepada saudara muslimnya yang lain untuk mengelola lahan tersebut, baik dengan
aqad Muzara'ah, atau Musyarakah. 19. Retorika dakwah Rasulullah memang patut diacungkan jempol,
ketika mengajak ummatnya untuk menunaikan zakat/sedekah dia meneapkannya dalam kepribadiannya
terlebih dahulu, dengan tidak membuang sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh manusia dia menjelaskan
bahwa memang harta itu sesuatu yang menggoda, tetapi itu semua kalah jauh dengan indahnya hidup
berbagi untuk sesama ketika kita mempunyai harta, disini Rasulullah SAW ingin mengatakan bahwa ada
sesuatu yang lebih besar lagi daripada apa yang dilihat oleh manusia dengan kasat mata. 20. Konsep
khilafah bukan saja mengemban perintah dan melaksanakan hanya dari segi tatanan politik saja, akan
tetapi jauh lebih luas daripada itu. Apabila kita ingin menarik benang merah, disana ada hubungan erat
antara khilafah dan amanah, karena salah satu sebab dijadikannya manusia menjadi khilafah dimuka
bumi ini dikarenakan manusia menerima tawaran Allah dalam mengemban amanah. Beribadah kepada
Allah yang merupakan kewajiban manusia dilihat secara vertikal, untuk melestarikan kewajiban ibadah
tersebut kita harus menjaga eksistensi manusia itu sendiri yang bisa dilihat secara horizontal. Melakukan
kebaikan tidak hanya untuk suatu masa dan disuatu tempat, justru lebih umum dan lebih luas lagi
dimensi yang berlaku bagi seorang muslim. Dalam hadist ini Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita
akan pentingnya pembangunan dalam suatu negri, bukan saja untuk kita rasakan saat ini tapi untuk anak
cucu kita kita kedepan, dan kebaikan tersebut bagi siapa saja yang mendapat manfaat dari apa yang kita
perbuat termasuk menanam sesuatu untuk dinikmati hasilnya oleh orang lain maka pahala sedekah
lah bagi kita. Berikut beberapa hadist yang kami kumpulkan:



: (( - - - - .1
. ))

Artinya: Jual-beli itu dengan memilih selagi keduanya (pembeli dan penjual) belum berpisah dalam
transaksi tersebut, apabila si penjual berlaku jujur dan jelas maka keberkahan lah pada jual-beli mereka,
dan apabila berdusta dan diam ( tidak menjelaskan) maka sirnalah keberkahan pada jual-beli mereka.

" : : ". : " - - .2


Artinya: aku mendengar Rasulullah SAW berkata: sesungguhnya para pedagang adalah orang-orang
yang berbuat maksiat, maka para sahabat pun bertanya: Ya Rasulullah bukankah Allah telah
menghalalkan jual-beli, Rasulpun menjawab: benar, akan tetapi mereka berkata sambil berdusta dan
bersumpah hingga berdosa.

)
,
( : .3


,

Artinya: Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Apabila dua orang yang berjual beli berselisih, sedang di antara mereka tidak ada
keterangan yang jelas, maka perkataan yang benar ialah apa yang dikatakan oleh pemilik barang atau
mereka membatalkan transaksi." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Hakim.

- : .4

Artinya: dari Jabir bin Abdullah Radliyallaahu 'anhuma bahwa Rasullah SAW berkata: Allah merahmati
hambanya yang telorensi (tenggang rasa) dalam keadaan menjual, membeli dan meminta peradilan.








.5

Artinya: dari Yahya dia Ibn Said berkata bahwa Said bin Al-musayyab meriwayatkan hadits bahwa
Rasulullah SAW berkata: barangsiapa menyimpan/memendam barang maka dia telah bersalah.

.6

Artinya: dari Yahya bin Ayyub berkata bahwa Abu Zarah apabila melakukan jual-beli dengan seseorang
maka dia menyuruh untuk memilih barang yang diperjual-belikan kemudian dia berkata pilihlah barang-
barangku, dia berkata aku mendengar Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW berkata: janganlah
diantara kamu berdua (penjual dan pembeli) berpisah dalam sebuah transaksi kecuali dengan saling
meridhai.

.7
-

Artinya: Disampaikan hadits dari Abdan dari Abi Hamzah dari Al-Aamasy dari Muslim dari Masruq dari
Aisyah berkata ketika diturunkan ayat-ayat riba dari surat Al-Baqarah keluarlah Nabi SAW ke Mesjid dan
membacakan ayat-ayat kepada orang-orang kemudian mengharamkan jual-beli Khamar.
- : - .8

Artinya: Disampaikan hadits dari Ibn Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi SAW melarang jual-beli
makanan sampai ditunaikan segala urusan transaksi tersebut.

- : .9

Artinya: Rasulullah SAW berkata: wahai para saudagar sesungguhnya dalam jual-beli ini terdapat
kelalaian dan sumpah-sumpah, maka tutuplah dia dengan sedekah.

: : .10
- :

Artinya: Rasulullah SAW berkata: bertanya seorang pria kepada Nabi SAW: wahai Rasulullah sedekah
bagaimana yang paling Afdhal? Rasulullah menjawab: bersedekahlah kamu saat kamu sehat/kuat dan
mampu,berharaplah akan kaya, dan bermohon untuk dijauhkan dari kemiskinan, dan jangan menunda-
nunda sampai nyawa di tenggorokan, kemudian engkau berkata harta ini untuk fulan dan ini untuk
fulan sedangkan harta itu sebenarnya milik si fulan.

: : .11
-

Artinya: Rasulullah SAW berkata: janganlah kamu menerlambatkan dalam meminta rezki, sesungguhnya
tidak akan mati seorang hamba sampai dia mendapatkan rezki terakhir miliknya, maka perbaguslah
dalam mencari rezki: mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram.

- : .12

Artinya: Rasulullah SAW berkata: takdir tidak dapat ditolak kecuali dengan doa, dan tidak bertambah
umur seseorang kecuali dengan kebaikan, sesungguhnya seseorang akan terhenti rezki untuknya
dikarenakan dosa yang dia miliki.

- : .13

Artinya: Rasulullah SAW berkata: sebaik-baik rezki adalah sebuah kecukupan.


: .14

Artinya: Rasulullah SAW berkata: kalaulah kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar tawakkal
maka Allah akan memberikan rezkiseperti rezki yang diberikan kepada seekor burung yang ketika keluar
dari sangkar dengan perut kosong dan pulang dengan keadaan perut penuh (kenyang).

- : : : .15

Artinya: Rasulullah SAW berkata: berkembangnya anak Adam seiring dengan berkembangnya dua
perkara: cinta akan harta dan umur yang panjang.

: .16
-

Artinya: Rasulullah SAW berkata: pembuat kebajikan akan mencegah pembuat onar, sedekah secara
rahasia akan memadamkan kemurkaan Rabb, silaturrahmi akan akan menambah umur.

: .17

Artinya: Rasulullah SAW berkata: tunaikanlah amanah kepada siapa yang telah memberimu
kepercayaan, dan janganlah mengkhianati siapa saja yang telah berkhianat kepadamu.

- : .18

Artinya: Rasulullah SAW berkata: barangsiapa mempunyai sebidang tanah maka bertanilah, apabila dia
tidak sanggup bertani dan tidak mampu, maka berilah kepada saudaranya yang muslim.

: .19
-

Artinya: Rasulullah SAW berkata: sesungguhnya harta itu hijau dan manis (menggoda) barangsiapa
mengambilnya dengan jiwa kedermawanan keberkatanlah baginya dan barangsiapa yang mengambilnya
dengan jiwa pemborosan tidak ada keberkahan baginya seperti seseorang yang makan dan tidak
kenyang, dan tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah.
- : .20

Artinya: Rasulullah SAW berkata: tidaklah seorang muslim menanam atau bertani, kemudian dimakan
oleh burung atau manusia atau binatang kecuali dia mendapat pahala sedekah.

PENUTUP
Dari kedua pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa sumber utama dalam Tasyri' Islamyadalah Al-
Quran dan Al-Hadist walalupun para ulama sepakat untuk memperluas cakupan dari kedua tersebut
kepada Ijma' dan Qiyas guna menghilangkan kekakuan dalam pengambilan kebijakan hukum. Dalam
penelitian masih sangat sedikit para ulama membahas baik itu tafsir ayat atau penjelasan hadist yang
berkenaan dengan muamalah secara spesifik, atau mengangkatnya kedalam sebuah karya ilmiah,
kalaupun ada hal tersebut masih sangat minim sekali, mungkin tulisan yang masih sangat sederhana ini
dapat membantu untuk mewujudkan hal tersebut.

) (.

Daftar Bacaan

Syarawie, Muhammad Mutawally. Tafsir Syarawie. Kairo: Dar Akhbar Youm, 1992
Zuhaily, Wahbah. Tafsir Al-Munir, Beirut: Dar El-Fikr, 2003

Qardhawy, Muhammad Yousef. Daur Al-Qiyam wa Al-Akhlaq fie Al-Iqtishad Al-Islamy, 1995

Antonio, Muhammad Syafiie. Bisnis dan Kewirausahaan: Ensiklopedia Leadership dan Manajemen
Muhammad SAW The Super Leader Super Manager

Serial Number Internet Download Manager 6.15

S/N: XAGZU-SJ0FO-BDLTK-B3C3V
S/N: Y5LUM-NFE0Q-GJR2L-5B86I

Serial Number Internet Download Manager 6.15.6

S/N: 4BTJF-DYNIL-LD8CN-MM8X5
S/N: Y5LUM-NFE0Q-GJR2L-5B86I
S/N: XAGZU-SJ0FO-BDLTK-B3C3V

Serial Number Internet Download Manager 6.17.3

S/N: RLDGN-OV9WU-5W589-6VZH1
S/N: HUDWE-UO689-6D27B-YM28M
S/N: 398ND-QNAGY-CMMZU-ZPI39
S/N: UK3DV-E0MNW-MLQYX-GENA1
S/N: W3J5U-8U66N-D0B9M-54SLM
S/N: EC0Q6-QN7UH-5S3JB-YZMEK
S/N: GZLJY-X50S3-0S20D-NFRF9
S/N: UVQW0-X54FE-QW35Q-SNZF5
S/N: FJJTJ-J0FLF-QCVBK-A287M

Anda mungkin juga menyukai