Anda di halaman 1dari 8

Ayat Al-Quran Tentang AKUNTANSI

 July 06, 2015 AKUNTANSI AKUNTANSI SYARIAH


‫‪Ayat Al-Quran yang paling eksplisit berbicara tentang‬‬
‫‪muamalah terutama masalah akuntansi terdapat dalam Q.S Al-‬‬
‫‪Baqarah Ayat 282. Firman Allah SWT :‬‬

‫ٱڪتُبُو ۚ‌هُ‬‫ين َءا َمنُ ٓو ْا ِإ َذا تَ َدايَنتُم ِب َد ۡي ٍن ِإلَ ٰ ٓى َأ َج ۬ ٍل ُّم َس ۬ ًّمى فَ ۡ‬ ‫يَ ٰـَٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ َ‬
‫ڪ َما‬
‫ب َ‬ ‫ب َكاتِبٌ َأن يَ ۡكتُ َ‬ ‫ل َواَل يَ ۡأ َ‬ ‫ڪاتِ ۢبُ ِب ۡٱل َع ۡد ِۚ‌‬ ‫َو ۡليَ ۡكتُب ب َّۡينَ ُكمۡ َ‬
‫ق ٱهَّلل َ َربَّهُۥ‪َ  ‬واَل‬ ‫َعلَّ َمهُ ٱهَّلل ۚ‌ُ فَ ۡليَڪۡتُ ۡب َو ۡليُمۡ لِ ِل ٱلَّ ِذى َعلَ ۡي ِه ۡٱل َح ُّ ۡ‬
‫ق َوليَتَّ ِ‬
‫ض ِعيفًا َأ ۡو اَل‬ ‫ق َسفِيهًا َأ ۡو َ‬ ‫ان ٱلَّ ِذى َعلَ ۡي ِه ۡٱل َح ُّ‬ ‫س ِم ۡنهُ َش ۡي ۬ـًٔ ۚا‌ فَِإن َك َ‬ ‫يَ ۡب َخ ۡ‬
‫وا َش ِہي َد ۡي ِن ِمن‬ ‫ٱستَ ۡش ِہ ُد ْ‬ ‫ل َو ۡ‬ ‫يَ ۡستَ ِطي ُع َأن يُ ِم َّل هُ َو فَ ۡليُمۡ لِ ۡل َولِيُّهُۥ‪  ‬بِ ۡٱل َع ۡد ِۚ‌‬
‫۬‬
‫ض ۡو َن‬ ‫ان ِم َّمن تَ ۡر َ‬ ‫رِّ َجالِڪ ُۖمۡ‌ فَِإن لَّمۡ يَ ُكونَا َر ُجلَ ۡي ِن فَ َر ُج ٌل َوٱمۡ َرَأتَ ِ‬
‫ب‬‫ى َواَل يَ ۡأ َ‬ ‫ڪ َر ِإ ۡح َد ٰٮهُ َما ٱُأۡل ۡخ َر ٰۚ‌‬ ‫ض َّل ِإ ۡح َد ٰٮهُ َما فَتُ َذ ِّ‬ ‫ِم َن ٱل ُّشہَ َدٓا ِء َأن تَ ِ‬
‫ۚ‬
‫ڪبِيرًا‬ ‫ص ِغيرًا َأ ۡو َ‬ ‫وا َواَل تَ ۡسـَٔ ُم ٓو ْا َأن تَ ۡكتُبُوهُ َ‬ ‫ٱل ُّشہَ َدٓا ُء ِإ َذا َما ُد ُع ْ‌‬
‫ۖ‬
‫ِإلَ ٰ ٓى َأ َجلِ ِۚۦ‌ه َذٲلِ ُكمۡ َأ ۡق َسطُ ِعن َد ٱهَّلل ِ َوَأ ۡق َو ُم لِل َّشہَ ٰـ َد ِة َوَأ ۡدنَ ٰ ٓى َأاَّل تَ ۡرتَاب ُٓوْ‌ا ِإلَّٓا‬
‫س َعلَ ۡي ُكمۡ ُجنَا ٌح َأاَّل‬ ‫َ‬ ‫اض َر ۬ةً تُ ِديرُونَهَا بَ ۡينَڪُمۡ فَلَ ۡي‬ ‫ِ‬ ‫ون تِ َج ٰـ َرةً َح‬‫َأن تَ ُك َ‬
‫۬ۚ‬
‫ضٓا َّر َكاتِ ۬بٌ َواَل َش ِهي ‌د َوِإن‬
‫ٌ‬ ‫تَ ۡكتُبُوهَ ۗا‌ َوَأ ۡش ِه ُد ٓو ْا ِإ َذا تَبَايَ ۡعتُ ۚمۡ‌ َواَل يُ َ‬
‫وا ٱهَّلل ۖ‌َ َويُ َعلِّ ُمڪُ ُم ٱهَّلل ۗ‌ُ َوٱهَّلل ُ ِبڪُلِّ‬ ‫ق ِبڪ ُۗمۡ‌ َوٱتَّقُ ْ‬ ‫وا فَِإنَّهُۥ‪  ‬فُسُو ۢ ُ‬ ‫تَ ۡف َعلُ ْ‬
‫‪َ  ‬ش ۡى ٍء َعلِي ۬ ٌم‬
‫‪" Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu‬‬
‫‪bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang‬‬
‫‪ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah‬‬
‫‪seorang penulis di‬‬ ‫‪antara‬‬ ‫‪kamu menuliskannya dengan‬‬
‫‪benar.‬‬ ‫‪dan‬‬
‫‪janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana‬‬
Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri
tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak
ada dua orang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya.
janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis
hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan
lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu),
kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu
jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu,
(jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling
sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu.
dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah
Maha mengetahui segala sesuatu"

TAFSIR 
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu pembayaran yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya untuk melindungi hak masing-masing dan untuk menghindari
perselisihan. Dan hendaklah seorang yang bertugas sebagai penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar, jujur, dan adil, sesuai ketentuan Allah dan peraturan perundangan yang berlaku dalam masyarakat.
Kepada para penulis diingatkan agar janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagai tanda syukur,
sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya kemampuan membaca dan menulis, maka hendaklah dia
menuliskan sesuai dengan pengakuan dan pernyataan pihak yang berutang dan disetujui oleh pihak yang
mengutangi.

Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan apa yang telah disepakati untuk ditulis, dan hendaklah
dia bertakwa kepada Allah, Tuhan Pemelihara-nya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripada utang-
nya, baik yang berkaitan dengan kadar utang, waktu, cara pembayaran, dan lain-lain yang dicakup oleh
kesepakatan. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya, tidak pandai mengurus harta karena suatu dan
lain sebab, atau lemah keadaannya, seperti sakit atau sangat tua, atau tidak mampu mendiktekan sendiri karena
bisu atau tidak mengetahui bahasa yang digunakan, atau boleh jadi malu, maka hendaklah walinya
mendiktekannya dengan benar dan jujur.

Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada saksi dua orang laki-laki,
atau kalau saksi itu bukan dua orang laki-laki, maka boleh seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara
orang-orang yang kamu sukai dari para saksi yang ada, yakni yang disepakati oleh yang melakukan transaksi.
Hal tersebut agar jika yang seorang dari perempuan itu lupa, maka perempuan yang seorang lagi yang menjadi
saksi bersamanya mengingatkannya.

Dan sebagaimana Allah berpesan kepada para penulis, kepada para saksi pun Allah berpesan. Janganlah saksi-
saksi itu menolak memberi keterangan apabila dipanggil untuk memberi kesaksian, karena penolakannya itu
dapat merugikan orang lain. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, baik utang itu kecil maupun besar,
sampai yakni tiba batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, yakni penulisan utang piutang dan
persaksian yang dibicarakan itu, lebih adil di sisi Allah, yakni dalam pengetahuan-Nya dan dalam kenyataan
hidup, dan lebih dapat menguatkan kesaksian, yakni lebih membantu penegakan persaksian, dan lebih
mendekatkan kamu kepada ketidakraguan terkait jenis utang, besaran dan waktunya.
Petunjuk-petunjuk di atas adalah jika muamalah dilakukan dalam bentuk utang piutang, tetapi jika hal itu
merupakan perdagangan berupa jual beli secara tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa
bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya, sebab memang pencatatan jual beli tidak terlalu penting dibanding
transaksi utang-piutang.

Dan dianjurkan kepadamu ambillah saksi apabila kamu berjual beli untuk menghindari perselisihan, dan
janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi oleh para pihak untuk memberikan keterangan dan kesaksian
jika diperlukan, begitu juga sebaliknya para pencatat dan saksi tidak boleh merugikan para pihak. Jika kamu,
wahai para penulis dan saksi serta para pihak, lakukan yang demikian, maka sungguh, hal itu suatu kefasikan
pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah dan rasakanlah keagunganNya dalam setiap perintah dan larangan,
Allah memberikan pengajaran kepadamu tentang hak dan kewajiban,

- Tafsir Kemenag -

KONSEP AKUNTANSI

Dalam Al-Quran terdapat banyak ayat yang menjelaskan konsep


Muamalah dalam Islam. Salah satunya adalah Ayat 282 dari
Surat Al Baqarah. Ini merupakan ayat terpanjang dalam Al
Quran. Prinsip Akuntansi dalam ayat ini menunjukan bahwa
praktek Akuntansi telah digunakan oleh Islam jauh mendahului
berkembangnya ilmu akuntansi yang saat ini di klaim berasal
dari Ilmuan Barat. Beberapa konsep akuntansi yang terdapat
dalam ayat ini adalah:

1. IDENTIFIKASI TRANSAKSI. 

Ayat ini diawali dengan seruan kepada orang beriman yang


melakukan transaksi muamalah yang dalam hal ini dalam
konteks utang/piutang. Ini menunjukan konsep Identifikasi
dalam proses akuntansi dimana Identifikasi adalah proses awal
akuntansi, yaitu mengidentifikasi suatu transaksi masuk kategori
aset, kewajiban, modal, beban, atau pendapatan.

2. MENCATAT TRANSAKSI. 

Setidak terdapat 7 kata dalam ayat diatas yang menyebutkan asal


kata "ka-ta-ba" yang berarti "MENULIS/MENCATAT". Salah
satu makna Akuntansi adalah mencatat semua transaksi yang
bernilai ekonomi.

3. PERIODE / WAKTU AKUNTANSI. 

Ayat diatas juga menjelaskan "Waktu" dalam bermuamalah.


Dalam Akuntansi juga terdapat konsep waktu : semua transaksi
harus jelas tanggal transaksinya, selain itu ada periode laporan
keuangan yaitu per 31 Desember setiap tahunnya.

PROFESI AKUNTAN. Ayat ini juga menjelaskan bahwa tugas


menulis transaksi muamalah di amanahkan kepada orang
tertentu yang dalam ayat ini disebut "kaa-tib" yang berarti
penulis/pencatat. Orang yang berprofesi melakukan kegiatan
pencatatan transaksi ekonomi perusahaan biasa di sebut akuntan.

4. KARAKTERISTIK AKUNTANSI. 

Karakeristik pokok akuntansi adalah dapat dipahami, relevan,


keandalan, dan dapat dibandingkan. Ayat diatas menjelaskan
agar catatan transaksi harus dapat dipahami orang yang
berhutang (debiur), jika tidak dapat memahami dianjurkan untuk
menunjuka orang yang memiliki kapasitas pemahaman yang
bagus terhadap keuangan. Selain itu dalam mencatat transaksi
haruslah dengan benar agar laporan yang dihasilkan relevan, dan
tidak ada konsep tidak material dalam transaksi utang-piutang,
Baik kecil maupun besar haruslah tercatat dan diselesaikan
sesuai jadwalnya. 

5.SAKSI. 

Konsep saksi dalam ayat ini dapat dianalogikan dengan bukti


transaksi yang harus valid, dimana disetiap bukti transaksi
haruslah jelas siapa maker, chacker, Approval, dll.

Anda mungkin juga menyukai