DISUSUN
OLEH:
DOSEN PEMBIMBING :
BUDI GAUTAMA SRG
SUBDIT SUBDIT
PERBENDAHARAAN MONITORING
SUBDIT
AKUNTANSI
n n
Pengembalian rata-rata =
∑ pengembalian dalam t ∑ ( Kt )
t =1 t=1
=
jumlah bulan n
n
Standar deviasi =
∑ ( penembalian dalam bulan t – penembalian rata−rata )2
t =1
√
jumlah bulan−1
√
n
= ∑ ( Kt −Ḱ )2
t =1
n−1
Garis karakteristik merupakan garis yang paling sesuai melalui deretan
pengembalian pasarnya. Kemiringan garis tersebut kerap disebut beta yang
mewakili pergerakan rata-rata pengembalian saham perusahaan sbagai tanggapan
terhadap pergerakan dalam pengembalian pasar.
Beta merupakan suatu ukuran dari hubungan antara pengembalian
investasi dan pengembalian pasar. Ini merupakan suatu ukuran dari risiko
investasi nondiversivikasi.
I. Mengukur Beta suatu portofolio
Beta suatu portofolio merupakan rata-rata tertimbang beta saham
masing-masing, dimana tertimbang adalah persentase dana yang diinvestasikan
pada setiap saham. Beta portofolio mengukur respon rata-rata dari pengembalian
portfolio pada pererakannya dipasar umum.
n
βportofolio = ∑ ( persentase investasi dalam sa h ami ) x( β sa h ami)
t =1
DAFTAR PUSTAKA
J. keoun, Arthur, dkk. Manajemen keuangan. Jakarta : PT. Indeks. 2008.
Fabuzzi Frank J, dkk. Pasar dan lembaga keuangan. Jakarta : Penerbit selemba
empat. 1999.
NILAI WAKTU DARI UANG
Pemajemukan adalah proses penentuan nilai masa depan (FV) dari arus
kas atau serangkaian arus kas. Jumlah dimajemukkan atau nilai masa depan
adalah sama dengan jumlah awal ditambah dengan bunga yang di peroleh.
Garis waktu ( time line) adalah suatu alat penting yang digunakan dalam
analisis nilai waktu dan merupakan suatu perwujudan grafis yang digunakan
untuk mewujudkan grafis yang digunakan untuk menunjukkan kapan arus kas
terjadi.
Waktu jumlah 0 1 2 3
Pada awal periode $200 $220 $242 $266,2
Pendekatan bertahap
Pendekatan rumus FVn= PV ( 1 + I )n FV3 = $200 (1,1)3
= 266,2
Pendekatan kalkulator 3 10 6
N IMR PV PMT PV
6 I = 30 %
5
4 I = 20 %
3
2 I = 10 %
1
0 I = 0%
1 2 3 4 5 6 7
1,00 I= 0%
0,75 I=10%
0,50 I=20%
0,05 I=30%
0
2 4 6 8 \\
Anuitas : Sebagai serangkaian periode yang secara (PMT) untuk sejumlah waktu
tertentu.
Anuitas biasa ( Ordinary Anuity ) adalah anuitas yang pembayarannya terjadi
pada setiap akhir periode.
Jika setiap pembayaran terjadi pada awal periode alih- alaih pada akhir periode
maka akan memiliki anuitas jatuh tempo.
Amortisasi pinjaman adalah salah satu pinjaman yang diselesaikan dengan
pembayaran yang sama selama periode tertentu.
Skedul amortisasi menunjukkan :
- Berapa besar dari setap pembayaran yang membentuk bunga.
- Berapa yang digunakan untuk menguragi pokok
- Saldo yang belum terbayar pada setiap waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Evgene, F. brigham dan joel F. Houston. Dasar - dasar manajemen keuangan
( Essencial of financial manajemen). Jakarta, selemba empat, 2000.
Astuty, A. M Devi. Manajemen keuangan perusahaan. Jakarta, Ghana Indonesia,
2004.
Contoh :
1. Jika seorang investor membeli sebuah obligasi dengan nilai nominal Rp
2.000.000,- dengan mempunyai kupon 20%
Penye lesaian :
Penghasilan bunga (kupon) pertahun pada investor adalah
0,2 x 2,000.000 =Rp 400.000,-
2. Sebuah obligasi mempunyai nilai nominal Rp 2.000.000,- dengan tingkat
kupon 10% dibayar dua kali setahun. Seorang investor membelinya pada
harga 80,00 (artinya 80% dari nilai nominal)
Penyelesaian :
Current yield : 0,1 x 2.000.000,-
0,8 x 2.000.000,-
= 200.000,-
1.600.000,-
= 12,5%
o Yield to maturity (YTM) diartikan sebagai tingkat return
manajemen yang akan diterima investor jika membeli obligasi
pada harga pasar saat ini dan menahan obligasi tersebut hingga
jatuh tempo.
Persamaan untuk menghitung YTM :
2n
Ci
P=∑ + Pp
t =1 2
1+ ytm 1+ ytm 2n
( ) ( )
2 2
Keterangan :
P = Harga obligasi pada saat ini ( t=0 )
n = jumlah tahun sampai dengan jatuh tempo obligasi
Ci = pembayaran kupon untuk obligasi I setiap tahunnya.
YTM = Yield to Maturity
Pp = Nilai par dari obligasi
Ytm = Nilai YTM yang mendekati
Contoh :
Sebuah obligasi yang tidak callable akan jatuh tempo 10 tahun lagi, nilai parnya
Rp. 1000 dan tingkat kuponnya = 18%. Diasumsikan obligasi tersebut saat ini
dijual dengan harga dibawah par yaitu Rp. 917,69 berapa YTM obligasi ini ?
Penyelesaian :
2n
Ci
P=∑ + Pp
t =1 2
1+ ytm 1+ ytm 2n
( ) ( )
2 2
20
180
917,69 = ∑ + 1000
t =1 2
1+ ytm 1+ ytm 20
( ) ( )
2 2
917,69 = 90 ( present value an nanivity, 10% untuk 20 periode ) + 1000 (present
value of intrest factor, 10% untuk 20 periode )
917,69 = 90 (8,514) + 1000 (0,149)
917,69 = 915, 69
1000−917 ,69
YTM = 180 +
10
1000−917 ,69
2
180+8,213
YTM = 953 , 845
¿
¿
YTM = 19, 73 %
YTM adalah tingkat bunga yang menyamarkan harga obligasi (p) dengan nila
sekarang dari semua aliran kas yang diperoleh dari obligasi sampai dengan waktu
jatuh tempo.
Intrest on interest adalah pendapatan hasil investasi kembali dari pembayaran
kupon obligasi.
YTM ditentukan dengan menyamakan nilai sekarang dari nilai par dengan harga
obligasi.
(1+YTM)2n
Tidak adanya pembayaran kupon menyebabkan satu-satunya aliran kas yang bisa
diperoleh investor dari obligasi adalah pelunasan obligasi pada saat jatuh tempo.
Contoh : sebuah zero kupon bond yang akan jatuh tempo dalam 10 tahun dengan
nilai per Rp 1.000.- pada saat ini obligasi tersebut dijual pada harga
Rp 3.000,-
Jawab : YTM : ( )
1000 1/ 20
300 ❑
−1 = 0,6 = 6% (yield dalam 6 bulan).
SAHAM DAN PENILAIANNYA
A. Saham Preferen
Saham preferen sering disebut surat berharga hybrid, karena memiliki
banyak karakteristik baik dari saham biasa maupun dari obligasi. Saham Preferen
sama dengan saham biasa karena tidak memiliki tanggal jatuh tempo, deviden
tidak dibyar tidak menyebabkan kebangkrutan dan deviden tidak dapat
mengurangi pembayaran pajak. Akan tetapi, saham preferen sama dengan obligasi
yang memberikan deviden dalam jumlah tetap.
Ukuran deviden saham preferen umumnya ditetapkan baik dalam
jumlah dollar maupun sebagai presentase dari nilai nominal saham. Dalam
mempelajari saham preferen ini, akan ada sejumlah karakteristik yang seringkali
ditemui pada hamper semua kasus beberapa diantaranya adalah :
1) Berbagai tingkat saham preferen : perusahaan dapat mengeluarkan lebih
dari satu sesi atau golongan saham preferen dan setiap golongan memiliki
perbedaan karakteristik. Dalam kenyataannya, perusahaan biasanya
menerbitkan saham lebih dari satu sesi.
2) Klaim saham preferen terhadap asset dan penghasilan : saham preferen
lebih diprioritaskan disbanding saham biasa berkeaan dengan klaim saham
preferen dipenuhi sesudah obligasi dan sebelum saham biasa. saham
preferen juga mempunyai klaim atas penghasilan yang diutamakan
sebelum saham biasa. Ini berarti perusahaan harus membayar deviden
saham preferen sebelum saham biasa.
3) Sifat deviden kumulatif : saham preferen kumulatif menghendaki agar
semua deviden saham preferen dibayar sebelum dividen saham biasa
diumumkan. Tanpa sifat kumulatif manajemen mungkin akan tergoda
untuk melalaikan kewajibannya membayar deviden saham preferen
terlebih dahulu, karena saham preferen tidak memiliki kekuatan hokum
untuk memaksakan pembayaran deviden secara rutin. Seperti obligasi,
sifat kumulatif ini penting untuk manajemen hak-hak pemegang saham/
4) Persyaratan perlindungan (proteksi) : juga merupakan cirri lain yang biasa
ditemui pada saham preferen. Pada umumnya ketentuan-ketentuan ini
memungkinkan adanya hak voting pada saat deviden tidak dibayaratatau
saat mereka membatasipembayaran deviden saham biasa bila pembayaran
sinking found terpenuhi atau jika perusahaan mengalami kesulitan
keuangan. Akibatnya, sifat proteksi yang termasuk pada saham preferen
sama dengan ketentuan-ketentuan protektif yang termasuk pada hutang
jangka panjang. Ketentuan untuk saham preferen yangv termasuk dalam
syarat-syarat dan penerbitan untuk melindungi.
5) Dapat diubah : saham preferen yang dapatdiubah memungkinkan
pemegang saham preferen untuk mengubah saham preferen kesejumlah
saham-saham biasa jika sipemegang saham menginginkan,
6) Tarif saham preferen yang dapat disesuaikan : saham preferen yang
dimaksudkan untuk memberikan keamanan bagi investor jika terjadi
gejolak nilai saham akibat naik-turunnya tingkat bunga.
7) Partisipasi : saham preferen memungkinkan pemegang saham preferen
untuk mengambil bagian dalam pembayaran deviden yang ditetapkan.
8) Saham preferen payment in kind : investor tidak menerima deviden
dimuka mereka mendapat lebih banyak saham preferen yang ada
gilirannya yang akan membayar deviden yang lebih banyak lagi.
9) Siafat penghentian ( retirement fatures ) : jika saham prederen tidak bisa
dihentikan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut tidak
memperoleh keuntungan dari menurunnya suku bunga.
Contoh penilaian saham preferen :
Langkah I : mengestimasikan jumlah dan pemilihan waktu dari penerimaan arus
kas masadepan yang di harapkan dari saham preferen. saham preferen
contoh Edison membayar deviden setiap tahun sebesar $500. Saham
saham tersebut tidak mempunyai tanggal jatuh tempo atau tetap.
Langkah II : mengevaluasi risiko saham preferen dimasa depan dan kutukan
tingkat pengembalian yang diingainkan investor. Model penilaian
untuk saham preferen (ups) adalah :
deviden pada tahun ke−1
UPS= +
(1+tingkat pengembalian yang diharapkan)
deviden pada tahun ke−1 2
+
(1+tingkat pengembalian yang diharapkan)
deviden pada tahun ke−1
(1+tingkat pengembalian yang diharapkan)
D1 D1 D1
= 1 + 2 + …… + ∞
(1+ Kps) (1+ Kps) (1+ Kps)
n
Dt
UPS = ∑ t
t =1 (1+ kps)
Karena deviden saham untuk saham preferen adalah tetap dan tidak
terbatas, maka hasil penjumlahannya dapat dikurangi dengan hubungan berikut ini
deviden tahunan D
Ups = =
tingkat pengembalian yang diinginkan Kps
Persamaan diatas menampilkan nilai sekarang dari aliran konstan arus kas
tidak terbatas. Nilai preferen con Edison dapat dikataka dengan menggunakan
persamaan diatas.
D 5500
Ups = = = $83, 06
Kps 0,0602
B. Saham Biasa.
Saham biasa mewakili kepemilikan dalam perusahaan. Pemegang
obligasi dapat dianggap kreditur, sementara pemegang saham biasa adalah
pemilik perusahaan. Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh tempo, tetapi
adaselama perusahaan ada juga tidak memiliki batas terhadap pembayaran
deviden. Pembayaran deviden harus diumumkan oleh dewan direksi perusahaan
sebelum dibayar.
Sifat saham biasa :
1) Klaim pendapatan : dengan memasukkan kembali pendapatan perusahaan
akan mengakibatkan suatu pertambahan nilai suatu perusahaan, baik
meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan maupun baik
pada keuntungan saham pada masa depan.
2) Klaim terhadap aktiva : saham biasa yang memiliki klaim terhadap sisa
penghasilan. Saha ini juga akan memiliki klaim pada ssi aktiva dalam
kasus liquiditas. Hanya setelah klaim pemegang obligasi dan pemegang
saham prefere terpenuhi.
3) Hak suara : pemegam saham biasanya memilih dewan direksi dan secara
umum merupakan satu-satunya pemegang surat-surat yg memiiki hak
suara.
4) Hak didahulukan : membentuk hak kepada pemegang saham biasa untuk
mempertahankan presentase kepemilikan saham diperusahaan.
5) Tanggun jawab terbatas : tanggung jawab pemegang saham dalam kasus
kebangkrutan hanya terbatas pada besarnya investasi mereka walaupun
pemegang sahm biasa merupakan pemilik sesungguhnya.
( 1 + MIRR)n ( 1 + MIRR)n
Contoh :
PT. Aladeen No.1 sedang mempertimbangkan 2 proyek yang bersifat mutually
exclusive arus kas bersih yang diharapkan dari kedua proyek ini adalah :
Tahun Proyek A Proyek B
0 (300) (405)
1 (387) 134
2 (193) 134
3 (100) 134
4 600 134
5 600 134
6 850 134
7 (180) 0
a. Buatlah profit NVP untuk kedua proyek
b. Berapa IRR untuk setiap tahun ?
c. Jika biaya modal untuk setiap proyek adalah 10%, proyek mana yang anda
pilih ?
d. Berapa MIRR untuk setiap proyek pada biaya modal sebesar 10% dan 17% ?
a.
Biaya modal (k) NVP A NVP B
0% 850 399
10% 283 179
18,1% 0 62
20% (49) 41
24% (138) 0
30% (238) (51)
1000
800
600
400 NVP A
NVP B
200 Column1
0
0% 10% 18,1% 20% 24% 30%
-200
-400
b. IRR A = 18,1 %
IRR B = 24 %
c. Jika biaya modal 10%, NVP proyek A lebih besar, maka proyek A yang
dipilih jika biaya modal 17%, Proyek B yang dipilih karena memilih NVP
yang lebih besar pada biaya modal 17%, NVP = 78,(% dan NVP A = 31,05
d. Jika biaya modal = 10%
MIRR proyek A adalah :
387 193 100 180
PV biaya = 300 + 1 + 2+ 3 +
(1,1) (1,1) (1,1) (1,1)7
= 978,82
PV arus kas masuk = 600 (1,1)1 + 600 (1,1)2 + 850 (1,1)3
= 2459,60
0 1 2 3 4 5 6 7
(300) (387) (193) (100) 600 600 650 180
PV biaya PV arus
kas masuk
DAFTAR PUSTAKA
J. keoun, Arthur, dkk. Manajemen keuangan. Jakarta : PT. Indeks. 2008.
Fabuzzi Frank J, dkk. Pasar dan lembaga keuangan. Jakarta : Penerbit selemba
empat. 1999.