Anda di halaman 1dari 8

Nama : I Made Arya Cipta

Npm : 202232121268
Kelas : C5
1. Keputusan keuangan adalah keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan dana perusahaan.
Keputusan keuangan meliputi tiga hal yaitu memperoleh dana (keputusan pendanaan),
penggunaan dana (keputusan investasi), dan kebijakan dividen. Keputusan keuangan tidak hanya
dilakukan oleh manajer keuangan, tetapi juga oleh manajer lainnya dalam perusahaan seperti
manajer operasional dan manajer pemasaran. Namun, manajer keuangan memiliki peran yang
sangat penting dalam pengambilan keputusan keuangan karena mereka bertanggung jawab untuk
mengelola dana perusahaan secara efektif dan efisien.
Contoh keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah:
- Keputusan pendanaan: Keputusan ini berkaitan dengan jumlah dana yang disediakan
perusahaan, baik yang bersifat utang atau modal sendiri, dan biasanya berhubungan dengan
sebelah kanan laporan keuangan neraca. Manajer keuangan harus memikirkan penggabungan
dana yang dibutuhkan, termasuk pemilihan jenis dana yang dibutuhkan, apakah jangka pendek
atau jangka panjang atau modal sendiri, serta kebijakan dividen
- Keputusan investasi: Keputusan ini berkaitan dengan alokasi dana perusahaan untuk investasi
jangka panjang yang diharapkan dapat memberikan keuntungan di masa depan. Manajer
keuangan harus mempertimbangkan risiko dan potensi keuntungan dari investasi tersebut
- Kebijakan dividen: Keputusan ini berkaitan dengan pembagian laba perusahaan kepada
pemegang saham. Manajer keuangan harus mempertimbangkan kebutuhan perusahaan untuk
mempertahankan dana kas dan investasi jangka panjang, serta kebutuhan pemegang saham untuk
mendapatkan dividen
2. Keuangan perusahaan , keuangan individu dan keuangan pemerintah / publik memiliki
perbedaan dalam sumber tujuan , pengelolaan dan sumber pendanaan . Berikut perbedaanya
- Keuangan Perusahaan
➢ Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keuntungan bagi pemilik perusahaan.
➢ Pengelolaannya dilakukan oleh manajemen perusahaan.
➢ Sumber pendanaan keuangan perusahaan didanai oleh pemilik saham , pinjaman bank ,
atau obligasi
- Keuangan Individu
➢ Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan finansial individu atau keluarga.
➢ Pengelolaannya dilakukan oleh individu atau keluarga itu sendiri.
➢ Sumber pendanaan keuangan individu didanai oleh penghasilan pribadi, tabungan atau
pinjaman bank
- Keuangan Pemerintah/Publik
➢ Tujuannya adalah untuk membiayai kegiatan pemerintah dan memenuhi kebutuhan
masyarakat.
➢ Pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah.
➢ Sumber pendanaan keuangan pemerintah didanai oleh pajak,penerbitan obligasi,atau
pinjaman dan lembaga keuangan Internasional
- Contoh keuangan perusahaan adalah laporan keuangan perusahaan yang mencakup neraca,
laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
- Contoh keuangan individu adalah laporan keuangan pribadi yang mencakup penghasilan,
pengeluaran, dan tabungan.
- Contoh keuangan pemerintah adalah laporan keuangan negara yang mencakup anggaran
pendapatan dan belanja negara serta neraca keuangan negara.
3. Laporan keuangan perusahaan yang go publik harus di audit oleh Kantor Akuntan Publik
karena audit ini memberikan kepercayaan kepada investor dan masyarakat bahwa laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan tersebut akurat dan dapat dipercaya. Audit laporan
keuangan dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik yang independen dan memiliki keahlian dalam
melakukan audit laporan keuangan. Dalam melakukan audit, Kantor Akuntan Publik akan
mengevaluasi dan memeriksa laporan keuangan perusahaan, termasuk catatan-catatan dan
dokumen pendukungnya, untuk memastikan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku dan tidak terdapat kesalahan material yang signifikan.
Contoh dari audit laporan keuangan perusahaan yang go publik adalah audit laporan keuangan
PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik. Laporan
keuangan tersebut disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan Keputusan
Ketua Otoritas Jasa Keuangan
4. Market Value Added (MVA) dan Economic Value Added (EVA) adalah dua pendekatan yang
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan. Berikut adalah penjelasan tentang
keduanya:
- Market Value Added (MVA):
➢ MVA adalah perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai bukunya.
➢ MVA mengukur seberapa banyak kekayaan yang telah diciptakan oleh perusahaan
sehingga memiliki nilai tambah.
➢ MVA dapat dihitung dengan rumus: MVA = Market Value of Equity – Total Ekuitas
Saham.
➢ Jika nilai MVA positif, maka manajemen perusahaan mampu memberi nilai tambah bagi
perusahaan dan para pemegang saham.
➢ Contoh perusahaan yang memiliki nilai MVA positif adalah PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk dan PT XL Axiata Tbk pada tahun 2009-2013.
- Economic Value Added (EVA):
➢ EVA adalah nilai tambah ekonomis selama periode tertentu dan merupakan salah satu
cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan.
➢ EVA mengukur seberapa besar keuntungan yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada
investor.
➢ EVA dapat dihitung dengan rumus: EVA = NOPAT - Capital - Charges.
➢ Jika nilai EVA positif, maka perusahaan mampu menciptakan nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan.
➢ Contoh perusahaan yang memiliki nilai EVA positif adalah PT Indofood Sukses Makmur
Tbk.
Kedua pendekatan ini dapat digunakan bersama-sama untuk memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang kinerja keuangan perusahaan.
5. Laporan Analisis Sumber dan Penggunaan Dana adalah laporan keuangan yang menunjukkan
sumber dan penggunaan dana dalam suatu periode tertentu. Laporan ini digunakan untuk
mengevaluasi arus kas perusahaan dan menunjukkan bagaimana perusahaan memperoleh dan
menggunakan dana selama periode tersebut.
Ada dua jenis laporan sumber dan penggunaan dana, yaitu metode langsung dan tidak langsung.
Perbedaan utama antara kedua metode ini adalah cara pengelompokan arus kas.
➢ Metode langsung menunjukkan arus kas masuk dan keluar secara langsung, seperti
penerimaan kas dari pelanggan dan pembayaran kas kepada pemasok.
➢ Metode tidak langsung menunjukkan arus kas melalui perubahan dalam neraca, seperti
perubahan dalam piutang usaha dan hutang usaha.
6.
7. Net Working Capital and Gross working Capital
- Net working capital : selisih antara aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Aset lancar
mencakup uang tunai, piutang, inventaris, dan investasi jangka pendek, sedangkan kewajiban
lancar mencakup utang usaha, pembayaran utang jangka pendek, dan bagian lancar dari
pendapatan yang ditangguhkan. Net working capital adalah ukuran likuiditas perusahaan dan
kesehatan keuangan jangka pendek. Ini dihitung dengan mengurangkan kewajiban lancar dari
aset lancar
- Gross working capital : penjumlahan dari aset lancar suatu perusahaan, yaitu aset yang dapat
diubah menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun atau kurang. Gross working capital mencakup
uang tunai, piutang, inventaris, investasi jangka pendek, dan surat berharga.Gross working
capital tidak memperhitungkan kewajiban lancar dan hanya berfokus pada apa yang dimiliki
perusahaan
Contoh:
Misalkan suatu perusahaan memiliki kas sebesar Rp 100 juta, piutang usaha sebesar Rp 50 juta,
dan persediaan barang sebesar Rp 150 juta. Sementara itu, perusahaan juga memiliki hutang
usaha sebesar Rp 80 juta dan pinjaman jangka pendek sebesar Rp 30 juta. Maka, dapat dihitung:
- Gross Working Capital = Rp 100 juta + Rp 50 juta + Rp 150 juta = Rp 300 juta
- Net Working Capital = (Rp 100 juta + Rp 50 juta + Rp 150 juta) - (Rp 80 juta + Rp 30 juta) =
Rp 190 juta
Aktiva Lancar Permanen dan Aktiva Lancar Sementara
- Aktiva Lancar Permanen: Aktiva lancar permanen adalah aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan untuk jangka waktu yang lama dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu
dekat. Contoh dari aktiva lancar permanen adalah investasi jangka panjang, seperti saham atau
obligasi
- Aktiva Lancar Sementara: Aktiva lancar sementara adalah aktiva lancar yang dimiliki oleh
perusahaan untuk jangka waktu yang pendek dan dimaksudkan untuk dijual atau dikonversi
menjadi uang tunai dalam waktu dekat. Contoh dari aktiva lancar sementara adalah kas, piutang
usaha, dan persediaan barang
Contoh:
Misalkan suatu perusahaan memiliki kas sebesar Rp 100 juta, piutang usaha sebesar Rp 50 juta,
persediaan barang sebesar Rp 150 juta, dan investasi saham sebesar Rp 200 juta. Maka, dapat
dihitung:
- Aktiva Lancar Permanen = Rp 200 juta
- Aktiva Lancar Sementara = Rp 100 juta + Rp 50 juta + Rp 150 juta = Rp 300 juta
Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Konservatif dan Agresif
- Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Konservatif: Kebijakan investasi aktiva lancar yang
konservatif adalah kebijakan di mana perusahaan lebih memilih untuk menginvestasikan dana
pada instrumen keuangan yang relatif aman dan stabil, seperti deposito berjangka atau obligasi
pemerintah. Kebijakan ini cocok untuk perusahaan yang ingin meminimalkan risiko investasi
- Kebijakan Investasi Aktiva Lancar yang Agresif: Kebijakan investasi aktiva lancar yang agresif
adalah kebijakan di mana perusahaan lebih memilih untuk menginvestasikan dana pada
instrumen keuangan yang berisiko tinggi, seperti saham atau obligasi korporasi. Kebijakan ini
cocok untuk perusahaan yang ingin memaksimalkan potensi keuntungan dari investasi
Contoh:
Misalkan suatu perusahaan memiliki kas sebesar Rp 100 juta dan piutang usaha sebesar Rp 50
juta. Jika perusahaan menerapkan kebijakan investasi aktiva lancar yang konservatif, maka
perusahaan akan lebih memilih untuk menginvestasikan dana pada deposito berjangka atau
obligasi pemerintah. Sementara itu, jika perusahaan menerapkan kebijakan investasi aktiva
lancar yang agresif, maka perusahaan akan lebih memilih untuk menginvestasikan dana pada
saham atau obligasi korporasi yang berisiko tinggi.
8. Persediaan sangat penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi kelancaran operasi
bisnis dan kepuasan pelanggan. Persediaan yang cukup dapat memastikan bahwa perusahaan
dapat memenuhi permintaan pelanggan dan mempertahankan reputasi baik. Namun, terlalu
banyak persediaan dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi dan mengikis keuntungan
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan untuk
memastikan bahwa persediaan dijaga pada tingkat yang optimal.
Contoh pengendalian persediaan termasuk memantau persediaan, memperkirakan permintaan
masa depan, dan mengoptimalkan proses pengadaan. Misalnya, sebuah perusahaan makanan
perlu memantau persediaan bahan baku seperti tepung dan gula untuk memastikan bahwa
mereka memiliki cukup persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan, tetapi tidak terlalu
banyak sehingga biaya penyimpanan menjadi terlalu tinggi.
9. Perusahaan yang memiliki proses produksi berdasarkan pesanan harus mengendalikan
persediaan dengan baik agar dapat memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu tanpa menumpuk
persediaan yang berlebihan.
Menggunakan EOQ: Economic Order Quantity (EOQ) adalah metode pengendalian persediaan
yang dapat digunakan oleh perusahaan manufaktur dengan proses produksi berdasarkan pesanan.
EOQ adalah jumlah optimal barang yang harus dipesan setiap kali untuk meminimalkan biaya
persediaan. EOQ dapat membantu perusahaan untuk menghindari kelebihan persediaan dan
kekurangan persediaan. Dengan demikian, EOQ bisa dilakukan oleh perusahaan manufaktur
dengan proses produksi berdasarkan pesanan untuk mengendalikan persediaan mereka.
Contoh :
PT Berkah Utama menilai penjualan tahun ini sama dengan tahun atau periode sebelumnya pada
tahun 2020. Di tahun 2020 PT Berkah Utama membutuhkan 500.000 unit bahan baku untuk
proses produksinya.
Harga bahan baku per unit sebesar Rp10.000. dalam sekali pengiriman PT Berkah Utama
membutuhkan biaya sebesar Rp20.000 untuk dokumen, kurir dan lain sebagainya. Jadi,
berapakah biaya penyimpanan sebesar 20% untuk setiap barang yang akan disimpan? Berapa
pemesanan ulang EOQ yang dimiliki PT Berkah Utama dalam setahun?
2𝑥𝐷𝑥𝑆
EQQ = √ 𝐼𝑥𝐶
2 𝑥 500.000 𝑥 𝑅𝑝 20.000,−
EQQ = √ 𝑅𝑝 10.000,−𝑥 20 %

EQQ = 3.162 unit


10. Manajemen piutang adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengelola piutang usaha agar dapat berjalan dengan baik. Manajemen piutang sangat penting
bagi perusahaan karena dapat membantu dalam pengelolaan piutang dan memastikan bahwa
piutang perusahaan dapat tertagih sehingga dapat masuk ke dalam kas perusahaan yang nantinya
akan menambah keuntungan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kebijakan manajemen
piutang antara lain:
➢ Menawarkan kebijakan kredit pada calon pelanggan.
➢ Menentukan jumlah yang akan diterima dan jangka waktu pembayaran kredit.
➢ Melakukan kunjungan personal secara langsung pada pelanggan.
➢ Membentuk suatu agensi penagihan agar bisa melakukan tugas pada bagian penagihan
kredit
Contoh : PT. Jaya makmur yang semula melakukan penjualan secara tunai, kemudian
melakukan penjualan secara kredit dengan menawarkan kebijakan kredit pada calon pelanggan.
Dalam contoh tersebut, manfaat dari penjualan kredit adalah tambahan keuntungan sebesar Rp.
35.500.000,-, sedangkan pengorbanannya adalah perputaran piutang sebesar 6x dan biaya dana
sebesar Rp. 75,15 juta
11. Konsep nilai waktu uang (time value of money) sangat penting dalam keuangan karena uang
yang dimiliki saat ini memiliki nilai yang berbeda dengan uang yang akan diterima di masa
depan. Konsep ini menyatakan bahwa nilai uang saat ini lebih tinggi daripada nilai uang di masa
depan karena uang saat ini dapat diinvestasikan dan menghasilkan keuntungan di masa depan.
Beberapa konsep dalam nilai waktu uang antara lain:
➢ Nilai sekarang (present value): Nilai uang saat ini dari sejumlah uang yang akan diterima
di masa depan. Nilai sekarang dapat dihitung dengan mengurangi nilai uang di masa
depan dengan tingkat bunga yang relevan.
➢ Nilai masa depan (future value): Nilai uang di masa depan dari sejumlah uang yang
diinvestasikan saat ini. Nilai masa depan dapat dihitung dengan menambahkan
keuntungan yang dihasilkan dari investasi dengan jumlah uang yang diinvestasikan.
➢ Tingkat bunga (interest rate): Persentase keuntungan yang dihasilkan dari investasi atau
biaya pinjaman uang. Tingkat bunga digunakan untuk menghitung nilai sekarang dan
nilai masa depan.
Contoh: jika seseorang menginvestasikan sejumlah uang sebesar Rp 5.000.000 dengan tingkat
bunga 8% selama 10 tahun, maka nilai masa depan dari investasi tersebut adalah sekitar Rp
12.166.000.
12. Penilaian investasi sangat berkepentingan terhadap konsep nilai waktu uang (time value of
money) karena investasi dilaksanakan pada waktu yang akan datang, dan dana investasi tersebut
akan kembali melalui penerimaan keuntungan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
perhitungan nilai dari uang sangat penting dalam perhitungan kriteria penilaian investasi. Konsep
nilai waktu uang mencakup:
➢ Present Value: Nilai uang yang dimiliki saat ini dan memiliki potensi dibungakan untuk
menghasilkan pendapatan di masa depan.
➢ Future Value: Nilai uang yang akan diterima dimasa depan.
➢ Net Present Value: Selisih antara nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekarang
dari investasi.
Contoh penggunaan konsep nilai waktu uang dalam penilaian investasi adalah sebagai berikut:
Suatu proyek investasi membutuhkan dana investasi sebesar Rp 700.000.000,- dan diharapkan
menghasilkan penerimaan bersih sebesar Rp 300.000.000,- per tahun selama 5 tahun.
13. 𝐴 = 𝑃(1 + 𝑟 )𝑛
Dimana :
A adalah jumlah uang yang akan dibayarkan pada akhir periode
P adalah jumlah uang yang dipinjamkan
r adalah suku bunga per periode
n adalah jumlah periode
𝐴 = 𝑃(1 + 𝑟 )𝑛
𝐴
P = (1+𝑟)𝑛
𝑅𝑝 .3.000.000
P= (1+0.12)3

𝑅𝑝.3.000.000
P= 1.404928

P = Rp 2.136.752
Jadi, jika suku bunga yang berlaku adalah 12% per tahun dan orang tersebut bersedia membayar
Rp.3000.000 pada 3 tahun yang akan datang, maka jumlah uang yang dapat dipinjamkan adalah
sekitar Rp.2.136.752
𝑟
14. 𝐴 = 𝑃 (1 + )𝑛𝑡
𝑛

A adalah jumlah total tabungan


P adalah setoran awal yaitu Rp. 500.000
r adalah tingkat bunga tahunan, yaitu 10%
n adalah berapa kali bunga dimajemukkan per tahun, yaitu 1 sejak bunga dimajemukkan setiap
tahun
t adalah banyaknya tahun, yaitu 65 - 25 = 40
0.1 1∗40
A= 500000(1 + )
1

A= 500000(1.1)40
A= 50.000.000
Jadi total tabungan pada usia 65 tahun adalah Rp 50..000.000

15. Pv = C x [(1- (1 + r) ^-n) / r]


Di mana:
PV = Nilai Sekarang
C = Arus kas per periode
r = Suku bunga per periode
n = Jumlah total periode
PV = 200.000 x [ ( 1 – ( 1 + 0.02 ) ^-12 ) /
PV = 200.000 x [ ( 1 – 0.63017) / 0.02]
PV = 200.000 x 18.493
PV = 3.698.600
Oleh karena itu, harga TV tersebut jika dibayar tunai adalah Rp. 3.698.600.

Anda mungkin juga menyukai