Anda di halaman 1dari 33

LASER

Definisi Sinar Laser

• Laser

(Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation)

Merupakan mekanisme suatu alat yang


memancarkan radiasi elektromagnetik, biasanya dalam
bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat
lihat dengan mata normal, melalui proses pancaran
terstimulasi. 2
Sifat – Sifat Laser

- KOHEREN

Arah gelombang sinar memberi energi yang kontinue, sehingga absorbsi


dari energi laser sangat besar pengaruhnya terhadap sel (struktur biologis).
Koheren berarti bentuk gelombang sinar yang dipancarkan selalu sejajar
dan kontinue serta mempunyai amplitudo yang sama.
--

- MONOCHROMATIS

Panjang laser selalu satu/tunggal, sifat ini memberikan stimulasi terhadap


respon biologis dari suatu sel apabila mendapat stimulasi dari Laser.
Sifat – Sifat Laser

- Frekuensi Tinggi

Bila dibandingkan dengan sinar pada umumnya, maka Laser sesuai


dengan proses pembuatannya mempunyai frekuensi yang sangat tinggi, sehingga
bila dikenakan pada suatu jaringan maka akan mempunyai sifat merusak (tissue
damage). Sebagai tujuan terapi Laser dapat digunakan dengan tujuan : Coagulasi
jaringan, pemotong jaringan dan biostimulasi.

- Polarisasi dan Intensitas Pulsa Kontinue.


Gelombang Laser menunjukkan satu arah dengan intensitas yang tinggi
dan bersifat kontinue.
Efek Laser
Contoh Substansi :

• Helium • Substansi yang bila


• Neon distimulasi
• Cobal menghasilkan Laser
• Carbondioksida

• Untuk kebutuhan :
Medis
Teknik
Militer
Emisi atau pancaran yg digunakan
dalam Ft

Helium
Neon
Campuran keduanya (spectrum 6,328 Ȧ)
Infra Red Laser  panjang gelombang 9040 Ȧ
ATOM

Inti Atom
K
L
M
N
Jika suatu atom diberi energi,maka akan bisa terjadi 3
kemungkinan:
 Elektron akan pindah tempat yang lebih tinggi dan
kemudian diabsorbsi.

 Elektron yang telah ke kulit yang lebih tinggi kembali


keletak semula dengan melepaskan energi yang
disebut “foton”.

 Foton yang terjadi dapat diperkuat dengan


timbulnya foton lain sehingga quantum energinya
lebih besar dan disebut “stimulasi emisi”.
 Bila elektron dari semua atom lepas dari ikatannya maka
terjadi ionisasi.

 Dapat disimpulkan bahwa pindahnya elektron ketingkat kulit


yang lebih tinggi bersifat sementara (biasa disebut posisi
instabil), sedang energi minimal yang terkandung adalah pada
posisi stabil.
Contoh :

• Apabila atom dengan E0 = 100 mg ditingkatkan ke E2


dengan tambahan energi 100 mg dan untuk mencapai E2
perlu tambahan tambahan energi = 200 mg.

• Apabila tiap posisi tadi atau kembali ke E0, maka akan


melepaskan energi berupa sinar foton dengan frekuensi
yang berbeda-beda.
KLASIFIKASI LASER

1. Dari segi keamanan, Food and Drug Administration (FDA)


mengklasifikasikan Laser menjadi :

Kelas I (tidak merusak).


Kelas II (merusak setelah 1000 detik kontak).
Kelas III (merusak mata pada radiasi langsung).
Kelas IV (merusak mata dan kulit baik langsung maupun tidak).
2. Klasifikasi Laser Berdasarkan Kekuatannya (Power) :

Hot Laser : Cold Laser :


• Kekuatan rendah.
• Kekuatan tinggi
• Satuan Milliwatt.
• Satuan power Watt
• Efek utama Non-thermal.
• Efek utama Panas
INTERAKSI BIOFISIS

a. Interaksi dengan Bioplasma (Biostimulasi).

Stimulasi Laser SEL Plasma sel (merubah


ketegangan membran sel)

Prostaglandin & zat-zat Algogenik Pembebasan ion calcium (Ca+)

Menghambat Proses Peradangan.


INTERAKSI BIOFISIS

b. Laser sebagai katalisator Reaksi

Stimulasi Laser Merangsang mitocondria sel

Sintesa ATP & ADP meningkat serta memacu Ferric Sulphide


Redox System yang ada dalam mitocondria dan akan diikuti
peningkatan sel-sel macrophage, sel schwann dan Fibrocytes
dan lain-lain.

Efek Therapiutik
INTERAKSI BIOFISIS

c. Efek Biostimulasi

Laser Pengurangan rasa nyeri cepat

- Akibat pembebasan enzim-enzim endorphienes & aktifnya


kembali sel-sel magrophage).
- Akibat Sekunder  karena berkurangnya oedem,
berkurangnya nociceptor sebagai kelanjutan dari perbaikan
system microvascular.
Tujuan Laser dalam Biostimulasi

 Vasodilatasi
 Peningkatan aktivitas Enzim
 Stimulasi mekanisme pertahanan
 Stimulasi Fibroblast
 Stimulasi Supressor T-cell
 Peningkatan energy sel intrinsic
BIOFISIKA LASER

• Frequensi tinggi memfasilitasi jar. Kls 1.laser tdk merusak, kls


2. merusak jar. stlh 1000 ‘kontak kls 3, radiasi langsung
merusak mata dan kls 4.radiasi langsung/tdk langsung,
merusak mata dan kulit.

• Fungsi laser : Coagulasi jaringan, Pemotong jaringan, dan


Biostimulasi Jaringan : merubah ketegangan membran sel
(frequensi oscillasi membran cell), Ion Ca+ bebas sehingga
merangsang prostaglandin dan algogenic untuk normalkan
cedera jaringan melalui reaksi radang/osnteking reactie.
NEUROFISIOLOGI

• Micro Tissue Damage  proses reparasi

• Sintese ATP  ADP memacu Ferric sulphide redox


system dlm mitochondria sehingga sel-sel macrophage,
sel schwann dan firocytes  efek terapeutic ( Laser
Catalyzed Reaction)

• Pain depressor (aktivitas endhorpin dan penurunan


oedem karena sirkulasi darah lancar)
APLIKASI LASER

a. Persiapan Penderita & Alat :


• Bersihkan area yg diobati dengan alkohol
• Area yang luas dibagi sesuai Probe laser (1 Cm2)
• Pengobatan RA sendi dengan kontak probe diletakkan pada
garis batas sendi/ruang intra articular.
• Persiapan alat :Kunci Laser, Probe, Baterai Charger, Tes alat
b. Keamanan Penggunaan

• Gunakan kacamata pelindung khusus


• Jangan mengiradiasi kearah mata langsung
• Perhatikan kontraindikasi
• Jangan menggunakan dosis melebihi anjuran
• Probe dapat dibersihkan dengan kain yg dibasahi
alkohol 70%
Perhitungan Dosis

Power : Jumlah energi yg keluar dari probe


Power density : Jumlah energi yg diberikan di bawah
area sinar dari probe
Energy density : Jumlah energi sebenarnya (dosis) yg
diberikan pd tingkat probe laser per cm²
jaringan
c. Dosis
1. Energi Densitas ( J/cm²).
Secara umum Energi densitas dibagi menjadi :

• Minimal : (0,05 – 2) Joule/cm²


• Sub maksimal - Maksimal : (lebih dari 2 Joule/cm²)

- Intensitas tinggi : panas. merusak jaringan


- Intensitas rendah : biostimulasi & fasilitasi penyembuhan jaringan (± 50 mW/cm²,
≤ 35 J/cm²)
- Kondisi akut : 0,05 – 1 J/cm² Terapeutik
- Kondisi kronis : 40 J/cm² Window
2. Waktu (t)
diambil waktu 1 menit/cm²

3. Keadaan patologi dari suatu kondisi


Teknik: kontak langsung/tidak langsung
sekitar 15 mm.
Aplikasi Trigger point digerakkan secara lambat.
Perhatikan : stadium dan aktualitas kelainan
struktur jaringan
luas area yang diobati
kedalaman jaringan
Presentase Energi Output

• Sub maksimum : 75 % dari energi densitas yang keluar dari


probe

• Maksimum : 100% dari energi densitas yang keluar dari


probe
• Energi Densitas yg rendah  kondisi akut atau aktualitasnya
tinggi  pengobatan pada jaringan hipersensibilitas (jaringan
saraf & transplantasi kulit).
• Energi Densitas yang tinggi  kondisi sub akut/kronik atau
kerusakan dgn aktualitas rendah  jaringan otot, tendo,
ligament.
• Energi densitas 0,05 Joule/cm² merupakan minimal focal
energi densitas, yang mempunyai efek biostimulasi relatif
bisa diterima oleh semua struktur jaringan.
• Frekuensi pengobatan disesuaikan dengan keadaan patologi
dan hasil terapi yang diharapkan
Penempatan probe
Teknik scanning Teknik point pada
persendian
Teknik grid
HASIL

a. Efek fisiologis:
Metabolik/vasodilatasi darah dan relaksasi
b. Efek Terapeutik:
Reparasi radang, Mengurangi nyeri, mengurangi spasme otot
superfisial, dan memperlancar sirkulasi
c. Dampak:
Merusak jaringan jika salah menerapkan, alergi sinar laser
(jarang).
INDIKASI LASER

1. Penyembuhan luka & fraktur


2. Gangguan muskuloskeletal
3. Manajemen nyeri
4. Kerusakan kulit (dermatological disorder)
5. Penyakit/kondisi Reumatoid, terutama pada jaringan lunak
6. Gangguan/kelainan post traumatic
7. Gangguan sirkulasi
8. Kelainan-kelainan yang merupakan indikasi terapi melalui
Trigger point
KONTRA INDIKASI

• Penyinaran langsung pada mata


• Sekurang-kurangnya 4-6 bulan setelah pemberian
Radioterapi
• Kelenjar Endokrin (local)
• Epilepsi, demam, tumor, kehamilan
LETS PRACTICE

Anda mungkin juga menyukai