Anda di halaman 1dari 30

 

 
 Otitis media ialah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid,
dan sel-sel mastoid.

 Penyakit ini terbagi menjadi otitis media supuratif dan otitis


media non supuratif. Masing-masing golongan mempunyai
bentuk akut dan kronis, sehingga secara rinci penyakit ini
terbagi menjadi otitis media supuratif akut (OMA), otitis
media supuratif kronis (OMSK), otitis media serosa akut,
dan otitis media serosa kronis.
 
 
 Otitis media supuratif kronik ialah infeksi kronis di telinga
tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang
keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul
Penyakit ini muncul sebagai kelanjutan dari OMA yang
rekuren, namun dapat pula muncul sebagai kelanjutan dari
penyakit lain dan trauma
OMSK tipe Aman (tipe OMSK tipe Bahaya (tipe
mukosa = tipe benigna) tulang = tipe maligna)
proses peradangan proses peradangan
terbatas pada mukosa sampai mengenai tulang.
saja dan biasanya tidak Perforasi terletak di
mengenai tulang. marginal atau atik di
Perforasi terletak di sertai dengan
sentral. kolesteatoma. Dan
sebagian besar
menimbulkan komplikasi
yang berbahaya.
Berdasarkan aktivitas sekret yang keluar OMSK terbagi 2 :

1. OMSK aktif
OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara
aktif.
2. OMSK tenang
OMSK keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering.
 Lingkungan
Prevalensi OMSK pada beberapa negara antara lain di
pengaruhi : kondisi sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal
yang padat, higiene, dan nutrisi yang buruk.
 Otitis media sebelumnya
 Infeksi
Bakteri yang paling sering di temukan pada OMSK adalah
Pseudomonas aeruginosa, stafilokokus aureus dan proteus.
 Infeksi saluran nafas atas.
 Autoimun
 Alergi
 Gangguan fungsi tuba.
OMSK BENIGN OMSK MALIGNA
 Sekret mukopurulen  Sekret selalu aktif dan
biasanya tidak berbau berbau busuk
yang hilang timbul.  Adanya abseb/fistel
 Tuli konduktif retroauricular
 Perforasi MT Sentral  Jaringan granulasi/polip di
 Proses Peradangan pada liang telinga
MT terbatas pada mukosa.  Perforasi MT marginal atau
atik
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik THT (otoskopi)
3. Pemeriksaan Penunjang
 1. Sekret keluar dari telinga tengah, baik terus-menerus
atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,
bening atau berupa nanah.
 2. Gangguan pendengaran pada telinga yang terkena.
 3. Riwayat OMA rekuren, perforasi karena trauma, atau
pemasangan saluran ventilasi.
 4. Adanya demam, vertigo, atau nyeri dapat menunjukkan
adanya komplikasi intratemporal atau intrakranial.
 5. Riwayat OMSK persisten harus dicurigai sebagai
adanya kolesteatoma.
 1. Kanalis akustikus eksterna dapat terlihat edema dan
biasanya tampak keras.
 2. Sekret dapat berupa encer atau kental, bening atau
berupa nanah.
 3. Perforasi membran timpani.
 4. Adanya jaringan granulasi yang terlihat pada kanalis
media atau rongga telinga tengah.
 1. Pemeriksaan Pendengaran dengan Penala
Biasanya dilakukan pemeriksaan rinne dan Webber.
 2. Pemeriksaan Audiometri
 3. Foto rontgen mastoid
 4. Kultur dan uji resistensi kuman dari sekret liang
telinga
 5. Endoskopi
OMSK TIPE AMAN OMSK TIPE BAHAYA
 Prinsip terapi OMSK tipe  Prinsip terapi OMSK tipe
benigna ialah konservatif bahaya adalah operasi,
atau dengan yaitu mastoidektomi.
medikamentosa Terapi konservatif dengan
medikamentosa hanyalah
merupakan terapi
sementara sebelum di
lakukan pembedahan.
 Bila sekret yang keluar terus-menerus, maka diberikan obat
pencuci telinga berupa larutan H2O2 3 % selama 3 – 5
hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan
dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung
antibiotika dan kortikosteroid.

 Secara oral diberikan antibiotika dari golongan ampisilin,


atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin),
sebelum tes hasil resistensi diterima. Pada infeksi yang
dicurigai karena penyebabnya telah resisten terhadap
ampisilin, dapat diberikan ampisilin asam klavulanat.
1. Mastoidektomi sederhana (simple mastoidectomy).
2. Mastoidektomi radikal.
3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi. (Operasi Bondy).
4. Miringoplasti.
5. Timpanoplasti.
6. Pendekatan kombinasi timpanoplasti (Combined approach
tympanoplasty).
Adam dkk mengemukakan klasifikasi Paparella dan Shumrick (1980)
A. Komplikasi ditelinga tengah :
 1. Perforasi persisten
A. Komplikasi otologik
 2. Erosi tulang pendengaran  1. Mastoiditis koalesen
 3. Paralisis nervus fasial  2. Petrositis
B. Komplikasi telinga dalam  3. Paresis fasialis
 1. Fistel labirin  4. Labirinitis
 2. Labirinitis supuratif B. Komplikasi Intrakranial
 3. Tuli saraf ( sensorineural)  1. Abses ekstradural
C. Komplikasi ekstradural  2. Trombosis sinus lateralis
 1. Abses ekstradural  3. Abses subdural
 2. Trombosis sinus lateralis  4. Meningitis
 3. Petrositis  5. Abses otak
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat  6. Hidrosefalus otitis
 1. Meningitis
 2. Abses otak
 3. Hindrosefalus otitis
Shambough (1980) membagi atas komplikasi
meninggal dan non meninggal

 A. Komplikasi meninggal B. Komplikasi non meningeal.


 1. Abses ekstradural dan  1. Abses otak.
abses perisinus  2. Labirinitis.
 2. Meningitis.  3. Petrositis.
 3. Trombofle bitis sinus  4. Paresis fasial.
lateral
 4. Hidrosefalus otitis
 5. Otore likuor
serebrospinal

Anda mungkin juga menyukai