Anda di halaman 1dari 10

Studi

Literatur

Struktur Imam Rismana


Kontruksi 41155030150079

Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4


Studi Bangunan
Bertingkat
Literatur Tinggi

Struktur Imam Rismana


Kontruksi 41155030150079

Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4


PENDAHULUAN SISTEM STRUKTUR
Struktur adalah bagian-bagian yang membentuk bangunan seperti pondasi, sloof, dinding, kolom, 1. Sistem struktur pada bangunan bedung
ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur berfungsi untuk mendukung Sistem struktur pada bangunan gedung secara garis besar menggunakan beberapa sistem utama
keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen tampak, interior, dan detail arsitektur
sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai A. Sistem struktur dinding pendukung sejajar (parallel bearing walls)
fungsi dan peranannya masing-masing.
Sistem ini terdiri dari unsur bidang vetikal yang di perkuat dengan berat dinding itu sendiri,
Kegunaan lain dari struktur bangunan yaitu meneruskan beban bangunan dari bagian bangunan sehingga mampu menahan gaya aksial lateral secara efisien. Sistem struktur dinding sejajar ini
atas menuju bagian bangunan bawah, lalu menyebarkannya ke tanah. Perancangan struktur harus digunakan pada bangunan-bangunan apartemen yang tidak membutuhkan ruang bebas yang
memastikan bahwa bagian-bagian sistem struktur ini sanggup mengizinkan atau menanggung luas dan sistem-sistem mekanisnya tidak memerlukan struktur inti.
gaya gravitasi dan beban bangunan, kemudian menyokong dan menyalurkannya ke tanah
dengan aman.
Terdapat tiga bagian dari struktur bangunan antara lain :

• Struktur bawah (substruktur) adalah bagian-bagian bangunan yang terletak di bawah


permukaan tanah. Struktur bawah ini meliputi pondasi dan sloof.
• Struktur tengah merupakan bagian-bagian bangunan yang terletak di atas permukaan tanah
dan di bawah atap, serta layak ditinggali oleh manusia. Yang dimaksud struktur tengah di
antaranya dinding, kolom, dan ring.
• Struktur atas (superstruktur) yaitu bagian-bagian bangunan yang terbentuk memanjang ke atas
untuk menopang atap. Struktur atas bangunan antara lain rangka dan kuda-kuda.

Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat
kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air,
yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari studi literatur ini adalah sebagai upaya untuk menyediakan pedoman perencanaan B. Sistem struktur inti dan dinding pendukung (core and bearing walls)
sebuah struktur sehingga pelaksanaan pembelajaran penugasan struktur konstruksi 4 ini dapat
dilakukan secara terstruktur, menyeluruh dan tuntas, mulai dari perencanaan, konstruksi, sampai Sistem ini berupa bidang vertikal yang membentuk dinding luar dan mengelilingi sebuah struktur
dengan output berupa gambar struktur bangunan middle rise inti. Hal ini memungkinkan ruang interior terbuka yang bergantung pada kemampuan
bentangan dari struktur lantai. Sistem ini memuat sistem-sistem transportasi mekanis vertikal serta
menambah kekakuan bangunan.

GAMBARAN UMUM BANGUNAN


1. Klasifikasi Bangunan Tinggi (berdasarkan Teori)
Definisi bangunan gedung menurut UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung pasal 1,
adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya,
sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi
sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal,
kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

2. Klasifikasi Bangunan Tinggi (berdasarkan Teori)


Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan ketinggian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), UU
No.
28 Tahun 2002 dibedakan atas klasifikasi :
• bangunan gedung bertingkat tinggi dengan jumlah lantai lebih dari 8 (delapan) lantai
• bangunan gedung bertingkat sedang dengan jumlah lantai 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan)
lantai
• bangunan gedung bertingkat rendah dengan jumlah lantai 1 (satu) sampai dengan 4 (empat)
lantai.

Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4


C. istem struktur boks berdiri sendiri (self supporting boxes) F. Sistem struktur interspasial (interspasial)
Sistem ini merupakan unit tiga dimensi prefabrikasi yang menyerupai bangunan dinding pendukung yang diletakan Sistem struktur rangka tinggi selantai yang terkantilever diterapkan pada setiap lantai antara untuk memungkinkan
di suatu tempat dan di gabung dengan unit lainnya. Sebagai contoh boks-boks ini di tumpuk seperti bata dengan ruang fleksibel di dalam dan di atas rangka. Ruangan yang berada di dalam lantai rangka di atasnya dapat di
pola “English Bond” sehingga tersusun seperti balok dinding berselang-seling. gunakan sebagai wadah untuk kegiatan aktivitas lainya.

D. Sistem struktur plat terkantilever (cantilever slab G. Sistem struktur gantung (suspension)
Pemikulan plat lantai dari sebuah inti pusat akan memungkinkan ruang bebas kolom yang batas kekuatan platnya Sistem ini dapat memungkinkan penggunaan beban secara efisien dengan menggunakan penggantungan sebagai
adalah batas besar ukuran bangunan. Sistem ini memSistem struktur plat rata (flat slab)erlukan banyak besi, pengganti kolom untuk memikul beban lantai. Kekuatan unsur tekan pada sistem ini harus dikurangi sebab adanya
terutama apabila proyeksi pelat sangat besar. Kekakuan plat dapat di tingkatkan dengan menggunakan teknik- bahaya tekuk, berbeda dengan unsur tarik yang dapat mendaya gunakan kemampuan secara
teknik pratekan.

E. Sistem struktur plat rata (flat slab) H. Sistem struktur rangka selang-seling (staggered truss)
Sistem ini terdiri dari bidang horizontal yang umumnya adalah plat lantai beton tebal dan rata yang bertumpu pada Rangka tinggi yang selantai disusun sedemikian rupa sehinga pada setiap lantai bangunan dapat menumpangkan
kolom. Apabila tidak terdapat penebalan plat pada bagian atas kolom, maka sistem ini di katakan sistem plat rata. beban di bagian atas suatu rangka begitupun di bagian bawah rangka di atasnya. Selain memikul beban vertikal,
Pada kedua sistem ini tidak terdapat balok yang dalam (deep beam) sehingga tinggi lantai bisa minimum. susunan rangka ini akan mengurangi tuntutan kebutuhan ikatan angin dengan cara mengarahkan beban angin ke
dasar bangunan melalui struktur balok-balok dan plat lantai.

Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4


I. Sistem struktur rangka kaku (rigid frame)
F. Sistem struktur rangka belt-trussed dan inti (belt-trussed frame and core)
Sistem struktur ini terdiri dari kolom dan balok yang bekerja saling mengikat satu dengan yang lainnya. Kolom
Sistem struktur belt-trussed bekerja mengikat kolom fasade ke inti bangunan sehingga meniadakan aksi terpisah
sebagai unsur vertikal yang bertugas menerima beban dan gaya, sedangkan balok sebagai unsur horizontal media
rangka dan inti pengakuan ini dinamai “cap trussing” apabila berada pada bagian atas bangunan, dan dinamai “belt-
pembagi beban dan gaya. Sistem ini biasanya berbentuk pola grid persegi, organisasi grid serupa juga di gunakan
trussed” apabila berada di bagian bawahnya.
untuk bidang horizontal yang terdiri atas balok dan gelagar. Dengan keterpaduan rangka spasial yang bergantung
pada kekuatan kolom dan balok, maka tinggi lantai ke lantai dan jarak antara kolom menjadi penentu pertimbangan
rancangan.U

J. Sistem struktur rangka kaku dan inti (rigid frame and core) G. Sistem struktur tabung dalam tabung (tube in tube)
Rangka kaku akan bereaksi terhadap beban lateral. Terutama melalui lentur balok dan kolom. Perilaku demikian Dalam struktur ini, kolom dan balok eksterior di tempatkan sedemikian rapat sehingga fasade menyerupai dinding
berakibat ayunan (drift) lateral yang besar sehingga pada bangunan dengan ketinggian tertentu. Akan tetapi apabila yang diberi pelubangan (untuk jendela). Seluruh bangunan berlaku sebagai tabung kosong yang terkantilever dari
di lengkapi dengan struktur inti, maka ketahanan lateral bangunan akan sangat meningkat karena interaksi inti dan tanah. Inti interior (tabung) dapat meningkatkan kekakuan bangunan dengan cara ikut memikul beban bersama
rangka. Sistem inti ini memuat sistem-sistem mekanis dan transportasi vertikal. kolom-kolom fasade tersebut.

K. Sistem struktur rangka trussed (trussed frame) H. Sistem struktur kumpulan tabung (bundled tube
Sistem ini terdiri dari gabungan rangka kaku (atau bersendi) dengan rangka geser vertikal yang mampu memberikan Sistem struktur ini dapat di gambarkan sebagai suatu kumpulan tabung-tabung terpisah yang membantuk tabung
peningkatan kekuatan dan kekakuan struktur. Rancangan sistem struktur dapat berdasarkan pada penggunaan multi-use. Pada sistem ini kekakuan akan bertambah. Sistem ini dapat memungkinkan bangunan mencapai bentuk
rangka untuk menahan beban gravitasi dan rangka vertikal untuk beban angin yang serupa dengan rangka kaku dan yang paling tinggi dan daerah lantai yang sangat luas.
inti.

Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4


PONDASI DALAM jenis pondasi tidak menjadi normal. Pondasi pier standar dapat dibuat dari beton bertulang pre
cast. Karena itu, aturan perencanaan pondasi pier terhadap balok beton diafragman adalah
1. Definisi pondasi dalam mengikuti setiap ukuran ketinggian pondasi yang direncanakan. Pondasi pier dapat
Pondasi dalam adalah pondasi yang ditanam didalam tanah dengan kedalaman tertentu yang divisualisasikan sebagai bentuk tabel , struktur adalah sistem kolom vertikal yang terbuat dari beton
berfungsi meneruskan beban bangunan kedasar tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang pada bertulang ditempatkan di bawah bangunan yang ditanamkan dibawah tanah yang sudah
kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah.Pondasi dalam dapat digunakan digali. Lempengan beton diafragma ini mentransfer beban bangunan terhadap tanah. Balok
untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu dibangun di atas dinding diafragma vertikal (pondasi pier) yang menahan dinding rumah atau
sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah struktur. Banyak rumah didukung sepenuhnya dengan jenis pondasi ini, dimana beton yang
yang tidak cocok di permukaan tidak mempengaruhi struktur bangunan. dipasang juga berguna sebagai dinding pada ruang bawah tanah, dimana ruang tersebut
digunakan sebagai gudang penyimpanan atau taman. Beton pondasi pier biasanya dibuat dalam
Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih dalam untuk bentuk pre cast dalam berbagai ukuran dan bentuk, dimana sering dijumpai dalam bentuk persegi
mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang mendukung daya beban memanjang dengan ketinggian sesuai dengan ukuran kedalaman yang diperlukan. Tapi beton
strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dapat juga dibuat dalam bentuk bulatan. Setelah beton bertulang cukup kering kemudian di
dihindari. masukkan ke dalam tanah yang sudah digali dan disusun secara bersambungan. Setelah tersusun
dengan baik kemudian baru dilanjutkan dengan konstruksi diatasnya.

2. Jenis pondasi dalam

A. Pondasi Tiang Pancang


Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja yang membedakan bahan dasarnya. Tiang
pancang menggunakan beton jadi yang langsung ditancapkan langsung ketanah dengan
menggunakan mesin pemancang. Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh
karena itu tiang pancang tidak memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang pancang
dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah
(sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk
pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/ kayu ulin, baja, dan beton bertulang.

Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan atau mentransfer
beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat
dalam.

Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah,
tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal
yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari Gambar 1.2 pondasi piers,
Sumber : http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id
kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang
dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
C. Pondasi Bore Pile

Pondasi Bore Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam tanah dengan
kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara
membuat lobang yang dibor dengan alat bore pile mini crane. Setelah mencapai kedalaman
yang dibutuhkan, kemudian dilakukan pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi,
kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan
pengecoran terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu
dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran
kesing tersebut dikeluarkan kembali.

Gambar 1.1 photo tiang pancang beton

B. Pondasi Piers ( Dinding diafragma )


Pondasi piers adalah pondasi untuk meneruskan beban berat struktural yang dibuat dengan
cara melakukan penggalian dalam, kemudian struktur pondasi pier dipasangkan kedalam galian
tersebut. Satu keuntungan pondasi pier adalah bahwa pondasi jenis ini lebih murah dibandingkan
dengan membangun pondasi dengan jenis pondasi menerus, hanya kerugian yang dialami
adalah jika lempengan pondasi yang sudah dibuat mengalami kekurangan ukuran maka kekuatan Gambar 1.3 pondasi bor pile,
Sumber : http://sumurbor21.16mb.com

Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4


Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4
Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4
Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4
Studi Literatur │Struktur Kontruksi 4

Anda mungkin juga menyukai