It 02 Respirasi & Keseimbangan Asam - Basa
It 02 Respirasi & Keseimbangan Asam - Basa
KESEIMBANGAN
ASAM - BASA
Kusumo hariyadi
Respirasi (Pernafasan)
P = tekanan
n = Jumlah massa gas
V = Volume
R = Konstante
T = suhu dalam dejat Kelvin
Pada saat cerah udara 78,62% N, 20,84%
O2, 0,04% CO2, dan 0,5 % air
Pada suhu 37oC tekanan uap air adalah
47 mm Hg, oleh karena itu jumlah dari
tekanan parsial komponen lain menjadi
760 – 47 = 713 mm Hg.
Pada keadaan keseimbangan jumlah
gas yang larut dalam fasa cair akan
ditentukan oleh dua factor :
1.Tekanan parsial gas yang mengelilingi air
2.Kelarutan gas dalam cairan pada suatu suhu
Koefisien kelarutan (α) 37o 760 mmHg
sbb.
Oksigen 0,024
Karbon dioksida 0,57
Karbon monoksida 0,018
Nitrogen 0,012
Helium 0,008
Pada keadaan seimbang daya yang dikeluarkan oleh gas
dalam usahanya memasuki cairan akan sama dengan
daya yang dikeluarkan oleh gas dalam usahanya
meninggalkan cairan ini disebut tekanan gas.
Ini dinyatakan sebagai PO2 , PCO2 , PN2 dan seterusnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada
keseimbangan tekanan parsial suatu gas adalah sama
dengan tekanan gas tersebut dalam cairan.
Benturan dan masuknya molekul gas
dalam cairan berlangsung dengan suatu
proses yang disebut sebagai difusi.
kecepatan difusi ( diffusion rate = DR )
dapat dinyatakan dengan
persamaan sbb:
persamaan :
DR = PD X A X S / D V MW
2CO2 + 2H2O
PROSES PERTUKARAN OKSIGEN
DENGAN KARBON DIOKSIDA
karbonik anhidrase
2H2 CO3
jaringan perifer
- +
2HCO3 + 2H Hb + 4 O2
4O2
+ -
2 H + 2 HCO3
+
Hb + 2 H
4O2
pendapar
paru-paru 2H2CO3
karbonik anhidrase
2CO2 + 2H2O
dihasilkan oleh
siklus Krebs
Perbedaan tekanan rata-rata yang
mengalami integrasi selama pernafasan
normal adalah sekitar 11 mmHg
Kapasitas difusi oksigen meningkat pada
waktu latihan, yang memberi kelonggaran
lebih lanjut untuk memperkenalkan
oksigen berdifusi cepat melalui membrane
pernafasan.
Gambar : Ambilan oksigen oleh darah kapiler
paru-paru
Di perifer, sewaktu darah teroksigenasi
mengalir melalui kapiler jaringan, proses
berlangsung sebaliknya PO2 yang tinggi dalam
darah arteri (sekitar 95 mmHg) berdifusi akibat
gradient ini kedalam cairan intertisiel, dimana
PO2 rata-rata adalah 40 mmHg pada waktu
darah telah melalui kapiler jaringan PO2 darah
telah mendekati tekanan oksigen cairan
intertisial sebesar 40 mmHg itu.
Gambar : Difusi CO2 dari darah paru-paru ke
dalam alveolus
Darah arteri yang masuk dalam kapiler
jaringan mengandung CO2 yang relative
rendah antara cairan intertisial dan darah
kapiler masih cukup untuk menjamin cepat
untuk terjadinya keseimbangan PCO2 .
Sebagai akibatnya PCO2 darah vena juga
sekitar 45 mmHg
Pada waktu darah sampai dalam kapiler paru-
paru, PCO2 adalah sekitar 45 mmHg sedangkan
PCO2 dalam udara alveoli adalah 40 mmHg.
Jadi gradient PCO2 jauh lebih kurang dari pada
gradient oksigen seperti antara gas alveoli dan
arteri paru-paru (juga tentunya dalam arah
sebaliknya). Karena koefisien difusi CO2 20 kali
lebih besar dari pada koefisien difusi O2 , maka
CO2 dalam darah secara cepat diseimbangkan
dengan CO2 dalam alveoli paru-paru
Tekanan dan tegangan parsial PCO2 (
dalam mmHg) pada ujung arteri
pulmonalis = 45 mmHg setelah sampai ke
ujung vena pulmonalis = 40 mmHg,
tekanan ini sama dengan tekanan CO2
udara dalam alveolus.
Hemoglobin adalah molekul utama yang
bertanggung jawab bagi transpor O2 dan CO2
dalam darah darah.
Hemoglobin yang terkandung dalam sel eritosit
Hb + O 2 === HbO2
Hb : Hemoglobin yang terdeoksigenasi
HbO2 : Oksihemoglobin
Diketemukannya peristiwa pertukaran
molekul hemoglobin oleh Perutz
Hubungan antara persentasi saturasi
hemoglobin dalam darah dan tekanan
oksigen
bila jenuh seluruhnya tiap gram
hemoglobin bergabung dengan sekitar
1,34 ml oksigen, seandainya konsentrasi
hemoglobin darah 14,5 gram/dl maka
seluruh oksigen yang dapat diangkut
sebagai oksihemoglobin :
14,5 X 1,34 = 19,4 ml / dl
Jumlah ini bila ditambahkan pada jumlah
oksigen yang larut dalam darah secara
fisika (0,33 ml/dl)
kapasitas total oksigen darah kira-kira 20
ml/dl
Saturasi Hb
(%) 100
darah bersih
80 yang meninggalkan paru-paru
60
40 darah kotor
yang kembali dari jaringan
20
pH 7,6
80
pH 7,4 Pergeseran ke kanan
O2 CO2 N2
Kadar yang dihitung 0,33 3,0 0,9
Yang sebenarnya ada 20,0 50,0 1,7
dalam darah arteri
Dalam darah vena 14,0 56,0 1,7
Reaksi
H+ + HCO3- + KHb == HHb + K+ + HCO3-
_ _ _
Cl ( Cl ) Cl +
K HHb
PERGESERAN KLORIDA
(Klor Shift)
Disamping diangkut dalam larutan biasa
sebagai ion bekarbonat dapat diangkut
bergabung dengan karbamino
Dengan struktur kovalen yang agak
longgar dengan gugus α-amino N-terminal
residu valin pada semua 4 rantai molekul
Hb
DPG terikat pada 2 dari ujung amino Hb,
terdapat pertentangan peran CO2 dg DPG
Peran ini kecil dibanding dg transpor CO2
dalam bentuk HCO3-(bekarbonat)
Karbamino-Hb yang terbentuk interaksi
dengan CO2 tidak tergantung PCO2
Tetapi dipengaruhi oleh derajat saturasi
Hb –O2
Ikatan O2 dalam Hb mendesak CO2,
suatu fenomena yang dinamakan efek
Haldane
Kepentingan efek Haldane
1.Melancarkan transpor O2.
2.Melipat gandakan ambilan CO2
Pemindahan CO2 dari darah setelah oksigenasi Hb
disebabkan oleh persediaan proton (H+)yang
meningkat ini untuk bergabung dengan ion bekarbonat
untuk membentuk asam karbonat.
Asam karbonat dengan adanya karbonik
anhidrase dapat dibebaskan CO2-oksiHb
yang lebih asam hal ini tidak begitu
cenderung membentuk karbamino – Hb –
CO2 hal ini disebut Karbamat oksilabil
RE = Respiratory Exchange
Pelepasan CO2
RE = ------------------------
Ambilan O2
RE berubah dalam berbagai keadaan
metabolisme
Bila Karbohidrat sebagai sumber energi
RE = 1: 1
Bila Lipid sebagai sumber energi oksidasi
maka produksi CO2 berkurang untuk
setiap molekul O2 yang dikonsumsi
Bila karbohidrat, lipid dan protein RE (RQ) =
0,825
Pengaturan pernafasan:
Dilakukan oleh perubahan pH darah
Pengaturan pernafasan melalui mekanisme sistem
syaraf pusat terutama diperantarai oleh tekanan
CO2 darah
Tekanan oksigen merubah kecepatan ventilasinya
hanya bila tekanan CO2 abnormal rendah atau
sangat tinggi
Keseimbangan
asam - basa
HUBUNGAN BUFFER DENGAN DARAH
Bila konsentrasi HCO3-/ H2CO3 = 20
maka pH darah NORMAL 7,4
diketahui pKa asam karbonat = 6,1
Rumus pH Buffer Henderson-Hasselbach:
HCO3-
pH = pKa + log ----------------
H2CO3
+ ( OH- )
( H )
30
(-) SID (+)
Status normal asam – basa
(
OH-= 58 mEq/L
Hypocloremic RL (Laktat)
Alkalosis
Na+=(140+137):2=138,5 mEq/L
Cl- =(82+109):2 = 95,5 mEq/L
--------------------
+ ( OH- )
SID = 43 mEq/L ( H )
OH- = 43 mEq/L
30 43 58
(-) SID (+)
Hypocloremic + NaCl (isotonis 0,9%)
Alkalosis
29 43 58
(-) SID (+)
Efect alkalosis
1. Decrease myocardial contaractility
2. Arrhytmias
3. Decrease cerebral blood flow
4. Confusion
5. Mental obtundation
6. Neuromuscular excitability
7. Impaired peripheral oxygen unlooding
(oxygen dissociation curve to left)
Saturasi Hb
(%) 100
pH 7,6
80
pH 7,4 Pergeseran ke kanan