Anda di halaman 1dari 8

PEMIKIRAN

NORBERG-SCHULZ
Makna Arsitektur Suatu Refleksi Filosofis
Norberg-Schulz (1985), Bentuk yang dibangun, ruang yang ditata dan
tipe bangunan mencakup aspek-aspek dan model hunian, membentuk
suatu “bahasa” sarana yang dapat memenuhi kebutuhan dalam
membentuk “multikeragaman di antaranya”.
Arsitektur merupakan “bahasa” yang timbul karena
adanya tiga hal yang mengakibatkannya yaitu :
Persepsi Dalam Arsitektur
Norberg-Schulz, Suatu ‘tanda’ bersifat sangat penting
secara fundamental karena ia mengabaikan perbedaan-
perbedaan kecil, dan melalui ‘arti’ yang tetap membuat
komunikasi bisa terlaksana.

Persepsi bukanlah suatu kesan penerimaan yang pasif. Kita


dapat mengubah fenomena dengan mengubah tindakan
kita. Istilah ‘tindakan’ diganti dengan kata ‘intensi’ dengan
maksud untuk menekankan karakter aktif dari kegiatan
mengamati.
Norberg-Schulz, Skema persepsi paling sederhana
merupakan hasil dari kegiatan sensor motorik. Skema yang
‘lebih tinggi’ didasarkan atas komunikasi pengalaman dan
tradisi-tradisi kultural.

Makna persepsi adalah suatu alat untuk dapat menangkap arti


yang dilemparkan oleh tanda/simbol yang diaktualisasikan oleh
benda-benda. Dapat dicontohkan benda-benda itu adalah
karya arsitektur yang telah terwujud.
Simbolisasi Dalam Arsitektur
Norberg-Schulz, sebuah sistem simbol harus dibangun
melalui cara sedemikian rupa sehingga ia dengan mudah
beradaptasi dengan kawasan dari dunia objek.

Informasi memberikan reaksi atas ekspektasi, yaitu


pengalaman baru menuntut sedikit banyak perbaikan
terhadap dunia objek kita.
Simbolisasi memungkinkan manusia menyampaikan
maksudnya, sehingga ia dapat dikategorikan dalam
suatu cara komunikasi, yaitu ‘penyampaian’.

Arsitektur adalah sebuah objek kultural, arsitektur


adalah produk manusia yang melayani aktivitas dari
manusia.

Seni “mengekspresikan” nilai-nilai, sedangkan ilmu


mengekspresikan fakta.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai