Anda di halaman 1dari 38

Akuntansi

Keuangan
Lanjutan 1

PENJUALAN ANGSURAN

By I Made Laut Mertha


Jaya, SE.,MA.
Penjualan Angsuran
 Penjualan Angsuran = Penjualan secara kredit =
Penjualan Cicilan = Installment Sales

Menurut Fischer, Taylor & Leer (1986) :


suatu jenis penjualan yang cara pembayarannya dapat
dilakukan secara bertahap dlm jumlah tertentu selama
jangka waktu tertentu.

Masalah yang timbul :


masalah pembagian laba yg harus dilaporkan penjual
setiap tahunnya dalam lapkeu, krn penjualan angsuran
mencakup periode waktu lebih atau bahkan beberapa
periode akuntansi.
Masalah Akuntansi

 Dikelompokkan menjadi 4 :

1. Masalah yang berhubungan dengan pengakuan


laba kotor

2. Masalah yang berhubungan dengan cara


perhitungan bunga & angsuran

3. Masalah yang berhubungan dengan tukar tambah

4. Masalah yang berhubungan dengan pembatalan


penjualan angsuran.
1. Pengakuan Laba Kotor

A. Metode Pengakuan pendapatan

B. Laba Kotor Penjualan Angsuran

C. metode Pencatatan Penjualan Angsuran

D. Penyusunan laporan keuangan


A. Metode Pengakuan pendapatan

 2 kriteria pengakuan pendapatan (sesuai PABU) :


1) “Earning Process” telah selesai
2) Telah terjadi pertukaran

 4 Dasar pengakuan pendapatan ;


1) Dasar Penjualan
2) Dasar Penerimaan Kas atau Dasar Tunai
3) Dasar Produk Selesai
4) Dasar Prosentase Produksi
B. Laba Kotor Penjualan Angsuran

 Pengakuan pendaptan dalam penjualan angsuran


berhubungan erat dengan “pengakuan laba kotor”

 Ada 2 dasar untuk mengakui laba kotor penjualan


angsuran :
1) Dasar Penjualan (sales basis / accrual basis)
2) Dasar Tunai (cash basis)
1) Dasar Penjualan
(sales basis / accrual basis)
 Yaitu : laba kotor atas penjualan angsuran diakui dalam
periode penjualan angsuran terjadi, tanpa
memperhatikan pembayaran sudah diterima atau
belum. (=penjualan kredit biasa)

 3 syarat pemakaian dasar pengakuan laba kotor ini :


a. Jangka waktu pembayaran relatif pendek
b. dapat dilakukan penaksiran secara teliti terhadap
biaya-biaya yg berhubungan dgn penjualan angsuran.
c. kemungkinan terjadinya pembatalan penjualan
angsuran sangat kecil.

 Biaya penagihan & biaya lain-lain yang berhubungan dengan


penjualan angsuran harus “dicadangkan” agar Laporan RL
mencerminkan “Prpper Matching Revenue with Expenses”
Contoh :
1. Dasar Penjualan

 Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan


angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000,
Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya
diangsur 5 kali selama 6 bulan.
Tanggal Keterangan Jumlah
1-1-2007 Uang Muka Rp. 5.000,-
31-1-2007 Angsuran ke-1 5.000,-
28-2-2007 Angsuran ke-2 5.000,-
31-3-2007 Angsuran ke-3 5.000,-
30-4-2007 Angsuran ke-4 5.000,-
31-5-2007 Angsuran ke-5 5.000,-
Jumlah Rp. 30.000,-

# bulan Januari 2007 : diakui laba kotor Rp. 5.000,- tanpa


memperhatikan pembayarannya sudah
diterima atau belum
2) Dasar Tunai (cash basis)

 Yaitu : laba kotor penjualan angsuran baru diakui jika


pembayaran dari piutang penjualan angsuran
sudah diterima.

 Kas yg diterima tdd dari 2 unsur ;


a. pembayaran atas HPP
b. Pembayaran atas Laba Kotor

 3 Metode perlakuan penerimaan piutang penjualan


angsuran berdasarkan Cash Basis :
a. HPP kemudian Laba Kotor ( Cost Recovery Method)
b. Laba Kotor kemudian HPP
c. HPP & Laba Kotor secara proporsional (Metode
penjualan angsuran)
a. HPP kemudian Laba Kotor
( Cost Recovery Method)

 Metode ini tidak mencerminkan : “Proper Matching


Revenue with Expenses”

 Yaitu : selama HPP atas penjualan angsuran belum


selesai diterima pembayarannya maka belum
diakui laba kotor, sehingga penerimaan kas dari
penjualan angsuran (DP ataupun pembauaran
angsuran) pertama-tama akan dianggap sebagai
pembayaran / pengembalian atas HPP.
Setelah HPP diterima semua baru penerimaan
berikutnya dianggap sbg pembayaran (realisasi)
laba kotor.
a. HPP kemudian Laba Kotor ( Cost Recovery Method)
Contoh :

 Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan


angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000,
Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya
diangsur 5 kali selama 6 bulan.

Tanggal Keterangan Jumlah


1-1-2007 Uang Muka Rp. 5.000,-
31-1-2007 Angsuran ke-1 5.000,-
28-2-2007 Angsuran ke-2 5.000,-
31-3-2007 Angsuran ke-3 5.000,-
30-4-2007 Angsuran ke-4 5.000,-
31-5-2007 Angsuran ke-5 5.000,-
Jumlah Rp. 30.000,-
 Dengan metode “HPP kemudian Laba Kotor” :

# Penerimaan sampai dengan Rp. 25.000,-


(1 Januari – 30 April 2007) dianggap sbg
pembayaran HPP & perusahaan belum mengakui
laba.

# Laba diakui pada tgl 31 Mei 2007 sebesar


Rp. 5.000,- (diatas harga pokok)

# Metode ini tidak mencerminkan : “Proper


Matching Revenue with Expenses” krn terlalu
konservatif
b. Laba Kotor kemudian HPP

 Metode ini tidak mencerminkan : “Proper Matching


Revenue with Expenses”

 Yaitu : penerimaan kas dari piutang penjualan angsuran


pertama-tama dianggap sebagai pembayaran
(realisasi) laba kotor, sampai semua laba kotor
atas penjualan angsuran diterima.
Setelah laba kotor terealisir semua, maka
penerimaan selanjutnya dianggap sebagai
pembayaran atas HPP
b. Laba Kotor kemudian HPP
Contoh :
 Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan
angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000,
Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya
diangsur 5 kali selama 6 bulan.
Tanggal Keterangan Jumlah
1-1-2007 Uang Muka Rp. 5.000,-
31-1-2007 Angsuran ke-1 5.000,-
28-2-2007 Angsuran ke-2 5.000,-
31-3-2007 Angsuran ke-3 5.000,-
30-4-2007 Angsuran ke-4 5.000,-
31-5-2007 Angsuran ke-5 5.000,-
Jumlah Rp. 30.000,-

# bulan Januari 2007 : diakui laba kotor Rp. 5.000,- utk bulan
Februari – Maret 2007 mrpk pembayaran HPP.
c. HPP & Laba Kotor secara proporsional
(Metode penjualan angsuran)

 Yaitu : setiap penerimaan kas dari piutang penjualan


angsuran secara proporsional dianggap terdiri
dari 2 unsur ;
(1) pembayaran atas HPP
(2) pembayaran / realisasi laba kotor
c. HPP & Laba Kotor secara proporsional (Metode penjualan angsuran)
Contoh :

 Pd awal tahun 2007 PT Aneka melakukan penjualan


angsuran sebesar Rp. 30.000 dengan HPP Rp. 25.000,
Down Payment Rp. 5.000 langsung diterima, sisanya
diangsur 5 kali selama 6 bulan.

Tanggal Keterangan Pembayaran HP Laba Kotor


Rp Rp Rp
(100%) (83,3%) (16,7%)
1-1-2007 Uang Muka Rp. 5.000,- Rp. 4.165,- Rp. 835,-
31-1-2007 Angsuran ke-1 5.000,- 4.165,- 835,-
28-2-2007 Angsuran ke-2 5.000,- 4.165,- 835,-
31-3-2007 Angsuran ke-3 5.000,- 4.165,- 835,-
30-4-2007 Angsuran ke-4 5.000,- 4.165,- 835,-
31-5-2007 Angsuran ke-5 5.000,- 4.165,- 835,-
Jumlah Rp. 30.000,- Rp. 24.990,- Rp. 5.010,-
Pemakaian Metode Penjualan Angsuran

 4 hal yg perlu diperhatikan :


1. Penjualan
2. HPP
3. Laba Kotor Penjualan
4. Piutang Penjualan Angsuran
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran :
1. Mencatat penjualan dan penerimaan uang muka :

Kas xxx -
Piutang penjualan angsuran 200X xxx -
Penjualan Angsuran - xxx

Jika perusahaan mggnkn sistem pepertual, mk HPP juga harus


dicatat :
HPP - Penjualan Angsuran xxx -
Persediaan - xxx

Utk penjualan Aktiva tak bergerak (real estate) dpt langsung


dikreditkan ke rekening ybs sebesar Harga Pokok. Selisih HJ dgn
HP dikredit ke rekening “Laba Kotor yg Belum direalisir” / LKBD :
Kas xxx -
Piutang penjualan angsuran 200X xxx -
Aktiva - xxx
LKBD - xxx
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran :

2. Untuk mencatat penerimaan angsuran :


Kas xxx -
Piutang penjualan angsuran - xxx

3. Untuk mencatat HPP


Perusahaan yg menggunakan sistem fisik pada akhir periode hrs
membuat jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP angsuran &
HPP penjualan biasa :
HPP xxx -
HPP – Penjualan Angsuran xxx -
Persediaan xxx -
Pengembalian Pembelian xxx -
Potongan Pembelian xxx -
Persediaan - xxx
Pembelian - xxx
Biaya Angkut Pembelian - xxx
Pencatatan dalam Metode Penjualan Angsuran :

4. Untuk mencatat LKBD :


Penjualan Angsuran xxx -
HPP – Penjualan Angsuran - xxx
LKBD 200X - xxx

3. Untuk mencatat LKD


Laba Kotor Belum Direalisir 200X xxx -
Laba Kotor sudah Direalisir - xxx
Penyusunan Laporan Keuangan

 Laporan Keuangan Utama :


– Laporan RL
– Laporan Perubahan Modal / Laba Ditahan
– Neraca
Laporan RL

 Penyajian pos-pos yg berhubungan dgn penjualan


angsuran dalam lap RL terbatas pada LKD :
* Laba Kotor yg diperoleh dari penjualan tunai &
kredit biasa
* Laba Kotor penjualan angsuran yg direalisir (LKD)
selama th ybs (berasal dari penjualan th
sebelumnya ataupum th ybs)
Laporan Perubahan Modal / Laba Ditahan

Sama dengan perusahaan yg tidak melakukan


penjualan angsuran (tdk menyajikan pos-pos yg
berhubungan dgn penjualan angsuran ).
Neraca

 Ada 2 pos-pos yg berhubungan dgn penjualan angsuran :

1. Piutang Penjualan Angsuran


Sebagai elemen Aktiva

2. LKBD
Termasuk pendapatan yg ditangguhkan.
Cara penyajian yg wajar ;
a) dalam kelompok Aktiva sebagai pengurang
Piutang Penjualan Angsuran
b) dalam kelompok Pasiva sebagai pendapatan
yg ditangguhkan
SOAL
NERACA
Kas 40.000 Utang Dagang 28.000
Piutang Dagang 25.000 Utang Bank 80.000
Piut PenjlAngsrn 02 30.000 LKBD 02 10.000
Piut Penjln Angsrn 03 45.000 LKBD 03 37.000
Persed Brg Dag 60.000 Modal Saham 60.000
AT 25.000 Laba Ditahan 10.000
Jml Aktiva 225.000 Jml Pasiva 225.000

Ikhtisar transaksi keuangan yg tjd selama th 2004 :


1. Pembelian barang dagangan Rp. 200.000,- kredit
2. Penjualan Barang dagangan :
- Tunai Rp. 50.000,-
- Kredit (biasa) Rp. 70.000,-
- Angsuran Rp. 145.000,-
3. Penerimaan kas Rp. 240.000,- berasal dari :
- Penjualan tunai Rp. 50.000,-
- Penagihan Piutang Rp. 65.000,-
- Piutang penjualan angsuran 2002 Rp. 30.000,-
- Piutang penjualan angsuran 2003 Rp. 50.000,-
4. Pelunasan utang dagang Rp. 150.000,-
5. Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial Rp. 15.000,-
6. Pembagian Dividen tunai Rp. 10.000,-
7. Pengeluaran kas untuk membayar biaya bunga Rp. 5.000,-
8. Pengeluaran kas untuk PPh Rp. 6.000,-
9. Penyusutan AT Rp. 1.500,-
• Pada akhir periode diketahui persediaan brg dag masih Rp. 75.000
• HPP angsuran untuk tahun 2004 Rp. 65.000,-

Soal :
1. Buat jurnal yg diperlukan selama th 2004
2. Susun Neraca Saldo per 31 Desember 2004
3. Buat Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2004
4. Susun laporan keuangan untuk periode yg berkahir 31 Desember 2004
5. Buat jurnal penutup per 31 Desember 2004
2. Masalah yang berhubungan dengan
cara perhitungan bunga & angsuran
 4 kebijakan dalam penjualan angsuran yang berkaitan
dengan penjualan angsuran :
a. bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama
jangka waktu angsuran (Long end interest / bunga
menurun)
b. bunga diperhitungkan dari sisa setiap angsuran yang
harus dibayar, yang dihitung sejak tanggal perjanjian
(Short end interest)
c. pembayaran angsuran periodik dilakukan dalam
jumlah yang sama, termasuk didalamnya angsuran
pokok ditambah bunga (Metode Anuitas)
d. bunga secara periodik diperhitungkan berdasar dari
sisa harga kontrak
SOAL

 Tgl 1 Januari 2007 telah dijual mesin seharga


Rp. 2.500.000,-. Sesuai perjanjian penjualan
angsuran ditetapkan Down Payment sebesar Rp.
700.000,- sisanya dibayar dalam waktu 1 tahun
sebanyak 6 kali angsuran setiap 2 bulan,
dengan bunga 12% per tahun. Harga pokok
mesin Rp. 1.500.000,-
a. bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak
selama jangka waktu angsuran
(Long end interest / bunga menurun)
 Perhitungan :
Harga jual mesin Rp. 2.500.000
Down payment 700.000
Jumlah diangsur sebanyak 6 kali setiap 2 bulan 1.800.000
Besar pembayaran setiap kali angsuran 300.000
Tgl Bunga atas saldo Angsuran atas Jumlah Sisa
Pembayaran Harga kontrak pada Harga Kontrak Pembayaran Hutang
Awal periode angsuran Kontrak
1 januari 07 2.500.000
1 Januari 07 700.000 700.000 1.800.000
1 Maret 07 36.000 300.000 336.000 1.500.000
1 Mei 07 300.000 1.200.000
1 Juli 07 300.000 900.000
1 Sptmbr 07 300.000 600.000
1 Nopem 07 300.000 300.000
31 Desm 07 300.000 -
 Perhitungan Bunga :

a) Besar bunga =
(sisa hutang kontrak x tingkat bunga x lama bunga) / 12
= (1.800.000 x 12% x 2) / 12 = 36.000

b) Jumlah pembayaran = Angsuran harga kontrak + bunga


Pencatatan Penjualan Angsuran

Transaksi Pembukuan Pembeli Pembukuan Penjual


1 Jan : penjualan Mesin 2.000.000 Kas 700.000
angsuran mesin Kas 700.000 Piut Angsr 1.300.000
2.000.000,- DP Htg Angsrn 1.300.000 Penjl Angsr 2.000.000
700.000

1 Mrt :
Beban bunga 36.000 Piut Bunga 36.000
a) Pencttn bunga yg
msh hrs Htg bunga 36.000 Pendptn Bunga 36.000
diperhitungkan
selama 2 bln dr sisa HPP 1.500.000
kontrak 1.300.000 Persediaan 1.500.000

a) Pembyrn angsrn Htg Angsrn 300.000 Kas 336.000


pertama sebesar Beban bunga 36.000 Piut Angsrn 300.000
300.000 bunga 12%
dr saldo htg kontrak Kas 336.000 Pdpt bunga 36.000
1.800.000

Pencatatan selanjutnya sama seperti diatas


PEMBATALAN ANGSURAN
 Jika terjadi pembatalan penjualan angsuran yang belum
lunas, maka perusahan :
* Menerima kembali barang yang sudah dijual.
selanjutnya dicatatat berdasarkan taksiran nilai
realisasi bersih pada saat itu
* Menghapus piutang penjualan angsuran yang belum
dilunasi & LKBD yg berhubungan dengan penjualan
dibatalkan
* Mengakui R/L pembatalan penjualan angsuran.
Besarnya laba penjualan tergantung metode
pengakuan laba kotor atas penjualan angsuran :
metode accrual & metode penjualan angsuran
Contoh :

 PT ABADI menjual barang-barang dagangannya secara


angsuran . Dalam tahun 2007 terjadi pembatalan atas
penjualan angsuran yang terjadi pada tahun 2006.
Informasi tentang penjualan angsuran yang dibatalkan :
* Penjualan semula Rp. 5.000.000
* Harga Pokok Rp. 4.000.000
* Tingkat laba kotor 20%
* Piutang yang pembayarannya sudah diterima
Rp 2.500.000
* Taksiran nilai realisasi bersih atas barang yang
diterima kembali Rp. 3.000.000,-
Metode Accrual Basis

 Pada saat penjualan, laba sudah diakui. Sehingga saldo


piutang penjualan angsuran menunjukkan besarnya HPP
yg belum diterima pembayarannya

 R/L pembatalan penjualan angsuran :


= Nilai pasar Barang Bekas yg diterima – saldo
piutang penjualan angsuran yg belum diterima
pembayarannya
1. Metode Accrual Basis
Perhitungan Laba penjualan angsuran :

Harga jual Rp. 5.000.000,-


Piutang tertagih 2.500.000,-
Piutang belum tertagih Rp. 2.500.000,-
Taksiran nilai realisasi bersih 3.000.000,-
Laba pembatalan penjualan angsuran Rp. 500.000,-

Pencatatan :
Persediaan barang dagangan 3.000.000
Piutang penjualan angsuran 2006 2.500.000
Laba pembatalan penjualan angsuran 500.000
Metode Penjualan Angsuran

 Perusahaan baru mengakui laba kotor penjualan


angsuran secara proporsional dengan besarnya
penerimaan kas
Sehingga saldo piutang penjualan angsuran tdd 2 unsur:
* HPP angsuran
* LKBD

 HPP angsuran yg belum diterima pembayarannya :


= Saldo piutang penjualan angsuran – saldo LKBD
atas penjualan angsuran yg dibatalkan .
2. Metode Pejualan Angsuran

Rumus R/L pembatalan penjualan angsuran :

L = TNRS – (PPA – LBBR)

 L : R/L pembatalan penjualan angsuran


 TNRS : Taksiran nilai realisasi bersih barang yang
diterima kembali
 PPA : Saldo piutang penjualan angsuran atas
penjualan angsuran yang dibatalkan
 LBBR : LKBD direalisir atas penjualan angsuran
yang dibatalkan
Perhitungan Laba penjualan angsuran :

Harga jual Rp. 5.000.000,-


Piutang tertagih 2.500.000,-
Piutang belum tertagih Rp. 2.500.000,-
LKBD = 20% 1.000.000,-
HPP yang belum dibayar 1.500.000,-
Taksiran nilai realisasi bersih 3.000.000,-
Laba pembatalan penjualan angsuran Rp. 1.500.000,-

Pencatatan :
Persediaan barang dagangan 3.000.000
LKBD 2006 1.000.000
Piutang penjualan angsuran 2006 2.500.000
Laba pembatalan penjualan angsuran 1.500.000

Anda mungkin juga menyukai