Anda di halaman 1dari 47

HAND HYGIENE

1
Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai sesi ini diharapkan peserta latih


mampu memahami, mempraktekkan dan
melakukan Hand Hygiene dengan baik dan benar
sesuai standar WHO

2
Pendahuluan
Healthcare Associated Infections (HAIs)

Masalah di Fasyankes di seluruh dunia,

LOS  , BIAYA  ,KERUGIAN RS


& PS , KECACATAN,KEMATIAN
TUNTUTAN HUKUM, CITRA RS

Dapat dicegah dengan


HAND HYGIENE

3
Flora Transient

 Mikroorganisme yang berada di lapisan kulit,


diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas
kesehatan lain atau permukaan yang terkontaminasi
(mis:meja periksa, tempat tidur dll) selama bekerja.
 Flora transien tinggal di lapisan luar kulit dan
terangkat sebagian dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air mengalir

4
Flora Residen

Mikroorganisme yang tinggal di lapisan kulit


yang lebih dalam serta di dalam folikel rambut,
dan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya,
bahkan dengan pencucian dan pembilasan
dengan sabun dan air bersih

5
6
Transmisi Kuman

 Tangan adalah sumber


transmisi kuman patogen

 Transmisi kuman patogen dari


pasien ke pasien lain dapat
terjadi melalui 5 tahap.

7
Transmisi tangan: Tahap 1
Mikroba terdapat di kulit pasien
dan lingkungan sekitar pasien.

 Pasien terbaring di tempat tidur


mempunyai koloni bakteri cocci gram
positif di hidung, perineal, inguinal,
aksila, dan lengan atas.

 Permukaan lingkungan dekat dengan


pasien terkontaminasi oleh bakteri cocci
Gram positif.

Pittet D et al. The Lancet Infect Dis 2006

8
Transmisi tangan: Tahap 2
Transfer mikroba dari pasien ke petugas kesehatan.

 Kontak antara tenaga kesehatan


dan pasien menyebabkan transmisi
silang bakteri cocci gram positif
dari flora pasien yang berpindah
ke tangan tenaga kesehatan.

Pittet D et al. The Lancet Infect Dis 2006

9
Transmisi tangan: Tahap 3
Mikroba bertahan dan memperbanyak di tangan petugas kesehatan.
 Setelah kontak dengan pasien dan/atau lingkungan yang
terkontaminasi, mikroba dapat bertahan di tangan selama beberapa
waktu (2–60 menit)
 Bila tidak melakukan HH, perawatan yang lama dapat meningkatkan
derajat kontaminasi.

Pittet D et al. The Lancet Infect Dis 2006


Transmisi tangan: Tahap 4

Cuci tangan yang tidak benar.

 Cuci tangan yang tidak benar dapat


menyebabkan tangan tetap terkontaminasi,
pada kasus ini bakteri Gram (+)
Kegagalan dalam melakukan
Hand Hygiene menyebabkan
transmisi silang bakteri antar pasien.

Pittet D et al. The Lancet Infect Dis 2006

11
Transmisi tangan: Tahap 5
Kegagalan Hand Hygiene menyebabkan transmisi silang antar pasien

Pittet D et al. The Lancet Infect Dis 2006

12
Transmisi tangan: Step 5

Kontak langsung dengan


pasien/alat-alat yang dipakai
pasien dapat menyebabkan
tranmisi silang.

Pittet D et al. The Lancet Infect Dis 2006

13
Pengertian

Hand Hygiene adalah tindakan membersihkan


tangan dengan tepat dan benar yang dapat
dilakukan dengan:

 Melakukan handrub dengan cairan cairan


berbasis alkohol, dilakukan bila tangan tidak
tampak kotor

 Mencuci tangan dengan sabun dan air , bila


tangan tampak atau terasa kotor,
terkontaminasi dengan darah maupun
cairan tubuh, dan bila berpotensi
membentuk spora kuman.

14 1
Tujuan Hand Hygiene
1. Untuk memutus transmisi microorganisme
melalui tangan

2. Untuk mencegah:
a) kolonisasi patogen pada pasien
(termasuk yang multiresisten);
b) penyebaran patogen ke area perawatan;
c) infeksi yang disebabkan oleh kuman
endogen;
d) kolonisasi dan infeksi pada petugas
kesehatan.

15
Mengapa Hand Hygiene

 Tangan petugas kesehatan


seringkali menjadi media
transmisi kuman patogen dari
pasien ke pasien.

 Hand Hygiene yang baik


terbukti dapat menurunkan
insiden Infeksi Rumah
Sakit/Hospital Acquired
Infections (HAIs)

16
Jenis Infeksi RS dan Faktor Risikonya

INFEKSI SALURAN KEMIH 34% 13% PNEUMONIA


Kateter Urin Ventilasi mekanik
Prosedur invasif Aspirasi
Usia lanjut Nasogastric tube
Keparahan penyakit
Urolitiasis
Central nervous system
Kehamilan depressants
Antibiotik dan antasid
Diabetes
Ketidak Lama perawatan lebih lama
Malnutrisi
Patuhan
Jenis Infeksi RS Usia lanjut
Pembedahan
INFEKSI LUKA OPERASI Hand
dan Faktor Risikonya Immunodefisiensi
AB profilaksis yang tidak adekuat INFEKSI ALIRAN DARAH
Persiapan kulit bedah yg tidak tepat
hygiene Kateter vaskuler
Perawatan luka yang tidak sesuai Neonatus
Durasi pembedahan Criticalcare
Jenis luka Keparahan penyakit
Kurangnya tindakan asepsis bedah Neutropenia
Diabetes Immunodefisiensi
Status gizi Teknologi baru
Immunodefisiensi Rendahnya pelatihan dan supervisi
Rendahnya pelatihan dan supervisi 17% 14%

17
Tehnik Hand Hygiene
 Sebelum melakukan hand hygiene Pastikan
asesoris: cincin, termasuk cincin kawin,
gelang, arloji, tidak dipakai.
 Penelitian: kulit dibawah perhiasan
kolonisasi yang berat, sulit
dibersihkan/dekontaminasi
 Memakai perhiasan akan sulit saat
memakai sarung tangan.

18
Pengeringan

 Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan sangat


penting
 Keringkan tangan dengan handuk kertas
 Jika tidak tersedia gunakan handuk tangan sekali pakai
 Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih, tidak
terkontaminasi

19
Hal Penting dalam Hand Hygiene

 Jaga kuku selalu pendek dan bersih


 Jangan memakai perhiasan,kuku palsu, cuteks
 Jangan mencuci sarung tangan saat menggunakan
diantara pasien
 Tidak dianjurkan pakai handuk pakai ulang & tisue rol
 Antiseptik tidak boleh diencerkan
 Lotion untuk meminimalisir iritasi dermatitis kontak.

20
Siapa yang wajib melakukan Hand Hygiene

 Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti:


dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya
(fisioterapi,laboratorium)
 Setiap orang yang kontak dengan pasien, meskipun tidak
langsung seperti :ahli gizi, farmasi dan petugas tehnik
 Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang
dilakukan terhadap pasien
 Setiap orang yang bekerja di rumah sakit

21
4-21
Penyebab ketidak patuhan
 Beban kerja berlebihan
 Tidak tersedia sarana/fasilitas hand hygiene
 Lokasi hand hygiene terlalu jauh
 Bila sering cuci tangan tangan rusak
 Tidak peduli
 Petugas berpikir pasien membawa kuman dibadannya
 Kurang pengetahuan petugas/kurang informasi
 Tidak ada dukungan,kontroling,monitoring
 Tidak ada SPO
 Peraturan/poster

22
Strategi untuk meningkatkan kepatuhan
Hand Hygiene
NO KOMPONEN MULTI MODAL INTERVENSI

1 Perubahan sistem: Alkohol hand rub diletakkan pada tempat /area perawatan: pintu masuk
• Tempat Peletakan dispenser alkohol hand rub pasien,troly tindakan,bed pasien atau diberikan Alkohol hand rub pocket
• Persediaan air, sabun dan handuk/tisu towel
berkesinambungan

Satu washtafel untuk setiap 10 tempat tidur. Sabun dan handuk


disposable/tisu towel tersedia pada setiap washtafel

3 Pendidikan dan pelatihan Setiap staff pada area perawatan pasien masuk dalam program HAND
HYGIENE dan diberikan pelatihan. Program pelatihan berkesinambungan
jangka pendek, menengah,dan jangka panjang

3 Evaluasi dan feedback Dua periode evaluasi (dasar dan tindak lanjut ) dengan survei infrastruktur,
monitoring penggunaan sabun dan alkohol hand rub dan observasi HAND
HYGIENE
Hasil audit difeedbackan ke unit kerja terkait

4 Adanya reminder di setiap unit kerja Poster HAND HYGIENE,menerapkan 5 moment HAND HYGIENE, leaflet, audio
visual ditempatkan pada area perawatan

23
5 Budaya safety di RS Menciptakan lingkungan dan persepsi yang memfasilitasi peningkatan
Prosedur CUCI TANGAN

24
Prosedur HANDRUB

25
26
27
28
Study observasional di RS

 Kepatuhan hand hygiene rata-rata 5 - 42 kali per shift /


1.7-15,2 kali per jam
 Bervariasi secara signifikan tiap bangsal:
- Di bangsal anak, rata-rata 8 kali / jam,
- Di ICU rata-rata sampai 30 kali / jam
- Situasi klinis akut, dirawat beberapa petugas rata-rata
82 kali / pasien / jam
- Studi-studi menegaskan hubungan terbalik antara
intensitas perawatan pasien dan kepatuhan hand hygiene
29
Untuk apa mengobservasi Praktek
Hand Hygiene
Menentukan derajat kepatuhan petugas kesehatan
terhadap hand hygiene
Hasil observasi  menentukan intervensi yang paling
sesuai untuk promosi dan KIE hand hygiene
Sebagai umpan balik bagi petugas
Membandingkan data dasar dengan data selanjutnya
untuk melihat efektifitas intervensi.

30
Bagaimana caranya?

Observasi langsung dengan metode terkini


Observer terlatih  paham thdp metode dan alat
observasi.
Observasi dilakukan secara terbuka, tanpa menganggu jam
kerja, namun tetap menjaga kerahasiaan.
Kepatuhan berdasarkan pendekatan “5 saat melakukan
hand hygiene” dari WHO.

31
Pendekatan “5 Moments for Hand Hygiene” atau
“5 Saat melakukan praktek Hand Hygiene”

Sax H et al. Journal Hospital Infection 2007

32
Definisi Zona Pasien dan Area Perawatan

Lingkungan perawatan pasien dapat dibagi menjadi dua wilayah, yaitu


zona pasien dan area perawatan
■ Zona Pasien meliputi: pasien dan benda-benda di sekitar pasien,
termasuk permukaan benda di sekitar pasien seperti tempat
tidur, meja di samping tempat tidur, sprei, tabung infus dan
peralatan medis lainnya.
■ Area perawatan meliputi seluruh permukaan di dalam ruang
perawatan diluar zona pasien X, termasuk pasien lain dan zona
pasien lainnya tersebut. Di area perawatan ini banyak terdapat
berbagai mikroorganisme, termasuk mikroorganisme yang multi-
resisten.

33
Konsep Risiko Transmisi

AREA PERAWATAN

ZONA PASIEN
Lokasi kritis
dengan risiko
infeksi pada
pasien

Lokasi kritis
dengan risiko
pajanan cairan
tubuh

34
Definisi Point of care

 Point-of-care – adalah tempat dimana 3 elemen


terjadi bersama: pasien, petugas kesehatan, dan
perawatan pasien yang melibatkan kontak (dalam
zona pasien)
 Konsepnya adalah melakukan hand hygiene di saat
yang tepat sewaktu melakukan perawatan
 Hal ini membutuhkan produk hand hygiene yang
mudah diakses dan sedekat mungkin dengan area
perawatan  tanpa meninggalkan pasien.

35
Hand Hygiene yang Optimal

DI
POINT-OF-CARE

36
HH segera sebelum menyentuh
bagian tubuh pasien yang berisiko
5 Saat melakukan praktek Hand Hygiene infeksi. Dilakukan setelah
kontak dengan area perawatan
dan zona pasien (termasuk
pasien dan lingkungannya), dan
prosedur lain yang kontak
langsung maupun tidak langsung
HH segera saat mendekati dengan membrane mukosa, kulit
pasien, sebelum menyentuh non intak atau alat invasif.
pasien, dilakukan diantara
kontak dengan area
perawatan dan kontak
dengan pasien.
setelah menyentuh
pasien, sebelum
menyentuh
lingkungan di area
HH segera setelah perawatan.
menyentuh cairan
tubuh (dan setelah
melepas sarung
tangan). setelah menyentuh objek apapun
atau furniture di sekitar pasien
(tanpa menyentuh pasien)
sebelum menyentuk objek di area 37
perawatan.
5 Saat melakukan praktek Hand Hygiene

38
ZONA PASIEN dan AREA PERAWATAN

2
3

1
5
39
H Sax, University Hospitals, Geneva 2006
The grid of Observational Form

PROFESI
 Perawat/ Bidan : (Perawat, Bidan, Siswa
kebidanan/keperawatan) 70 %

 Dokter : (Dokter umum, Dokter spesialis,Dokter


konsultan,Co-Ass/PPDS )  10 %

 Petugas lain : (Pekarya, Terapis, Teknisi, ( Ahli gizi,


pekerja sosial, dan profesi lain yang terlibat di
pelayanan pasien )  20 %
40
The observer point of view
Compliance with Hand Hygiene (1)
COMPLIANCE

performed
Hand Hygiene actions (x 100)
--------------------------------------------
Hand Hygiene actions yang
dibutuhkan (opportunities)

41
ANGKA KEPATUHAN HH BERDASARKAN PROFESI
DI RS KASIH TRIWULAN II TAHUN 2014
80.0

70.0

60.0

50.0

40.0
%

30.0

20.0

10.0

0.0
DOKTER PERAWAT P.KESEHATAN LAIN
April 61.4 62.7 66.7
Mei 68.1 65.8 52.8
Juni 50.9 62.8 70.8

42
ANGKA KEPATUHAN HH SESUAI 5 MOMENT DI RS KASIH
TRI WULAN II TAHUN 2014
80.0

70.0

60.0

50.0

40.0
%

30.0

20.0

10.0

0.0
Bef.pat Bef.asept Aft.bfluid Aft.pat Aft.surr
April 62.8 65.8 68.1 62.7 65.9
Mei 64.8 66.8 72.5 65.1 66.5
Juni 62.1 58.8 60.7 62.5 62.1

43
ANGKA KEPATUHAN HH DI RS KASIH TRI WULAN II
TAHUN 2014
66.0

65.5

65.0

64.5

64.0

63.5
%

63.0

62.5

62.0

61.5

61.0

60.5
April Mei Juni
Series1 62.8 65.4 62.4

44
Kesimpulan

 Hand Hygiene merupakan suatu prosedur yang penting dalam


mencegah HAIs,wajib dilakukan oleh setiap petugas di rumah sakit
 Hand Hygiene dapat dilakukan dengan mencuci tangan di air mengalir
jika tangan terlihat kotor dan menggosok tangan dengan cairan
berbahan dasar alkohol jika tangan tidak tampak kotor
 Untuk mengetahui derajat kepatuhan petugas kesehatan terhadap
hand hygiene harus dilakukan audit
 Untuk meningkatkan kepatuhan hand hygiene diperlukan
fasilitas,edukasi dan pemantauan secara terus menerus serta hasil
audit kepatuhan di feedbackkan ke unit kerja

45 32
Daftar Pustaka :

46
SEMOGA BERMANFAAT

47

Anda mungkin juga menyukai