Anda di halaman 1dari 19

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KELOMPOK MARGINAL
Siti Masfiah, SKM, M.Kes, MA
OUTLINE
• KELOMPOK MARGINAL
• PEMBERDAYAAN KELOMPOK MARGINAL

Negara wajib memelihara seluruh warganya dan khusus


kelompok marginal seperti fakir miskin dan anak terlantar
untuk mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak
(UUD 1945, dalam pasal 34).
LATAR BELAKANG

10.0

A significant number
5.0
of vulnerable
-
Poorest
Poor
Near Poor
Household Family N

Access inequality in health, nutrition,


education, water & sanitation, etc.,
Non-monetary especially for the poor households in
Poverty remote and isolated areas
Poverty rate across regions, 2009

Interregional
disparity
Le ge nd :
0-5
5 - 10
10 - 15
15 - 20
20 - 50

1000 0 1000 2000 Kilometers 3


POVERTY FIGURE
54,2

47,9

40,1 38,4 39,3


37,4 36,1 37,2
34 35,1 34,9
32,5 31,02
28,6

22,5
21,6 23,4
18,2 17,4 17,8
17,4 17,3 16,7 15,9 16,6
15,1 13,7 15,4 14,15 13,33
11,3

1976 1980 1984 1987 1990 1993 1996 1996 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Headpenduduk
count (million)
miskin [juta] Poverty rate (%) miskin
% penduduk
Poverty Line/Day PL/Month/ % Poor
Capita (2010)

National Rp.7.057,5≈ US$1.79 PPP Rp. 211.726 13,3


US$1 PPP≈ Rp.3.934 Rp. 118.020 7,4
WB
US$2 PPP ≈ Rp.7.868 Rp. 236.040 49,0 4
KELOMPOK MARGINAL

• Marginalisasi adalah fenomena ketidakseimbangan dalam


pemerolehan peluang dalam aspek ekonomi, sosial dan pendidikan
oleh sekumpulan masyarakat (Alcock 1993).
• Masyarakat marginal mendapat peluang berbeda karena
keterbatasannya.
• Paulo Freire (2002) membagi kaum marginal : 2
• Marginal karena keterbatasan fisik, contoh penyandang cacat
• Marginal karena keterbatasan sosial ekonomi, contoh fakir miskin, anak
jalanan, kaum buruh, lansia, pecandu narkoba, dll
• Barang siapa yang memiliki keterbatasan lebih dari satu disebut
marginal ganda (Percy 2000; Randolf dan Judd 1999; Atkinson 1998)
Pemberdayaan Kelompok Marginal
Siapa kelompok marginal yang harus diutamakan dalam
pemberdayaan?
Program Indonesia untuk kelompok Marginal

• Program Indonesia Pintar • Program Kartu Keluarga


• Program Indonesia Sehat Sejahtera
• BLT (Bantuan Langsung Tunai) • Program Bidik Misi
• Program Raskin • Program Keluarga Harapan
• Program BBM bersubsidi • PNPM Mandiri
• BOS • Kredit usaha rakyat

Pilih satu program untuk diteruskan dan satu program untuk tidak
diteruskan
Program Akuntabilitas Sosial dan Partisipasi
Masyarakat (SAPP – FORMASI – TAFF).
• Kerjasama kemenkokesra, pemda, Lembaga Donor (Ford Foundation), NGO
(Nasional, daerah), komunitas akar rumput
• LB: Potret kualitas layanan pendidikan, kesehatan, dan identitas hukum ( akte
kelahiran, akte kematian, KK, KTP,dll) masih selalu menjadi problem terutama
bagi kelompok warga marjinal (warga miskin, difabel, perempuan marjinal)
• Tujuan :
• Masyarakat Yang Lebih Teroganisir Dengan Kapasitas Yang Lebih Baik
• Identifikasi kelompok-kelompok perempuan dan yang paling terpinggirkan
• Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan pemantauan
partisipatif terhadap kinerja dan kualitas unit layanan dasar
• Memperdalam pengetahuan peserta tentang inklusi social khususnya sector pelayanan
dasar kesehatan, pendidikan
• Menyusun strategi pemantauan kolaboratif dengan memerankan seluruh anggota
selapanan desa
Participatory Poverty Assessments (PPA)
• Sebuah upaya untuk melibatkan kelompok marginal secara ekonomi dalam
upaya penilaian, interpretasi kondisi/ukuran kemiskinan yang digunakan
untuk upaya pengurangan kemiskinan dalam sebuah program/kegiatan.
• Dipakai Bank Dunia dalam pengkajian kemiskinan (inisiasi 1992)
• Metode:
• Field work and conducting interviews
• Rapid rural appraisal
• Participatory rural appraisal
• SARAR (self-esteem, associative strength, resourcefulness, action planning, and
responsibility)
• Beneficiary assessment
• Semi-structured interviews and focus groups
• PPAs can last from several weeks to several months
• Di Indonesia : Analisis Kemiskinan Partisipatif (AKP)
Pemberdayaan Kaum Marginal
• Pemberdayaan ekonomi
• Pemberdayaan pendidikan
• Pemberdayaan kesehatan
• Pemberdayaan sosial
• Pemberdayaan etika
Marginalisasi, Eksklusi Sosial dan Kesehatan

• Marginalisasi bisa mencakup dimensi individu, kelompok ataupun


masyarakat
• Eksklusi sosial merupakan sebuah kondisi dimana individu/kelompok
tertentu tidak dapat mengakses dan memanfaatkan peluang dalam
posisinya sebagai anggota masyarakat
• Isu dampak terkait diatas adalah diskriminasi, rasis, globalisasi,
migrasi, kesejahteraan sosial, HAM, kemiskina, kesehatan
• Kelompok marginal terkait: penasun, ODHA, disable person, WPS,
mantan napi, etnis minoritas, pasien jiwa, etc
Pemberdayaan bidang Kesehatan
Kelompok Marginal
• Perencanaan:
• Identifikasi risiko kesehatan terkait ( dan besaran dampak)
• Identifikasi determinan/barier kesehatan (Perilaku, akses pelayanan
kesehatan, lingkungan)
• Identifikasi aktor dan sumberdaya tersedia
• Analisis peluang program pemberdayaan
• Rencana aksi dan desain indikator pemberdayaan
• Implementasi
• Evaluasi

Involvement OF MARGINALIZED in decision making and participation in all phases of planning,


implementation and evaluation should be an integral part of empowerment strategies.
Pemberdayaan Kaum Marginal dengan Etika
• Etika adalah karakter, yang melekat pada diri seseorang karena
diajarkan
• Menanamkan karakter anti-meminta-minta, percaya diri, memandang
kehidupan dengan positif, pantang menyerah, penghargaan pada diri
sendiri
OUTREACH (penjangkauan)
• “Outreach is a way of contacting and working with marginalised groups and
can be done amongst any target group. Most commonly, outreach work is
carried out amongst marginalized groups of people such as drug users,
homeless, youth at risk and sex workers.“ (Mikkonen e.o., 2007)
• The main aim of outreach work is to design more accessible social and
health care services for people in need
• It has a preventive working approach as it is at the front line of services.
Therefore it has to be responsive, flexible and innovative in its approach.
• It employs harm reduction measures combined with early intervention
work and provides means to gain contact with groups at risks, prior to their
issues (such as drug use) have become problematic.
• focus should be to adjust services to the needs of the particular target
groups rather than to fit target groups to existing services.
OUTREACH (penjangkauan)
• “Penjangkauan adalah cara untuk menghubungi dan bekerja dengan kelompok-kelompok
terpinggirkan dan dapat dilakukan di antara kelompok sasaran apa pun. Paling umum,
pekerjaan penjangkauan dilakukan di antara kelompok-kelompok terpinggirkan dari
orang-orang seperti pengguna narkoba, tunawisma, pemuda berisiko dan pekerja seks.
“(Mikkonen e.o., 2007)
• Tujuan utama dari kerja penjangkauan adalah untuk merancang layanan layanan sosial
dan kesehatan yang lebih mudah diakses untuk orang yang membutuhkan
• Ini memiliki pendekatan kerja preventif karena berada di garis depan layanan. Oleh
karena itu harus responsif, fleksibel dan inovatif dalam pendekatannya.
• Ini mempekerjakan langkah-langkah pengurangan dampak buruk dikombinasikan dengan
kerja intervensi awal dan menyediakan sarana untuk mendapatkan kontak dengan
kelompok berisiko, sebelum masalah mereka (seperti penggunaan narkoba) telah
menjadi bermasalah.
• Fokusnya adalah menyesuaikan layanan dengan kebutuhan kelompok sasaran tertentu
daripada menyesuaikan kelompok sasaran dengan layanan yang ada.
HEALTH LITERACY FOR MARGINALIZED
• Health literacy is the “degree to which individuals have the capacity to obtain, process, and understand basic
health information and services needed to make appropriate health decisions.”
• Literasi kesehatan adalah “tingkat di mana individu memiliki kapasitas untuk memperoleh, memproses, dan
memahami informasi dan layanan kesehatan dasar yang dibutuhkan untuk membuat keputusan kesehatan
yang tepat.”
KDS (KELOMPOK DUKUNGAN SEBAYA)
• Salah satu contoh pemberdayaan kelompok marginal ODHA dan
OHIDHA dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya kesehatan
• Tujuan:
• memberikan dukungan dalam kehidupan sehari-hari agar ODHA tidak jatuh
dalam kondisi yang mengkhawatirkan secara fisik maupun psikis
• membantu manajer kasus pemenuhan kebutuhan obat, dalam pemantauan minum obat
• evaluasi ODHA serta merawat ODHA jika sakit
• membantu ODHA dalam pencegahan penularan kepada orang sehat di
sekitarnya
• Membantu ODHA dalam
pemulihan sosial
TERIMAKASIH

"The poor, the marginalized and the ones who are not counted, they
exist because we create them. Especially by the superstructure and
then by me, by you, by all of us. Consequently, it is our responsibility
to help elevate them“
"Yang miskin, yang terpinggirkan dan yang tidak dihitung, mereka ada
karena kita menciptakannya. Terutama oleh suprastruktur dan
kemudian oleh saya, oleh Anda, oleh kita semua. Akibatnya, adalah
tanggung jawab kita untuk membantu mengangkat mereka"
(Mother Theresa)
PUSTAKA
• Paulo Freire, The Politic of Education; Culture, Power, and Liberation,
dalam Agung Prihantoro dan Fuad Arif Fudiyar (ed), Politik
Pendidikan, Kebudayaan dan Pembebasan, (Jogjakarta: ReaD, 2002).
• Andy Norton with Bella Bird Karen Brock Margaret Kakande Carrie
Turk (2006). "A rough guide to PPAs" (PDF). Overseas Development
Institute.
• "Presentation on Introduction to Participatory Poverty Assessments
(PPAs)". Hakikazi Catalyst. Retrieved May 10, 2016.

Anda mungkin juga menyukai