Anda di halaman 1dari 26

RISIKO-RISIKO

KESEHATAN
MASYARAKAT
PERDESAAN

Siwi Wijayanti
Gambaran Kesehatan Masyarakat
Perdesaan

 Banyak masalah kesehatan terjadi di wilayah


perdesaan
 Di banyak negara, penduduk di wilayah
perdesaan menunjukkan status kesehatan
yang lebih rendah dibandingkan di perkotaan.
 Masyarakat perdesaan juga merokok lebih
banyak, lebih kurang berolahraga, memiliki
pola makan kurang gizi, dan lebih cenderung
menjadi gemuk daripada penduduk pinggiran
kota
Availabilit Accessibili Acceptabil
y ty ity

Quality

Four interrelated and essential


elements:
1. Availability
2. Accessibility
a. Non discrimination
b. Physical accessibility
c. Economic accessibility
d. Information accessibility
3. Acceptability
4. Quality
Risiko-Risiko apa saja yang
mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat
perdesaan?
Risiko Geografis
 Kesulitan dalam transportasi dan komunikasi.
Kekurangan dokter/tenaga kesehatan di rural dan
remote area.
 Keterjangkauan ke fasilitas kesehatan
dipengaruhi oleh topografi fisik seperti gunung,
bukit, gurun atau hutan yang menyebabkan
kesulitan dalam transportasi dan juga
iklim/cuaca.
 Misalnya dalam suatu waktu, bisa terjadi pasien
dalam kondisi kritis/membutuhkan pertolongan
kesehatan segera tidak bisa menjangkau fasilitas
kesehatan karena tidak ada transportasi yang
tersedia ataupun karena halangan cuaca.
Sulitnya akses ke sarana kesehatan
Indonesia—Health Care Delivery System
Healthcare System

Public Private

Puskesmas Specialty General


MOH Provincial District Private
Pustus and Private Private
Hospital Hospital Hospital Clinics
Mobile Hospital Hospital
Clinics
 Akses: jarak jauh untuk pelayanan kesehatan, lebih
sedikitnya individu dengan asuransi kesehatan, dan
sedikitnya klinik khusus
 Pasien di daerah pedesaan menggunakan perawatan medis
kurang dari mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Hal
ini bisa disebabkan oleh perbedaan jarak perjalanan dan
waktu dan pemanfaatan campuran yang berbeda dari
generalis dan spesialis untuk perawatan mereka.
 Perbedaan akses ke health careIni termasuk faktor-faktor
tertentu pasien seperti usia, ras, suku, dan persepsi
kualitas, serta faktor ekstrinsik seperti sebagai cakupan
asuransi dan biaya perawatan kesehatan. Juga lama
perjalanan dan jarak
 Standar dan kualitas komunikasi antara daerah
pedesaan dan terpencil yang berbeda dan
antara masyarakat dan pusat-pusat perkotaan
juga sangat variabel/berbeda.
 Penelitian telah menunjukkan bahwa
pemanfaatan kesehatan dipengaruhi oleh lama
perjalanan menuju fasilitas kesehatan.
 Pasien tidak mau atau tidak mampu melakukan
perjalanan jarak jauh untuk perawatan mereka.
 Beberapa departemen kesehatan telah
mengusulkan standar di mana penduduk
pedesaan tidak harus melakukan perjalanan
lebih dari 30 menit untuk ke fasilitas kesehatan
Availability
Availability of (functioning) health care facilities.
 Increasing number of facilities, but remains insufficient.
 Puskesmas with inpatient service has grown mainly in the
urban area while the remainings have shown a significant
growth in the rural area. Puskesmas ‘without doctors’.

Pustu (Puskesmas
Pembantu) poor
quality of care, do not
operate regularly, and
lack of drugs and
diagnostic kits.
Quality
 Health providers in outer Java-Bali have worse
quality than those practicing in Java-Bali because
of limited facilities.
 Private-solo practices worsen the quality of public
health care service in a rural area.

The quality in terms


of structural
indicators
has improved.
Number of Hospitals: Regional Spread
Aceh
No. of Hospitals are concentrated in major cities in the
hospitals: 35
Sumatra and Java province, such as Jakarta,
Surabaya, Medan.

Sumatra
Selatan
No. of
hospitals: 34

Sumatra Jawa Barat


Utara No. of
No. of hospitals: 144
hospitals: 130
Jawa Timur
No. of Sulawesi
hospitals: 171 Selatan
Sumatra No. of
Barat hospitals: 62
No. of
hospitals: 41

DKI Jakarta
Jawa Tengah Bali
No. of
No. of No. of
hospitals: 124
hospitals: 162 hospitals: 34

Source: Ministry of Health, Indonesia


Risiko Sosial Budaya

Diskusikan dengan kelompok


contoh-contoh risiko sosial
budaya di masyarakat
perdesaan yang kalian ketahui
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat pedesaan
yaitu :
 Kehidupan di desa masyarakatnya masih memegang teguh

keagamaan atau adat dari leluhur mereka.


 Warga pedesaan lebih condong saling tolong-menolong tidak

hidup individualisme.
 Warga pedesaan mayoritas memiliki pekerjaan sebagai petani.

 Fasilitas-fasilitas masih sulit ditemukan dipedesaan.

 Warganya masih sulit untuk menerima hal baru atau mereka

tertutup dengan hal-hal yang baru.


 Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem

kekeluargaan, menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di


desa itu, adalah pertama-tama, hubungan kekerabatan.
 Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan

umumnya memegang peranan penting.


Beberapa faktor budaya yg mempengaruhi
kesehatan
 a. Pengaruh tradisi
 b.  Sikap fatalistis
beberapa anggota masyarakat dikalangan kelompok tertentu (fanatik)
yang beragama islam percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan
sakit atau mati adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha
untuk segera mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit
pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang
dari kematian.
c.  Sikap ethnosentris
sikap yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang paling baik jika
dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain
d. Pengaruh perasaan bangga pada statusnya
Dalam upaya perbaikan gizi, disuatu daerah pedesaan tertentu, menolak
untuk makan daun singkong, walaupun mereka tahu kandungan
vitaminnya  tinggi. Setelah diselidiki ternyata masyarakat bernaggapan
daun singkong hanya pantas untuk makanan kambing
 e.  Pengaruh norma
 untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi banyak mengalami hambatan
karena adanya norma yang melarang
hubungan antara dokter sebagai
pemberi layanan dengan ibu hamil
sebagai pengguna layanan.
Risiko Sosial Budaya
 Kebiasaan diet, juga terbentuk dalam budaya keluarga atau
individu, sedangkan perilaku, seperti merokok dan minum,
yang sangat dibentuk oleh berlaku norma-norma budaya
(i.n. penerimaan merokok atau pesta minuman keras).
 Faktor-faktor ini juga mempengaruhi status sosial ekonomi
individu pada kesehatan mereka
 Misalnya masyarakat yang sangat mempercayai dukun
yang memiliki kekuatan gaib sebagai penyembuh ketika
mereka sakit, dan bayi yang menderita demam atau diare
berarti pertanda bahwa bayi tersebut akan pintar berjalan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa social budaya sangat
mempengaruhi kesehatan baik itu individu maupun
kelompok
 Meskipun ada perilaku kesehatan yang
negatif, banyak aspek kehidupan sosial
pedesaan yang berkontribusi positif pada
kesehatan. "Daerah pedesaan sering
memiliki kelebihan termasuk ikatan sosial
yang kuat, ikatan sosial dalam jangka yang
panjang, pengalaman hidup bersama,
kualitas hidup yang tinggi, dan norma-norma.
Risiko Ekonomi

 Banyak orang pedesaan terjebak dalam kemiskinan, sakit,


produktivitas rendah, khususnya di negara-negara berkembang
 Penyediaan layanan kesehatan di daerah pedesaan dan terpencil
secara signifikan dipengaruhi oleh dana yang terbatas dan
keterbatasan sumber daya lainnya
 Orang yang menganggur mungkin sulit memenuhi kebutuhan
makan dengan makanan sehat terjangkau, dan orang tua
tunggal mungkin tidak memiliki waktu luang untuk melakukan
aktivitas fisik rekreasi
Indonesian health care reform:
a brief history
1968 2008
2004
Jamkesmas,
Health Askeskin,
insurance for extending
coverage up to coverage up to
civil servants – 36.4 million poor 76.4 million
Askes people people.
Developed legal
instruments:
1992 2009
2000: Amendment of
Social security for 1945 Constitution
private sector 2001: Decentralization
Local Health
employees – Act Insurance –
Jamsostek 2004: National Social Jamkesda.
Security System Act -
SJSN

1999 2011
1997-1998 Social Safety Net –
JPS, assisted by ADB Social Security
Economic crisis Agency Act –BPJS
loan
 berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2010 Kemenkes memang terungkap bahwa,
kasus anak kurang gizi di kelompok keluarga
miskin mencapai 47% dan keluarga kaya
‘hanya’ 27%
 Tingkat kesehatan juga dipengaruhi tingkat
pendapatan, karena pendapatan akan
mempengaruhi tingkat konsumsi, dan tingkat
konsumsi berkaitan dengan kesehatan
Risiko Pendidikan
 Pendidikan di perdesaan masih rendah dibandingkan
perkotaan/urban
 Ada tantangan pendidikan di menginformasikan kepada
masyarakat tentang pencegahan kesehatan dan teknik
serta kesulitan dalam membangun infrastruktur kesehatan
dengan sumber daya yang terbatas.
 Ross dan Mirowsky dalam penelitiannya menyimpulkan,
adanya efek positif dari lamanya (tahun) pendidikan
dengan kesehatan yang konsisten, dengan argumen bahwa
lamanya tahun sekolah dapat mengembangkan kapasitas
kehidupan yang efektif yang pada akhirnya akan
mempengaruhi kesehatan, termasuk bekerja penuh-waktu,
dapat menjalankan pekerjaan dengan baik, meningkatkan
kesejahteraan, ekonomi, dapat mengontrol diri, lebih
dapat mendukung sosial, dan bergaya hidup sehat.

 Pendidikan tinggi mengajarkan orang untuk berpikir lebih logis dan
rasional, dapat melihat sebuah isu dari berbagai sisi sehingga dapat
lebih melakukan analisis dan memecahkan suatu masalah.

 Inggris, Belanda dan Swedia telah membuat kemajuan yang signifikan
dalam pengembangan kesehatan pada seluruh penduduk dengan
memperkenalkan paket kebijakan dan intervensi yang bersifat
komprehensif. Penekanan dari paket tersebut terutama difokuskan
pada penanganan faktor seperti pendidikan, pekerjaan, dan
pendapatan

 Kurangnya pengetahuan dan akses informasi menyebabkan seseorang
memiliki keterbatasan pengetahuan tentang bahaya perilaku tidak
sehat sehingga kurang motivasi untuk mengadopsi perilaku sehat

 Pengetahuan yang kurang, baik yang didapat dari pendidikan formal
maupun informal, mempunyai kontribusi terhadap individu dalam
mengambil keputusan untuk berperilaku hidup sehat, yang
mempunyai dampak pada status kesehatan.

 Salah satu ciri masyarakat desa adalah Lack of innovation, yaitu
adanya rasa enggan untuk menerima atau menciptakan ide-ide baru.
Hal ini biasanya disebabkan karena kurangnya keterbukaan terhadap
pengetahuan baru dan kurangnya kesadaran terhadap pentingnya
pendidikan

Anda mungkin juga menyukai