2. UU No.3 Tahun 1951 3. Peraturan Pemerintah RI No.8 Tahun 1981 4. Kepmen Nakertrans no.kep-48/Men/IV/2004. 5. Kepmen Nakertrans No.Kep,231/Men/2003 6. Permen Naker no.1 tahun 1999. 7. Kepmen Nakertrans No,226 tahun 2000. (psl 1,3,4,8,11,20 dan psl 21 permen naker 1/1999. 8. Permen Nakertrans No.17/men/VIII/2006 . 9. Kepmen Nakertrans No.102/Men/VI/2004. DEFENISI PENGUPAHAN • Upah adalah hak P/B yang diterima & dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada P/B yang ditetapkan & dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi P/B dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang telah atau akan dilakukan. (pasal 1 UU No. 13 Tahun 2003).
• Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha
kepada pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan ; dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang sesuai persetujuan, peraturan per-UU, Perjanjian Kerja ; termasuk Tunjangan Keluarga (PP.No.8/1981 Jo. Permenaker No.102/2004) BENTUK UPAH • Diberikan dalam bentuk UANG sebagai alat pembayaran yg sah. • Bila ditetapkan dalam Mata Uang Asing, pembayarannya dilakukan berdasarkan kurs resmi dari Bank Indonesia pada saat pembayaran upah. • Sebagian dari upah dapat diberikan dalam bentuk lain (nilainya tidak boleh melebihi 25% dari nilai upah yg seharusnya diterima). A. Komponen Upah Menurut SE.Menaker No.07 / Men / 1990 : 1. Upah Pokok : adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan sesuai kesepakatan. 2. Tunjangan Tetap, mis. : Tunj. Isteri, Tunj. Anak, Tunj.Perumahan, Tunj.Kemahalan, Tunj.Daerah, dll. 3. Tunjangan Tidak Tetap, mis : Tunj. Transport dan Tunj. Makan. B. Pendapatan Non Upah Fasilitas : • Fasilitas kendaraan (antar jemput, dsb) • Pemberian makan secara cuma-Cuma • Sarana ibadah • Tempat Penitipan Bayi • Koperasi • Kantin, dll • Bonus • Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR) Cara Pembayaran Upah Menurut Jangka Waktu : • Upah Harian : upah yg diperhitungkan dan dibayarkan tiap-tiap hari kerja • Upah Bulanan : upah yang diperhitungkan dan dibayarkan tiap-tiap bulan.
Menurut Satuan Hasil: upah yg diperhitungkan dan
dibayarkan menurut satuan/jumlah hasil kerja. Mis : kubikasi, tonase, ret-retan, jam-jaman (HM), dll. Beberapa Ketentuan Perlindungan Upah (sesuai psl 93 UU No.13/2003) • Dalam menetapkan besarnya upah, pengusaha tidak boleh mengadakan diskriminasi antara pekerja Pria dan Wanita untuk pekerjaan yang sama nilainya.
• Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum (psl 90 ayat (1) UU no. 13 tahun 2003).
Bersarkan psl 93 UU No.13 Tahun 2003 :
• Upah tidak dibayar apabila pekerja tidak melakukan pekerjaan. • Pengusaha wajib membayar upah apabila : 1. P/B Sakit sehingga tdk dpt bekerja. 2. P/B perempuan yang sakit masa Haidnya. 3. P/B menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; • Lanjutan : 4. Sedang melakukan kegiatan Negara 5. Menjalankan ibadah agama 6. Menjalankan hak waktu istirahat 7. Pekerja bersedia bekerja tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya. 8. Melakukan tugas organisasi pekerja seizin pengusaha. 9. P/B melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. (sesuai psl 93 UU No.13/2003) Sanksi Keterlambatan Pembayaran Upah
• Keterlambatan dari hari ke-4 s/d hari ke-8 : ditambah
5% tiap hari keterlambatan. • Keterlambatan sesudah hari ke-8 : ditambah 1% tiap hari, dgn ketentuan ketertambahan tsb untuk satu bulan tidak boleh melebihi 50% dari upah yang harus dibayar. • Apabila sesudah 1 bulan upah belum terbayar : membayar tambahan dan membayar bunga yang ditetapkan oleh Bank untuk kredit Perusahaan ybs. Perlindungan Upah karena P/B Sakit • Pengusaha wajib membayar upah Pekerja yang tidak dapat bekerja karena sakit : - 4 bulan pertama dibayar 100% upah - 4 bulan kedua dibayar 75% upah - 4 bulan ketiga dibayar 50% upah - Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% upah sebelum phk dilakukan oleh pengusaha. (sesuai ayat (3) psl 93 UU No.13/2003) Perlindungan Upah karena P/B Sakit (2) • Pekerja/buruh yang mengalami sakit berkepanjangan, mengalami cacat akibat kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas 12 (dua belas) bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan diberikan uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3), dan uang pengganti hak 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (4). (sesuai pasal 172 UU no.13 Tahun 2003) Perlindungan Upah karena menjalankan Hak Waktu Istirahat (1) • Pengusaha wajib membayar upah penuh kepada Pekerja yang tidak bekerja karena : 1. Cuti haid, cuti hamil – melahirkan, cuti gugur kandungan 2. Cuti Tahunan (PP No.21 Tahun 1954) jo. psl 79 UU No.13 Tahun 2003 Perlindungan Upah karena menjalankan Hak Waktu Istirahat (2) 3. Berdasarkan ayat (4) psl 93 UU No.13 Tahun 2003 Jo. PP No.8 Tahun 1981 : • Pekerja menikah → dibayar untuk selama 3 hari • Menikahkan anaknya → dibayar untuk selama 2 hari • Suami / Isteri, orang tua / mertua atau anak meninggal dunia → dibayar untuk selama 2 hari • Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal → dibayar slm 1 hari • Mengkhitan / membaptis anaknya → dibayar untuk selama 2 hari • Isteri melahirkan → dibayar untuk selama 2 hari 4. Hari Libur Resmi Perlindungan Upah Kerja Lembur Pasal 77 UU No.13 Tahun 2003
• Pengusaha yang mempekerjakan
pekerja/buruh melebihi waktu kerja wajib membayar upah kerja lembur.
• Kerja lembur apabila :
• Bekerja melebihi 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu. • P/B bekerja pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi. Terima Kasih