Anda di halaman 1dari 8

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

( PKWT )
No. 001/PKWT/WWTG/X/2023

Pada hari ini Selasa tanggal 10 Oktober 2023 antara pihak ke I PT Win Win Travel Goosds
yang bergerak di bidang Perdagangan besar tas dan koper dan pihak ke II yang selanjutnya disebut
Pihak Pemberi kerja dan Pihak Pekerja telah terjadi kesepakatan untuk mengikatkan diri dalam
bentuk perjanjian kerja waktu tertentu ( PKWT ) sebagai berikut :

Nama : Xie Guangjiu


Alamat : Ds. Bandungrejo No. 99
Jabatan : Direktur

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Win Win Travel Goods dan selanjutnya
disebut sebagai Pemberi Kerja

Nama : Riska Wijayanti


Alamat : Ds. Demaan rt. 001 Rw. 004
No. KTP : 3320066401940004

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Win Win Travel Goods dan selanjutnya disebut
sebagai Pekerja.

Pasal 1
MASA KERJA, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

- Perjanjian kerja waktu tertentu ini berlaku untuk jangka waktu 1 tahun terhitung sejak tanggal 10
Oktober 2023 Dan berakhir pada tanggal 9 Januari 2024 dengan 3 bulan masa training.
- Pihak Pekerja ditempatkan dalam jabatan/bagian sebagai HRD yang bertugas di lokasi peusahaan
PT Win Win Travel Goods
- Uraian pekerjaan sesuai dengan job desc/ intruksi yang diberikan dan berlaku di lokasi pihak kedua
bekerja
- Apabila dalam evaluasi penilaian hasilnya tidak sesuai dengan target (dibawah rata-rata) maka akan
diadakan evaluasi kembali atas kontrak kerja.

Pasal 2
GAJI
Pihak pertama akan memberikan upah kepada pihak kedua dengan perincian sebagai berikut
Upah Tetap:
- Pihak pertama akan memberi upah kepada pihak kedua dengan perincian sebagai berikut
Upah tetap : Rp. 2.272.627/Bulan
- Pihak Pekerja juga mendapatkan tunjangan kesejahteraan dalam bentuk :
Tunjangan Tetap
a. BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan : Didaftarkan setelah lolos masa training
Tunjangan Tidak Tetap
a. Tunjangan Jabatan :
b. Tunjangan Lain- Lain :
c. Tujangan Makan :
d. Insentif Kehadiran :
Apabila pihak kedua tidak masuk kerja tanpa alasan atau diluar ijin tidak masuk kerja yang telah
ditentukan maka upah pada hari itu tidak akan dibayar oleh pihak pertama. Pihak pertama akan
membayar upah pihak kedua dengan ketentuan : Upah diberikan setiap bulannya pada tanggal 10 bulan
berikutnya dan tutup buku pada akhir bulan. Upah akan di transfer melalui Bank Central Asia (BCA)
dan Bank Negara Indonesia (BNI). Apabila jatuh pada hari kerja, atau selambat-lambatnya hari pertama
kerja apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur atau sesuai tanggal penggajian yang ditetapkan Pihak
Pemberi Kerja.

PASAL 3
WAKTU KERJA, KEWAJIBAN & LARANGAN

A. Waktu kerja ditentukan 7 (tujuh) jam sehari dengan waktu istirahat selama 1 jam dan jumlah hari
kerja setiap minggu sebanyak 6 (enam) hari kerja.
Senin – Kamis 07.30 WIB – 15.30 WIB
11.30 WIB – 12.30 WIB ISTIRAHAT
Jumat 07.30 WIB – 15.30 WIB
Sabtu 07.30 WIB – 13.30 WIB
11.30 WIB – 12.30 WIB ISTIRAHAT

B. Kewajiban :
1) Karyawan harus melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik-baiknya dan dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku pada perusahaan
dan sesuai dengan instruksi-instruksi yang diberikan.
2) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan perusahaan.
3) Mengembalikan barang inventaris perusahaan/pihak pertama, saat pihak kedua akan keluar dari
perusahaan
4) Berpakaian rapi dan sopan; bersikap dan bertingkah laku sopan santun, dan hormat-menghormati
antar sesama karyawan, terhadap atasan dan masyarakat.
5) Penjelasan detail akan diberikan secara terpisah
C. Larangan :
1) Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia.
2) Bagi karyawan perempuan dengan masa kerja <1 tahun (kurang dari 1 tahun) dilarang hamil dan
bersedia mengundurkan diri.
3) Dilarang membawa handphone di area produksi kecuali bagi yang sudah mendapatkan ijin dari
Pimpinan atau HRD.
4) Sanksi : Sanksi yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

PASAL 4
KERAHASIAAN

Selama karyawan masih tercatat bekerja di PT. Win Win Travel Goods maupun sudah tidak tercatat
lagi bekerja di PT. Win Win Travel Goods Pihak Pekerja :
a. Wajib menjaga kerahasiaan seluruh informasi dan ketentuan baik yang ada dalam Perjanjian ini
maupun kerahasian seluruh informasi dan data terkait dengan Pekerjaan Pihak Pekerja di lokasi
pekerjaan, untuk itu Pihak Pekerja tidak berhak dan berwenang untuk memberitahukan dan atau
memberikan data baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain, kecuali atas informasi dan
data yang sudah merupakan informasi publik atau dinyatakan sebagai informasi publik oleh pihak
pemilik informasi dan data atau pihak berwenang, atau menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku informasi dan data tersebut wajib dibuka.
b. Wajib menjaga rahasia perusahaan yang berupa Intellectual Property, antara lain: Info Gambar, Info
Produk, Info Supplier berikut nama supplier yang terlibat dalam terbentuknya suatu produk (supplier
material, dan bahan penunjang lainnya), info Costumer, Info lain yang menyangkut dalam
perusahaan.
Pelanggaran terhadap hal ini dianggap sebagai tindakan Criminal Intellectual Property dan akan
diproses secara hukum

PASAL 5
LEMBUR

1. Apabila karena keadaan tertentu, yang menyebabkan bekerja lembur pihak Pekerja secara sukarela
menyatakan kesediaannya untuk bekerja lembur dengan mengisi form kerja lembur yang
disediakan Pihak Pemberi kerja yang ditandatangani kedua belah pihak.
2. Pihak Pemberi Kerja akan memberikan hak-hak pekerja berupa upah lembur dengan perhitungan
sebagaimana diatur dalam pasal 31 PP No. 35 Tahun 2021
3. Pemberian upah lembur akan dibayarkan bersamaan dengan pembayaran gaji, sebagaimana diatur
dalam pasal 2.

PASAL 6
ISTIRAHAT SAKIT, CUTI DAN IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN

a. Istirahat Sakit: 1. Karyawan yang tidak dapat masuk kerja selama 1 (satu) hari karena sakit,
memberitahukan kepada perusahaan melalui telepon/surat dan harus menyampaikan
surat keterangan dari rumah sakit kepada perusahaan.
2. Apabila karyawan tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan seperti diatas,
karyawan dianggap mangkir dan hal ini akan mempengaruhi penilaian karyawan.
b. Cuti : 1. Pihak Kedua memperoleh cuti tahunan selama 12 (duabelas) hari kerja jika Pihak
Kedua telah bekerja dengan masa kerja minimal 12 (duabelas) bulan
2. Hak cuti tahunan tidak dapat ditukar dengan uang tunai dan jika tidak digunakan
maka akan hangus dengan masa kadaluarsa 06 (enam) bulan setelah tanggal terakhir
hak Pihak Kedua untuk melaksanakan cuti.
c. Ijin Meninggalkan Pekerjaan :
Karyawan diijinkan meninggalkan pekerjaan dengan gaji penuh dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Karyawan Menikah : 3 hari
2. Menikahkan anaknya : 2 hari
3. Mengkhitankan dan membaptiskan anaknya : 2 hari
4. Istri melahirkan atau keguguran kandungan : 2 hari
5. Suami/istri, orangtua/mertua meninggal dunia : 2 hari
6. Anak atau menantu meninggal dunia : 2 hari
7. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia : 1 hari
Hal-hal tersebut diatas harus dibuktikan dengan surat-surat yang sah dari yang berwajib pada waktunya.
PASAL 7
SURAT PERINGATAN DAN SANKSI

Adapun jenis Peringatan diatur sebagai berikut:

1. Surat Teguran.
2. Surat Peringatan.
1. Peringatan secara tertulis adalah sebagai berikut :
Masa berlaku Surat Peringatan tertulis 3 (Tiga) bulan sejak tanggal ditetapkan.
1.1 Tidak melakukan pencatatan kehadiran 1 (Satu) hari kerja.
1.2 Terlambat datang selama 2 (dua) hari secara berturut-turut atau 3 (tiga) hari tidak berturut-
turut dalam satu bulan tanpa alasan yang dapat diterima.
1.3 Mangkir 1 (satu) hari.
1.4 Meninggalkan pekerjaan tanpa keterangan yg jelas dengan atau tanpa ijin pimpinan.
1.5 Pulang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan tanpa ijin dari pimpinan.
1.6 Tidak melaksanakan tugas kerja lembur sesuai dengan perintah yang telah disetujui pekerja
tanpa alasan yang dapat diterima.
1.7 Makan dijam kerja.
2. Surat Peringatan.
Surat peringatan Pertama (SP1)
Masa berlaku Surat peringatan pertama (SP-1) 3 (Tiga) bulan sejak tanggal ditetapkan.
2.1 Pekerja melakukan Kembali pelanggaran yang mendapatkan sanksi teguran tertulis, pada
saat sanksi teguran tertulis masih berlaku.
2.2 Mangkir 2 (dua) hari kerja berturut-turut dalam 1 (satu) minggu atau 1 (satu) hari kerja
setiap bulan dalam 3 (tiga) bulan berturut-turut, termasuk dalam kegiatan tausiyah atau
kebersamaan.
2.3 Terlambat masuk kerja sebanyak 6 (enam) kali dalam satu bulan, atau total 10 (sepuluh)
kali dalam 2 (dua bulan) berturut -turut tanpa alasan yang bisa dipertanggung jawabkan.
2.4 Sering meninggalkan tempat kerjanya ke tempat lain dalam lingkungan perusahaan
maupun ketempat lainnya untuk keperluan yang tidak ada hubungan dengan
pekerjaannya, tanpa seizin atasan.
2.5 Melakukan perbuatan yang dapat merugikan nama baik perusahaan.
2.6 Tidak mencapai performa kerja sesuai target yang ditetapkan oleh perusahaan dalam
jangka waktu tertentu dan sudah diberikan pembimbingan dari perusahaan.
2.7 Menolak dimutasikan ke bidang kerja/jabatan yang lain atau daerah /wilayah kerja yang
lain.
2.8 Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba di bidang tugas yang lain.
2.9 Kedapatan tidur dijam kerja tanpa alasan yg bisa diterima.
2.10 Mengendarai kendaraan perusahaan yang bukan menjadi tugasnya, tanpa ijin atau perintah
pimpinan.
2.11 Mengendarai kendaraan didalam area produksi.
2.12 Pekerja bermain ponsel dijam kerja.
2.13 Menolak melakukan perintah yang wajar dari pimpinan tanpa alasan yang jelas.
2.14 Melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya tanpa ijin/perintah pimpinan atau tanpa alasan
yang jelas dan benar.
2.15 Pekerja menggunakan, mengakses atau mengambil data di computer atau jaringan yang
bukan wewenangnya
2.16 Tidak sungguh-sungguh dalam bekerja yang tercermin dari hasil kerjanya dibawah
kemampuan sebenarnya, tanpa alasan yang jelas meskipun sudah diberikan petunjuk kerja
serta teguran lisan oleh pimpinannya.
2.17 Tidak menjaga dengan baik barang milik perusahaan yang menjadi tanggungjawabnya
yang mengakibatkan hilangnya barang tersebut dan mengakibatkan kerugian perusahaan.
2.18 Menghalangi petugas keamanan menjalankan tugas mereka dalam memelihara tatatertib
dan pengamanan di lingkungan perusahaan.
2.19 Menempel/menyebarluaskan pamflet/selebaran dilingkungan perusahaan tanpa seizin
perusahaan.
2.20 Pekerja dengan sengaja melakukan absen fingerscan melebihi batas waktu yang telah
ditentukan.
2.21 Pekerja tidak mematikan mesin produksi atau merapikan pekerjaan setelah selesai jam
kerja.
2.22 Atasan terbukti memperkerjakan wanita hamil.
2.23 Pekerja terbukti penyebarkan foto produk atau video produk tanpa izin perusahaan.
2.24 Pekerja hamil dengan sengaja tidak lapor atasannya.
2.25 Pekerja terbukti menggunakan mesin atau alat perusahaan tanpa izin pimpinan untuk
kepentingan pribadi.
2.26 Pekerja terbukti melakukan pelecehan dan atau kekerasan dalam bentuk apapun terhadap
pekerja lain
2.27 Pekerja berpindah pekerjaan/tugas tanpa seizin atasannya.
2.28 Dengan sengaja menyalahgunakan mesin scan absen untuk kepentingan pribadi.
2.29 Atasan salah dalam memberikan perintah/ instruksi yang mengakibatkan kesalahan dalam
proses produksi dan kerugian bagi perusahaan.
2.30 Merubah menghapus, memalsukan dan merakayasa sarana pencatatan kehadiran atau
dokumen absensi.
2.31 Tidak melakukan finger pada saat datang/pulang kerja. Dengan sengaja atau tidak sengaja
meloloskan barang reject.
2.32 Memperlakukan pekerja dengan kasar, memarahi pekerja dengan cara berlebihan didepan
umum.
2.33 Melakukan kekerasan secara verbal (berteriak/memaki dengan menggunakan kata-kata
kasar yang menyinggung perasaan dan merendahkan harga diri pekerja).
2.34 Dengan sengaja melakukan tindakan diskriminasi terhadap bawahan maupun sesama
pekerja.
2.35 Melakukan tindakan yang merugikan pekerja sebagai pembalasan dendam atas penolakan
terhadap perilaku-perilaku yang secara langsung ataupun tidak langsung mengarah pada
hubungan seksual.
2.36 Melanggar peraturan keselamatan kesehatan kerja dengan tidak mengikuti protocol
kesehatan (tidak menggunakan sepatu/alas kaki tertutup diarea perusahaan).
2.37 Menghina dan meremehkan Undang-Undang atau peraturan yang berlaku diperusahaan.
2.38 Ceroboh saat mengirim dokumen kepabeanan sehingga merugikan perusahaan.
2.39 Ceroboh dalam pekerjaan/ pembuatan dokumen sehingga menyebabkan kegagalan
export/kesalahan pengiriman barang/ kerugian bagi perusahaan.
3. Jenis pelanggaran yang mendapatkan Surat Peringatan II (dua):
Masa berlaku Surat peringatan kedua (SP-2) 3 (Tiga) bulan sejak tanggal ditetapkan.
Melakukan pelanggaran/mengulangi perbuatan yang dikenai sanksi teguran tertulis/SP-1
sedangkan masa berlaku SP-1 belum habis.
4. Jenis Pelanggaran yang mendapatkan Surat Peringatan 3 (tiga):
Masa berlaku Surat peringatan ketiga (SP-3) 3 (Tiga) bulan sejak tanggal ditetapkan.
Melakukan pelanggaran/mengulangi perbuatan yang dikenai sanksi teguran tertulis/SP-1
sedangkan masa berlaku SP-2 belum habis.Pemberian surat peringatan.
5. Jenis Pelanggaran Berat yang mendapatkan Surat Peringatan Pertama dan Terakhir :
5.1 Melakukan pelanggaran/mengulangi perbuatan yang dikenai sanksi teguran tertulis/SP-1
sedangkan masa berlaku SP-3 belum habis.
5.2 Dengan sengaja tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar kerja yang telah
ditentukan yang dapat mengakibatkan kerugian besar bagi karyawan maupun perusahaan.
5.3 Menentang penugasan yang disampaikan secara wajar oleh pimpinan tanpa alasan yang
jelas.
5.4 Terbukti mengetahui adanya Tindakan kejahatan berupa pencurian dan penipuan didalam
lingkungan perusahaan, tetapi tidak melakukan pencegahan apapun atau melaporkan pada
yang berwenang.
5.5 Dengan sengaja memindahkan/membawa barang/dokumen rahasia milik perusahaan
keluar lingkungan perusahaan tanpa ijin pimpinan.
5.6 Melakukan Tindakan/perbuatan yang dapat menimbulkan keresahan atau keonaran
dilingkungan perusahaan.
5.7 Mengadakan rapat, pidato, propaganda atau bentuk lainnya yang bersifat menghasut.
5.8 Memalsukan dokumen dengan sengaja atau tidak sengaja untuk kepentingan pribadi.
5.9 Mabuk, Merokok, Madat , memakai atau mengedarkan obat bius atau narkotika atau
minuman keras dilingkungan kerja.
5.10Memukul, menganiaya, menghina secara kasar, atau mengancam pimpinan, keluarga
pimpinan atau teman sekerja atau konsumen.
5.11Membongkar rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik perusahaan atau
pengusaha atau keluarga pengusaha atau konsumen.
5.12Menerima imbalan (dalam bentuk apapun) dari siapapun tanpa sepengetahuan atasan dan
perusahaan dan ditunjukkan untuk melakukan kepentingan pribadi atau hal - hal yang
merugikan perusahaan.
5.13Menjual produk diluar yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk kepentingan pribadi.
5.14Menggunakan uang perusahaan atau fasilitas / sarana perusahaan dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan pribadi secara berkelanjutan.
5.15Menggunakan jabatan/ wewenang yang diberikan perusahaan untuk kepentingan pribadi.
5.16Terbukti terikat kontrak kerja atau ikatan kerja dengan pihak lain.
5.17Mangkir selama 5 (Lima) hari berturut-turut tanpa adanya keterangantertulis yang
dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil oleh perusahaan 2 (dua) kali secara
patut dan tertulis dapat diputus hubungan kerjanya karena dikualifikasikan dengan
mengundurkan diri.
5.18Terlambat kerja lebih dari 9 (sembilan) kali dalam 1 (satu) bulan secara keseluruhan, atau
13 (tiga belas) kali dalam 2 (dua) bulan tanpa keterangan yang jelas.
5.19Sudah mendapat surat peringatan SP 3 (tiga) dan melakukan kesalahan kembali.
5.20Konsekuensi atas pelanggaran berat ini adalah secara langsung karyawan dianggap
mengundurkan diri dengan sanksi sesuai jenis dan bobot pelanggaran sesuai dengan
komitmen tertulis atau ketentuan lain yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pemberian surat peringatan diketahui oleh atasan langsung/kepala departemen dengan disetujui
HRD dan DIREKTUR. Apabila pekerja telah diberi surat peringatan sampai surat peringatan
berakhir namun masih melakukan pelanggaran maka perusahaan dapat memutuskan hubungan
kerja dengan pekerja sesuai dengan peraturaan perundang-undangan yang berlaku.
1. Prosedur pemberian Surat Peringatan.
Departemen mengajukan Surat Peringatan dan yang bersangkutan akan di verifikasi dengan tim
HRD. Jika surat peringatan lolos verifikasi maka HRD akan memberlakukan Surat Peringatan
tersebut.
2. Sanksi Atas Pemberlakuan Surat Peringatan
2.1 Pelepasan jabatan
2.2 Penurunan pangkat/golongan
2.3 Penundaan kenaikan pangkat/golongan
2.4 Pemotongan tunjangan performance
3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
3.1 Pekerja yang terbukti melakukan pelanggaran dan mendapatkan Surat Peringatan I,II,III
maka perusahaan dapat melakukan PHK.
3.2 Pekerja yang mengalami PHK dengan sebagaimana yang dimaksut, pekerja wajib
mendaapatkan pesangon, uang reward absensi kerja, uang penggantian hak.

PASAL 8
PENGUNDURAN DIRI PIHAK KEDUA
Pada dasarnya PIHAK KEDUA WAJIB menjalani masa berlaku PKWT ini sebagaimana mestinya.
Namun demikian dalam hal terjadi kondisi PIHAK KEDUA yang tidak mampu lagi melaksanakan
masa kerjanya karena kondisi khusus antara lain Pertimbangan kondisi kesehatan, kondisi keluarga
misalnya pindah keluar kota, maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan pengunduran diri kepada
PIHAK PERTAMA, dengan syarat pengajuan diajukan minimal 1 (satu) bulan sebelumnya dan/atau
hingga didapatkan penggantinya oleh PIHAK PERTAMA. Demikian pula sebaliknya, selama masa
PKWT ini, Pihak PERTAMA dapat memberhentikan atau memutus hubungan kerja Pihak KEDUA,
jika ternyata Pihak KEDUA dinilai tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya.
PASAL 9
UANG KOMPENSASI

1. Pada saat berakhirnya jangka waktu PKWT ini pihak Pemberi Kerja akan membayarkan hak Pihak
Pekerja berupa uang kompensasi
2. Besaran uang kompensasi diperhitungkan berdasarkan kemampuan perusahaan dan diberikan
kepada karyawan saat karyawan mengundurkan diri atau habis kontrak.

PASAL 10
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. PIHAK II wajib mentaati peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pelanggaran


terhadap peraturan Perusahaan mengakibatkan diberikannya surat peringatan I , II dan III, Surat
Peringatan I dan terakhir serta Pemutusan Hubungan Kerja
2. PKWT ini berjalan sampai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam pasal 1 di atas,
namun apabila salah satu pihak mengakhiri PKWT bukan oleh kejadian sebagaimana diatur dalam
Pasal 61 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, maka pihak yang mengakhiri PKWT ini wajib
memberikan ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja sampai batas waktu berakhirnya
jangka waktu PKWT ini.
3. PHK oleh pihak perusahaan yang dilakukan karena keadaan atau kejadian tertentu akibat
pelanggaran Peraturan Perusahaan, hak – hak pihak Pekerja akan diselesaikan sesuai ketentuan
Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 jo. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021.

PASAL 11
PERPANJANGAN MASA KONTRAK

Apabila Pihak Pemberi Kerja masih membutuhkan dan Pihak Pekerja menyatakan kesediaannya untuk
memperpanjang PKWT, maka perjanjian ini dapat diperpanjang atas persetujuan para pihak.

PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak akibat pelaksanaan perjanjian ini, maka Para
Pihak akan lebih dahulu melakukan musyawarah secara bipartit.
2. Apabila dengan musyawarah tidak terselesaikan maka Para Pihak atau salah satu pihak dapat
mengajukan permohonan mediasi ke Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Kabupaten Jepara
3. Apabila belum dapat diselesaikan atau mediasi mengalami jalan buntu para pihak atau salah
satu pihak dapat mengajukan gugatan ke Pengadilan Hubungan Industrial Provinsi Jawa Tengah
di Semarang.

Demikian PKWT ini ditandatangani oleh para pihak dan dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan
dibubuhi meterai, satu untuk Pihak Pemberi Kerja dan satu untuk Pihak Pekerja.

PIHAK I PIHAK II

Xie Guangjiu Riska Wijayanti

Anda mungkin juga menyukai