Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

Nomor: 214/PKWT/KPC/HO/HRD/III/2022

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Enam bulan Oktober tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu (26 Oktober
2021), telah dibuat dan ditandatangani Perjanjian Kerja oleh dan antara:

I. Nama : BOBBY GINTING


Jabatan : HRGA MANAGER
Jenis Usaha : Pertambangan dan Jasa Pertambangan
Alamat : Site Ratatotok
Desa Ratatotok Tengah, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara,
Provinsi Sulawesi Utara
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perseroan tersebut yang selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut Pihak Pertama.

II. Nama : NAMA


NIK : 7102031711740001
Jenis Kelamin : Laki- Laki
TTL : Ranomerut, 07 Novemeber 1974
Status Kawin : KAWIN
Agama : KRISTEN
Alamat : Jaga III, Desa Ratatotok Timur, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa
Tenggara - Sulawesi Utara
Dalam hal ini bertindak selaku pribadi dan mewakili diri sendiri, yang selanjutnya disebut Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua selanjutnya secara masing-masing akan disebut sebagai Pihak dan secara
bersama-sama akan disebut sebagai “PARA PIHAK”, telah sepakat dan setuju untuk saling mengikatkan dirinya
pada Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (selanjutnya disebut “Perjanjian”) dengan syarat dan ketentuan sebagai
berikut:
Pasal 1
Penerimaan, Status Kepegawaian, dan Mutasi
1. Pihak Pertama bersedia mempekerjakan Pihak Kedua dan Pihak Kedua bersedia menjadi pekerja
(Karyawan) Pihak Pertama dengan ketetapan sebagai berikut:
a. Tempat Penerimaan : Site Ratatotok
b. Tanggal Mulai Bekerja : 10/26/2021
d. Departemen /Jabatan : Produksi / Operator Excavator
e. Status Kepegawaian : Kontrak
f. Lokasi Kerja : Site Ratatotok
2. Selama jangka waktu Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Perjanjian, Pihak Kedua
tidak akan merangkap pekerjaan dan/atau bekerja pada pihak lain, kecuali dengan Perusahaan dalam satu
Group/afiliasi Pihak Pertama, dan oleh karenanya untuk keperluan tersebut diwajibkan mendapat ijin
tertulis dari Pihak Pertama.
3. Apabila Pihak Kedua tidak hadir memenuhi panggilan kerja maka dianggap mengundurkan diri.
4. Pihak Kedua bersedia ditempattugaskan di lokasi kerja yang yang telah ditetapkan dan/atau tempat lain
sesuai dengan kebutuhan Pihak Pertama dan bersedia mematuhi segala ketentuan dan peraturan di
ditempat tugas tersebut.
5. Pihak Pertama berhak dan berwenang menentukan kebijakan rotasi penmempatan kerja (mutasi) Pihak
Kedua dari unit kerja yang satu ke unit kerja lain, baik di dalam atau luar departemen penempatan
sebelumnya, dan segala bentuk penolakan atas mutasi akan dikenakan sanksi.

Pihak I Pihak II

Page1|6
Pasal 2
Jangka Waktu Perjanjian
Perjanjian ini berlaku selama 3 (Tiga) Bulan efektif terhitung sejak tanggal 26 Oktober 2021 Sampai Dengan 25
Januari 2022.
1. Apabila jangka waktu pada ayat (1) Pasal ini berakhir, maka Pihak Pertama akan menentukan:
a. Mengenai status ketenagakerjaan Pihak Kedua selanjutnya, atau;
b. Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan Pihak Kedua, tanpa harus menyampaikan
alasan pemutusannya.
2. Jika terjadi PHK, maka Pihak Kedua setuju untuk tidak menuntut apapun, termasuk status
ketenagakerjaan.
3. Jika hingga berakhirnya waktu perjanjian, ternyata Pihak Pertama tidak menyampaikan surat
pemberitahuan berakhir hubungan kerja, dan Pihak Kedua tetap bersedia bekerja seperti biasa, maka Para
Pihak dengan ini sepakat perjanjian dengan sendirinya dinyatakan diperpanjang, dan oleh karenanya maka
pemberitahuan perpanjangan kontrak dari Pihak Pertama tidak diperlukan.

Pasal 3
Ketentuan Upah
1. Pihak Pertama akan memberikan upah seluruhnya sebesar Rp. 3.311.000,- kepada Pihak Kedua dengan
perincian sebagai berikut:
a. Gaji Pokok : Rp. 2.483.250,- / bulan
b. Tunjangan Tetap : Rp. 827.750,- / bulan
e. Insentif Absensi/Kehadiran : Rp. 50.000,- / hari kerja
f. Insentif Full Mounth : Rp. 1.000.000,-/ bulan
g. Lembur : Rp. 20.000,- / jam
h. Hari Minggu : Rp. 200.000,- / hari kerja
i. Insentif Hari Libur
- Hari Libur Nasional : Rp. 200.000,- / hari kerja
2. Tunjangan insentif kehadiran (jika ada) akan diberikan akan diberikan jika Pihak Kedua :
a. Dalam satu periode penggajian, pekerja tidak pernah tidak masuk satu hari pun (dengan alasan
apapun).
b. Dalam satu periode penggajian, pekerja tidak pernah terlambat hadir bekerja.
c. Pekerja tidal dalam masa terkena Surat Peringatan.
3. Pembayaran upah akan dilakukan melalui Pemindah Bukuan (transfer) pada:
4. Periode penghitungan upah kerja, akan terhitung sejak tanggal 26 (dua puluh enam) sampai dengan
tanggal 25 (dua puluh lima) pada periode bulan pengupahan.
5. Para Pihak sepakat dalam pelaksanaan perjanjian akan memberlakukan konsep “no work no pay”,
sehingga apabila Pihak Kedua mangkir kerja, yaitu tidak masuk kerja bukan karena sakit (melampirkan
Surat Keterangan Sakit dari Dokter/ Paramedis) atau bukan karena alasan sah menurut aturan atau
menurut ketentuan ketenagakerjaan yang berlaku, maka akan diperhitungkan pemotongan.
6. Pihak Kedua tidak berhak mendapatkan pembayaran lain, selain yang ditentukan dalam perjanjian.

Pasal4
Fasilitas Makan Dan Tempat Tinggal
1. Dalam hal Pihak Kedua ditempattugaskan dan tinggal di Lokasi Site maka Pihak Pertama akan memberikan
fasilitas berupa:
a. Makan kepada Pihak Kedua sebanyak 3 (Tiga) kali dalam setiap harinya.
b. Tempat kediaman (Mess/ Barak)
2. Selama Pihak Kedua mendiami (Mess/Camp), maka Pihak Kedua tidak diperkenankan untuk membawa
keluarga dan/atau pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.

Pihak I Pihak II

Page2|6
Pasal 5
Hak Dan Kewajiban Pihak Kedua
1. Pihak Pertama wajib memenuhi segala apa yang telah menjadi hak Pihak Kedua termasuk fasilitas, sesuai
dengan ketentuan perjanjian.
2. Waktu kerja diatur sesuai dengan kebutuhan operasional Pihak Pertama dan disepakati oleh Pihak Kedua.
3. Kecuali karena alasan pengunduran diri dan PHK dengan masa kerja kurang dari 3 (tiga) bulan, jika
hubungan kerja berakhir maka pekerja akan mendapatkan tiket pulang ke daerah asalnya.
4. Pihak Pertama berhak memotong upah Pihak Kedua sebesar upah per hari selama ketidakhadiran Pihak
Kedua tanpa alasan yang sah (mangkir) sebagaimana dalam Pasal 3 ayat (5).
5. Bila Pihak Kedua mangkir selama 5 (lima) hari dalam tiap periode perhitungan upah berjalan, maka Para
Pihak sepakat mengartikan ini sebagai pengunduran diri Pihak Kedua secara tidak baik. Oleh karenanya
untuk tujuan PHK Pihak Pertama tidak diharuskan menyampaikan surat panggilan dan/atau peringatan
pertama dan kedua seperti yang diatur dalam perundang-undangan yang berlaku.
6. Pihak Kedua wajib untuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung
jawab, serta mematuhi tata tertib dan peraturan.
Pasal 6
Tunjangan Hari Raya Keagamaan
Pihak Pertama memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan 1 (satu) tahun sekali kepada Pihak Kedua
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. THR diberikan menjelang perayaan keagamaan sesuai agama pekerja;
b. Bagi Pekerja yang telah bekerja selama 12 (dua) belas bulan secara terus menerus diberikan THR
sebesar 1 (satu) bulan upah pokok;
c. Bagi Pekerja yang memiliki masa kerja 1 (satu) bulan tetapi kurang dari 12 (dua belas) bulan diberikan
THR sebesar masa kerja dibagi 12 dikalikan upah pokok, dan;
d. Bagi Pekerja yang berhenti bekerja kurang dari 1 (satu) bulan sebelum Hari Raya tidak mendapatkan
THR.
Pasal 7
Jam Kerja dan Jam Istirahat
1. Pihak Pertama berhak menetapkan jam kerja berdasarkan kebutuhan, menurut lokasi kerja dimana Pihak
Kedua ditempatkan dengan tetap berpedoman pada aturan yang berlaku.
2. Pihak Kedua wajib menaati hari kerja dan jam kerja yang berlaku sesuai SKD
No.075.C/SK/SEJ-HO/DIR/II/2020.
3. Waktu kerja dan istirahat disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan dengan berpedoman pada aturan
dan norma berlaku di site.
4. Jika Pihak Kedua ditugaskan di luar lokasi penempatan atau unit kerja lain, maka hari dan jam kerja Pihak
Kedua akan mengikuti aturan setempat.
5. Atas perintah Pihak Pertama maka Pihak Kedua menyatakan bersedia bekerja di luar jam kantor, untuk
maksud tersebut maka Pihak Pertama tidak perlu kembali mendapatkan persetujuan Pihak kedua.

Pasal 8
Cuti
1. Pihak Kedua mendapat Cuti periodik 12 hari setelah 6 bulan bekerja secara terus-menerus.
2. Terhadap pekerja yang melaksanakan cuti, dan tempat asal melebihi 500 km (kilometer) dari site, maka
selain ketentuan tersebut diatas, Pihak Pertama memberikan tambahan waktu perjalanan berupa 1 hari
untuk berangkat dan 1 hari kembali.
3. Dalam pelaksanaan cuti periodik Pihak Pertama menyiapkan fasilitas dalam bentuk biaya transportasi
sesuai dengan kota asal, atau kota tujuan lain dengan ketentuan dilakukan pemberitahuan secara patut
kepada Pihak Pertama.
Pasal 9
Asuransi dan Fasilitas Kesehatan

Pihak I Pihak II

Page3|6
1. Pihak Pertama mengikutsertakan Pihak Kedua pada Program BPJS ketenagakerjaan, yaitu:
a. Jaminan Hari Tua (JHT);
b. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), dan;
c. Jaminan Kematian (JK) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Atas kepesertaan tersebut, maka Pihak Pertama akan melakukan pemotongan upah sesuai ketentuan yang
berlaku.
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), Pihak Pertama mengadakan perjanjian dengan Asuransi
Swasta/BPJS Kesehatan.
4. Selain ketentuan tersebut diatas, Pihak Pertama juga akan memberikan fasilitas kesehatan yang
besarannya setiap tahun senilai dengan upah Pihak Pertama, dan jika masa kerja kurang dari setahun maka
setelah 3 (tiga) bulan akan diperhitungkan secara proporsional.

Pasal 10
Pernyataan Dan Jaminan
1. Pihak Kedua akan melaksanakan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab untuk kemajuan Pihak Pertama
dengan memperhatikan, mematuhi, melaksanakan tata tertib, aturan dan ketentuan serta keputusan lain
dari Pihak Pertama baik yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari.
2. Kecuali jika memang ditetapkan sebagai tugasnya, tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, Pihak
Kedua dilarang menyimpan, mengalihkan, memperlihatkan kepada Pihak Ketiga atau membawa keluar dari
tempat/lokasi kerja: barang inventaris, persediaan, peralatan atau perkakas kerja, dokumen, data
Perusahaan, gambar-gambar dan catatan-catatan dan lain-lain hal dalam arti yang seluas-luasnya yang
berhubungan dengan kepentingan dan usaha/operasi dari Pihak Pertama.
3. Pihak Kedua akan menjaga seluruh kerahasiaan informasi Pihak Pertama, baik pada saat masih bekerja
maupun hubungan kerja telah berakhir, termasuk tetapi tidak terbatas pada upah Pihak Kedua – pekerja
lain dan/atau unggahan mengenai kondisi perusahaan dimedia sosial.
4. Pihak Kedua akan senantiasa menjunjung tinggi azas musyawarah dan mufakat dalam setiap penyelesaian
sengketa dan tidak menggunakan cara kekerasan, pemaksaan kehendak seperti pengerahan massa, atau
tindakan intimidasi.
5. Para Pihak sepakat untuk tunduk pada Pasal 3 ayat (8) Kepmenakertrans 100/2004, sehingga ketentuan
masa tenggang waktu 30 hari tidak diperlukan dalam rangka pembaharuan perjanjian.
6. Dalam hal pengunduran diri sebelum jangka waktu perjanjian maka:
a. Pihak Kedua akan menyampaikan secara tertulis kepada Pihak Pertama paling lambat 30 (tiga puluh)
hari kalender sebelum tanggal efektif pengunduran dirinya serta wajib tetap bekerja dan
menyelesaikan tugas yang masih menjadi kewajibannya dengan baik;
b. Segala akibat hukum atas pengunduran diri tersebut akan menjadi tanggung jawab Pihak Kedua,
termasuk tetapi tidak terbatas pada pembayaran sisa uang kontrak yang masih berjalan hingga
berakhir perjanjian.
7. Pihak Kedua bersedia memberikan ganti kerugian kepada Pihak Pertama, akibat kesalahan dan/atau
kelalaian yang dilakukannya yang menyebabkan Pihak Pertama mengalami kerugian.
8. Sebagai penegasan atas komitmen Pihak Kedua, maka Pihak Kedua telah menandatangani surat Pakta
Integritas, yang akan berlaku mengikat dalam pelaksanaan kerja.
9. Pihak Kedua dengan ini menyatakan telah memahami serta menyetujui sepenuhnya ketentuan-ketentuan
dalam Perjanjian dan menyatakan bersedia untuk melaksanakannya dengan sungguh-sungguh dan penuh
tanggung jawab.
Pasal 11
Sanksi
1. Pihak Pertamadapat memberikan sanksi PHK, tanpa peringatan terlebih dahulu, dan tanpa pesangon jika:
a. Pihak Kedua Melakukan dan/atau penyertaan dalam tindak kesusilaan, pencurian, penggelapan, curang
atau delik pidana lainnya.
b. Pihak Kedua dengan sengaja atau karena kelalaiannya melakukan tindakan yang mengakibatkan
kerugian kepada Pihak Pertama;

Pihak I Pihak II

Page4|6
c. Pihak Kedua tanpa alasan sah membocorkan rahasia perusahaan yang mengakibatkan kerugian materiil
maupun imateriil, termasuk tetapi tidak terbatas pada upah Pihak Kedua dan/atau pekerja lain, dan
unggahan mengenai kondisi perusahaan, pada media sosial tanpa terkecuali.
d. Kedua tanpa ada izin tertulis dari Pihak Pertama, merangkap pekerjaan dengan menerima imbalan dari
Pihak Ketiga;
e. Melakukan tindakan kekerasan (memukul/menganiaya/mengintimidasi/menghina), kepada Pihak
Pertama, atau rekan sekerja.
f. Mabuk, madat atau memakai obat terlarang atau melakukan tindakan asusila di tempat kerja,
g. Melakukan kekerasan secara psikis terhadap Pihak Pertama atau rekan kerja.
h. Melakukan tindakan kekerasan (memukul/menganiaya/mengintimidasi/menghina), kepada Pihak
Pertama, atau rekan sekerja.
i. Melakukan kekerasan secara psikis terhadap Pihak Pertama atau rekan kerja.
j. Pihak Kedua melanggar ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini atau ketentuan dalam Peraturan
Perusahaan, yang berakibat PHK;
k. Pihak Kedua tidak memenuhi standar/kriteria yang dikehendaki meskipun telah diberikan berbagai
petunjuk dan arahan perbaikan oleh atasannya;
2. Apabila Pihak Kedua melakukan pelanggaran/kesalahan maka dapat diberikan surat peringatan I sampai
dengan III secara berjenjang tergantung berat ringannya pelanggaran/kesalahan yang dilakukan. Akan
tetapi jika Pihak Kedua melakukan pelanggaran berat maka Peringatan yang diberikan tidak harus melalui
tingkat I terlebih dahulu, akan tetapi dapat langsung ke tingkat peringatan II, III dan/atau PHK sekaligus.
3. Peringatan yang diberikan pihak Pertama kepada Pihak kedua sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal
ini dapat disertai dengan pemberian skorsing untuk menunggu proses selanjutnya.

Pasal 12
Perlengkapan Kerja
1. Dalam rangka pelaksanaan tugasnya, Pihak Kedua akan diberikan alat perlengkapan dansarana kerja sesuai
tugas dan tanggung jawab.
2. Perlengkapan dan sarana kerja tersebut dalam ayat 1 pasal ini tetap merupakan milik Pihak Pertama,
sehingga apabila Pihak Kedua berhenti bekerja dari Pihak Pertama, maka Pihak Kedua wajib
mengembalikan perlengkapan atau sarana kerja tersebut dalam kondisi baik serta layak pakai kembali, dan
segala bentuk kerusakan yang timbul akibat kelalaian Pihak Kedua akan menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua.
3. Pihak Kedua bersedia untuk mentaati ketentuan dari Pihak Pertama mengenai penggunaan perlengkapan
kerja dan/atau sarana kerja tersebut, termasuk ketentuan mengenai sanksi yang terkait dengannya.

Pasal 13
Penyelesaian Perselisihan
1. Semua perselisihan yang timbul sehubungan dengan berlakunya Perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah oleh kedua belah pihak.
2. Apabila musyawarah dimaksud tidak mencapai kata sepakat maka perselisihan akan diselesaikan
mengikuti prosedur hukum yang berlaku.
Demikian Perjanjian Kerja dibuat atas kehendak bebas para pihak tanpa adanya tekanan, paksaan dari pihak
manapun, dalam kondisi sehat jasmani rohani dan ditandatangani bersama sebagai pembuktian.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

BOBBY GINTING NAMA


HRGA MANAGER Pekerja

Pihak I Pihak II

Page5|6
Pihak I Pihak II

Page6|6

Anda mungkin juga menyukai