Anda di halaman 1dari 8

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

Nomor : PKWT/IT/HRD/2020-2/183

Pada hari ini, Jumat 28 Februari 2020 pihak-pihak yang bertandatangan di bawah ini:

1. Nama : Widiyana Sudirman


Jabatan : Direktur

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT ........ berkedudukan di Jakarta, suatu Perseroan
Terbatas yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik Indonesia dan bergerak
dibidang Industri Perdagangan Batik, untuk selanjutnya disebut sebagai “PIHAK PERTAMA”.

2. Nama : Talitha Adelyanti


Tempat/Tgl. Lahir : Jakarta, 08 Februari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
No KTP : .....................

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, yang selanjutnya disebut sebagai “PIHAK
KEDUA”.

Pihak Kedua menyatakan dengan ini bahwa Pihak Kedua tidak terikat sebagai pekerja di perusahaan
manapun saat ini dan sepakat bersama dengan Pihak Pertama untuk membuat Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1

LINGKUP TUGAS, STATUS DAN TEMPAT KERJA

1. Pihak Pertama menugaskan kepada Pihak Kedua sebagaimana Pihak Kedua menerima dan
melaksanakan tugas dari Pihak Pertama untuk bekerja, berlokasi di Jakarta, Departemen MBD
sebagai Marketing Project Officer.
Lingkup Kerja Utama :
1. Mengcompile data admin sales & project
2. Follow up meeting
3. Supporting meeting
4. Supporting kebutuhan event
5. Supporting mencari data pipeline untuk project

2. Pihak Pertama berhak memindahkan Pihak Kedua dan karenanya Pihak Kedua bersedia untuk
dipindahkan di bagian atau tempat kerja yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan Pihak
Pertama. Dalam hal ini Pihak Pertama akan memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada
Pihak Kedua

1
3. Pihak Kedua wajib menandatangani setiap ketentuan yang diberlakukan oleh Pihak Pertama.

PASAL 2

JANGKA WAKTU PERJANJIAN KERJA

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini diadakan untuk jangka waktu 3 (Tiga) bulan terhitung sejak Tanggal
28 Februari 2020 s.d 27 Mei 2020.

PASAL 3

HARI KERJA, JAM KERJA DAN LEMBUR

1. Pihak Kedua wajib mentaati ketentuan waktu kerja yang ditetapkan oleh Pihak Pertama yaitu 5
(lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam kerja dalam seminggu.

2. Kerja lembur merupakan perintah Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

PASAL 4

UPAH DAN TUNJANGAN

1. Pihak Kedua berhak atas :


a. Upah per bulan : terlampir

2. Pembayaran upah pokok bulanan akan dilakukan maximal pada setiap tanggal 31, dan akan
dilakukan dengan cara transfer ke rekening Pihak Kedua. Biaya transfer menjadi beban Pihak
Pertama.

3. Apabila Pihak Kedua bekerja selama 1 (satu) tahun, Pihak Kedua menerima Tunjangan Hari Raya
(THR) sebesar 1 (satu) bulan gaji dan apabila Pihak Kedua bekerja 3 (tiga) bulan atau lebih dan
kurang dari 1 (satu) tahun, maka Pihak Kedua akan menerima Tunjangan Hari Raya (THR) yang
nilainya dihitung secara proporsional berdasarkan lamanya bekerja.

4. Selain upah sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 ayat 1 Pihak Pertama tidak berkewajiban
membayar upah lainnya dan fasilitas lainnya berbentuk apapun juga kepada Pihak Kedua dan
sebaliknya Pihak Kedua tidak berhak menuntut pembayaran dimaksud kepada Pihak Pertama.

2
PASAL 5

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Dengan telah diberlakukannya UU No. 19/2002 mengenai Hak Cipta dan UU No. 14/2001 tentang
Hak Paten, maka karyawan :

a. Mengacu pasal 8 ayat 3 UU No. 19/2002, maka karyawan menyetujui bahwa segala bentuk
ciptaan yang dihasilkan selama dalam hubungan kerja adalah menjadi milik perusahaan dan
menyatakan bahwa Perusahaan adalah Pencipta sekaligus Pemegang Hak Ciptanya.

b. Mengacu pasal 12 UU No. 14/2001, maka karyawan menyetujui bahwa segala bentuk invensi
yang dihasilkan selama dalam hubungan kerja, yang berhak memperoleh paten adalah
perusahaan.

2. Karyawan sepakat tidak akan ada tuntutan imbalan lain dalam nama maupun bentuk apapun selain
Upah yang diberikan Perusahaan, atas segala bentuk ciptaan, invensi atau karya apapun yang terkait
dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), yang dihasilkannya selama dalam hubungan kerja
dengan Perusahaan.

PASAL 6

TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA DAN RAHASIA PERUSAHAAN

1. Pihak Kedua wajib menjaga kerahasiaan semua data yang bersifat rahasia yang diperolehnya atau
diketahuinya baik langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya
di Pihak Pertama .

2. Pihak Kedua tidak berhak dan dilarang untuk membeberkan atau memberitahukan data-data yang
bersifat rahasia dalam bentuk apapun kepada pihak lain tanpa izin tertulis dari Pihak Pertama baik
selama berlakunya Jangka Waktu maupun sesudah berakhirnya hubungan kerja.

3. Pihak Kedua wajib mengganti setiap kerusakan/ kehilangan material yang diderita oleh Pihak
Pertama akibat kelalaian atau kesalahan dari Pihak Kedua. Pihak Pertama berhak
memperhitungkannya dengan memotong upah bulanan Pihak Kedua hingga penggantian
tersebut lunas dan/ atau apabila tidak mencukupi Pihak Kedua akan mengganti kerusakan/
kehilangan tersebut hingga lunas.

4. Pihak Kedua akan membebaskan Pihak Pertama dari ganti rugi akibat kerugian, kerusakan, biaya,
tuntutan, atau tindakan yang terjadi akibat pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua.

3
PASAL 7

PENILAIAN / EVALUASI KINERJA DAN DISIPLIN

Pihak Pertama selama Perjanjian ini berlaku, berhak melakukan penilaian terhadap kinerja, disiplin dan
tanggung jawab Pihak Kedua yang mencakup hal-hal sebagai berikut :
a) Kejujuran ;
b) Kemampuan menjaga kerahasiaan ;
c) Disiplin kerja dan tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan ;
d) Kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan yang telah disampaikan secara tertulis maupun lisan
oleh Pihak Pertama.
e) Kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan ;
f) Prestasi dalam pencapaian target ;
g) Tidak melakukan tindakan kejahatan maupun tindakan tercela di dalam maupun di luar
lingkungan kerja ;

Apabila dalam 3 (tiga) bulan pertama atau dalam penilaian periodik, hasil penilaian evaluasi perusahaan
bahwa Pihak Kedua tidak memenuhi kinerja, kedisiplinan dan tanggung jawab yang digariskan oleh
perusahaan, maka Pihak Pertama berhak memutuskan perjanjian ini dengan mengesampingkan pasal
1266 KUH Perdata.

PASAL 8

CUTI

1. Kepada Pihak Kedua diberikan hak untuk melaksanakan cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari
kerja.

2. Cuti tahunan sebagaimana disebut pada ayat 1 dapat diberikan / disetujui setelah Pihak Kedua
bekerja selama 6 (enam) bulan berturut-turut.

3. Dalam hal Pihak Kedua akan menjalankan cuti maka wajib mengisi formulir permohonan cuti yang
disediakan oleh Pihak Pertama.

PASAL 9

IJIN TIDAK MASUK KERJA

1. Apabila Pihak Kedua tidak masuk kerjadi karenakan sakit diwajibkan untuk menyerahkan Surat
Keterangan Sakit dari Dokter/ Puskesmas/ Rumah Sakit yang merawatnya kepada Pihak Pertama.

2. Pihak Kedua yang mendapat ijin meninggalkan pekerjaan dengan tetap mendapat upah sebagai
berikut:
a.Karyawan sendiri Menikah selama 3 hari

b.Menikahkan anaknya selama 2 hari

4
c. Anggota keluarga meninggal dunia, yaitu : suami/istri
/orangtua/mertua/anak/saudarakandung/menantu selama 2 hari

d.Bencana alam selama 2 hari

e. Membaptis anaknya selama 2 hari

f. Mengkhitankan anaknya selama 2 hari

g.Istri karyawan melahirkan anak/gugur kandungan selama 2 hari

h.Pindah rumah selama 1 hari

i. Anggota keluarga meninggal dunia, yaitu : kakek/nenek karyawan


Ataupun kakek/nenek dari suami/istri karyawan selama 1 hari

PASAL 10

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. Pihak Pertama dapat melakukan pemutusan hubungan kerja sewaktu-waktu terhadap Pihak Kedua
tanpa kompensasi dalam bentuk apapun, apabila Pihak Kedua melakukan kelalaian, kesalahan, dan
pelanggaran disiplin, antara lain :

a. Melakukan pelanggaran fatal seperti yang tercantum dalam Peraturan Perusahaan dan atau
Peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku pada Pihak Pertama.

b. Melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dan telah mendapat Surat
Peringatan terakhir yang masih berlaku.

c. Mangkir 5 (lima) hari secara berturut-turut tanpa memberikan alas an dan keterangan yang sah
kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama telah melakukan pemanggilan secara patut dan
tertulis sebanyak 2 (dua) kali, maka Pihak Kedua dianggap telah mengundurkan diri.

d. Penipuan, pencurian dan penggelapan barang/uang milik pihak perusahaan atau milik teman
pihak perusahaan dimana Pihak Kedua dipekerjakan.

e. Mabok atau minum minuman keras yang memabokkan, memakan obat bius atau
menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau obat-obatan perangsang lainnya ditempat kerja
yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

f. Melakukan perbuatan asusila ataupun melakukan perjudian dilingkungan kerja.

g. Melakukan tindakan kejahatan misalnya menyerang, mengintimidasi atau menipu Pihak


Pertama, atau teman sekerja atau perusahaan dimana Pihak Kedua dipekerjakan dan
memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan perusahaan maupun diluar
lingkungan perusahaan.

5
h. Menganiaya, mengancam secara physik atau mental, menghina secara kasar Pihak Pertama,
keluarga Pihak Pertama atau teman sekerja atau pihak perusahaan dimana Pihak Kedua
dipekerjakan.

i. Membujuk Pihak Pertama, atau teman sekerja untuk melakukan sesuatu perbuatan yang
bertentangan dengan hukum atau kesusilaan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

j. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau membiarkan dirinya atau teman
sekerjanya dalam bahaya.

k. Pihak Kedua ternyata tidak mampu melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan sesuai standard
prestasi yang ditetapkan oleh Pihak Pertama dimana Pihak Kedua dipekerjakan dan telah
diberikan waktu yang cukup.

l. Berlaku tidak sopan, tidak berdisiplin dalam tugas, tidak jujur, melawan atasan, tidak bisa
menjaga kebersihan, berpakaian tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku diperusahaan,
membawa pulang kendaraan Pihak Pertama tanpa izin atasan atau penanggungjawab
perusahaan.

m. Memalsukan / memanipulasi jam kerja absensi laporan kehadiran / daftar hadir yang telah
disahkan.

n. Menyalahgunakan statusnya sebagai jabatan tersebut pada Pasal 1 ayat (1) untuk kepentingan
pribadi baik disengaja maupun tidak sengaja, termasuk menggunakan fasilitas perusahaan
untuk pribadi tanpa izin dari Pihak Pertama.

o. Masih melakukan kesalahan apapun juga, setelah diberikan Surat Peringatan terakhir dan
masih berlaku.

2. Apabila Pihak Kedua karena alasan pribadi ingin memutuskan hubungan kerja secara sepihak
sebelum berakhirnya kesepakatan kerja ini, maka hal tersebut harus diberitahukan secara tertulis
kepada Pihak Pertama dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelumnya tanpa
memperoleh uang pesangon atau kompensasi dalam bentuk apapun. Dalam hal ini Pihak Pertama
hanya memberikan upah bulanan kepada Pihak Kedua yang masih menjadi haknya.

3. Apabila Pihak Pertama tidak memperpanjang Perjanjian Kerja dikarenakan atas dasar penilaian
prestasi kerja maka Pihak Pertama akan memberitahukan kepada Pihak Kedua dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sebelum Perjanjian Kerja berakhir.

6
PASAL 11

PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Apabila salah satu Pihak bermaksud untuk memutuskan Perjanjian ini sebelum berakhirnya jangka
waktu Perjanjian, maka Pihak yang bermaksud memutuskan Perjanjian harus memberitahukan
maksudnya tersebut secara tertulis kepada Pihak lainnya, sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan
sebelumnya sudah harus diterima pihak lainnya.

2. Apabila Pihak Kedua tidak masuk kerja karena sebab apapun selama 5 (lima) hari berturut-turut
tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah dan benar kepada
Pihak Pertama dan Pihak Pertama telah melakukan pemanggilan secara patut sebanyak 2 (dua) kali,
maka Pihak Kedua dianggap telah mengundurkan diri dan dengan demikian Perjanjian ini
berakhir / putus dengan sendirinya.

3. Dengan putusnya Perjanjian sebagaimana tersebut pada ayat 1 dan ayat 2 Pasal ini juncto Pasal 7
Perjanjian ini maka Pihak Kedua menerima pemutusan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini tanpa
dibayarkan kompensasi dalam bentuk apapun oleh PihakPertama.

7
PASAL 12

PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN DOMISILI HUKUM

1. Perjanjian ini dan segala akibat hukumnya tunduk dan berlaku Hukum Negara Republik Indonesia.

2. Apabila terjadi perselisihan atas penafsiran dan atau pelaksanaan atas Perjanjian ini diselesaikan
secara musyawarah dan untuk mufakat.

3. Apabila setelah dilakukan musyawarah belum tercapai kesepakatan maka kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikan permasalahan ini sesuai mekanisme ketentuan peraturan perundangan
ketenagakerjaan.

Demikian Perjanjian ini dibuat di Jakarta pada tanggal tersebut di atas, dalam rangkap 2 (dua) masing-
masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,


PT. ........

Widiyana Sudirman Talitha Adelyanti


Direktur Utama Karyawan

Anda mungkin juga menyukai