Anda di halaman 1dari 11

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

(MPA-IER001-PKWT)

Nomor : DD03562/PK7-MMQ/2022/XII/DSS

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini telah dibuat dan disepakati pada hari ini, Kamis, tanggal 22, bulan
Desember, tahun 2022 . Untuk selanjutnya disebut sebagai “PERJANJIAN”, oleh dan antara:

I. PT DAYAKARYA SOLUSI SEJATI, sebuah perusahaan alih daya atau perusahaan jasa
penyedia tenaga kerja yang memperkerjakan atau menempatkan tenaga kerja pada
perusahaan-perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja untuk waktu tertentu yang berdiri
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di wilayah hukum Republik Indonesia, yang beralamat
di Sunburst CBD Lot II No. 10, Jl Kapten Soebijanto Djojohadikusumo, BSD City, Tangerang
Selatan, dalam hal ini diwakili oleh Nur Diantoro dalam kedudukannya selaku Kuasa Direksi,
sehingga dengan demikian berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi
serta mewakili PT Dayakarya Solusi Sejati selanjutnya disebut Pihak Pertama (Perusahaan
Jasa Penyedia Tenaga Kerja).

II. Nama : JOKO SUBAGYO


Tempat/Tanggal Lahir : JAKARTA, 17 September 1976

Alamat : JL. MUSHOLLAH RT/RW 002/001 KEL. GAGA, KEC.


LARANGAN, KOTA TANGERANG, PROV. BANTEN

No. KTP : 3671131709760001


Masa Berlaku KTP : Seumur Hidup
No. Telepon Seluler (aktif) : 08119320909

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi dan dianggap cakap untuk melakukan
Perjanjian. Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut sebagai “Pihak Kedua”
(Pekerja/Karyawan).

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut “Para Pihak” dan masing-masing
disebut “Pihak”. Para Pihak terlebih dahulu menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa, Pihak Pertama memerlukan jasa tenaga kerja Pengemudi untuk dapat ditugaskan
kepada Pengguna Jasa Pihak Pertama.
- Bahwa, Pihak Kedua mengajukan diri untuk bekerja kepada Pihak Pertama sebagai tenaga
kerja Pengemudi untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan Pihak Pertama
dan/atau Pengguna Jasa.
- Bahwa, Pihak Kedua dalam surat lamaran kerja telah memberikan keterangan-keterangan
yang sebenar-benarnya kepada Pihak Pertama dan bertanggung jawab atas semua akibat
hukumnya. Bahwa Pihak Pertama telah melakukan proses seleksi dan wawancara terhadap
Pihak Kedua.
- Bahwa sehubungan dengan adanya Perjanjian Kerjasama antara Pihak Pertama dengan
BRITISH EMBASSY (selanjutnya disebut “Pengguna Jasa”), maka Pihak Pertama dan Pihak
Kedua sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(“Perjanjian”) dan Pihak Kedua bersedia untuk dipekerjakan di lokasi perusahaan Pengguna
Jasa, berdasarkan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
KESANGGUPAN PIHAK KEDUA

1. Pihak Kedua menyatakan sanggup untuk melaksanakan seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawabnya serta menyelesaikan segala pekerjaan yang diberikan kepadanya dalam tenggang

1
waktu yang telah disepakati, berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan oleh Perusahaan
Pengguna Jasa Tenaga Kerja;
2. Pihak Kedua menyatakan sanggup untuk melaksanakan tugas/pekerjaan tambahan yang
diberikan oleh Pihak Pertama dan/atau perusahaan pengguna jasa tenaga kerja.
Tugas/pekerjaan tersebut adalah untuk kepentingan dari Pihak Pertama dan/atau perusahaan
pengguna Jasa Tenaga Kerja, selama berada dalam ruang lingkup kerjanya dan tidak
bertentangan dengan peraturan yang ada.
3. Pihak Kedua wajib mentaati seluruh peraturan dan tata tertib yang berlaku di dalam lingkungan
kerja Pihak Pertama dan atau perusahaan pengguna Jasa Tenaga Kerja;
4. Ruang lingkup tugas/pekerjaan dan tanggung jawab Pihak Kedua akan dijelaskan secara lebih
lanjut dalam kesepakatan yang terpisah dari Perjanjian ini, namun merupakan satu kesatuan
yang utuh dan tidak dapat dipisahkan dan/atau berdiri sendiri di luar Perjanjian ini;
5. Apabila Pihak Kedua bermaksud untuk mengundurkan diri dari Pihak Pertama pada saat
Perjanjian Kerja akan berakhir, maka dalam hal ini Pihak Kedua harus mengajukan
permohonan tertulis minimal 1 (satu) bulan sebelum tanggal efektif pengunduran diri atau dapat
ditentukan lain atas persetujuan dari Pihak Pertama;
6. Pihak Kedua sanggup untuk memenuhi segala kewajiban yang timbul pada saat hubungan
kerja terjadi, baik berupa tanggung jawab pekerjaan ataupun tanggung jawab secara materil
yang timbul akibat hubungan kerja ataupun hubungan secara perdata antara Pihak Pertama
dengan Pihak Kedua, dan kewajiban/tanggung jawab tersebut harus sudah dapat diselesaikan
dan dipenuhi oleh Pihak Kedua sebelum masa efektif pengunduran diri dan masa berlaku
Perjanjian berakhir.

Pasal 2
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Masa berlaku Perjanjian Kerja Waktu Tertentu terhitung sejak tanggal 01 January 2023 sampai
dengan tanggal 31 May 2023 dan oleh karenanya, setelah masa berlaku Perjanjian ini berakhir,
maka dengan sendirinya hubungan kerja Pihak Pertama dengan Pihak Kedua berakhir,
terkecuali bila terdapat perpanjangan/pembaruan dalam Perjanjian;
2. Perjanjian ini sewaktu-waktu dapat dibatalkan/diakhiri oleh Pihak Pertama tanpa harus
menunggu masa berlaku Perjanjian berakhir, dan membebaskan Pihak Pertama untuk
membayar sisa upah dan/ataupun ganti rugi lainnya dalam bentuk apapun, apabila Pihak
Kedua terbukti tidak memenuhi standar penilaian kinerja/tidak mencapai target yang telah
ditentukan oleh perusahaan/tidak menunjukan prestasi kerja yang baik dan/atau melanggar
Peraturan Perusahaan yang ditetapkan oleh Pihak Pertama dan atau perusahaan pengguna
tenaga kerja.
3. Perjanjian ini sewaktu-waktu dapat dilakukan perubahanan dan disetujui oleh Para Pihak.

Pasal 3
WAKTU KERJA DAN WAKTU ISTIRAHAT
1. Pihak Kedua bersedia untuk bekerja pada hari kerja yang telah disepakati dengan Pihak
Pertama dan Pengguna Jasa, yaitu: 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu dengan 8 jam
kerja sehari atau 6 (enam) hari kerja dalam 1 minggu dengan 7 jam kerja sehari atau memenuhi
jam kerja yang setara dengan 40 (empat puluh) jam dalam 1 (satu) minggu selanjutnya disebut
(“Waktu Kerja”).
2. Hari istirahat mingguan yaitu: 2 (dua) hari dalam 1 (satu) minggu untuk 5 hari kerja atau 1 (satu)
hari dalam 1 (satu) minggu untuk 6 hari kerja dan waktu istirahat tidak diperhitungkan sebagai
waktu kerja.
3. Apabila Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa memerlukan jasa Pihak Kedua di luar waktu
kerja normal, maka Pihak Kedua wajib memenuhi permintaan tersebut, termasuk untuk bekerja
di hari istirahat mingguan dan/atau hari libur libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah
Republik Indonesia dengan perhitungan upah kerja lembur (“Waktu Kerja Lembur”).
4. Waktu kerja lembur yang akan dilakukan oleh Pihak Kedua harus diketahui dan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Pertama secara tertulis dan/atau sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama dan Pengguna Jasa.
5. Pembayaran upah kerja lembur kepada Pihak Kedua disesuaikan berdasarkan pencatatan
waktu kerja lembur (“Timesheet”).
6. Waktu berangkat kerja, istirahat dan pulang kerja tidak diperhitungkan sebagai Waktu Kerja.
7. Waktu istirahat adalah sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh menit) setelah bekerja selama 4
(empat) jam terus menerus atau dapat ditentukan lain oleh kebijakan Pihak Pertama dan/atau
Pengguna Jasa sesuai dengan kebutuhan operasional tanpa mengurangi hak istirahat Pihak
Kedua.
2
8. Waktu istirahat tidak termasuk Waktu Kerja dan tidak dimasukkan ke dalam perhitungan Upah,
dan berlaku pada Waktu Kerja Lembur.
9. Sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Ketenagakerjaan yang berlaku, Pihak Kedua
berhak atas cuti/istirahat tahunan sebanyak 12 hari setelah Pihak Kedua telah bekerja selama
12 bulan berturut-turut.

Pasal 4
UPAH DAN TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN
1. Pihak Pertama menetapkan Upah Pihak Kedua sebagaimana yang telah disepakati oleh Para
Pihak dan akan diterima oleh Pihak Kedua setiap bulannya dengan rincian sebagai berikut:

Upah Pokok : Rp 4,901,798,-


Upah Kerja Lembur : Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

2. Pajak Penghasilan (PPh 21) atas upah pokok dan pendapatan lainnya ditanggung oleh Pihak
Kedua sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pihak Pertama akan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program jaminan sosial yaitu BP
Jamsostek dan BPJS Kesehatan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganan
yang berlaku, dan Pihak Kedua menanggung iuran BPJS Kesehatan sebesar 1 % (satu persen)
dari upah pokok, iuran BP Jamsostek berupa: iuran Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar 2% (dua
persen) dari upah pokok dan iuran Jaminan Pensiun (JP) sebesar 1 % (satu persen) dari upah
pokok.
4. Pihak Kedua berhak mendapatkan Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK) sebesar 1 (satu)
kali upah pokok, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Masa kerja kurang dari 1 (satu) bulan tidak berhak untuk mendapatkan tunjangan hari raya
keagamaan.
- Masa kerja 1 (satu) bulan atau lebih, tetapi kurang dari 1 (satu) tahun, maka akan menerima
tunjangan hari raya keagamaan secara proporsional.
- Masa kerja 1 (satu) tahun atau lebih, akan menerima tunjangan hari raya keagamaan secara
penuh.
5. Pelaksanaan pembayaran tunjangan hari raya keagamaan kepada Pihak Kedua, dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari raya keagamaan.

Pasal 5
PEMBAYARAN UPAH
1. Pihak Pertama akan melakukan pembayaran Upah Pokok kepada Pihak Kedua pada tanggal
25 (dua puluh lima) setiap bulannya. Apabila tanggal 25 (dua puluh lima) jatuh pada hari libur
mingguan atau hari libur resmi yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka
pembayaran Upah kepada Pihak Kedua tersebut akan dilaksanakan pada hari kerja
sebelumnya atau setelah tanggal 25 sesuai dengan kebijakan perusahaan Pihak Pertama.
2. Pembayaran upah kerja lembur dapat dilakukan setelah terpenuhinya proses administrasi kerja
lembur sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama dan akan dibayarkan
pada periode pembayaran upah bulan berikutnya.
3. Pembayaran Upah Pokok, Upah Kerja Lembur akan diberikan oleh Pihak Pertama kedalam
rekening Bank Pihak Kedua yang telah terdaftar pada Pihak Pertama.
4. Pihak Pertama berhak untuk melakukan pemotonagn Upah dan hak lainnya atas Pihak Kedua,
apabila Pihak Kedua telah terbukti mengakibatkan Pihak Pertama menderita kerugian.

Pasal 6
UANG KOMPENSASI PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU
1. Pihak Pertama akan memberikan uang kompensasi kepada Pihak Kedua pada saat berakhirnya
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (“PKWT”).
2. Uang kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pihak Kedua yang
telah mempunyai masa kerja paling sedikit 1 (satu) bulan secara terus-menerus.
3. Uang kompensasi tidak berlaku kepada Pihak Kedua, apabila:
a. Pihak Kedua meninggal dunia;
b. Pihak Kedua mengakhiri Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (“mengundurkan diri”);
c. Pihak Kedua terbukti melakukan pelanggaran berat dan dilakukan pemutusan
hubungan kerja dengan alasan mendesak berdasarkan ketentuan Perjanjian ini dan
Peraturan Perusahaan Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa.

3
4. Prosedur dan tata cara pemberian uang kompensasi PKWT berdasarkan ketentuan Undang-
Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja juncto Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun
2021 Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat,
Dan Pemutusan Hubungan Kerja.

Pasal 7
PENEMPATAN / MUTASI
Pihak Kedua menyatakan bersedia ditugaskan dan ditempatkan atau dimutasikan pada lokasi kerja
dan/atau lokasi operasional Pihak Pertama atau Pengguna Jasa dimanapun sesuai dengan
permintaan/kebutuhan dari Pihak Pertama.

Pasal 8
NILAI DAN TATA TERTIB KERJA
1. Pihak Kedua wajib menjunjung tinggi nilai-nilai dasar, wajib setia dan taat kepada Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta setia dan taat kepada Pemerintah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang sah.
2. Pihak Kedua dilarang berafiliasi dengan dan/atau mendukung organisasi terlarang dan/atau
organisasi kemasyarakatan yang dicabut status badan hukumnya oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
3. Pihak Kedua setuju untuk melakukan tugas dan kewajiban kerja yang diberikan oleh Pihak
Pertama dan/atau Pengguna Jasa dengan sebaik-baiknya, serta bersedia tunduk dan patuh
sepenuhnya terhadap:
a. Nilai-nilai Perusahaan dan segala ketentuan/peraturan tata tertib kerja yang berlaku di
Perusahaan Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa.
b. Ketentuan/peraturan lainnya yang menyangkut kepentingan dan kerahasiaan tugas-
tugas yang menyangkut nama baik yang berlaku di dalam maupun di luar Perusahaan
yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa.
4. Pihak Kedua dalam menjalankan tugasnya berkewajiban untuk:
a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Pihak Pertama dan atau
perusahaan pengguna Jasa Tenaga Kerja dengan sebaik-baiknya;
b. Tunduk dan mentaati Peraturan Perusahaan Pihak Pertama dan Pengguna Jasa,
khususnya dalam kedisiplinan kerja, ketelitian kerja, tanggung jawab, loyalitas dan
kehadirannya untuk bekerja di perusahaan pengguna Jasa Tenaga Kerja;
c. Apabila kewajiban Pihak Kedua tidak dijalankan sesuai peraturan perusahaan Pihak
Pertama dan atau perusahaan pengguna Jasa Tenaga Kerja, maka Pihak Kedua siap
menanggung risiko dari sanksi yang timbul dan diberikan oleh Pihak Pertama dan atau
perusahaan pengguna Jasa Tenaga Kerja;
5. Apabila dalam masa Perjanjian ini Pihak Kedua menurut Pihak Pertama melanggar disiplin
perusahaan atau melakukan tindakan yang merugikan perusahaan menurut Pihak Pertama dan
atau perusahaan pengguna Jasa Tenaga Kerja, maka Pihak Pertama dapat memutuskan
hubungan kerja seketika itu juga dengan tanpa kewajiban untuk memberikan ganti kerugian
dalam bentuk apapun juga.
6. Apabila Pihak Kedua tidak dapat menjalankan tugas dikarenakan :
a. Sakit, diwajibkan untuk memberitahukan kepada pihak Penggunan Jasa dan Pihak
Pertama, disertai bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh
Peraturan Perusahaan Pihak Pertama dan atau perusahaan pengguna Jasa Tenaga
Kerja;
b. Apabila Pihak Kedua tidak masuk kerja sebanyak 5 (lima) hari kerja berturut-turut atau
lebih dan telah dilakukan pemanggilan sebanyak 2 (dua) kali secara patut dan tertulis
oleh Pihak Pertama, tetapi Pihak Kedua tidak dapat memberikan keterangan secara
tertulis dengan bukti yang sah, maka Pihak Pertama dapat melakukan
pemutusan/pengakhiran Perjanjian kepada Pihak Kedua dengan alasan Mangkir.
c. Pihak Pertama tidak akan membayarkan upah pada saat Pihak Kedua Mangkir, sesuai
dengan prinsip “No work no pay
7. Selama Perjanjian ini berlangsung, Pihak Kedua diwajibkan memiliki Surat Izin Mengemudi
(“SIM”) sesuai dengan kategori kendaraan yang ditentukan Pihak Pertama dan Pengguna Jasa.
Apabila masa berlaku SIM tersebut akan berakhir, maka Pihak Kedua wajib segera melaporkan
kepada Pihak Pertama dan wajib untuk memperpanjang masa berlaku SIM tersebut sebelum
tanggal berakhirnya SIM tersebut dengan biaya yang ditanggung oleh Pihak Kedua.

4
8. Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerjaannya wajib menjaga serta mengutamakan
keselamatan jiwa dan harta benda Pihak Pertama dan Pengguna Jasa termasuk namun tidak
terbatas pada diri sendiri dan pihak lainnya yang terkait dalam Perjanjian ini.
9. Pihak Kedua diwajibkan melaksanakan tugas dengan penuh disiplin baik terhadap disiplin kerja
maupun terhadap peraturan lalu lintas.
10. Pihak Kedua wajib berlaku jujur dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang menjadi
tugasnya.
11. Pihak Kedua wajib bersikap sopan dan ramah terhadap Pihak Pertama dan Pengguna Jasa
dalam menjalankan tugas.
12. Pihak Kedua wajib menjaga, merawat, serta menjaga kebersihan kendaraan yang menjadi
tanggung jawabnya, termasuk namun tidak terbatas pada memeriksa kondisi dan kelaikan
kendaraan, antara lain: bensin, oli mesin, minyak rem, air aki, air radiator, air wiper, lampu besar,
lampu rem, lampu sen, ban, karet wiper, dan lain-lain.
13. Pihak Kedua wajib memberitahukan kepada Pihak Pertama dan Koordinator yang telah ditunjuk
oleh Pihak Pertama, apabila ternyata kendaraan tidak dalam kondisi layak jalan atau tidak
normal yang berpotensi membahayakan keselamatan pihak terkait dan dirinya sendiri.
14. Pihak Kedua wajib berpenampilan rapi dan bersih, termasuk namun tidak terbatas: tidak
memiliki bau badan, bau mulut, rambut di potong pendek, kumis rapi, tidak berjenggot, tidak
bertindik, dan tidak bertato atau penampilan yang tidak rapi dan tidak bersih lainnya.
15. Pihak Kedua wajib memberitahukan kepada Pihak Pertama atau koordinatornya jika
berhalangan hadir masuk kerja atas keperluan pribadi (izin) paling lambat 3 (tiga) hari
sebelumnya.
16. Pihak Kedua wajib memberitahukan dan meminta izin kepada Pihak Pertama dan Pengguna
Jasa ataupun pihak lainnya, jika pada saat melaksanakan tugasnya akan melaksanakan ibadah
menurut agama dan kepercayaannya sesuai dengan waktu yang dibtuhkan pada umumnya.
Jika Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa menyatakan ada keperluan yang harus segera
dilaksanakan, maka kepentingan Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa yang harus
didahulukan.
17. Pihak Kedua wajib memiliki telepon seluler dan wajib memasang aplikasi Time Sheet Mobile
(“TSM”) yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama dan telepon seluler Pihak Kedua diwajibkan
untuk selalu aktif dan dapat dihubungi oleh Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa. Jika Pihak
Kedua mengganti nomor telepon seluler pribadinya, maka wajib untuk segera
menginformasikan kepada Pihak Pertama dan Pengguna Jasa.
18. Dalam hal karena kelalaiannya Pihak Kedua tidak/belum memasang aplikasi TSM di telepon
selulernya atau mengganti nomor telepon seluler pribadinya tanpa memberitahukan kepada
Pihak Pertama dan Pengguna Jasa, yang mengakibatkan tidak dapat dilakukannya konfirmasi
kehadirannya melalui TSM, maka pembayaran upah dan hak lainnya kepada Pihak Kedua akan
ditunda sampai dengan digunakan TSM secara benar dan tepat oleh Pihak Kedua dan
Pengguna Jasanya.
19. Pihak Kedua wajib untuk selalu memperhatikan dan menepati waktu kerja termasuk namun
tidak terbatas pada antar-jemput, dan memperhatikan panggilan dari Pihak Pertama dan/atau
Pengguna Jasa baik melalui telepon seluler atau melalui car call.
20. Pihak Kedua wajib membantu Pihak Pertama dan Pengguna Jasa sesuai permintaan saat
dibutuhkan selama dalam tugas.
21. Pihak Kedua wajib selama melaksanakan tugas untuk selalu mengenakan atribut perusahaan
milik Pihak Pertama atau Pengguna Jasa, seperti: seragam, tanda pengenal, dan lain
sebagainya.
22. Pihak Kedua wajib mengetahui dan mentaati segala ketentuan dan peraturan yang telah
ditetapkan oleh Pihak Pertama dan Pengguna Jasa .
23. Pihak Kedua wajib menaati segala ketentuan yang telah diatur dan disepakati dalam Perjanjian
ini, dan aturan-aturan lain yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama dan Pengguna Jasa termasuk
namun tidak terbatas pada Pedoman Perilaku atau Kode Etik (Code of Conduct) yang
merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
24. Pihak Kedua wajib menjaga nama baik Pihak Pertama dan Pengguna Jasa selama
melaksanakan tugasnya.

Pasal 9
LARANGAN
1. Pihak Kedua dilarang melakukan pelanggaran hukum dan peraturan yang berlaku termasuk
namun tidak terbatas pada perbuatan: judi, mabuk, menyimpan, dan/atau mengkonsumsi

5
segala bentuk zat narkotika dan/atau psikotropika dan minuman beralkohol yang
membahayakan bagi dirinya, Pihak Pertama dan Pengguna Jasa.
2. Pihak Kedua dilarang merokok di dalam kendaraan maupun di area/lingkungan
kerja/operasional Pihak Pertama dan Pengguna Jasa selama bertugas.
3. Pihak Kedua dilarang meminjamkan atau menukar kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya
kepada orang lain atau sesama pengemudi lainnya.
4. Pihak Kedua dilarang membawa pulang kerumah kediamannya sendiri atau kediaman pihak
ketiga lainnya, seluruh kendaraan milik Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa dengan alasan
apapun, dan Pihak Kedua dilarang menggunakan kendaraan yang menjadi tanggung jawabnya
untuk kepentingan pribadi dengan alasan apapun.
5. Pihak Kedua dilarang bersikap kasar (baik berupa tindakan dan ucapan yang bersifat menekan
Pihak Pertama dan/atau kepada Pengguna Jasa dan pihak lain manapun).
6. Pihak Kedua dilarang mengurangi, menambah, atau merubah perlengkapan yang ada pada
kendaraan milik Pihak Pertama.
7. Pihak Kedua dilarang meminta imbalan tambahan dalam bentuk apapun kepada Pihak Pertama
dan Pengguna Jasa.
8. Pihak Kedua dilarang untuk memberikan atau menerima sejumlah uang dan/atau barang dari
pihak manapun.
9. Pihak Kedua dilarang meminta dan/atau meminjam uang atau menggadaikan barang dalam
bentuk apapun kepada Pihak Pertama dan Pengguna Jasa atau kepada pihak ketiga manapun,
termasuk namun tidak terbatas pada penggunaan aplikasi pinjaman online yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa. Seluruh akibat dan
kerugian yang timbul atas pelanggaran atas ketentuan ini dibebankan dan menjadi tanggung
jawab Pihak Kedua sepenuhnya.
10. Pihak Kedua dilarang menceritakan atau mengeluhkan permasalahan pribadi kepada Pihak
Pertama dan Pengguna Jasa atau pihak lainnya yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan.
11. Pihak Kedua dilarang memprovokasi, menyebarkan fitnah dan/atau intimidasi yang
mengakibatkan keresahan bagi Pihak Pertama dan Pengguna Jasa.
12. Pihak Kedua dilarang tidur di dalam kendaraan, termasuk menyalakan Air Conditioner (AC), dan
menghidupkan radio/tape maupun mesin kendaraan pada saat menunggu Pihak Pertama,
Pengguna Jasa atau pihak lainnya.
13. Pihak Kedua dilarang melanggar peraturan lalu lintas yang menimbulkan kerugian
materil/imateril bagi Pihak Pertama dan Pengguna Jasa.
14. Pihak Kedua dilarang menggunakan dana kas kecil/dana operasional dari Pihak Pertama
dan/atau Pengguna Jasa sebagai biaya permulaan (advance fund) (jika ada) untuk kepentingan
pribadi dengan alasan apapun.
15. Pihak Kedua dilarang membocorkan rahasia perusahaan, mencemarkan nama baik Pihak
Pertama, Pengguna Jasa dan pihak lainnya dan/atau memberikan keterangan palsu jika
sewaktu-waktu Pihak Pertama membutuhkan keterangan dari Pihak Kedua sehubungan
dengan pekerjaannya.
16. Pihak Kedua dilarang melakukan perbuatan asusila (perkataan atau tindakan) yang merugikan
Pihak Pertama, Pengguna Jasa, maupun pihak lainnya.
17. Pihak Kedua dilarang mencuri, menggelapkan dan/atau menghilangkan kendaraan milik Pihak
Pertama dan/atau barang-barang milik Pihak Pertama, Pengguna Jasa dan pihak lainnya
dengan alasan apapun.
18. Pihak Kedua dilarang memanipulasi, antara lain memanipulasi data timesheet, pemakaian
Bahan Bakar Minyak (BBM), dana talangan operasional (advance fund), dan/atau jumlah
kilometer kendaraan dengan tujuan dan alasan apapun.
19. Selama Pihak Kedua bekerja dan terikat Perjanjian dengan Pihak Pertama, Pihak Kedua
dilarang merangkap pekerjaan di luar perusahaan milik Pihak Pertama.

Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua atas ketentuan dalam Perjanjian ini dapat
berakibat pada pengakhiran Perjanjian secara sepihak oleh Pihak Pertama dan tindakan hukum lain
termasuk tindakan hukum pidana kepada Pihak Kedua.

6
Pasal 10
TINDAKAN DAN SANKSI PELANGGARAN
1. Pihak Kedua wajib menjalankan sepenuhnya disiplin kerja, karenanya semua pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan akan diambil tindakan sebagai pembinaan, pengarahan dan sanksi
atas sikap dan perilaku Pihak Kedua.
2. Apabila Pihak Kedua melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku pada Perjanjian
ini dan/atau peraturan yang berlaku di perusahaan Pihak Pertama dan Pengguna Jasa yang
merugikan Pihak Pertama ataupun pihak lain manapun, maka Pihak Kedua akan dikenakan
sanksi/tindakan dari Pihak Pertama, termasuk namun tidak terbatas pada: teguran, peringatan,
skorsing, denda, atau pengakhiran Perjanjian Kerja, sebagaimana diatur di dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Surat Peringatan dapat diterbitkan sesuai tingkat pelanggaran dan tidak harus berurutan, sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Perjanjian dan/atau Peraturan Perusahaan Pihak
Pertama dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 11
DASAR PEMBERIAN SANKSI ATAS PELANGGARAN KERJA
Pemberian sanksi atas tindakan indisipliner dari Pihak Pertama terhadap pelanggaran kerja yang
dilakukan oleh Pihak Kedua didasarkan atas:
1. Jenis, tingkatan, unsur , bobot dan frekuensi pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua;
2. Pengulangan pelanggaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua;
3. Terpenuhinya unsur-unsur pelanggaran, termasuk didalamnya unsur kelalaian dan
kesengajaan.
4. Pelanggaran tingkat pertama (1):
Sanksi berupa pemberian Surat Peringatan 1 (“SP 1”), Perbuatan yang tergolong dalam
pelanggaran tingkat pertama, antara lain namun tidak terbatas pada:
a. Terlambat masuk kerja dan pulang sebelum waktu yang ditentukan sebanyak 3 kali
dalam sebulan tanpa alasan yang jelas dan tidak dapat diterima oleh Pihak Pertama;
b. Tidak hadir bekerja selama 1 (satu) hari tanpa keterangan yang jelas yang dapat
diterima oleh Pihak Pertama;
c. Pada waktu kerja tidak mengenakan pakaian seragam kerja dan perlengkapan lain yang
diharuskan oleh Pihak Pertama atau Pengguna Jasa;
d. Mengemudi dengan kecepatan tinggi dan/atau ugal-ugalan yang mengakibatkan
ketidaknyamanan bagi Pihak Pertama atau Pengguna Jasa;
e. Banyak bicara, sering mengeluh masalah pekerjaan atau masalah pribadi kepada Pihak
Pertama atau Pengguna Jasa;
f. Melakukan kesalahan yang sama, dimana sebelumnya atas kesalahan tersebut telah
diberikan teguran lisan;
g. Tidak membantu Pihak Pertama atau Pengguna Jasa pada saat diminta dan
dibutuhkan;
h. Tidak memberikan informasi kepada Pihak Pertama dan Pengguna Jasa jika melakukan
perubahan nomor telepon seluler yang mengakibatkan Pihak Kedua sulit dihubungi
sehingga kegiatan operasional Pihak Pertama atau Pengguna Jasa terganggu;
i. Tidak menjaga kebersihan, merawat, memeriksa kendaraan yang menjadi tanggung
jawabnya sehingga mengakibatkan kerugian dan/atau keberatan dari Pihak pertama
dan Pengguna Jasa;
j. Tidak paham dan/atau menguasai rute jalan sesuai permintaan Pihak Pertama dan/atau
Pengguna Jasa;
k. Tidur dalam kendaraan dengan menghidupkan pendingin udara, tape mobil, maupun
menghidupkan mobil.
5. Pelanggaran tingkat kedua (2):
Sanksi pelanggaran tingkat kedua adalah pemberian Surat Peringatan 2 (“SP 2”), Perbuatan
yang tergolong dalam pelanggaran tingkat kedua, antara lain namun tidak terbatas pada:
a. Pengulangan atas pelanggaran tingkat pertama dan/atau melakukan pelanggaran lain
dalam kurun waktu berlakunya SP 1.
b. Menyindir dan/atau menghina Pihak Pertama atau Pengguna Jasa;
c. Menghina dan/atau mencaci maki orang lain dihadapan Pihak Pertama atau Pengguna
Jasa;
d. Mengemudikan kendaraan secara kasar dan ceroboh yang mengakibatkan kerusakan
pada kendaraan dan mengakibatkan adanya keluhan dari Pihak Pertama dan
Pengguna Jasa;

7
e. Mengemudi dengan kecepatan yang melampaui batas yang diizinkan berdasarkan
peraturan lalu lintas.
f. Terlambat untuk melaksanakan pekerjaan dari Pihak Pertama dengan alasan yang tidak
dapat diterima oleh Pihak Pertama.
g. Tidak bisa dihubungi sehingga mengganggu pelaksanaan pekerjaan dari Pihak Pertama
dan pihak terkait;
h. Tidak mengikuti keinginan dan/atau arahan yang wajar dari Pihak Pertama dan/atau
Pengguna Jasa;
i. Meninggalkan lokasi/tempat tunggu (standby) tanpa izin dari Pihak Pertama;
j. Datang terlambat, pulang lebih awal, atau meninggalkan tugasnya untuk keperluan
pribadi lebih dari 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan tanpa izin dan tanpa alasan yang
jelas dan dapat diterima oleh Pihak Pertama.
k. Karena kelalaiannya mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan nilai
kerugian sampai dengan Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) baik kepada kendaraan,
Pengguna Jasa maupun pihak ketiga lainnya.
6. Pelanggaran tingkat ketiga (3):
Sanksi pelanggaran tingkat kedua adalah pemberian Surat Peringatan 3 (“SP 3”), Perbuatan
yang tergolong dalam pelanggaran tingkat ketiga, antara lain namun tidak terbatas pada:
a. Menolak tugas dan/atau pekerjaan yang diperintahkan Pihak Pertama dan/atau
Pengguna Jasa.
b. Mengubah, mengurangi, atau menambah perlengkapan bagian kendaraan tanpa seizin
Pihak Pertama.
c. Tidak mengunci pintu kendaraan pada saat meninggalkan kendaraan yang
mengakibatkan hilangnya kendaraan dan/atau harta benda milik Pihak Pertama atau
Pengguna Jasa.
d. Terbukti menggunakan kendaraan untuk kepentingan pribadi pada saat jam kerja dan
tanpa izin Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa.
e. Membawa pulang kunci kontak kendaraan milik Pihak Pertama dan/atau Pengguna
Jasa, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari pemilik kendaraan, yaitu
Pihak Pertama dan/ atau Pengguna Jasa.
f. Tanpa izin dari Pihak Pertama atau Pengguna Jasa, Pihak Kedua meninggalkan
tugasnya untuk keperluan pribadi selama lebih dari 3 (tiga) hari berturut-turut atau lebih
dari 6 (enam) kali tidak berturut-turut dalam 1(satu) bulan.
g. Terbukti mencari masalah dengan maksud tidak ditugaskan kepada Pengguna Jasa
dengan alasan yang tidak jelas dan tidak dapat diterima oleh Pihak Pertama.
h. Melakukan tindakan dan/atau bersikap yang dikategorikan asusila kepada Pihak
Pertama dan/atau Pengguna Jasa.
i. Berkata dan/atau bersikap tidak sopan dan/atau ikut campur dalam pembicaraan
Pengguna Jasa.
j. Berdasarkan laporan Pengguna Jasa membawa kendaraan dalam kondisi mengantuk;
k. Melakukan manipulasi bukti pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM), tiket toll, Time
sheet, dan/atau uang dana talangan (advance).
l. Meminjam uang kepada Pengguna Jasa atau pihak lain manapun, termasuk
menggunakan aplikasi pinjaman online yang dapat mengakibatkan kerugian bagi Pihak
Pertama atau Pengguna Jasa.
m. Karena kelalaiannya mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan Lost
Time Accident (hari kerja hilang) lebih dari 2 (dua) hari dan korban mengalami cacat
tetap tetapi masih bisa bekerja kembali setelah pemulihan.
n. Karena kelalaiannya mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan nilai
kerugian dari Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).
o. Pengulangan atas Pelanggaran Tingkat Kedua dan/atau melakukan pelanggaran lain
pada kurun waktu berlakunya SP2.

Pemberlakuan sanksi atas pelanggaran Pihak Kedua di Pasal ini tidak wajib harus berurutan namun
tergantung tingkat pelanggaran yang dilakukan dan dibuktikan oleh Pihak Pertama. Pihak bertama
berhak melakukan penilaian dan penentuan tingkat pelanggaran dan sanksinya kepada Pihak
Kedua.

8
Pasal 12
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berakhir secara otomatis, apabila:
a. Berakhirnya jangka waktu Perjanjian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;
b. Pihak Kedua meninggal dunia;
c. Pihak Kedua berinisiatif mengundurkan diri;
d. Terjadi kondisi memaksa (force majeur), baik absolut maupun relatif, termasuk namun
tidak terbatas pada: krisis ekonomi, bencana alam, pandemi, kerusuhan sosial,
gangguan keamanan, huru-hara, pemberontakan atau perubahan ketentuan peraturan
perundang-undangan, yang mengakibatkan pekerjaan tidak dapat dilanjutkan ataupun
jika tetap dilakukan akan menimbulkan kerugian kepada Pihak Pertama.
e. Pengguna Jasa memutus/menghentikan kontrak kerjasama penyediaan jasa
pengemudi dengan Pihak Pertama.
2. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pihak Pertama berhak
untuk mengakhiri Perjanjian ini, dalam hal Pihak Kedua melakukan pelanggaran berat dengan
alasan mendesak, antara lain namun tidak terbatas pada:
a. Karena kelalaiannya mengakibatkan terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan
kematian atau cacat tetap sehingga tidak bisa kembali bekerja dan mengakibatkan nilai
kerugian lebih dari Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
b. Pihak Kedua terbukti menggunakan dan/atau membawa pulang kendaraan Pihak
Pertama dengan alasan apapun. Atas pelanggaran ini maka selain
pemutusan/pengakhiran Perjanjian, maka Pihak Kedua dikenakan biaya sewa
kendaraan selama pemakaian dan/atau membawa kendaraan tersebut, dan apabila
akibat perbuatannya tersebut kendaraan Pihak Pertama hilang, maka Pihak Kedua
dikenakan juga uang denda penggantian sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai harga
kendaraan.
c. Pihak Kedua dengan sengaja meminjamkan atau menukar kendaraan Pihak Pertama
yang menjadi tanggung jawabnya kepada orang lain atau sesama pengemudi. Atas
pelanggaran ayat ini maka selain pemutusan/pengakhiran Perjanjian, apabila akibat
perbuatannya tersebut kendaraan Pihak Pertama hilang, maka Pihak Kedua dikenakan
uang denda penggantian sebesar 10% (sepuluh persen) dari nilai harga kendaraan.
d. Bekerja tanpa menaati prosedur keselamatan kerja yang telah ditentukan Pihak
Pertama, termasuk di dalamnya melanggar rambu/peraturan lalu lintas, sehingga
menimbulkan kerusakan, kecelakaan/bahaya bagi dirinya, Pengguna Jasa, dan/atau
pihak ketiga.
e. Dalam hal terjadi kecelakaan, selain pemutusan/pengakhiran Perjanjian, maka segala
akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan tersebut termasuk namun tidak terbatas pada
tuntutan pihak ketiga, biaya perkara dari tingkat kepolisian sampai dengan tingkatan
pengadilan, biaya pengobatan pihak ketiga, dan biaya lainnya sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Pihak Kedua.
f. Menggandakan kunci kontak kendaraan milik Pihak Pertama dan/atau Pengguna Jasa.
g. Melakukan manipulasi, misalnya: manipulasi data time sheet dengan cara melebihkan
pengisian jam kerja dari yang sebenarnya selama bertugas, memalsukan tanda tangan
Pihak Pertama atau Pihak lain terkait pelaksanaan Perjanjian ini. Selain
pemutusan/pengakhiran Perjanjian maka atas kondisi tersebut, Pihak Kedua harus
memberikan ganti rugi dan Pihak Kedua bersedia dipotong upahnya oleh Pihak Pertama
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
h. Membuka rahasia Pihak Pertama atau Pengguna Jasa dengan alasan apapun kepada
pihak lain manapun.
i. Terbukti melakukan tindakan provokasi dan perbuatan yang dapat membuat keresahan
dan keonaran terhadap Pengguna Jasa, Pihak Pertama atau pihak lain manapun.
j. Terbukti berjudi, mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, menggunakan atau
mengedarkan narkotika, psikotropika, atau zat adiktif/zat terlarang lainnya yang
membahayakan dirinya sendiri dan pihak lain.
k. Terbukti melakukan perbuatan asusila baik perkataan maupun perbuatan, melakukan
tindakan pornografi dan pornoaksi selama Pihak Kedua terikat dalam Perjanjian ini.
l. Terbukti melakukan tindakan kriminal, penipuan, pencurian, penggelapan barang
dan/atau uang dari pihak manapun.
m. Terbukti menghina, mengancam, menganiaya, dan melakukan tindakan kekerasan
kepada Pengguna Jasa, atasan, atau rekan kerja.
n. Membawa atau memperjualbelikan senjata tajam,senjata api, ataupun senjata lainnya.
9
o. Memberikan keterangan tidak benar kepada Pihak Pertama jika sewaktu-waktu Pihak
Pertama membutuhkan keterangan dari Pihak Kedua sehubungan dengan
pekerjaannya.
3. Dalam hal terjadi pemutusan/pengakhiran Perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal ini, Pihak
Kedua Tidak berhak atas kompensasi dalam bentuk apapun.

Pasal 13
PERHITUNGAN UTANG DAN/ATAU KEWAJIBAN
1. Dalam hal berakhirnya Perjanjian atas alasan apapun, maka Pihak Pertama berhak untuk
memperhitungkan sisa upah dan/atau hak lain atas Pihak Kedua yang belum dibayarkan oleh
Pihak Pertama, untuk pelunasan utang dan/atau kewajiban Pihak Kedua termasuk namun tidak
terbatas pada ganti rugi sebagaimana yang telah disebutkan dalam Perjanjian ini.
2. Apabila ternyata sisa upah dan/atau hak lain milik Pihak Kedua sebagaimana yang telah
disebutkan dalam ayat (1) diatas tidak mencukupi untuk pelunasan utang dan/atau kewajiban
Pihak Kedua, maka berakhirnya Perjanjian tidak berarti membebaskan Pihak Kedua dari sisa
utang dan/atau kewajibannya kepada Pihak Pertama.

Pasal 14
PENUTUP
1. Hal-hal yang secara khusus tidak diatur dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini akan diatur
dalam Kebijakan Direksi dan Peraturan Perusahaan yang berlaku;
2. Apabila di kemudian hari setelah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini ditandatangani ditemukan
adanya kekurangan ataupun kesalahan, maka dapat dilakukan perubahan baik itu berupa
penambahan atau pengurangan atas Perjanjian, yang disepakati oleh Para Pihak.
3. Pihak Kedua wajib menjaga segala informasi dan data baik lisan maupun tertulis yang
disampaikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua sehubungan dengan isi dan pelaksanaan
Perjanjian ini, serta dilarang untuk menyampaikan dan/atau memberitahukannya kepada Pihak
Ketiga manapun tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
4. Perjanjian ini ditafsirkan, diatur, dan dilaksanakan berdasarkan hukum negara Republik
Indonesia.
5. Dalam hal terjadi perselisihan, perbedaan pendapat, dan/atau pertentangan sehubungan
dengan penafsiran, isi, dan/atau pelaksanaan Perjanjian ini, Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikannya terlebih dahulu secara musyawarah. Jika perselisihan diantara Para Pihak
tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikannya melalui Pengadilan Negeri Banten dan/atau lembaga penyelesaian sengketa
ketenagakerjaan sesuai peraturan yang berlaku.
6. Dalam hal terjadi perbedaan penafsiran antara ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian ini
dengan kesepakatan lisan maupun tertulis yang dilakukan sebelum Perjanjian ini berlaku, maka
yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini.
7. Dalam proses perekrutan dan penandatangan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu maupun
pada saat perpanjangan atas perjanjian ini, Pihak Kedua tidak dipungut biaya apapun. Apabila
ditemukan pungutan biaya silahkan menghubungi nomor 087878977716 / 081250001880 atau email
ke mpm-speakup@id.pwc.com dan mengakses website berikut https://mpm.whispli.com/SpeakUp
atau https://mpm.whispli.com/id/SpeakUp.

Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli yang masing-masing mempunyai kekuatan
hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT DAYAKARYA SOLUSI SEJATI

____________________________ __________________________
Nama : Nur Diantoro Nama : JOKO SUBAGYO
Kuasa Direksi (Sudah membaca & menyetujui)

10
OFFERING LETTER

Nama : JOKO SUBAGYO

Tempat / Tanggal Lahir : JAKARTA, 17 September 1976

Alamat : JL. MUSHOLLAH RT/RW 002/001 KEL. GAGA, KEC. LARANGAN, KOTA
TANGERANG, PROV. BANTEN

No. Tlp : 08119320909

Kewarganegaraan : INDONESIA

No. KTP : 3671131709760001

Masa Berlaku KTP : Seumur Hidup

Incentive Luar Kota : Rp 60,000,- per sekali perjalanan luar kota (tidak menginap)
: Rp 100,000,- per sekali perjalanan luar kota (menginap)

Incentive Kemalaman : Rp 20,000,- apabila selesai bekerja melewati pukul 22.00


Incentive Kepagian : Rp 20,000,- apabila mulai bekerja sebelum pukul 05.00

Tunjangan Khusus : Rp 1,100,000,-

Tangerang Selatan, 22 Desember 2022

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. Dayakarya Solusi Sejati

Nama : Nurdiantoro Nama : JOKO SUBAGYO


Jabatan : Kuasa Direksi

Anda mungkin juga menyukai