Anda di halaman 1dari 8

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

No. 027/KMI-01/PKWT/I/2023

Pada hari ini, Senin, tanggal dua bulan Januari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga yang bertanda tangan dibawah ini :

I. Nama : Tirta Puspasari


Jabatan : Direktur

Dalam hal ini bertindak dalam jabatannya selaku Kuasa PT Kopertare Mitra Indonesia, dari dan oleh karena sah bertindak
untuk dan atas nama PT Kopertare Mitra Indonesia serta mewakili PT Kopertare Mitra Indonesia, badan hukum yang
didirikan menurut dan tunduk kepada hukum Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta dan berkantor di Rukan
Sentra Pemuda Jl. Pemuda Kav. 11 No. 61, Jakarta Timur 13220 (“Pihak Pertama”) ; dan

Jabatan :

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri (“Pihak Kedua”).

Pihak Pertama dan Pihak Kedua bertindak secara bersama – sama disebut sebagai “Para Pihak” dan secara sendiri-
sendiri disebut sebagai “Pihak”.

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu ini (“Perjanjian”), dibuat atas dasar :


1. Surat Perintah Memulai Pekerjaan Pengelolaan TKJP Tahun 2023 No. L8.PTR.DIR.00/I/2023.030, tanggal 16 Januari
2023;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 tahun 2021 tentang Perjanjian Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu
kerja, dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja.

Para Pihak dengan ini sepakat dan saling mengikatkan diri untuk mengadakan dan melaksanakan Perjanjian ini dengan
syarat dan ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
PERNYATAAN

Pada saat penandatanganan Perjanjian ini, Pihak Kedua menyatakan dan menerangkan bahwa Pihak Kedua :
a. Dalam keadaan atau kondisi sehat jasmani dan tidak menderita penyakit menahun serta cakap melakukan perbuatan
hukum;
b. Tidak sedang berada di dalam status sebagai tersangka, terdakwa, dan/atau terpidana, serta belum pernah dijatuhi
hukuman pidana oleh pengadilan;
c. Tidak sedang dan tidak akan terikat perjanjian kerja dengan pihak manapun selama berlangsungnya Perjanjian ini.

1
telah dibaca dan
di mengerti
PASAL 2
PENEMPATAN DAN JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. Pihak Pertama mempekerjakan Pihak Kedua sebagai pekerja waktu tertentu dengan jabatan .....................................,
dan akan bekerja di lokasi yang ditunjuk Pihak Pertama di Kantor Pusat PT Patra Trading untuk jangka waktu selama 1
(satu) tahun, terhitung sejak tanggal 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023 (“Jangka Waktu Perjanjian”);
2. Jika Pihak Pertama hendak memperpanjang Jangka Waktu Perjanjian, maka Pihak Pertama akan memberitahukan hal
tersebut kepada Pihak Kedua secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum Perjanjian ini berakhir;
3. Menyimpang dari ketentuan ayat 1 Pasal ini, Pihak Kedua dengan ini menyatakan kesiapan dan kesediaannya untuk
dipindahkan atau ditempatkan di lokasi lainnya oleh Pihak Pertama selama Jangka Waktu Perjanjian;
4. Pihak Kedua dengan ini menyatakan sepakat untuk melaksanakan dan mentaati setiap maupun seluruh ketentuan
dalam Peraturan Perusahaan dan aturan lainnya yang berlaku di Pihak Pertama;
5. Apabila Pihak PT. Patra Trading memutus kontrak dengan PIHAK PERTAMA, maka secara otomatis Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT) BERAKHIR;
6. Dengan berakhirnya hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, maka PARA PIHAK tidak
berkewajiban untuk membayar kompensasi dalam bentuk apapun kecuali diatur oleh peraturan perundang undangan
yang berlaku.

PASAL 3
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pihak Kedua melaksanakan dan bertanggung jawab atas pekerjaan dalam jabatannya sesuai dengan rincian pekerjaan
dari User (PT. Patra Trading) yang telah diberikan kepada Pihak Kedua.
2. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagaimana tersebut pada ayat (1) di atas, Pihak Kedua wajib;
a. Melakukan koordinasi dengan atasan langsung maupun dengan para pekerja lainnya di dalam Perusahaan
mengenai hal – hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan maupun tugas – tugasnya;
b. Memberikan laporan kepada atasan langsung, dan/atau pejabat lain yang ditunjuk Pihak Pertama mengenai
pekerjaan maupun tugas yang menjadi tanggung jawabnya;
c. Memelihara dan menjaga alat – alat kerja yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan;
d. Tidak melakukan tindakan – tindakan yang mengarah pada penyalahgunaan jabatan dengan dasar apapun demi
dan untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, maupun pihak ketiga yang dapat menyebabkan kerugian bagi Pihak
Pertama baik secara materiil maupun imateriil.
3. Pihak Kedua wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan hari, jam dan lokasi kerja yang ditentukan oleh Pihak
Pertama sesuai dengan sifat dan jenis pekerjaannya yang telah disepakati Para Pihak dalam Perjanjian ini tanpa
mengurangi hak – hak Pihak Kedua.

PASAL 4
PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

1. Pihak Pertama akan membayar upah secara bulanan kepada Pihak Kedua selama Jangka Waktu Perjanjian sebesar
Rp. 4.694.076 (empat juta enam ratus sembilan puluh empat ribu tujuh puluh enam rupiah) yang terdiri dari upah
pokok, tunjangan Natura dan tunjangan jabatan (“Upah”).

2
telah dibaca dan
di mengerti
2. Pihak Pertama mengikutsertakan Pihak Kedua pada Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (“BPJS”)
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan.
3. Para Pihak sepakat Upah sebagaimana yang disebut dalam ayat 1 pasal ini belum dipotong Pajak Penghasilan (PPh
21), iuran Jaminan Hari Tua (JHT) dan iuran Jaminan Pensiun (JP) program BPJS Ketenagakerjaan serta iuran program
BPJS Kesehatan.
4. Pihak Pertama akan membayar Upah kepada Pihak Kedua dengan cara mentransfer kepada rekening Pihak Kedua.
Pihak Kedua wajib memiliki atau membuka rekening di bank yang ditunjuk Pihak Pertama.
5. Pihak Kedua menerima Upah yang dibayarkan setiap akhir bulan melalui bank yang ditunjuk oleh Pihak Pertama
sesuai dengan aturan yang berlaku di Pihak Pertama.

PASAL 5
ASET PERUSAHAAN

1. Pihak Pertama akan meminjamkan asset miliknya kepada Pihak Kedua yang disesuaikan dengan aturan yang berlaku
di Pihak Pertama.
2. Pihak Kedua wajib merawat dan menjaga asset Pihak Pertama serta wajib mengembalikan asset tersebut kepada
Pihak Pertama dalam keadaan baik dan dapat digunakan sebagaimana mestinya pada saat berakhirnya Perjanjian ini
dan/atau pada saat diminta oleh Pihak Pertama.

PASAL 6
PEMBAYARAN GANTI RUGI DAN KELEBIHAN BIAYA

1. Pihak Kedua wajib membayar kerugian yang timbul akibat kesalahan dan/atau kelalaian dan/atau ketidaktelitian
Pihak Kedua dalam bekerja baik sengaja maupun tidak sengaja yang mengakibatkan hilangnya dan/atau rusaknya
barang dan/atau asset Pihak Pertama baik sebagian maupun keseluruhan.
2. Pihak Kedua wajib membayar kelebihan biaya yang terbit akibat rawat inap dan/atau rawat jalan yang melebihi
batas tanggungan rawat inap dan/atau rawat jalan Pihak Kedua sesuai dengan pasal 4 ayat 5 Perjanjian ini.
Kelebihan biaya tersebut merupakan hutang yang wajib dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama.
3. Untuk melaksanakan kewajiban ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, Pihak Kedua memberikan kewenangan, otoritas, hak
dan/atau kuasa kepada Pihak Pertama untuk memotong Upah Pihak Kedua sesuai dengan aturan yang berlaku di
Pihak Pertama.
4. Apabila terdapat satu atau beberapa hal yang dapat mengakibatkan ketentuan ayat (3) tersebut di atas menjadi
tidak bisa terpenuhi, maka pemotongan Upah dilakukan dengan urut – urutan sebagai berikut :
a. Pembayaran barang dan/atau asset yang hilang dan/atau rusak milik Pihak Pertama (Nota Barang Hilang/NBH);
b. Pembayaran kelebihan biaya akibat rawat inap dan/atau rawat jalan yang melebihi batas tanggungan rawat inap
dan/atau rawat jalan Pihak Kedua;
c. Pembayaran ganti rugi lain – lain dalam bentuk apapun yang merupakan kewajiban Pihak Kedua kepada Pihak
Pertama (jika ada).
5. Pola pemotongan sebagaimana tersebut pada ayat (4) di atas juga diberlakukan pada bulan - bulan berikutnya,
sampai seluruh kewajiban Pihak Kedua selesai/lunas.
6. Pada saat hubungan kerja antara Para Pihak berakhir baik sebelum maupun pada saat berakhirnya Jangka Waktu
Perjanjian karena sebab apapun, Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ayat 5 pasal ini. Pihak Pertama berhak
untuk memotong seluruh Upah dan hak – hak kekaryawanan Pihak Kedua. Apabila hal tersebut tidak mencukupi,
3
telah dibaca dan
di mengerti
maka Pihak Kedua wajib untuk melunasi hutang Pihak Kedua paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah putusnya
hubungan kerja.
7. Apabila dalam pelaksanaan Perjanjian ini membutuhkan kuasa dari Pihak Kedua, maka kuasa tersebut dianggap
telah diberikan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama berdasarkan Perjanjian ini.
8. Kuasa – kuasa yang diberikan atau termaktub dalam Perjanjian ini tidak dapat ditarik kembali dan merupakan satu
kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, yang tidak akan berakhir karena sebab atau peristiwa
apapun juga sepanjang Pihak Kedua mempunyai kewajiban kepada Pihak Pertama dan Para Pihak dengan ini
melepaskan ketentuan – ketentuan pasal 1813, 1814 dan 1816 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata.

PASAL 7
PELEPASAN HAK

Apabila Pihak Pertama dan atau Pihak Kedua memutuskan Perjanjian ini sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian,
Para Pihak melalui dan dengan Perjanjian ini sepakat untuk saling melepaskan hak untuk menuntut sisa masa Jangka
Waktu Perjanjian ini, baik yang dikompensasikan dalam bentuk uang maupun bentuk lain.

PASAL 8
HARI LIBUR, CUTI, IZIN, DAN TUNJANGAN HARI RAYA

Ketentuan – ketentuan mengenai hari libur, cuti, izin, Tunjangan Hari Raya (THR) mengikuti ketentuan yang tercantum
dalam Peraturan Perusahaan, Tata Tertib Perusahaan dan aturan lain yang berlaku di Pihak Pemberi Kerja dalam hal ini
PT. Patra Trading.

PASAL 9
BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

1. Berakhirnya hubungan kerja antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua disebabkan oleh salah satu atau lebih hal-
hal berikut :
a. Sebagian ataupun seluruh pernyataan dan/atau keterangan Pihak Kedua sebagaimana tersebut dalam pasal 1
ayat (1) ternyata tidak benar.
b. Para Pihak sepakat mengakhiri hubungan kerja sebelum Perjanjian ini berakhir.
c. Pihak Kedua meninggal dunia.
d. Pihak Kedua mengajukan permintaan pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri.
e. Pihak Kedua mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih secara berturut – turut tanpa keterangan tertulis yang
dilengkapi dengan bukti yang sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara patut dan tertulis.
f. Pihak Kedua tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana atau
telah diputuskan bersalah dalam perkara pidana oleh pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
g. Pihak Kedua tidak dapat menunjukkan prestasi yang memuaskan dan/atau tidak dapat melaksanakan tugas
sebagaimana mestinya dengan alasan apapun sehingga tidak tercapainya target yang telah ditetapkan.
h. Keadaan tertentu yang diluar kemampuan dari Para Pihak yang mengakibatkan tidak dapat dilaksanakannya
Perjanjian ini (force majeure).
i. Berakhirnya hubungan kerjasama antara Pihak Pertama dengan pemberi kerja.
4
telah dibaca dan
di mengerti
j. Pemberi kerja menutup sebagian atau seluruh unit bisnisnya di lokasi mana Pihak Kedua ditempatkan dan Pihak
Kedua menyatakan menerima pengakhiran hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 Ayat 1 perjanjian ini. Untuk itu Pihak Kedua tidak akan menuntut kompensasi apapun
termasuk namun tidak terbatas pada pesangon, penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak akibat
pengakhiran perjanjian sebelum jangka waktu perjanjian tersebut berakhir.
k. Pihak Kedua menyalahgunakan wewenang/jabatan yang diberikan oleh Pihak Pertama yang mana berakibat
pencemaran nama baik (Image), dan/atau kerugian materi baik secara langsung atau tidak langsung bagi
pemberi kerja dan/atau Pihak Kedua.
l. Pihak Kedua membawa barang dan/atau asset milik Pihak Pertama ke luar dari lokasi kerja, tanpa ada ijin tertulis
yang sah dari pejabat Pihak Pertama yang berwenang.
m. Pihak Kedua melakukan pemukulan dan/atau tindakan kekerasan kepada rekan kerja dan atau atasan baik di
dalam maupun diluar lokasi kerja yang berkaitan dengan hubungan kerja.
n. Pihak Kedua menolak perintah yang wajar dan layak dari atasan, tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
o. Pihak Kedua telah melakukan pelanggaran yang telah diatur dalam Perjanjian ini, Peraturan Perusahaan, Tata
Tertib Perusahaan atau melanggar perihal terlampir.

PASAL 10
PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara Pihak Pertama berkaitan dengan Perjanjian ini dan/atau berkaitan dengan
pelaksanaannya, maka setiap dan segala perselisihan tersebut wajib diselesaikan secara musyawarah untuk
mencapai mufakat.
2. Apabila penyelesaian perselisihan secara musyawarah tidak mencapai mufakat, maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

PASAL 11
FORCE MAJEURE

1. Pengertian Force Majeurea dalah pemogokan umum, peperangan, sabotase, pemberontakan, kerusuhan massa dan
blockade fasilitas umum, epidemic, bencana alam, perubahan peraturan perundang – undangan atau hal lain yang
tidak dapat diduga dan diluar kemampuan Para Pihak, sehingga salah satu Pihak atau kedua – duanya tidak dapat
melaksanakan kewajiban.
2. Kerugian – kerugian yang diderita oleh salah satu Pihak yang diakibatkan karena terjadinya Force Majeure, bukan
merupakan tanggung jawab Pihak lain dalam Perjanjian ini, oleh karenanya Para Pihak dibebaskan dari tuntutan
sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.

5
telah dibaca dan
di mengerti
PASAL 12
LAIN – LAIN

1. Perjanjian ini tidak dapat diubah tanpa adanya kesepakatan tertulis dari Para Pihak.
2. Ketentuan – ketentuan lain yang tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini akan diatur kemudian dan disepakati secara
tertulis oleh Para Pihak.
3. Perjanjian ini diatur dan dijalankan berdasarkan hukum di Republik Indonesia.

Perjanjian ini dibuat pada tempat dan tanggal yang disebutkan pada bagian awal Perjanjian ini, dalam 2 (dua), masing –
masing bermaterai cukup, dimengerti isinya dan ditandatangani oleh Para Pihak, serta mempunyai akibat hukum yang
tetap.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA,


PT KOPERTARE MITRA INDONESIA PEKERJA

TIRTA PUSPASARI ..............................................................


Direktur

6
telah dibaca dan
di mengerti
Lampiran Pasal 9 ayat 1 butir o

No BENTUK PELANGGARAN BENTUK SANKSINYA


Ke– 1 Ke – 2 Ke – 3 Ke – 4 Ke – 5
Mencetakkan kartu hadir orang lain atau kartu hadir dicetakkan orang Peringatan
1 SP – I SP - II SP - III PHK
lain sedangkan kedua karyawan tersebut ada ditempat kerja. Lisan
Peringatan
Tidak masuk kerja selama satu hari tanpa izin atau tanpa alasan yang SP – I
2 Lisan SP - II SP - III PHK
jelas dan dapat diterima oleh Perusahaan.
Peringatan
Meninggalkan pekerjaan atau tempat kerja sebelum waktunya tanpa izin SP – I
3 Lisan SP - II SP - III PHK
dari atasan.

Sengaja memperlambat kerja, atau ngobrol pada waktu jam kerja, atau Peringatan
SP – I
4 Lisan SP - II SP - III PHK
membuang-buang waktu dengan sengaja tanpa mengerjakan pekerjaan.
Peringatan
Sengaja membuat kotor tempat kerja atau membiarkan tempat kerja SP – I
5 Lisan SP - II SP - III PHK
dalam keadaan kotor.
Peringatan
Tidak memakai seragam kerja tanpa ada alasan yang jelas dan dapat SP – I
6 Lisan SP - II SP - III PHK
diterima Perusahaan.
Terlambat masuk kerja lebih dari 4X dalam sebulan tanpa sebab yang
dapat diterima oleh Perusahaan atau mencetakkan kartu hadir orang
7 SP - I SP - II SP - III PHK
lain, atau kartu hadir decetakkan orang lain, sedangkan karyawan yang
dicetakkan tidak hadir ditempat kerja.
Dengan sengaja atau lalai mengakibatkan dirinya dalam keadaan bahaya
8 atau sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaan SP - III PHK
yang diberikan kepadanya.
9 Menolak perintah yang layak dari atasan SP - III PHK
Mengetahui adanya bahaya atau tindakan yang dapat merugikan Sesuai Peraturan Perundang-undangan
10
Perusahaan tetapi tidak melaporkan ke pihak yang berwenang. yang berlaku
Pada saat Perjanjian Kerja diadakan memberikan keterangan palsu atau Sesuai Peraturan Perundang-undangan
11
yang dipalsukan. yang berlaku
Melakukan tindak kejahatan, misalnya : mencuri, menggelapkan,
Sesuai Peraturan Perundang-undangan
12 menipu, memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan
yang berlaku
Perusahaan maupun diluar Lingkungan Perusahaan.
Sesuai Peraturan Perundang-undangan
13 Melakukan perbuatan asusila ditempat kerja.
yang berlaku
Dengan sengaja atau karena kecerobohan merusak, merugikan atau Sesuai Peraturan Perundang-undangan
14
membiarkannya dalam keadaan bahaya milik Perusahaan. yang berlaku
Dengan sengaja atau karena kecerobohan merusak atau membiarkan diri Sesuai Peraturan Perundang-undangan
15
atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya. yang berlaku
Penganiayaan, menghina secara kasar atau mengancam Perusahaan, Sesuai Peraturan Perundang-undangan
16
keluarga Pengusaha/Perusahaan atau teman sekerja. yang berlaku
Sesuai Peraturan Perundang-undangan
17 Merusak dengan sengaja atau karena kecerobohan milik Perusahaan
yang berlaku
Sesuai Peraturan Perundang-undangan
18 Mabuk, madat, pemakaian obat bius atau narkotik ditempat kerja
yang berlaku
19 Menghina secara kasar atau mengancam Perusahaan, keluarga Sesuai Peraturan Perundang-undangan
7
telah dibaca dan
di mengerti
Pengusaha/Perusahaan atau teman sekerja yang berlaku
Sesuai Peraturan Perundang-undangan
20 Membongkar rahasia Perusahaan atau rahasia rumah tangga Perusahaan
yang berlaku
Sesuai Peraturan Perundang-undangan
21 Terbukti melakukan tindakan kejahatan.
yang berlaku
22 Bekerja di Perusahaan lain tanpa izin dari Perusahaan. PHK

8
telah dibaca dan
di mengerti

Anda mungkin juga menyukai