Anda di halaman 1dari 5

SURAT PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

No. ……..

Yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama :
Jabatan :

dalam hal ini mewakili dan bertindak untuk dan atas nama RSU. Sakina Idaman,
berkedudukan di Jl. Nyi Tjondroloekito No. 29, Sinduadi, Mlati, Sleman untuk
selanjutnya dalam perjanjian ini disebut Pihak Pertama.

2. Nama :
Tempat/Tgl.Lahir :
Agama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. Telepon :

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi, untuk selanjutnya dalam perjanjian
ini disebut sebagai Pihak Kedua.

Pada hari ini,……tanggal………………, Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah bersepakat untuk
mengadakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu selanjutnya disebut (“PKWT”), dengan ketentuan-
ketentuan yang dijelaskan pada pasal-pasal berikut ini :

Pasal 1

Jangka Waktu dan Berakhirnya Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

1. PKWT ini dibuat untuk jangka waktu…….(….) bulan, terhitung efektif mulai tanggal
……. Sampai dengan tanggal………

2. Pemutusan Hubungan Kerja dalam Perjanjian Kerja Waktu tertentu ini dapat dilakukan
dengan kondisi-kondisi dan/atau ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. : Kep.100/Men/VI/2004
tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.

Pasal 2

1. Sebagai imbalan atas pelaksanaan tugas dan pekerjaan Pihak Kedua, maka Pihak
Pertama telah menyetujui dan bersesia memberikan upah kepada Pihak Kedua.

2. Kompensasi sebagimana tersebut tersebut pada ayat 1 terima Pihak Kedua secara bersih
(Pajak Penghasilan dinayar oleh Karyawan melalui Perusahaan) dan pelaksanaan
pembayaran imbalan tersebut dilakukan pada setiap tanggal penggajian.

3. Pihak Pertama akan mengikutsertakan Pihak Kedua dalam program BPJS Kesehatan /
BPJS Ketenagakerjaan. Hal ini sesuai dengan kebijakan perusahaan / Peraturan
Perusahaan dengan mengindahkan Undang-Undang yang berlaku. (Upah Karyawan akan
dipotong sebesar 2% untuk iuran BPJS Kesehatan / BPJS Ketenagakerjaan).

4. Selain kompensasi sebagaimana tercantum dalam Pasal 2 ayat 1 di atas, Pihak Kedua
juga berhak mendapatkan bantuan fasilitas yang berlaku bagi karyawan sesuai Peraturan
Perusahaan yang berlaku.

Pasal 3
Tempat Kerja dan Jenis Pekerjaan
1. Pihak Pertama akan menempatkan dan memperkerjakan Pihak Kedua dengan Jabatan
sebagai berikut…………….., RSU Sakina Idaman, dengan tugas dan tanggung jawab
yang diberikan oleh Pihak Pertama.

2. Pihak Kedua wajib melaksanakan tugas-tugas pekerjaan yang telah diberikan Pihak
Pertama tersebut dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh tanggung jawab.

Pasal 4
Waktu kerja
1. Pihak kedua akan bekerja sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh Pihak
Pertama dan tetap berpedoman dengan ketentuan yang berlaku, yaitu 42 (empat dua) jam
seminggu atau minimal 7 (tujuh) jam sehari.
Pasal 5
Tata Tertib Kerja
1. Selama berlangsungnya hubungan kerja, Pihak Kedua berkewajiban mentaati dan
mematuhi semua ketentuan dan tata tertib yang tercantum dalam Peraturan
Perusahaan.

2. Pihak Kedua wajib melakukan pencatatan kehadiran kerja dengan kartu absensinya
sendiri ketika masuk/pulang bekerja, mengajukan permohonan ijin tidak
masuk/meninggalkan tempat kerja/terlambat dan keperluan lainnya, yang telah
ditentukan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Perusahann.

3. Dengan cara apapun, baik langsung maupun tidak langsung, Pihak Kedua tidak
diperkenankan menyebarluaskan/membocorkan Rahasia Perusahaan kepada pihak
yang tidak berkepentingan, atau segala sesuatu hal yang dianggap atau dapat
dianggap oleh Pihak Pertama adalah bersifat rahasia dan disamping itu tidak
diperkenankan melakukan perbuatan yang merugikan perusahaan ataupun
pelanggaran atas ketentuan-ketentuan lainnya.

4. Pihak Kedua tidak dibenarkan meminta / menerima uang atau hadiah dalam bentuk
apapun juga dari nasabah/pelanggan dan atau dari pihak lain, untuk menguntungkan
diri sendriri, termasuk didalamnya: korupsi, kolusi, komisi, bonus dan atau apapun
istilahnya di luar untuk kepentingan perusahaan.

5. Tindakan terhadap pelanggaran dapat dikenakan kepada Pihak Kedua, bilamana


melanggar peraturan perusahaan atau tata tertib kerja sesuai ketentuan yang berlaku
di perusahaan atau tidak menunjukkan standar produktifitas kinerja sesuai dengan
yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu. Tindakan tersebut dapat dilakukan
dalam bentuk teguran lisan/tertulis, surat peringatan dan/atau pemutusan hubungan
kerja, dan atau proses hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 6

Ganti Rugi

1. Apabila selama bekerja pada Pihak Pertama ternyata timbul kerugian yang disebabkan
kelalaian atau kesengajaan Pihak Kedua, maka Pihak Kedua bias dikenakan tuntutan
ganti rugi baik pada saat masih bekerja atau sudah berakhir masa kontrak kerjanya.
2. Apabila Pihak Kedua mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya masa kontraknya
maka Pihak Kedua diwajibkan membayar ganti rugi kepada Pihak Pertama sebesar upah
pekerja sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kontrak kerja.

Pasal 7

Lain-lainl

1. Pihak Kedua bersedia menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul akibat dari
Perjanjian Kerja ini atau hal-hal lainnya secara musyawarah serta menghindari tindakan
kekerasan. Semua perselisihan diselesaikan dengan berpedoman pada Peraturan
Perusahaan dan Peraturan Ketenagakerjaan yang berlaku.

2. Pihak Kedua harus memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perpajakan yang berlaku. Bila Pihak Kedua tidak mempunyai
NPWP Pribadi dan tidak bersedia membuat NPWP Pribadi maka selisih perhitungan
pajak yang terjadi karena adanya perbedaan tarif untuk permotongan PPH Pasal 21 bagi
yang memiliki NPWP dan yang tidak memiliki NPWP akan menjadi tanggungjawab
Pihak Kedua dan harus menandatangani Surat Pernyataan bahwa karyawan bersedia
membayar selisih Perhitungan Pajak tersebut kepada Pihak Pertama untuk dibayarkan ke
Kantor Pajak.

3. Hal-hal lain mengenai syarat, hak dan kewajiban dan sebagainy yang belum tercantum
dalam Perjanjian Kerja ini akan diatur lebih lanjut secara terpisah dengan mengikuti
ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Perusahaan dan Peraturan
Ketenagakerjaan yang berlaku dan merupakan bagian tak terpisahkan dari PKWT ini.

4. Jika diadakan perubahan terhadap PKWT ini, terlebih dahulu akan dibicarakan dengan
Pihak Kedua.

5. PKWT ini berakhir demi hokum dengan berakhirnya waktu yang di tentukan dalam
Perjanjian kerja ini. Dalam hal ini Pihak Kedua dengan sendirinya tidak berhak menuntut
sesuatu hak dalam bentuk apapun terhadap Pihak Pertama, Selain yang masih menjadi
haknya, yaitu kompensasi upah yang diperjanjikan sebagaimana ditentukan pada Pasal 2
Perjanjian Kerja ini.

6. Pihak Pertama berhak memanggil PihakKedua untuk bertanggung jawab dalam


menyelesaikan masalah yang baru ditemukan setelah Pihak Kedua tidak bekerja lagi
diPerusahaan.
7. Pihak Kedua bersedia menandatangani surat pernyataan untuk tidak keluar dari
perusahaan selama masih dalam masa kontrak, apabila Pihak Kedua melanggar
ketentuan tersebut maka Pihak Pertama berhak untuk memberikan sanksi kepada Pihak
Kedua.

8. Perjanjian ini dibuat rangkap dua asli bermaterai dan masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama serta ditanda-tangani oleh para pihak yang berkepentingan.

Demikian Perjanjian Kerja ini dibuat di Yogyakarta pada tanggal yang tercantum di
bawah ini tanpa adanya paksaan dari pihak manapun juga dan masing-masing pihak
berada dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN

Dikeluarkan :Di Yogyakarta


Pada Tanggal :…………….

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

dr. H. Nur Muh. Artha, M.Sc, M.Kes, Sp.A (………………….)

Anda mungkin juga menyukai