Implementasinya di
Organisasi/perusahaan
HAK NORMATIF PEKERJA
Komponen Hak Normatif Pekerja berdasarkan Ketentuan
dan Peraturan yang berlaku adalah
Hak atas pekerjaan Hak atas Izin 9 Hak untuk menjalankan
1 5
dan Upah Normal. Dispensasi. (UU Ibadah Keagamaan
(UU 13/2003 & 13/2003) (Menunaikan Ibadah Haji).
PP78/20150) Hak atas Cuti UU 13/2003)
6 1 Hak atas THR Keagamaan.
Tahunan atau
2 Hak atas Upah 0 (UU 13/2003)
Lembur. (UU. Istirahat Tahunan.
13/2003, PERMEN (UU13/2003) 1 Hak atas Jaminan Sosial
102/2004) 7 Hak atas Cuti 1 Tenagakerja. (UU 13/2003)
Melahirkan, untuk
3 Hak atas Hari 1 Hak atas Pesangon. (UU
Libur. (UU.13/2001) Pekerja wanita. (UU
2 13/2003)
13/2003)
Hak atas Hak untuk
4 Keselamatan & 8
berorganisasi
Kesehatan Kerja(UU Dalam Serikat Pekerja
13/2003 & UU1/1970)
UU 13/2003
Ps.11, setiap pekerja berhak untuk :
- mengembangkan potensi kerja,
- memperoleh kesempatan mengembangkan
minat, bakat dan kemampuannya.
- memperoleh perlindungan atas kesusilaan
dan moral,
- kesehatan dan keselamatan kerja,
- perlakukan yang sesuai dengan martabat dan
harkat manusia, serta nilai-nilai agama
2) UU 40/2004 Tentang SJSN serta UU 13/2003,
disebutkan bahwa pekerja memiliki hak dasar :
- jaminan sosial dan
- kesehatan serta keselamatan kerja.
- jaminan pemeliharaan kesehatan,
- jaminan hari tua,
- jaminan kematian,
- jaminan kecelakaan kerja.
- berhak meminta pengusaha untuk menyediakan semua syarat-syarat
kesehatan serta kes.kerja,
- menyatakan keberatan bila sebuah perusahaan tidak menyediakan
perlindungan sebagaimana digariskan lewat Undang-Undang dan
produk hukum lain.
3) UU 13/2003, disebutkan bahwa para pekerja mendapatkan hak
untuk memperoleh upah yang layak.
Berhak atas upah apabila pekerja absen dalam bekerja karena alasan :
- menikahkah anak,
- mengkhitankan anak,
- menikah,
- membaptiskan anak,
- menemani istri melahirkan, atau
- mengurus sanak keluarga yang meninggal.
- UMK untuk pekerja yang sudah bekerja dalam waktu
kurang dari setahun,
- meninjau besaran upah ketika pekerja sudah bekerja lebih dari
setahun.
- tidak boleh ada diskriminasi antara buruh perempuan dan buruh
laki-laki.
4) Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 juga menyebutkan bahwa
pekerja memiliki hak dasar untuk :
- libur,
- cuti,
- istirahat,
- pembatasan waktu kerja.
- upah lembur.
- menjalankan ibadah menurut tata cara tertentu
yang disyaratkan agamanya.
5) Undang-Undang nomor 21 tahun 2000 serta
UU 13/2003 hak untuk :
- membuat serikat pekerja.
- membuat PKB dengan pemilik modal :
- mencakup hak dan kewajiban buruh/
pekerja maupun serikatnya,
- kewajiban dan hak pengusaha,
- jangka waktu berlakunya perjanjian,
- serta tanda tangan para pihak yang
membuat perjanjian.
6) Keputusan Menteri nomor 232/2003 dan UU 13/2003 :
- hak untuk melakukan mogok kerja,
memberitahukan ihwal tersebut sekurangnya
tujuh hari sebelum mogok berlangsung.
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah:
1 Jam pertama dihitung (L1), 6 jam berikutnya dihitung (L2)
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur
resmi maka :
8 (delapan) jam pertama dihitung (L2) jam ke 9 (sembilan) dihitung (L3),
jam ke 10 (sepuluh) dst dihitung (L4)
Contoh Perhitungan :
Apabila Gaji pokok Suyanto adalah Rp.3.000.000 tunjangan tetapnya sebesar Rp.50.000,-.
Suyanto bekerja dg sistem 6 hari kerja. Suyanto lembur terusan (lembur pada hari kerja)
sebanyak 3 hari masing-masing 4 jam, serta pada saat hari libur kerja Suyanto lembur 1 hari
selama 10 jam!
Maka didapat:
L1 sebanyak 3 jam (1 jam pertama 3 hari)
L2 sebanyak 16 jam (3 jam berikutnya selama 3 hari, dan 7 jam dihari minggu)((3 X 3)+7))
L3 sebanyak 1 jam (jam ke 8 dihari minggu)
L4 sebanyak 2 jam (jam ke 9 dan 10 dihari minggu)
Upah sejam Suyanto adalah = 3.050.000/173 = Rp.17.630,057
Pengurangan :
• Biaya Jabatan : 5 % X 4.049.427,707 =Rp. 202.471,385*
• Iuran Jaminan Hari Tua : 2% X GP =Rp. 60.000*
• Jaminan pensiun (bila ada) 1% X GP =Rp. 30.000*
• Total Pengurangan : (Rp. 292,471,385)
Suyanto tidak terkena beban pajak karena penghasilan Suyanto masih dibawah Penghasilan
Kena pajak.
Penghasilan setahun : Rp. 45.083.475,864
Penghasilan sebulan Rp 45.083.475,864/12 : Rp 3.756.956,322
Cara Menghitung Pesangon
UU 13/ 2003, Pasal 156.
Komponen UPAH yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, uang pengganti hak terdiri atas :
a. upah pokok;
b. segala macam bentuk tunjangan yg bersifat tetap termasuk harga pembelian
dari catu
• Dalam hal penghasilan pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka
penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari.
• Dalam hal upah pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil,
potongan/borongan atau komisi, maka penghasilan sehari adalah sama dengan
pendapatan ratarata per hari selama 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan ketentuan
tidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum provinsi atau kabupaten/kota.
• Dalam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada
upah borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua
belas) bulan terakhir.
(158) Kesalahan berat
Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja telah melakukan kesalahan berat sbb :
a. melakukan penipuan, pencurian /penggelapan barang &/uang milik perusahaan;
b. memberikan keterangan palsu / yg dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. menyerang, menganiaya, mengancam/mengintimidasi teman sekerja/ pengusaha di
lingkungan kerja;
f. membujuk teman sekerja/pengusaha untuk melakukan perbuatan yg bertentangan dg
dengan peraturan perundang-undangan
g. dengan ceroboh atau sengaja merusak/ atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
h. dengan ceroboh/sengaja membiarkan teman sekerja/pengusaha dalam keadaan bahaya
di tempat kerja;
i. membongkar /membocorkan rahasia perusahaan yg seharusnya dirahasiakan kecuali
untuk kepentingan negara; atau
j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yg diancam pidana penjara 5 Th
(158) Kesalahan berat
Bila ada :
Tunjangan perumahan, kesehatan dan perawatan Rp. _______________
Kebijaksanaan Perusahaan Rp. _______________
Sisa Cuti (harus ada bila ada sisa cuti) Rp. _______________
Total Kompensasi (Gross) Rp. _______________
Pajak Rp. _______________
Total Kompensasi (Netto) Rp. _______________
Contoh Penghitungan Pesangon
Personal Data
1 Nama : Suyanto
2 NIK : 08000153
3 Job Title : Operator
4 Date of Employment : 30 Desember 2007
5 Date of Birth : 3 Agustus 1970
6 Service Year : 17 tahun 5 bulan
7 Basic Salary : Rp. 3.000.000
8 Medical Allowance : Rp. 200.000
9 THR Proposional (2 X GP) /12* : Rp. 500.000
Total 1 : Rp. 3.700.000
PESANGON : 9 x Total 1 : Rp. 33.300.000
PENGHARGAAN MASA KERJA : 6 X Total 1 : Rp. 22.200.000
Total 2 : Rp. 55.500.000
Tunjangan Kesehatan &Perumahan 15 % X T2 : Rp. 8.325.000
Cuti : Rp. 0
TOTAL KOMPENSASI (Gross) : Rp. 63.825.000
Pajak 5% : Rp. 9.573.750
TOTAL KOMPENSASI (Netto) : Rp. 54.251.250
KETERANGAN
• Masa Kerja 17 Tahun
• PESANGON 9 kali upah:
• a. masa kerja < 1 th, 1 bulan upah;
• b. masa kerja 1 th / lebih tetapi < dari 2 tahun, 2 bulan upah;
• c. masa kerja 2 th / lebih tetapi < dari 3 tahun, 3 bulan upah;
• d. masa kerja 3 th / lebih tetapi < dari 4 tahun, 4 bulan upah;
• e. masa kerja 4 th / lebih tetapi < dari 5 tahun, 5 bulan upah;
• f. masa kerja 5 th / lebih tetapi < dari 6 tahun, 6 bulan upah;
• g. masa kerja 6 th / lebih tetapi < dari 7 tahun, 7 bulan upah.
• h. masa kerja 7 th / lebih tetapi < dari 8 tahun, 8 bulan upah;
• i. masa kerja 8 th / lebih, 9 bulan upah
PENGHARGAAN MASA KERJA (6 Kali Upah ) :
• a. masa kerja 3 th, / lebih tetapi < dari 6 th 2 bulan upah;
• b. masa kerja 6 th / lebih tetapi < dari 9 tahun, 3 bulan upah;
• c. masa kerja 9 th / lebih tetapi < dari 12 tahun, 4 bulan upah;
• d. masa kerja 12 th / lebih tetapi < dari 15 tahun, 5 bulan upah;
• e. masa kerja 15 th / lebih tetapi < dari 18 tahun, 6 bulan upah;
• f. masa kerja 18 th / lebih tetapi < dari 21 tahun, 7 bulan upah;
• g. masa kerja 21th / lebih tetapi < dari 24 tahun, 8 bulan upah.
• h. masa kerja 24 th / lebih 10 bulan upah.
TARIF Penghitungan Kompensasi
Penghargaan Perumahan
Jenis PHK Pesangon Masa Kerja pengobatan (15%)
***PPh 21 Tanggungan
1. Wajib Pajak Rp. 54.000.000
2. Wajib pajak kawin (istri) Rp. 4.500.000
3. 1 anak maksimal 3 anak, per-anak Rp. 4.500.000
****Biaya Jabatan 5 %, maksimal Rp. 500.000 perbulan & Rp. 6.000.000 setahun.
Hak Atas Hari Libur
(UU 13/2003 ps. 85)
(1) Pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-
hari libur resmi.
(2) Pengusaha dapat mempekerjakan pekerja
untuk bekerja pada hari-hari libur resmi apabila
jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan atau dijalankan secara terus-
menerus atau pada keadaan lain berdasarkan
kesepakatan antara pekerja/buruh dengan
pengusaha.
(3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja yang
melakukan pekerjaan pada hari libur resmi
sebagaimana dimaksud dalam point (2) wajib
membayar upah kerja.
Manajemen
K3
Di perusahaan
Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem
Hak atas manajemen keselamatan dan Hak atas
Keselamatan & kesehatan kerja yang Keselamatan &
Kesehatan Kerja(UU terintegrasi dengan sistem Kesehatan Kerja(UU
13/2003 ps.86 ) manajemen perusahaan. 1/1970 )
(1) Setiap pekerja mempunyai hak a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak
untuk memperoleh perlindungan mendapat perlindungan atas
atas : keselamatan nya dalam melakukan
a. keselamatan dan kesehatan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
kerja; meningkatkan produksi serta
b. moral dan kesusilaan; dan produktivitas Nasional
c. perlakuan yang sesuai dengan b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada
harkat dan martabat manusia di tempat kerja terjamin pula
serta nilai-nilai agama. keselamatan nya
(2) Untuk melindungi keselamatan c. Bahwa setiap sumber produksi perlu
pekerja/buruh guna dipakai dan dipergunakan secara aman
mewujudkan produktivitas kerja dan efisien
yang optimal diselenggarakan d. Bahwa berhubung dengan itu perlu
upaya keselamatan dan diadakan segala daya upaya untuk
kesehatan kerja. membina norma-norma perlindungan
kerja;
(1)Syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian
kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyeseuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
Hak atas Izin Dispensasi.
(UU 13/2003)
• Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan
sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib
bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. (Ps.81)
• Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama
1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan
1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau bidan.
• Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran
kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah)
bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan
atau bidan. (Ps.82)
• Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus
diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal
itu harus dilakukan selama waktu kerja. (ps.83
• Izin Dispensasi diatas tetap mendapatkan upah. (Ps 84)
Hak atas Izin Dispensasi. (UU
13/2003 Ps.93)
• a. pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
• b. pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya
sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
• c. pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan,
mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran
kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua
atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia;
• d. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan
kewajiban negara;
• e. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah
agama;
• f. pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerja kannya, baik karena kesalahan sendiri maupun
halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
• g. pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;
• h. pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan
pengusaha;
• i. pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Hak atas Izin Dispensasi. (UU
13/2003 Ps.93)
Mempunyai fungsi:
2 a. sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian
perselisihan industrial;
b. sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang ketenaga
kerjaan sesuai dengan tingkatannya;
c. sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis,
dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak & kepentingan
anggotanya;
e. sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan pekerja
/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
perusahaan.
Minimal
3 terbentuk 10 pekerja dalam perusahaan.
UU 13/2003 Ps.80
Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang
secukupnya kepada pekerja/ buruh untuk
melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh
agamanya.
Tunjangan Hari Raya Keagamaan
UU 13/2003 & Permen 6/2016
Pengusaha wajib
Harian Lepas : Upah rata rata
memberikan THR, dg masa
kerja 1 bulan atau lebih
kepada pekerja PKWT &
12 bulan, kurang 12 bulan rata
rata masa kerja
PKWTT
(1) Pengusaha, (2) Dalam hal segala upaya (3) Dalam hal perundingan
pekerja/buruh, serikat telah dilakukan, tetapi sebagaimana dimaksud
pekerja/serikat buruh, pemutusan hubungan kerja dalam ayat (2) benar-benar
dan pemerintah, dengan tidak dapat dihindari, maka tidak menghasilkan
segala upaya harus maksud pemutusan persetujuan, pengusaha
mengusahakan agar hubungan kerja wajib hanya dapat memutuskan
jangan terjadi pemutusan dirundingkan oleh hubungan kerja dengan
hubungan kerja. pengusaha dan serikat pekerja/buruh
Pekerja /serikat buruh atau setelah memperoleh
dengan pekerja/ buruh penetapan dari lembaga
apabila pekerja /buruh yang penyelesaian perselisihan
bersangkutan tidak menjadi hubungan industrial.
Perhitungan uang pesangon
Ps.156UU13/2003
Bila terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan
atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
masa kerja 1 tahun atau masa kerja 4 tahun atau masa kerja 7 tahun atau
2 lebih tetapi kurang dari 5 8 lebih tetapi kurang dari
lebih tetapi kurang dari
2 tahun, 2 bulan upah 5 tahun, 5 bulan upah 8 tahun, 8 bulan upah
masa kerja 3 tahun atau masa kerja 3 tahun atau masa kerja 18 tahun
1 lebih tetapi kurang dari 6 4 lebih tetapi kurang dari 7 atau lebih tetapi kurang
tahun, 2 bulan upah 4 tahun, 4 bulan upah dari 21 tahun, 7 bulan
upah
masa kerja 6 tahun atau masa kerja 12 tahun
2 5 masa kerja 21 tahun
lebih tetapi kurang dari atau lebih tetapi kurang
8 atau lebih tetapi kurang
9 tahun, 3 bulan upah dari 15 tahun, 5 bulan
upah dari 24 tahun, 8 bulan
upah
masa kerja 9 tahun atau masa kerja 15 tahun
3 lebih tetapi kurang dari 6 masa kerja 24 tahun
atau lebih tetapi kurang 9
12 tahun, 4 bulan upah atau lebih, 10 bulan
dari 18 tahun, 6 bulan
upah
upah
Perhitungan Penggantian Hak
Ps.156 UU13/2003
1 2 3 4
penggantian perumahan serta hal-hal lain yang ditetapkan
biaya atau ongkos pengobatan & perawatan
cuti tahunan yang dalam perjanjian kerja,
pulang untuk ditetapkan 15% perseratus) dari peraturan perusahaan atau
belum diambil dan pekerja/buruh dan uang pesangon dan/atau uang perjanjian
belum gugur keluarganya ketempat penghargaan masa kerja bagi kerja bersama
dimana pekerja/ buruh
yang memenuhi syarat
diterima bekerja
Tahapan :
1. Organisasi membuat Surat
Keputusan Direksi yang
memuat hak-hak normatif
2. Organisasi membuat
Peraturan Perusahaan yang
diketahui oleh wakil karyawan.
3. Organisasi merundingkan
pembuatan PKB dengan Serikat
Pekerja/buruh.
Terima
Kasih