Anda di halaman 1dari 62

Kebijakan Norma Kerja dan

Implementasinya di
Organisasi/perusahaan
HAK NORMATIF PEKERJA
Komponen Hak Normatif Pekerja berdasarkan Ketentuan
dan Peraturan yang berlaku adalah
Hak atas pekerjaan Hak atas Izin 9 Hak untuk menjalankan
1 5
dan Upah Normal. Dispensasi. (UU Ibadah Keagamaan
(UU 13/2003 & 13/2003) (Menunaikan Ibadah Haji).
PP78/20150) Hak atas Cuti UU 13/2003)
6 1 Hak atas THR Keagamaan.
Tahunan atau
2 Hak atas Upah 0 (UU 13/2003)
Lembur. (UU. Istirahat Tahunan.
13/2003, PERMEN (UU13/2003) 1 Hak atas Jaminan Sosial
102/2004) 7 Hak atas Cuti 1 Tenagakerja. (UU 13/2003)
Melahirkan, untuk
3 Hak atas Hari 1 Hak atas Pesangon. (UU
Libur. (UU.13/2001) Pekerja wanita. (UU
2 13/2003)
13/2003)
Hak atas Hak untuk
4 Keselamatan & 8
berorganisasi
Kesehatan Kerja(UU Dalam Serikat Pekerja
13/2003 & UU1/1970)
UU 13/2003
Ps.11, setiap pekerja berhak untuk :
- mengembangkan potensi kerja,
- memperoleh kesempatan mengembangkan
minat, bakat dan kemampuannya.
- memperoleh perlindungan atas kesusilaan
dan moral,
- kesehatan dan keselamatan kerja,
- perlakukan yang sesuai dengan martabat dan
harkat manusia, serta nilai-nilai agama
2) UU 40/2004 Tentang SJSN serta UU 13/2003,
disebutkan bahwa pekerja memiliki hak dasar :
- jaminan sosial dan
- kesehatan serta keselamatan kerja.
- jaminan pemeliharaan kesehatan,
- jaminan hari tua,
- jaminan kematian,
- jaminan kecelakaan kerja.
- berhak meminta pengusaha untuk menyediakan semua syarat-syarat
kesehatan serta kes.kerja,
- menyatakan keberatan bila sebuah perusahaan tidak menyediakan
perlindungan sebagaimana digariskan lewat Undang-Undang dan
produk hukum lain.
3) UU 13/2003, disebutkan bahwa para pekerja mendapatkan hak
untuk memperoleh upah yang layak.

Berhak atas upah apabila pekerja absen dalam bekerja karena alasan :
- menikahkah anak,
- mengkhitankan anak,
- menikah,
- membaptiskan anak,
- menemani istri melahirkan, atau
- mengurus sanak keluarga yang meninggal.
- UMK untuk pekerja yang sudah bekerja dalam waktu
kurang dari setahun,
- meninjau besaran upah ketika pekerja sudah bekerja lebih dari
setahun.
- tidak boleh ada diskriminasi antara buruh perempuan dan buruh
laki-laki.
4) Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 juga menyebutkan bahwa
pekerja memiliki hak dasar untuk :
- libur,
- cuti,
- istirahat,
- pembatasan waktu kerja.
- upah lembur.
- menjalankan ibadah menurut tata cara tertentu
yang disyaratkan agamanya.
5) Undang-Undang nomor 21 tahun 2000 serta
UU 13/2003 hak untuk :
- membuat serikat pekerja.
- membuat PKB dengan pemilik modal :
- mencakup hak dan kewajiban buruh/
pekerja maupun serikatnya,
- kewajiban dan hak pengusaha,
- jangka waktu berlakunya perjanjian,
- serta tanda tangan para pihak yang
membuat perjanjian.
6) Keputusan Menteri nomor 232/2003 dan UU 13/2003 :
- hak untuk melakukan mogok kerja,
memberitahukan ihwal tersebut sekurangnya
tujuh hari sebelum mogok berlangsung.

7) Peraturan Pemerintah No.78/2015 Tentang struktur skala


upah.
8) KepMenteri 224/2003 dan UU 13/2003,
- pekerja perempuan <18th dilarang dipekerjakan
antara jam 23:00 sampai 07:00.
- dilarang untuk mempekerjakan buruh hamil.
- menerima makan dan minuman bergizi,
- dijaga kesusilaan,
- mendapat angkutan antar jemput bagi
perempuan yang bekerja pada jam 23:00 sampai
05:00.
- waktu istirahat selama satu setengah bulan
sebelum dan sesudah melahirkan.
PENGUPAHAN
• PENGHASILAN YANG LAYAK
• UPAH TANPA TUNJANGAN
• UPAH POKOK & TUNJANGAN TETAP
• UPAH POKOK 75 %
• UPAH POKOK, TUNJANGAN
• UPAH POKOK 75 %
TETAP & TUNJANGAN TIDAK
• UPAH TETAP

• Diatur dalam Perjanjian Kerja, PP atau PKB


• Penghasilan
yg Layak • Wajib diberikan 7 hari sebelum hari H
• Tunjangan Keagamaan
• Bonus • Diatur pada Perjanjian Kerja, PP, PKB
• Non UPAH • Harian  6
• Uang pengganti
hari  upah
Fasilitas Kerja
• Ditetapkan Harian , sebulan : 25
• Uang service tertentu Mingguan , Bulanan • Harian  5
• Berdasarkan satuan • Berpedoman pada
hari  upah
waktu struktur & skala Upah*) sebulan : 21
• Setiap Pekerja berhak
memperoleh
penghasilan yg sama • Upah rata rata 3 bulan
• Berdasarkan
satuan hasil terakhir
• *) Struktur & skala • Wajib disusun • Berdasarkan Golongan,
 Upah Pengusaha Jabatan, Masa kerja,
Pendidikan, kompetensi
• Wajib diberitahu kan
kepada seluruh pekerja

• Wajib dilampirkan saat


pengesahan,
perpanjangan PP
• Wajib pendaftaran,
perpanjangan &
Pembaharuan PKB
• CARA PEMBAYARAN
 UPAH
• Wajib
dibayarkan
Pengusaha

• Wajib memberi bukti • Memuat rincian upah


pembayaran

• Dapat dibayarkan • Surat kuasa hanya


kepada pihak ke3 atas berlaku untuk 1 kali
kuasa pekerja pembayaran
• Wajib membayarkan • Tanggal pembayaran disepakati
tepat waktu dituangkan pada Perjanjian Kerja,
PP atau PKB
• Jangka waktu pembayaran paling
cepat 1 X seminggu paling lambat 1
X sebulan
KERJA LEMBUR
Waktu kerja lembur adalah :
waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam
sehari & 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu
8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5
(lima) harikerja dalam 1 (satu) minggu
atau waktu kerja pada hari istirahat
mingguan dan atau pada hari libur resmi
yang ditetapkan Pemerintah
KERJA LEMBUR
Waktu Paling lama 3 jam sehari, 14 jam seminggu, tidak
kerja termasuk waktu istirahat mingguan atau libur resmi
lembur
Untuk jabatan tertentu tidak termasuk kerja lembur ( tanggung jawab sebagai
pemikir, perencana, pelaksana , pengendali jalannya perusahaan )
Untuk melakukan kerja lembur harus ada : Perintah tertulis pengusaha,
persetujuan pekerja
Perusahaan berkewajiban : membayar Upah Lembur
Memberi kesempatan istirahat secukupnya
Memberi makan & minuman sekurang kurangnya 1.400 kalori, apabila
lembur lebih dari 3 jam (tidak boleh diganti dg uang.
Pemberian upah lembur bedasarkan upah bulanan (1/173 kali upah
• Pekerja
bulanan) : harian : Upah sehari X 25 (bila seminggu 6 hari kerja) & X 21 (bila
seminggu 5 hari kerja)
• Pekerja Borongan (berdasarkan hasil) : upah rata rata 12 bulan terakhir, bila kurang
dari 12
•bulan,
Bila maka upah rata
komponen upahrata selama
adalah Upahbekerja
Pokok(tidak boleh lebih
+ Tunjangan tetaprendah
 100dari
% UMR)
• Bila komponen Upah adalah Upah Pokok + Tunjangan Tetap +
Tunjangan tidak tetap  75%
PERHITUNGAN KERJA LEMBUR
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja :
a.1. untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar 1,5
(satu setengah) kali upah sejam;
a.2. untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah
sebesar 2(dua) kali upah sejam.
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan
dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40
(empat puluh) jam seminggu maka :
b.1. perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama
dibayar 2 (dua)
kali upah sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah
sejam dan jam lembur kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat)
kali upah sejam.
b.2. apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek
perhitungan
upah lembur 5 (lima) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah
sejam, jam
keenam 3(tiga) kali upah sejam dan jam lembur ketujuh dan
kedelapan 4
(empat) kali upah sejam.
Cara Menghitung UPAH
contoh
Suyanto mempunyai upah Rp. 3.000.000 , dengan
tunjangan tetap Rp 50.000 sebulan, status suyanto
menikah dengan 3 anak, dalam seminggu Suyanto bekerja
6 hari kerja.
Menghitung Upah Lembur

Upah sejam adalah 1/173 kali upah sebulan.

Angka 1/173 didasarkan pada perhitungan sbb :


Dalam satu tahun ada 52 minggu
Jadi dalam 1 bulan = 52/12 = 4,333333 minggu.
Total jam kerja/minggu = 40 jam
Total jam kerja dalam 1 bulan = 40 X 4,33= 173,33
dibulatkan menjadi 173 jam maka untuk menghitung
upah per jam yaitu upah perbulan / 173

Misalnya : Yanto mempunyai upah Rp. 3.000.000 sebulan, tunjangan tetap


Rp 50.000,- maka Upah lembur Suyanto adalah :

1/173 X (Rp. 3.000.000 + Rp. 50.000) = Rp. 17.630,057,-


Upah yang dijadikan patokan penghitungan Upah lembur adalah :
GP (gaji pokok) ditambah Tunjangan Tetap.
Tunjangan Tidak Tetap tidak bisa dipakai sebagai dasar perhitungan upah lembur.

Ketentuan Tarif Lembur (L) :


L1 : 1,5 kali Upah Sejam
L2 : 2 kali Upah Sejam
L3 : 3 Kali Upah sejam
L4 : 4 kali upah sejam

Bekerja 6 hari dalam seminggu


Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah:
1 Jam pertama dihitung (L1), 6 jam berikutnya dihitung (L2)
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur
resmi maka :
7 (tujuh) jam pertama dihitung (L2) jam ke 8 (delapan) dihitung (L3) &
jam ke 9 (sembilan) dst dihitung (L4)
Bekerja 5 hari dalam seminggu

Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja maka perhitungannya adalah:
1 Jam pertama dihitung (L1), 6 jam berikutnya dihitung (L2)
Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur
resmi maka :
8 (delapan) jam pertama dihitung (L2) jam ke 9 (sembilan) dihitung (L3),
jam ke 10 (sepuluh) dst dihitung (L4)
Contoh Perhitungan :
Apabila Gaji pokok Suyanto adalah Rp.3.000.000 tunjangan tetapnya sebesar Rp.50.000,-.
Suyanto bekerja dg sistem 6 hari kerja. Suyanto lembur terusan (lembur pada hari kerja)
sebanyak 3 hari masing-masing 4 jam, serta pada saat hari libur kerja Suyanto lembur 1 hari
selama 10 jam!

Maka didapat:
L1 sebanyak 3 jam (1 jam pertama 3 hari)
L2 sebanyak 16 jam (3 jam berikutnya selama 3 hari, dan 7 jam dihari minggu)((3 X 3)+7))
L3 sebanyak 1 jam (jam ke 8 dihari minggu)
L4 sebanyak 2 jam (jam ke 9 dan 10 dihari minggu)
Upah sejam Suyanto adalah = 3.050.000/173 = Rp.17.630,057

Dengan demikian maka:


L1 = 3 x 1.5 x 17.630,057 = 79.335,256
L2= 16 x 2 x 17.630,057 = 564.161,824
L3= 1 x 3 x 17.630,057 = 52.890,171
L4= 2 x 4 x 17.630,057 = 141.040,456

Jadi total upah lembur Suyanto adalah : Rp. 837.427,707


Penghitungan Upah

Gaji Pokok : Rp. 3.000.000


Tunjangan tetap : Rp. 50.000
Lembur : Rp. 837.427,707
Jaminan Kecelakaan Kerja 0,24% X GP* : Rp. 72.000
Jaminan Kematian 0,3 % X GP* : Rp. 90.000
Pendapatan Bruto : Rp. 4.049.427,707

Pengurangan :
• Biaya Jabatan : 5 % X 4.049.427,707 =Rp. 202.471,385*
• Iuran Jaminan Hari Tua : 2% X GP =Rp. 60.000*
• Jaminan pensiun (bila ada) 1% X GP =Rp. 30.000*
• Total Pengurangan : (Rp. 292,471,385)

• Pendapatan Bersih Sebulan : Rp. 3.756.956,322


• Penghasilan Neto setahun (12 X Pendapatan neto) : Rp 45.083.475,864
Penghitungan Upah

Penghasilan setahun : Rp. 45.083.475,864


Penghasilan Tidak kena pajak :***
- Diri Pribadi Rp. 54.000.000
- Istri Rp. 4.500.000
- Anak 3 X 4.500.000 Rp. 13.500.000
Total tanggungan Rp. 72.000.000

Suyanto tidak terkena beban pajak karena penghasilan Suyanto masih dibawah Penghasilan
Kena pajak.
Penghasilan setahun : Rp. 45.083.475,864
Penghasilan sebulan Rp 45.083.475,864/12 : Rp 3.756.956,322
Cara Menghitung Pesangon
UU 13/ 2003, Pasal 156.

(1) Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja,


pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan
atau uang penghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak yang seharusnya diterima
(2) Perhitungan uang pesangon

a. masa kerja < 1 th, 1 bulan upah;


b. masa kerja 1 th / lebih tetapi < dari 2 tahun, 2 bulan upah;
c. masa kerja 2 th / lebih tetapi < dari 3 tahun, 3 bulan upah;
d. masa kerja 3 th / lebih tetapi < dari 4 tahun, 4 bulan upah;
e. masa kerja 4 th / lebih tetapi < dari 5 tahun, 5 bulan upah;
f. masa kerja 5 th / lebih tetapi < dari 6 tahun, 6 bulan upah;
g. masa kerja 6 th / lebih tetapi < dari 7 tahun, 7 bulan upah.
h. masa kerja 7 th / lebih tetapi < dari 8 tahun, 8 bulan upah;
i. masa kerja 8 th / lebih, 9 bulan upah
(2) Perhitungan uang Masa Kerja

a. masa kerja 3 th, / lebih tetapi < dari 6 th 2 bulan upah;


b. masa kerja 6 th / lebih tetapi < dari 9 tahun, 3 bulan upah;
c. masa kerja 9 th / lebih tetapi < dari 12 tahun, 4 bulan upah;
d. masa kerja 12 th / lebih tetapi < dari 15 tahun, 5 bulan upah;
e. masa kerja 15 th / lebih tetapi < dari 18 tahun, 6 bulan upah;
f. masa kerja 18 th / lebih tetapi < dari 21 tahun, 7 bulan upah;
g. masa kerja 21th / lebih tetapi < dari 24 tahun, 8 bulan upah.
h. masa kerja 24 th / lebih 10 bulan upah.
(2) Perhitungan uang Masa Kerja

(4) Uang penggantian hak yang seharusnya diterima meliputi :


a. cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur;
b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja;
c. penggantian perumahan serta pengobatan & perawatan
ditetapkan 15% dari uang pesangon dan/atau uang
penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat;
d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
(157) Komponen UPAH

Komponen UPAH yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, uang pengganti hak terdiri atas :
a. upah pokok;
b. segala macam bentuk tunjangan yg bersifat tetap termasuk harga pembelian
dari catu

• Dalam hal penghasilan pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka
penghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari.
• Dalam hal upah pekerja/buruh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil,
potongan/borongan atau komisi, maka penghasilan sehari adalah sama dengan
pendapatan ratarata per hari selama 12 (dua belas) bulan terakhir, dengan ketentuan
tidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum provinsi atau kabupaten/kota.
• Dalam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan pada
upah borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 (dua
belas) bulan terakhir.
(158) Kesalahan berat
Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja telah melakukan kesalahan berat sbb :
a. melakukan penipuan, pencurian /penggelapan barang &/uang milik perusahaan;
b. memberikan keterangan palsu / yg dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
c. mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja;
d. melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja;
e. menyerang, menganiaya, mengancam/mengintimidasi teman sekerja/ pengusaha di
lingkungan kerja;
f. membujuk teman sekerja/pengusaha untuk melakukan perbuatan yg bertentangan dg
dengan peraturan perundang-undangan
g. dengan ceroboh atau sengaja merusak/ atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan;
h. dengan ceroboh/sengaja membiarkan teman sekerja/pengusaha dalam keadaan bahaya
di tempat kerja;
i. membongkar /membocorkan rahasia perusahaan yg seharusnya dirahasiakan kecuali
untuk kepentingan negara; atau
j. melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yg diancam pidana penjara 5 Th
(158) Kesalahan berat

Kesalahan berat harus didukung dengan bukti sebagai


berikut :
a. pekerja/buruh tertangkap tangan;
b. ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan; atau
c. bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak
yang berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan
didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

kesalahan berat Harus melalui Proses Hukum


(158) Kesalahan berat

Kesalahan berat harus didukung dengan bukti sebagai


berikut :
a. pekerja/buruh tertangkap tangan;
b. ada pengakuan dari pekerja/buruh yang bersangkutan; atau
c. bukti lain berupa laporan kejadian yang dibuat oleh pihak
yang berwenang di perusahaan yang bersangkutan dan
didukung oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.

kesalahan berat Harus


melalui Proses Hukum
Kompensasi yang didapat dapat memperoleh uang
penggantian hak, namun dalam penghitungan
penggantian hak, 15 % X pesangon  bila pesangon tidak
dapat, maka penggantian Hakpun 0.
Penghitungan Pesangon
Basic Salary / Month Rp. _______________
Tunjangan tetap : Rp. _______________
Medical Allowance (bila ada) Rp.
Incentive (bila ada)
THR Proporsional /12 (berdasarkan bulan keluar) Rp.
TOTAL 1 Rp. _______________
Uang Pesangon (sesuai pasal 156 uu 13/2003) tarif X total 1
Uang Penghargaan masa kerja (sesuai pasal 156) tarif X total 1
TOTAL 2 Rp. _______________

Bila ada :
Tunjangan perumahan, kesehatan dan perawatan Rp. _______________
Kebijaksanaan Perusahaan Rp. _______________
Sisa Cuti (harus ada bila ada sisa cuti) Rp. _______________
Total Kompensasi (Gross) Rp. _______________
Pajak Rp. _______________
Total Kompensasi (Netto) Rp. _______________
Contoh Penghitungan Pesangon
Personal Data
1 Nama : Suyanto
2 NIK : 08000153
3 Job Title : Operator
4 Date of Employment : 30 Desember 2007
5 Date of Birth : 3 Agustus 1970
6 Service Year : 17 tahun 5 bulan
7 Basic Salary : Rp. 3.000.000
8 Medical Allowance : Rp. 200.000
9 THR Proposional (2 X GP) /12* : Rp. 500.000
Total 1 : Rp. 3.700.000
PESANGON : 9 x Total 1 : Rp. 33.300.000
PENGHARGAAN MASA KERJA : 6 X Total 1 : Rp. 22.200.000
Total 2 : Rp. 55.500.000
Tunjangan Kesehatan &Perumahan 15 % X T2 : Rp. 8.325.000
Cuti : Rp. 0
TOTAL KOMPENSASI (Gross) : Rp. 63.825.000
Pajak 5% : Rp. 9.573.750
TOTAL KOMPENSASI (Netto) : Rp. 54.251.250
KETERANGAN
• Masa Kerja 17 Tahun
• PESANGON 9 kali upah:
• a. masa kerja < 1 th, 1 bulan upah;
• b. masa kerja 1 th / lebih tetapi < dari 2 tahun, 2 bulan upah;
• c. masa kerja 2 th / lebih tetapi < dari 3 tahun, 3 bulan upah;
• d. masa kerja 3 th / lebih tetapi < dari 4 tahun, 4 bulan upah;
• e. masa kerja 4 th / lebih tetapi < dari 5 tahun, 5 bulan upah;
• f. masa kerja 5 th / lebih tetapi < dari 6 tahun, 6 bulan upah;
• g. masa kerja 6 th / lebih tetapi < dari 7 tahun, 7 bulan upah.
• h. masa kerja 7 th / lebih tetapi < dari 8 tahun, 8 bulan upah;
• i. masa kerja 8 th / lebih, 9 bulan upah
PENGHARGAAN MASA KERJA (6 Kali Upah ) :
• a. masa kerja 3 th, / lebih tetapi < dari 6 th 2 bulan upah;
• b. masa kerja 6 th / lebih tetapi < dari 9 tahun, 3 bulan upah;
• c. masa kerja 9 th / lebih tetapi < dari 12 tahun, 4 bulan upah;
• d. masa kerja 12 th / lebih tetapi < dari 15 tahun, 5 bulan upah;
• e. masa kerja 15 th / lebih tetapi < dari 18 tahun, 6 bulan upah;
• f. masa kerja 18 th / lebih tetapi < dari 21 tahun, 7 bulan upah;
• g. masa kerja 21th / lebih tetapi < dari 24 tahun, 8 bulan upah.
• h. masa kerja 24 th / lebih 10 bulan upah.
TARIF Penghitungan Kompensasi

Penghargaan Perumahan
Jenis PHK Pesangon Masa Kerja pengobatan (15%)

1. Perubahan status kepemilikan kary. Tdk 1X 1X v


bersedia melanjutkan
2. Perubahan status kepemilikan, pengusaha tidak 2X 1X v
bersedia melanjutkan 1X 1X v
3. Perusahaan Tutup karena rugi 2X 1X v
1X 1X v
4. Perusahaan melakukan Effisiensi 2X 1X v
5. Perusahaan Pailit 2X 1X v
6. Pekerja meninggal Dunia uang Pisah
7. Pekerja Pensiun 2X 1X v
8. Pekerja mangkir sudah dipanggil  tidak memperoleh apa apa
mengundurkan diri 2X 2X v
9. Pekerja melaporkan pengusaha & terbukti
10. Pekerja melaporkan pengusaha & tdk terbukti
11. Pekerja Sakit berkepanjangan
KETERANGAN

*Jumlah persentase yang diterapkan pada perhitungan BPJS adalah:


• Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) : 0,24 %
• Jaminan Kematian (JK) : 0,30 % dari gaji pokok
• Jaminan Hari Tua (JHT) : 2% dari gaji pokok (ditanggung oleh karyawan)
• Jaminan Pensiun (JP) : 1% dari gaji pokok

**Tarif PPh 21 sesuai UU PPh


Penghasilan Kena Pajak (PKP) :
1. PKP sampai Rp. 50.000.000 Tarif 5%
2. PKP 50 sampai 250 juta Tarif 15 %
3. PKP 250 sampai 500 juta Tarif 25 %
4. PKP diatas 500 juta Tarif 30 %

***PPh 21 Tanggungan
1. Wajib Pajak Rp. 54.000.000
2. Wajib pajak kawin (istri) Rp. 4.500.000
3. 1 anak maksimal 3 anak, per-anak Rp. 4.500.000

****Biaya Jabatan 5 %, maksimal Rp. 500.000 perbulan & Rp. 6.000.000 setahun.
Hak Atas Hari Libur
(UU 13/2003 ps. 85)
(1) Pekerja/buruh tidak wajib bekerja pada hari-
hari libur resmi.
(2) Pengusaha dapat mempekerjakan pekerja
untuk bekerja pada hari-hari libur resmi apabila
jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan atau dijalankan secara terus-
menerus atau pada keadaan lain berdasarkan
kesepakatan antara pekerja/buruh dengan
pengusaha.
(3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja yang
melakukan pekerjaan pada hari libur resmi
sebagaimana dimaksud dalam point (2) wajib
membayar upah kerja.
Manajemen
K3
Di perusahaan
Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem
Hak atas manajemen keselamatan dan Hak atas
Keselamatan & kesehatan kerja yang Keselamatan &
Kesehatan Kerja(UU terintegrasi dengan sistem Kesehatan Kerja(UU
13/2003 ps.86 ) manajemen perusahaan. 1/1970 )

(1) Setiap pekerja mempunyai hak a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak
untuk memperoleh perlindungan mendapat perlindungan atas
atas : keselamatan nya dalam melakukan
a. keselamatan dan kesehatan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
kerja; meningkatkan produksi serta
b. moral dan kesusilaan; dan produktivitas Nasional
c. perlakuan yang sesuai dengan b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada
harkat dan martabat manusia di tempat kerja terjamin pula
serta nilai-nilai agama. keselamatan nya
(2) Untuk melindungi keselamatan c. Bahwa setiap sumber produksi perlu
pekerja/buruh guna dipakai dan dipergunakan secara aman
mewujudkan produktivitas kerja dan efisien
yang optimal diselenggarakan d. Bahwa berhubung dengan itu perlu
upaya keselamatan dan diadakan segala daya upaya untuk
kesehatan kerja. membina norma-norma perlindungan
kerja;
(1)Syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian
kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyeseuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
Hak atas Izin Dispensasi.
(UU 13/2003)
• Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan
sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib
bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. (Ps.81)
• Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama
1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan
1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut
perhitungan dokter kandungan atau bidan.
• Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran
kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah)
bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan
atau bidan. (Ps.82)
• Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus
diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal
itu harus dilakukan selama waktu kerja. (ps.83
• Izin Dispensasi diatas tetap mendapatkan upah. (Ps 84)
Hak atas Izin Dispensasi. (UU
13/2003 Ps.93)
• a. pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
• b. pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya
sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
• c. pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan,
mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran
kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua
atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia;
• d. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan
kewajiban negara;
• e. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah
agama;
• f. pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerja kannya, baik karena kesalahan sendiri maupun
halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
• g. pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;
• h. pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan
pengusaha;
• i. pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
Hak atas Izin Dispensasi. (UU
13/2003 Ps.93)

• Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit sebagai berikut :


a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; dan
d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum
pemutusan
hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.
• Pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari;
• Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• Mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari
• Membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• Suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk selama
2
(dua) hari; dan
• Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 (satu) hari.
Cuti
CUTI TAHUNAN
(UU 13/2003 Ps. 79)
Cuti tahunan, sekurang
kurangnya 12 (dua belas)
hari kerja setelah
pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja
selama 12 (dua belas) bulan
secara terus menerus,
dituangkan pada Perjanjian
Kerja, PP, PKB
Cuti Melahirkan
(UU 13/2003)
• Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat
selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya
melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan.
• Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran
kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu
setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan
dokter kandungan atau bidan. (Ps.82)
HAK BERORGANISASI
UU 13/2003
Setiap pekerja/buruh berhak
1.
membentuk dan menjadi anggota
serikat pekerja/serikat buruh
Dalam melaksanakan fungsi Serikat
2 Pekerja /Serikat Buruh ber-hak
menghimpun dan mengelola
keuangan serta mempertanggung
jawabkan keuangan organisasi
termasuk dana mogok.
Besarnya dan tata cara pemungutan
3
dana mogok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) diatur
dalam ang-garan dasar dan/atau
anggaran rumah tangga serikat
pekerja/serikat buruh yang
bersangkutan
HAK BERORGANISASI
UU 21/2000
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
1. pekerja/serikat buruh bertujuan memberikan perlindungan,
pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan
kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh & keluarganya

Mempunyai fungsi:
2 a. sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian
perselisihan industrial;
b. sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang ketenaga
kerjaan sesuai dengan tingkatannya;
c. sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis,
dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak & kepentingan
anggotanya;
e. sebagai perencana, pelaksana, dan penanggung jawab pemogokan pekerja
/buruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
f. sebagai wakil pekerja/buruh dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
perusahaan.

Minimal
3 terbentuk 10 pekerja dalam perusahaan.
UU 13/2003 Ps.80
Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang
secukupnya kepada pekerja/ buruh untuk
melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh
agamanya.
Tunjangan Hari Raya Keagamaan
UU 13/2003 & Permen 6/2016

Pengusaha wajib
Harian Lepas : Upah rata rata
memberikan THR, dg masa
kerja 1 bulan atau lebih
kepada pekerja PKWT &
  12 bulan, kurang 12 bulan rata
rata masa kerja
PKWTT

Masa Kerja 12 bulan Bila kebiasaan diberikan lebih


sebesar 1 bulan Gaji,
dibawah 1 bulan,
  besar, maka mengacu pada
peraturan Perjanjian Kerja,
diberikan Proposional PP atau PKB

Komponen Upah : Upah Bersih Diberikan 1 kali dalam setahun,


atau Upah plus tunjangan   diberikan 7 hari sebelum hari H.
tetap
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
UU 13/2003 Ps.99

(1) Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk


memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.
(2) Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8 PP 85 th 2013 ttg tata cara
Hubungan antar Lembaga
Badan Penyelengara Jaminan
7. PP 53 th 2012 ttg Sosial
perubahan
penyelenggaraan program 1. UU No.3 th 1992
jaminan sosial tenaga ttg jaminan Sosial
kerja

6. PP 84 th 2013 ttg PERATURAN 2. UU No.13 th 2003


Tentang
perubahan PP 14 th 1993 PERUNDAN Ketenagakerjaan
penyelenggaraan program GAN
jaminan Sosial
3. UU No.40 th 2004
5. PP 14 Th 1993 tentang ttg Sistem Jaminan
Penyelenggaraan Program Sosial Nasional
Jaminan Sosial Tenaga 4. UU No24 th 2011 ttg Badan
Kerja Penyelenggara Jaminan Sosial
9. PP No. 86 Th
2013 ttg Tata
15. Per Pres 108 ttg Cara Pengenaan
bentuk & isi Laporan Sanksi
Pengelolaan Jamsostek Administratif
10. PP 99 th 2013
14. Per Pres 111 th 2013 PERATURAN Tentang Pengelolaan
ttg perubahan PP 12 th PERUNGAN Asset Jamsostek
2013 ttg Jamsostek GAN
11. Per Pres 108 th
13. PerPres 12 Th 2013 2013 ttg Bentuk & isi
tentang Jaminan Kesehatan Laporan Pengelolaan
12. Per Pres 109 th 2013 ttg Penahap an Jaminan Sosial
Kepesertaan Program jamsostek
JAMINAN SOSIAL
UU 13/2003 Ps.99
(1) Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan
sosial tenaga kerja.
(2) Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Uu 13/2003 Ps.151

(1) Pengusaha, (2) Dalam hal segala upaya (3) Dalam hal perundingan
pekerja/buruh, serikat telah dilakukan, tetapi sebagaimana dimaksud
pekerja/serikat buruh, pemutusan hubungan kerja dalam ayat (2) benar-benar
dan pemerintah, dengan tidak dapat dihindari, maka tidak menghasilkan
segala upaya harus maksud pemutusan persetujuan, pengusaha
mengusahakan agar hubungan kerja wajib hanya dapat memutuskan
jangan terjadi pemutusan dirundingkan oleh hubungan kerja dengan
hubungan kerja. pengusaha dan serikat pekerja/buruh
Pekerja /serikat buruh atau setelah memperoleh
dengan pekerja/ buruh penetapan dari lembaga
apabila pekerja /buruh yang penyelesaian perselisihan
bersangkutan tidak menjadi hubungan industrial.
Perhitungan uang pesangon
Ps.156UU13/2003
Bila terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan
atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.

masa kerja 3 tahun atau masa kerja 6 tahun atau


1 masa kerja kurang dari 1 4 7
lebih tetapi kurang dari lebih tetapi kurang dari
tahun, 1 bulan upah
4 tahun, 4 bulan upah 7 tahun, 7 bulan upah

masa kerja 1 tahun atau masa kerja 4 tahun atau masa kerja 7 tahun atau
2 lebih tetapi kurang dari 5 8 lebih tetapi kurang dari
lebih tetapi kurang dari
2 tahun, 2 bulan upah 5 tahun, 5 bulan upah 8 tahun, 8 bulan upah

masa kerja 2 tahun atau masa kerja 5 tahun atau


3 lebih tetapi kurang dari 6 masa kerja 8 tahun atau
lebih tetapi kurang dari 9
3 tahun, 3 bulan upah lebih 9 bulan upah
6 tahun, 6 bulan upah
Perhitungan Penghargaan masa kerja
Ps.156 UU13/2003

masa kerja 3 tahun atau masa kerja 3 tahun atau masa kerja 18 tahun
1 lebih tetapi kurang dari 6 4 lebih tetapi kurang dari 7 atau lebih tetapi kurang
tahun, 2 bulan upah 4 tahun, 4 bulan upah dari 21 tahun, 7 bulan
upah
masa kerja 6 tahun atau masa kerja 12 tahun
2 5 masa kerja 21 tahun
lebih tetapi kurang dari atau lebih tetapi kurang
8 atau lebih tetapi kurang
9 tahun, 3 bulan upah dari 15 tahun, 5 bulan
upah dari 24 tahun, 8 bulan
upah
masa kerja 9 tahun atau masa kerja 15 tahun
3 lebih tetapi kurang dari 6 masa kerja 24 tahun
atau lebih tetapi kurang 9
12 tahun, 4 bulan upah atau lebih, 10 bulan
dari 18 tahun, 6 bulan
upah
upah
Perhitungan Penggantian Hak
Ps.156 UU13/2003

1 2 3 4
penggantian perumahan serta hal-hal lain yang ditetapkan
biaya atau ongkos pengobatan & perawatan
cuti tahunan yang dalam perjanjian kerja,
pulang untuk ditetapkan 15% perseratus) dari peraturan perusahaan atau
belum diambil dan pekerja/buruh dan uang pesangon dan/atau uang perjanjian
belum gugur keluarganya ketempat penghargaan masa kerja bagi kerja bersama
dimana pekerja/ buruh
yang memenuhi syarat
diterima bekerja
Tahapan :
1. Organisasi membuat Surat
Keputusan Direksi yang
memuat hak-hak normatif

2. Organisasi membuat
Peraturan Perusahaan yang
diketahui oleh wakil karyawan.

3. Organisasi merundingkan
pembuatan PKB dengan Serikat
Pekerja/buruh.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai