Anda di halaman 1dari 40

8

M.701001.080.01
Melaksanakan Pemenuhan
Hak-hak Normatif Pekerja
DESKRIPSI UNIT

08
Kompetensi ini menggambarkan kegiatan
melaksanakan pemenuhan hak-hak
normatif pekerja guna memastikan
kepatuhan organisasi pada peraturan
perundang-undangan.
Melaksanakan Pemenuhan Hak-hak Normatif Pekerja
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan analisis 1.1 Ketentuan yang berkaitan dengan perundang-undangan
kesenjangan antara hak ketenagakerjaan dikumpulkan untuk digunakan sebagai referensi dalam
normatif pekerja secara penyusunan kebijakan organisasi yang mengatur tentang pemenuhan
hukum dan praktek hak-hak normatif pekerja.
yang terjadi di 1.2 Hak normatif pekerja diidentifikasi sesuai ketentuan peraturan
organisasi perundangan.
1.3 Informasi tentang penyebab terjadinya keluhan dan perselisihan hak
dikumpulkan dari berbagai kasus yang terjadi sesuai dengan tatacara
dan kebijakan yang berlaku.
2. Mengembangkan 2.1 Berbagai alternatif solusi dipadukan dan dianalisis berdasarkan
kebijakan organisasi kesesuaian dengan ketentuan perundangan.
tentang hak normatif 2.2 Kebijakan pemberian hak-hak normatif pekerja disusun sebagai upaya
berdasarkan ketentuan kepatuhan organisasi pada peraturan perundangan.
perundang-undangan 2.3 Hak-hak normatif pekerja dilaksanakan sesuai ketentuan yang
Secara taat azas berlaku.
TUJUAN KHUSUS
Peserta mampu mengumpulkan
1.
Ketentuan yang berkaitan dengan
perundang-undangan ketenaga
kerjaan untuk digunakan sebagai
referensi dalam penyusunan
kebijakan organisasi yang mengatur
Peserta
tentang mampu melakukan
pemenuhan hak-hak
2
Identifikasi Hak normatif pekerja
normatif pekerja.
sesuai ketentuan peraturan
perundangan.
Peserta mampu Mengumpulkan
3
Informasi tentang penyebab
terjadinya keluhan dan perselisihan
hak dari berbagai kasus yang
terjadi sesuai dengan tatacara dan
kebijakan yang berlaku.
HAK NORMATIF PEKERJA
Komponen Hak Normatif Pekerja berdasarkan Ketentuan
dan Peraturan yang berlaku adalah

Hak untuk menjalankan


1 Hak atas pekerjaan 5 Hak atas Izin 9 Ibadah Keagamaan
dan Upah Normal. Dispensasi. (UU
(Menunaikan Ibadah Haji).
(UU 13/2003 & 13/2003)
UU 13/2003)
PP78/20150)
Hak atas Upah Hak atas Cuti 1 Hak atas THR Keagamaan.
2 6
Lembur. (UU. Tahunan atau 0 (UU 13/2003)
13/2003, PERMEN Istirahat Tahunan.
102/2004)
Hak atas Hari (UU13/2003)
Hak atas Cuti 1 Hak atas Jaminan Sosial
3 7
Libur. (UU.13/2001) Melahirkan, untuk 1 Tenagakerja. (UU 13/2003)
Pekerja wanita. (UU
Hak atas 13/2003) 1Hak atas Pesangon. (UU 13/2003
4 8 Hak untuk
Keselamatan & 2
berorganisasi
Kesehatan
1) UU 13/2003 ps.11, setiap pekerja berhak untuk :
- mengembangkan potensi kerja,
- memperoleh kesempatan,m
- mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya.
- memperoleh perlindungan atas kesusilaan dan moral,
- kesehatan dan keselamatan kerja,
- perlakukan yang sesuai dengan martabat dan harkat
manusia, serta nilai-nilai agama.
2) UU 40/2004 Tentang SJSN serta UU 13/2003,
disebutkan bahwa pekerja memiliki hak dasar :
- jaminan sosial dan
- kesehatan serta keselamatan kerja.
- jaminan pemeliharaan kesehatan,
- jaminan hari tua,
- jaminan kematian,
- jaminan kecelakaan kerja.
- berhak meminta pengusaha untuk menyediakan semua syarat-syarat
kesehatan serta kes.kerja,
- menyatakan keberatan bila sebuah perusahaan tidak menyediakan
perlindungan sebagaimana digariskan lewat Undang-Undang dan
produk hukum lain.
3) UU 13/2003, disebutkan bahwa para pekerja mendapatkan hak
untuk memperoleh upah yang layak.

Berhak atas upah apabila pekerja absen dalam bekerja karena alasan :
- menikahkah anak,
- mengkhitankan anak,
- menikah,
- membaptiskan anak,
- menemani istri melahirkan, atau
- mengurus sanak keluarga yang meninggal.
- UMK untuk pekerja yang sudah bekerja dalam waktu
kurang dari setahun,
- meninjau besaran upah ketika pekerja sudah bekerja lebih dari
setahun.
- tidak boleh ada diskriminasi antara buruh perempuan dan buruh
laki-laki.
4) Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 juga
menyebutkan bahwa pekerja memiliki hak
dasar untuk :
- libur,
- cuti,
- istirahat,
- pembatasan waktu kerja.
- upah lembur.
- menjalankan ibadah menurut tata cara tertentu
yang disyaratkan agamanya.
5) Undang-Undang nomor 21 tahun 2000 serta
UU 13/2003 hak untuk :
- membuat serikat pekerja.
- membuat PKB dengan pemilik modal :
- mencakup hak dan kewajiban buruh/
pekerja maupun serikatnya,
- kewajiban dan hak pengusaha,
- jangka waktu berlakunya perjanjian,
- serta tanda tangan para pihak yang
membuat perjanjian.
6) Keputusan Menteri nomor 232/2003 dan UU 13/2003 :
- hak untuk melakukan mogok kerja,
memberitahukan ihwal tersebut sekurangnya
tujuh hari sebelum mogok berlangsung.

7) Peraturan Pemerintah No.78/2015 Tentang struktur skala


upah.
8) KepMenteri 224/2003 dan UU 13/2003,
- pekerja perempuan <18th dilarang dipekerjakan
antara jam 23:00 sampai 07:00.
- dilarang untuk mempekerjakan buruh hamil.
- menerima makan dan minuman bergizi,
- dijaga kesusilaan,
- mendapat angkutan antar jemput bagi
perempuan yang bekerja pada jam 23:00 sampai
05:00.
- waktu istirahat selama satu setengah bulan
sebelum dan sesudah melahirkan.
• PENGHASILAN YANG LAYAK

• UPAH TANPA TUNJANGAN


• UPAH POKOK & TUNJANGAN TETAP • UPAH POKOK 75 %
• UPAH POKOK, TUNJANGAN • UPAH POKOK 75 %
• UPAH TETAP & TUNJANGAN TIDAK
TETAP
• Diatur dalam Perjanjian Kerja, PP atau PKB
• Penghasilan
yg Layak • Wajib diberikan 7 hari sebelum hari H
• Tunjangan Keagamaan
• Bonus • Diatur pada Perjanjian Kerja, PP, PKB
• Non UPAH • Harian  6
• Uang pengganti
hari  upah
Fasilitas Kerja
• Ditetapkan Harian , sebulan : 25
• Uang service tertentu Mingguan , Bulanan • Harian  5
• Berdasarkan satuan • Berpedoman pada
hari  upah
waktu struktur & skala Upah*) sebulan : 21
• Setiap Pekerja berhak
memperoleh
penghasilan yg sama • Upah rata rata 3 bulan
• Berdasarkan
satuan hasil terakhir
• *) Struktur & skala • Wajib disusun • Berdasarkan Golongan,
 Upah Pengusaha Jabatan, Masa kerja,
Pendidikan, kompetensi
• Wajib diberitahu kan
kepada seluruh pekerja

• Wajib dilampirkan saat


pengesahan,
perpanjangan PP
• Wajib pendaftaran,
perpanjangan &
Pembaharuan PKB
• CARA PEMBAYARAN
 UPAH
• Wajib
dibayarkan
Pengusaha

• Wajib memberi bukti • Memuat rincian upah


pembayaran

• Dapat dibayarkan • Surat kuasa hanya


kepada pihak ke3 atas berlaku untuk 1 kali
kuasa pekerja pembayaran
• Wajib membayarkan • Tanggal pembayaran disepakati
tepat waktu dituangkan pada Perjanjian Kerja,
PP atau PKB
• Jangka waktu pembayaran paling
cepat 1 X seminggu paling lambat 1
X sebulan
KERJA LEMBUR
Waktu kerja lembur adalah :
waktu kerja yang melebihi 7 (tujuh) jam
sehari & 40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1
(satu) minggu
8 (delapan) jam sehari, dan 40 (empat
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5
(lima) harikerja dalam 1 (satu) minggu
atau waktu kerja pada hari istirahat
mingguan dan atau pada hari libur resmi
yang ditetapkan Pemerintah
KERJA LEMBUR
Waktu Paling lama 3 jam sehari, 14 jam seminggu, tidak
kerja termasuk waktu istirahat mingguan atau libur resmi
lembur
Untuk jabatan tertentu tidak termasuk kerja lembur ( tanggung jawab sebagai
pemikir, perencana, pelaksana , pengendali jalannya perusahaan )
Untuk melakukan kerja lembur harus ada : Perintah tertulis pengusaha,
persetujuan pekerja
Perusahaan berkewajiban : membayar Upah Lembur
Memberi kesempatan istirahat secukupnya
Memberi makan & minuman sekurang kurangnya 1.400 kalori, apabila
lembur lebih dari 3 jam (tidak boleh diganti dg uang.
Pemberian upah lembur bedasarkan upah bulanan (1/173 kali upah
bulanan) :
• Pekerja harian : Upah sehari X 25 (bila seminggu 6 hari kerja) & X 21 (bila
seminggu
• Pekerja 5 hari kerja)
Borongan (berdasarkan hasil) : upah rata rata 12 bulan terakhir,
bila kurang dari 12
bulan,
• Bila maka upah
komponen upahrata rata selama
adalah bekerja
Upah Pokok (tidak boleh
+ Tunjangan lebih
tetap  rendah
100 %
dari UMR)
• Bila komponen Upah adalah Upah Pokok + Tunjangan Tetan + Tunjangan
PERHITUNGAN KERJA LEMBUR
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja :
a.1. untuk jam kerja lembur pertama harus dibayar upah sebesar
1,5
(satu setengah) kali upah sejam;
a.2. untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar
upah
sebesar 2(dua) kali upah sejam.
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan
dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 6 (enam) hari kerja 40
(empat puluh) jam seminggu maka :
b.1. perhitungan upah kerja lembur untuk 7 (tujuh) jam pertama
dibayar 2 (dua)
kali upah sejam, dan jam kedelapan dibayar 3 (tiga) kali upah
sejam dan jam lembur kesembilan dan kesepuluh dibayar 4 (empat)
kali upah sejam.
b.2. apabila hari libur resmi jatuh pada hari kerja terpendek
perhitungan
upah lembur 5 (lima) jam pertama dibayar 2 (dua) kali upah
sejam, jam
keenam 3(tiga) kali upah sejam dan jam lembur ketujuh dan
Hak Atas Hari
Libur
UU
(1) 13/2003tidak
Pekerja/buruh ps.wajib bekerja
pada hari-
85hari libur resmi.
(2) Pengusaha dapat mempekerjakan
pekerja
untuk bekerja pada hari-hari libur
resmi apabila
jenis dan sifat pekerjaan tersebut
harus
dilaksanakan atau dijalankan secara
terus-
menerus atau pada keadaan lain
berdasarkan
kesepakatan antara pekerja/buruh
Setiap perusahaan wajib
menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang Hak atas
Hak atas
terintegrasi dengan sistem Keselamatan &
Keselamatan &
manajemen perusahaan. Kesehatan
Kesehatan
Kerja(UU Kerja(UU 1/1970 )
(1) Setiap pekerja13/2003
mempunyai hak a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak
ps.86 ) perlindungan
untuk memperoleh mendapat perlindungan atas
atas : keselamatan nya dalam melakukan
a. keselamatan dan kesehatan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
kerja; meningkatkan produksi serta
b. moral dan kesusilaan; dan produktivitas Nasional
c. perlakuan yang sesuai dengan b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada
harkat dan martabat manusia di tempat kerja terjamin pula
serta nilai-nilai agama. keselamatan nya
(2) Untuk melindungi keselamatan c. Bahwa setiap sumber produksi perlu
pekerja/buruh guna dipakai dan dipergunakan secara aman
mewujudkan produktivitas kerja dan efisien
yang optimal diselenggarakan d. Bahwa berhubung dengan itu perlu
upaya keselamatan dan diadakan segala daya upaya untuk
kesehatan kerja. membina norma-norma perlindungan
kerja;
(1)Syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian
kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis,
peracunan, infeksi dan penularan;
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyeseuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya
menjadi bertambah tinggi.
Hak atas Izin
Dispensasi. (UU
• 13/2003)
Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid
merasakan sakit dan memberitahukan kepada
pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan
kedua pada waktu haid. (Ps.81)
• Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat
selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya
melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan.
• Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran
kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu
setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan
dokter kandungan atau bidan. (Ps.82)
• Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu
harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui
Hak atas Izin
Dispensasi. (UU
• 13/2003
a. pekerja/buruh Ps.93)
sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
• b. pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa
haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
• c. pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah,
menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan
atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau
orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal
dunia;
• d. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang
menjalankan kewajiban negara;
• e. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan
ibadah agama;
• f. pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi
pengusaha tidak mempekerja kannya, baik karena kesalahan sendiri
maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
Hak atas Izin
Dispensasi. (UU
• Upah yang13/2003 Ps.93)
dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit sebagai berikut :
a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus)
dari upah;
b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima
perseratus) dari upah;
c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari
upah; dan
d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari
upah sebelum pemutusan
hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.
• Pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari;
• Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• Mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari
• Membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
• Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua)
CUTI TAHUNAN
(UU 13/2003 Ps.
79)
Cuti tahunan, sekurang
kurangnya 12 (dua belas)
hari kerja setelah
pekerja/buruh yang
bersangkutan bekerja
selama 12 (dua belas) bulan
secara terus menerus,
dituangkan pada Perjanjian
Kerja, PP, PKB
Cuti Melahirkan
(UU 13/2003)
• Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat
selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya
melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau
bidan.
• Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran
kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu
setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan
dokter kandungan atau bidan. (Ps.82)
HAK BERORGANISASI
UU 13/2003
Setiap pekerja/buruh berhak
1.
membentuk dan menjadi anggota
serikat pekerja/serikat buruh
Dalam melaksanakan fungsi Serikat
2 Pekerja /Serikat Buruh ber-hak
menghimpun dan mengelola
keuangan serta memper tanggung
jawabkan keuangan organisasi
termasuk dana mogok.
Besarnya dan tata cara pemungutan
3
dana mogok sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) diatur
dalam ang-garan dasar dan/atau
anggaran rumah tangga serikat
pekerja/serikat buruh yang
bersangkutan
HAK BERORGANISASI
UU 21/2000
Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi
1. serikat pekerja/serikat buruh bertujuan memberikan
perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta
meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh
Mempunyai fungsi:
2 & keluarganya
a. sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja
bersama dan penyelesaian
perselisihan industrial;
b. sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja
sama di bidang ketenaga
kerjaan sesuai dengan tingkatannya;
c. sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang
harmonis, dinamis,
dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
d. sebagai sarana penyalur aspirasi dalam
memperjuangkan hak & kepentingan
3
Minimal anggotanya;
terbentuk 10 pekerja dalam perusahaan.
UU 13/2003 Ps.80
Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerja/
buruh untuk
melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya.
Tunjangan Hari Raya Keagamaan
UU 13/2003 & Permen 6/2016

Pengusaha wajib
Harian Lepas : Upah rata rata
memberikan THR, dg masa
kerja 1 bulan atau lebih
kepada pekerja PKWT &
  12 bulan, kurang 12 bulan rata
rata masa kerja
PKWTT

Masa Kerja 12 bulan Bila kebiasaan diberikan lebih


sebesar 1 bulan Gaji,
dibawah 1 bulan,
  besar, maka mengacu pada
peraturan Perjanjian Kerja, PP
diberikan Proposional atau PKB

Komponen Upah : Upah Bersih Diberikan 1 kali dalam setahun,


atau Upah plus tunjangan   diberikan 7 hari sebelum hari H.
tetap
Jaminan Sosial Tenaga Kerja
UU 13/2003 Ps.99

(1) Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk


memperoleh jaminan
sosial tenaga kerja.
(2) Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1),
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
8 PP 85 th 2013 ttg tata cara
Hubungan antar Lembaga
Badan Penyelengara Jaminan
7. PP 53 th 2012 ttg Sosial
perubahan
penyelenggaraan program 1. UU No.3 th 1992
jaminan sosial tenaga ttg jaminan Sosial
kerja

6. PP 84 th 2013 ttg PERATURAN 2. UU No.13 th 2003


Tentang
perubahan PP 14 th 1993 PERUNDAN Ketenagakerjaan
penyelenggaraan program GAN
jaminan Sosial
3. UU No.40 th 2004
5. PP 14 Th 1993 tentang ttg Sistem Jaminan
Penyelenggaraan Program Sosial Nasional
Jaminan Sosial Tenaga 4. UU No24 th 2011 ttg Badan
Kerja Penyelenggara Jaminan Sosial
9. PP No. 86 Th
2013 ttg Tata
15. Per Pres 108 ttg Cara Pengenaan
bentuk & isi Laporan Sanksi
Pengelolaan Jamsostek Administratif
10. PP 99 th 2013
14. Per Pres 111 th 2013 PERATURAN Tentang Pengelolaan
ttg perubahan PP 12 th PERUNGAN Asset Jamsostek
2013 ttg Jamsostek GAN
11. Per Pres 108 th
13. PerPres 12 Th 2013 2013 ttg Bentuk & isi
tentang Jaminan Kesehatan Laporan Pengelolaan
12. Per Pres 109 th 2013 ttg Penahap an Jaminan Sosial
Kepesertaan Program jamsostek
JAMINAN SOSIAL
UU 13/2003 Ps.99
(1) Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan
sosial tenaga kerja.
(2) Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Uu 13/2003 Ps.151

(1) Pengusaha, (2) Dalam hal segala (3) Dalam hal


pekerja/buruh, serikat upaya telah dilakukan, perundingan
pekerja/serikat buruh, tetapi pemutusan sebagaimana dimaksud
dan pemerintah, dengan hubungan kerja tidak dalam ayat (2) benar-
segala upaya harus dapat dihindari, maka benar tidak
mengusahakan agar maksud pemutusan menghasilkan
jangan terjadi pemutusan hubungan kerja wajib persetujuan, pengusaha
hubungan kerja. dirundingkan oleh hanya dapat
pengusaha dan serikat memutuskan hubungan
Pekerja /serikat buruh kerja dengan
atau dengan pekerja/ pekerja/buruh
buruh apabila pekerja setelah memperoleh
Perhitungan uang pesangon
Ps.156UU13/2003
Bila terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan
atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.

masa kerja 3 tahun atau masa kerja 6 tahun atau


1 masa kerja kurang dari 1 4 7
lebih tetapi kurang dari lebih tetapi kurang dari
tahun, 1 bulan upah
4 tahun, 4 bulan upah 7 tahun, 7 bulan upah

masa kerja 1 tahun atau masa kerja 4 tahun atau masa kerja 7 tahun atau
2 lebih tetapi kurang dari 5 8 lebih tetapi kurang dari
lebih tetapi kurang dari
2 tahun, 2 bulan upah 5 tahun, 5 bulan upah 8 tahun, 8 bulan upah

masa kerja 2 tahun atau masa kerja 5 tahun atau


3 lebih tetapi kurang dari 6 masa kerja 8 tahun atau
lebih tetapi kurang dari 9
3 tahun, 3 bulan upah lebih 9 bulan upah
6 tahun, 6 bulan upah
Perhitungan Penghargaan masa kerja
Ps.156 UU13/2003

masa kerja 3 tahun atau masa kerja 3 tahun atau masa kerja 18 tahun
1 lebih tetapi kurang dari 6 4 lebih tetapi kurang dari 7 atau lebih tetapi kurang
tahun, 2 bulan upah 4 tahun, 4 bulan upah dari 21 tahun, 7 bulan
upah
masa kerja 6 tahun atau masa kerja 12 tahun
2 5 masa kerja 21 tahun
lebih tetapi kurang dari atau lebih tetapi kurang
8 atau lebih tetapi kurang
9 tahun, 3 bulan upah dari 15 tahun, 5 bulan
upah dari 24 tahun, 8 bulan
upah
masa kerja 9 tahun atau masa kerja 15 tahun
3 lebih tetapi kurang dari 6 masa kerja 24 tahun
atau lebih tetapi kurang 9
12 tahun, 4 bulan upah atau lebih, 10 bulan
dari 18 tahun, 6 bulan
upah
upah
Perhitungan Penggantian Hak
Ps.156 UU13/2003

1 2 3 4
penggantian perumahan hal-hal lain yang
biaya atau ongkos
cuti tahunan serta pengobatan & ditetapkan dalam
pulang untuk
yang belum perawatan ditetapkan perjanjian kerja,
pekerja/buruh dan
diambil dan 15% perseratus) dari uang peraturan perusahaan
keluarganya
belum gugur pesangon dan/atau uang atau perjanjian
ketempat dimana
penghargaan masa kerja kerja bersama
Tahapan :
1. Organisasi membuat Surat
Keputusan Direksi yang
memuat hak-hak normatif

2. Organisasi membuat
Peraturan Perusahaan yang
diketahui oleh wakil karyawan.

3. Organisasi merundingkan
pembuatan PKB dengan Serikat
Pekerja/buruh.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai