SALMA KHOIRUNNISA ( XII MIA 7/29 ) SHERLLYN MEIDA CHRISTA ( XII MIA 7/30 ) SILVIA ELSA SURYANA ( XII MIA 7/31 ) SISKA MARGARETA ( XII MIA 7/32 ) THEODORUS LNH ( XII MIA 7/33 ) TRI HANDAYANI ( XII MIA 7/34 ) ZULFIKAR SURYANITA ( XII MIA 7/35 ) Serat Pararaton atau Pararaton dalam bahasa Kawi disebut "Kitab Raja-Raja” adalah sebuah kitab naskah Sastra Jawa Pertengahan yang digubah dalam bahasa Jawa Kawi. Juga dikenal dengan nama "Pustaka Raja” yang dalam bahasa Sansekerta juga berarti "kitab raja-raja”. Berupa 32 halaman seukuran folio yang terdiri dari 1126 baris. Isinya mengenai sejarah raja-raja Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Tidak terdapat catatan yang menunjukkan siapa penulis Pararaton, namun di akhir kisah ,hanya tertulis nama desa dan catatan waktu ketika pengarangnya menyelesaikan tulisannya yakni 1535 Saka atau tepatnya 3 Agustus 1613 (sejaman dengan berkuasanya Sultan Agung di Jawa) ISI KITAB PARARATON Diawali dengan cerita mengenai inkarnasi Ken Arok, yaitu tokoh pendiri kerajaan Singasari (1222–1292), dan hampir setengah kitabnya membahas bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai ia menjadi raja di tahun 1222.
Diceritakan pula bahwa Ken Arok menjadikan dirinya kurban
persembahan bagi Yamadipati (dewa penjaga pintu neraka) untuk mendapatkan keselamatan atas kematian. Sebagai balasannya, Ken Arok mendapat karunia dilahirkan kembali sebagai raja Singasari, dan di saat kematiannya ia akan masuk ke dalam surga Wisnu. • Janji tersebut kemudian terlaksana. Ken Arok dilahirkan oleh Brahma melalui seorang wanita dusun yang baru menikah, namun ibunya meletakkannya di atas sebuah kuburan ketika baru saja dilahirkan.
• Di kuburan tersebut, tubuh Ken Arok memancarkan sinar yang
menarik perhatian Ki Lembong (seorang pencuri yang kebetulan lewat), ia pun mengambil Ken Arok sebagai anak dan membesarkannya, serta mengajarkannya seluruh keahliannya.
• Setelah dewasa ia pun terlibat dalam berbagai perjudian,
perampokan dan pemerkosaan. • Berulang-kali Ken Arok diselamatkan dari kesulitan dengan campur tangan dewata. Dikatakan dalam suatu kejadian di Gunung Kryar Lejar, dimana para dewa turun berkumpul, Batara Guru menyatakan bahwa Ken Arok adalah putranya, dan ia telah ditetapkan sebagai pembawa kestabilan dan kekuasaan di Jawa.
• Ken Arok kemudian bertemu dengan Lohgawe, seorang Brahmana
yang datang dari India untuk memastikan agar perintah Batara Guru dapat terlaksana. Lohgawe kemudian menyarankan agar Ken Arok menemui Tunggul Ametung, yaitu penguasa Tumapel. Setelah mengabdi berberapa saat, Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya, yaitu Ken Dedes, sekaligus tahta atas kerajaan Singasari.