Anda di halaman 1dari 16

NAMA KELOMPOK

1.Dimas
2.Agam
3.Indra
4.Rio rama
5.Winarni
KERAJAAN KEDIRI
kerajaan kediri
Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu, adalah
sebuah kerajaan yang bercorak Hindu terdapat
di Jawa Timur antara tahun 1042-1222.
Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang
terletak di sekitar Kota Kediri sekarang.
Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum
Kerajaan Kediri berdiri. Daha merupakan
singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota
api. Nama ini terdapat dalam prasasti
Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun
1042.
Raja-Raja Kerajaan Kediri
1. Sri Jayawarsa

Sejarah tentang raja Sri Jayawarsa ini hanya


dapat diketahui dari prasasti Sirah Keting
(1104 M). Pada masa pemerintahannya
Jayawarsa memberikan hadiah kepada rakyat
desa sebagai tanda penghargaan, karena
rakyat telah berjasa kepada raja. Dari prasasti
itu diketahui bahwa Raja Jayawarsa sangat
besar perhatiannya terhadap masyarakat dan
berupaya meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya.
2. Sri Bameswara

Raja Bameswara banyak meninggalkan


prasasti seperti yang ditemukan di daerah
Tulung Agung dan Kertosono. Prasasti seperti
yang ditemukan itu lebih banyak memuat
masalah-masalah keagamaan, sehingga sangat
baik diketahui keadaan pemerintahannya.
3. Prabu Jayabaya

Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan


ketika diperintah oleh Prabu Jayabaya.

Prabu Jayabaya memerintah antara tahun


1130 sampai 1157 Masehi. Dukungan
spiritual dan material dari Prabu Jayabaya
dalam hal hukum dan pemerintahan tidak
tanggung-tanggung. Sikap merakyat dan
visinya yang jauh ke depan menjadikan
Prabu Jayabaya layak dikenang sepanjang
masa.
4. Sri Sarwaswera

Sejarah tentang raja ini didasarkan pada prasasti


Padelegan II (1159) dan prasasti Kahyunan (1161).
Sebagai raja yang taat beragama dan berbudaya, Sri
Sarwaswera memegang teguh prinsip “tat wam
asi”, yang berarti “dikaulah itu, dikaulah (semua)
itu, semua makhluk adalah engkau”.

Menurut Prabu Sri Sarwaswera, tujuan hidup


manusia yang terakhir adalah moksa, yaitu
pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan
yang benar adalah sesuatu yang menuju arah
kesatuan, sehingga segala sesuatu yang
menghalangi kesatuan adalah tidak benar.
5. Sri Aryeswara

Berdasarkan prasasti Angin (1171), Sri Aryeswara


adalah raja Kediri yang memerintah sekitar tahun
1171. Nama gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja
Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara
Arijamuka.

Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara


naik tahta. peninggalan sejarahnya berupa prasasti
Angin, 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan Kediri
pada saat itu Ganesha. Tidak diketahui pula kapan
pemerintahannya berakhir. Raja Kediri selanjutnya
berdasarkan prasasti Jaring adalah Sri Gandra.
6. Sri Gandra

Masa pemerintahan Raja Sri Gandra (1181 M)


dapat diketahui dari prasasti Jaring, yaitu tentang
penggunaan nama hewan dalam kepangkatan
seperti seperti nama gajah, kebo, dan tikus.
Nama-nama tersebut menunjukkan tinggi
rendahnya pangkat seseorang dalam istana.
7. Sri Kameswara

Masa pemerintahan Raja Sri Gandra dapat


diketahui dari Prasasti Ceker (1182) dan
Kakawin Smaradhana. Pada masa
pemerintahannya dari tahun 1182 sampai 1185
Masehi
8. Sri Kertajaya

Berdasarkan prasasti Galunggung (1194),


prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah
(1197), prasasti Wates Kulon (1205),
Nagarakretagama, dan Pararaton,
pemerintahan Sri Kertajaya berlangsung pada
tahun 1190 hingga 1222 Masehi.
Peninggalan Kitab Kerajaan Kediri

-Kitab Wertasancaya karangan Empu Tan Akung


yang berisi petunjuk tentang cara membuat syair
yang baik.

-Kitab Smaradhahana yang digubah oleh Empu


Dharmaja dan berisi pujian kepada raja sebagai
titisan Dewa Kama. Kitab ini juga menyebutkan
bahwa nama ibu kota kerajaannya adalah
Dahana.
-Kitab Lubdaka karangan Empu Tan Akung
yang berisi kisah Lubdaka sebagai seorang
pemburu yang mestinya masuk neraka. Karena
pemujaannya yang istimewa, ia ditolong dewa
dan rohnya diangkat ke surga.

-Kitab Kresnayana karangan Empu Triguna


yang berisi riwayat Kresna sebagai anak nakal,
tetapi dikasihi setiap orang karean suka
menolong dan sakti.
-Kitab Samanasantaka karangan Empu Monaguna
yang mengisahkan Bidadari Harini yang terkenal
untuk Begawan Trenawindu.

-Kitab Baharatayuda yang diubah oleh Empu


Sedah dan Empu Panuluh.

-Kitab Gatotkacasraya dan Kitab Hariwangsa


yang diubah oleh Empu Panuluh.
-Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M
menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.
-Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M
menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.
-Prasasti Sirah Keting (1104 M), memuat
pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh
Jayawarsa.
-Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan
Kertosono berisi masalah keagamaan , berasal
dari raja Bameswara.
-Prasasti Ngantang (1135M), menyebutkan raja
Jayabaya yang memberikan hadiah kepada rakyat
desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari
pajak.
-Prasasti Jaring (1181M), dari raja Gandra yang memuat
sejumlah nama pejabat dengan menggunakan nama hewan
seperi Kebo Waruga dan Tikus Jinada.
-Prasasti Kamulan (1194M) , memuat masa pemerintahan
Kertajaya , dimana Kediri berhasil mengalahkan musuh yang
telah memusuhi istana Katang-Katang.
-Candi Penataran : Candi termegah dan terluas di Jawa Timur
ini terletak di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah
utara Blitar, pada ketinggian 450 meter dpl. Dari --prasasti
yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini
dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri
sekitar tahun 1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai
masa pemerintahan Wikramawardhana, Raja Kerajaan
Majapahit sekitar tahun 1415.
Maaf lahir batin:)

Anda mungkin juga menyukai