Anda di halaman 1dari 113

ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATU

SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA

MATA KULIAH: KIMIA DASAR


(UPT MKU UNIVERSITAS HASANUDDIN)

OLEH:
DR. SYAHRUDDIN KASIM, S.Si., M.Si.
HP: 081 342 533 501
e-mail: 1. kasimsyahruddin@yahoo.co.id
2. kasimsyahruddin@gmail.com
KIMIA DASAR
MATERI MID TEST MATERI FINAL TEST
 I. STRUKTUR ATOM  VIII. THERMODINAMIKA
 II. SISTIM PERIODIK KIMIA
 III. IKATAN KIMIA  IX. KINETIKA KIMIA
 IV. STOKHIOMETRI  X. ELEKTROKIMIA
 V. LARUTAN  XI. HIDROKARBON
 VI. KESETIMBANGAN  XII. GUGUS FUNGSIONAL
KIMIA SENYAWA ORGANIK
 VII. KESETIMBANGAN  XIII. ASAM BASA ORGANIK
ASAM BASA DAN TURUNAN
 XIV. BIOMOLEKULER
Kontrak Perkuliahan
 Terlambat 15 menit tidak boleh masuk
 Kehadiran minimal 80% (Mid + Fnl + 11 x Kuliah).
 Kegiatan non akademik tdk boleh mengganggu
perkuliahan.
 Memakai baju kemeja.
 Pakai sepatu.
 HP harus off.
 Kimia Dasar yang 3 SKS, Harus ikut praktikum.
 Tidak ada pengulangan ujian MID dan FINAL.
 Tidak boleh merokok saat mengikuti kuliah.
PENILAIAN
 Ujian Tengah Semester : 20 %. 30%
 Ujian Akhir Semester : 25 %. 30%
 Tugas Modul I s/d XIV : 10 %. 10%
 Keaktifan dan Soft Skill : 20 %. 30%
 Praktikum : 25 %.

Catatan :
1. Tugas dikumpul saat kuliah akan dimulai
pada minggu perkuliahan berikutnya.
2. Soft Skill : Nilai moral, etika, social, dll.
Literatur
 Semua literatur Kimia dasar dan Kimia Organik
termasuk lewat internet.
 Buku wajib : DIKTAT KULIAH KIMIA DASAR UPT MKU
UNHAS EDISI 2016.
 Buku Penunjang : Metode Praktis Belajar KIMIA
DASAR dan KIMIA ORGANIK UPT MKU UNHAS 2008.
 Buku Rujukan utama:
1. Kimia Dasar (Petrucci, Suminar) 2 JILID
2. Kimia Organik (Fessenden) 2 JILID
3. Kimia Anorganik (Cotton)
4. Kimia Dasar dan Larutan (Hiskiah Ahmad)
5. Kimia Dasar untuk Perguruan Tinggi (Erdawati), dll.
TABEL PERIODIK MODERN UNSUR-UNSUR
Soal Sebelum Kuliah Kimia Dasar
1. Jelaskan dengan singkat istilah berikut:
Atom, Partikel, Unsur, Orbital, Bilangan
Kuantum, Konf. e (atom dan molekul).
2. Buatlah konfigurasi elektron dari: 4Be,
8O, O ,
16 2 17Cl, 26Fe, H 2, N2
- dan O +.
2
3. Jelaskan pengertian dari: Valensi,
Elektron valensi, Senyawa amfoter,
Metaloid, Hibridisasi, Ikatan ionik,
Ikatan kovalen, Ikatan Hidrogen, Mol, M,
N, F, X, % dan ppm.
TEKNIK SIPIL A

1. KETUA KELAS: 081 247 627 014


2. WAKIL KETUA KELAS: 085 299 163 582

TEKNIK SIPIL B

1. KETUA KELAS: 081 340 388 312


2. WAKIL KETUA KELAS: 085 340 054 200
BAB I. STRUKTUR ATOM

 Partikel Dasar Penyusun Atom:


Elektron, Proton, dan Neutron.
 Teori Atom: Dalton, Thomson,
Rutherford, Bohr, de-Brouglie, dan
Heisenberg.
 Orbital atom.

 Bilangan Kuantum.
Partikel Dasar Penyusun Atom
 Elektron :
- Faraday (1834) : Materi dan listrik adalah ekivalen.
- J. Plucker (1855) : Penemu awal pembuatan sinar
katoda, dan dipelajari lebih lanjut oleh W. Crookers,
(1975) dan J.J Thomson, (1879).
- Sebagai sumber elektron J.J. Thomson
menggunakan :
(a) Sinar katoda yg berasal dari katoda Al, Pt dan Fe.
(b) Emisi fotoelektrik dari Zn.
(c) Emisi termionik dari filamen karbon.
Tabung Katoda
Tabung Katoda

kolimator
+ + anoda
anoda katoda
katoda

- -

Layar fluoresen padel

+ anoda
+ katoda -
S N anoda
katoda
-
-

+
Sifat Sinar Katoda
 1. Berasal dari katoda.
 2. Bergerak menurut garis lurus.
 3. Bermuatan negatif.
 4. Dibelokkan oleh medan magnet.
 5. Memiliki momentum karena mempunyai
massa.
 6. Sifat-sifat di atas tidak bergantung pada
bahan yang digunakan untuk membuat
katoda, sisa gas yang terdapat dalam tabung,
maupun kawat penghubung katoda dan
bahan alat penghasil arus.
Muatan dan Massa Elektron
 Tahun 1891, Stoney mengusulkan nama
elektron untuk satuan listrik dan sekarang
partikel sinar katoda ini disebut elektron.
 e/m = 1,76 x 108 C/g
 Tahun 1960, Robert A. Millikan menentukan
muatan elektron (e) = 1,602 x 10-19 C
 Massa Elektron
19
e 1,6 x 10 C  28
m  8
 9,11 x 10 g
e/m 1,76 x 10 C/g
Percobaan Tetes minyak Millikan

Tetesan minyak

Plat bermuatan (+)

Lubang kecil
Atomizer

Mikroskop
Sinar X

Tetesan minyak
yang diamati
Plat bermuatan (-)
Proton
 Goldstein (1886) : Menemukan sinar positif dalam
tabung sinar katoda dibalik katoda berlubang yang
disebut sinar terusan.
 Percobaan dengan gas hidrogen : e/m untuk sinar
terusan hidrogen lebih besar dari e/m untuk elektron.
 Dipostulatkan : H+ adalah partikel dasar dari atom.
 Besar muatannya sama dengan muatan elektron
tetapi dengan tanda yang berlawanan.
 Massa H+ : 1837 kali lebih besar dari massa elektron.
 Partikel ini disebut Proton.
 e/m elektron = 1,76 x 108 Coulomb/g
 e/m ion H+ = 96520/1,008 Coulomb/g
massa elektron e/m ion hidrogen 96520/1,008 C/g 1
  8

massa ion hidrogen e/m elektron 1,76 x 10 C/g 1837
Katoda Berlubang dan Proton
1886 Eugen Goldstein mengamati bahwa muatan
positif juga dihasilkan dalam tabung sinar katoda-
canal rays.

atom kation+ + e- atau X X+ + e-

katoda

anoda
-

+
Neutron
 Rutherford (1920) : Meramalkan bahwa
kemungkinan besar dalam inti terdapat
partikel dasar yang tidak bermuatan.
 Karena netralnya maka partikel ini sukar
dideteksi.
 Baru pada tahun 1932, J. Chadwick dapat
menemukan netron.
 Reaksinya :
4 11 14 1
2 He  5B 
 7
N  0
n
Alat Spektroskopi Massa
Pendeteksi Neutron
 Spektrometer massa : Instrumen yang
mengukur rasio muatan-massa suatu partikel
bermuatan untuk mendeteksi neutron .
Accelerating plates

kolektor
+ - Ion 126C+

Detektor

Gas
inlet Electron
gun Magnet
Ion 42He+
Slit
Energi Radiasi
 Cahaya adalah radiasi gelombang
elektromagnetik dengan energi sebesar :
 c c
E  h ν;  ν  atau E  h 
 λ λ
 E = energi (Joule),
 ν = frekuensi (Hz, 1/det)
  = panjang gelombang (m),
 h = tetapan Planck(6,62 x 10-34 J.det)
 c = kecepatan cahaya (2,9979 x 108 m/det)
Spektrum Atom Hidrogen
 Pancaran energi cahaya yang disebabkan oleh
perpindahan elektron dari suatu tingkat energi lebih
tinggi ke tingkat energi lebih rendah = radiasi
elektromagnetik.
 BALMER (1885) dapat menghitung frekuensi
pancaran gelombang cahaya selama perpindahan
elektron atom hidrogen dari n2 ke n1 dengan
rumus :

 1 1 
ν  3,288 x 10 15
det 1   
 n2 2 
 1 n 2 
Deret Spektrum Hidrogen
 Deret spektrum hidrogen dapat dibagi atas :
1. Deret Lyman : Terjadi perpindahan elektron
dari tingkatan n2 = 2, 3, 4 … ~ ke n1 = 1
2. Deret Balmer : n2 = 3, 4, 5 … ~ ke n1 = 2
3. Deret Paschen : n2 = 4, 5, 6 … ~ ke n1 = 3
4. Deret Brackett : n2 = 5, 6, 7 … ~ ke n1 = 4
5. Deret Pfund : n2 = 6, 7, 8 … ~ ke n1 = 5.
Model Atom
 J.J. Thomson (1904) : Atom menyerupai agar-agar
yang tersusun atas muatan positif dan negatif.
Muatan positif tersebar secara merata dalam bulatan
yang merupakan atom dan elektron (muatan negatif)
terdapat di dalamnya.
 Atom Thomson dapat diumpamakan sebagai roti
kismis dimana roti merupakan muatan positif dan
kismis adalah muatan negatif.
 Bagian positif dari atom Thomson mempunyai
diameter 10-10 m (1Ao). Percobaan penghamburan
sinar alfa oleh Rutherford menunjukkan bahwa
model atom ini tidak dapat dipertahankan lagi.
Model Atom Rutherford
 Menurut Rutherford : Seluruh muatan positif atom
dianggap terpusat pada suatu inti yang sangat kecil
dengan muatan listrik +Ze dan elektron sebanyak Z
(Z = nomor atom)yang bergerak mengelilingi inti.
 Gambarkan model atom Rutherford :
a) Inti lain bermuatan
(+) berdampingan
dgn model atom
Rutherford
b) Model Atom
Rutherford
Alat Eksperimen Rutherford
Teori Bohr
 Bertitik tolak dari Teori Rutherford dan
kuantum Planck, Bohr merumuskan :
 1. nh
mvr  (n  1,2,3, ............)

 2. mv2/r (gaya sentrifugal) = e2/r2 (gaya tarik
menarik inti dengan elektron).
 Energi elektron dalam suatu lintasan tertentu :
E = -1/2mv2
 Energi elektron yang bergerak dari satu
lintasan ke lintasan lain : E2-E1= hν
Model Atom Bohr
 Model atom Bohr
merupakan model
tata surya
 Tiap bilangan
kuantum utama
mewakili suatu orbit
atau kulit
 Inti atom terletak
ditengah-tengah
Teori Bohr pada Atom Hidrogen
2 2
n h
 Jari-jari lintasan : r (n  1, 2, 3, ........)
4π m e 4
 Energi pada lintasan tertentu :

2π m e 4
En   (n  1,2,3, ......)
n 2h 2
Energi elektron yang berpindah dari
E1  E 2  h ν

satu lintasan ke lintasan yang lain :

Frekuensi (ν) 1  1 1 
1

 1,097  10 m  2  2 
7
ν = C/λ, dimana :  2 n 
Untuk deret Balmer
n  2,3,5,......
Sifat Gelombang Elektron
 Tahun 1942, Louis de-Broglie
merumuskan panjang gelombang
λ=h/m.v

 Jika elektron bergerak dalam orbit Bohr,


maka : nh
mvr  (n  1,2,3, ............)

akan sama dengan : λ=h/m.v
Sehingga diperoleh : nλ = 2 π r
Teori Ketidakpastian Heisenberg
 Werner Heisenberg (1925) mengemukakan
prinsip ketidakpastian yang menyatakan
bahwa tidak mungkin untuk dapat
mengetahui pada waktu yang bersamaan
baik momentum maupun kedudukan suatu
partikel seperti elektron dengan tepat.
 Rumus :
h
(p x )( x ) 

Bilangan Kuantum
 1. Bilangan kuantum utama (n)
Nilai n = 1, 2, 3, …., dst.
 2. Bilangan kuantum Azimuth (l)

Nilai l = n-1
 3. Bilangan kuantum magnetik (m)

nilai m = - l s/d + l
 4. Bilangan kuantum spin (s)

Nilai s = ±1/2
Distribusi Bilangan Kuantum
Bentuk Orbital Atom

 Orbital s :

 Orbital p :

 Orbital d :

 Orbital f : Orbital ini untuk unsur-unsur


Lantanida dan Actinida tidak dibahas.
Bentuk Orbital (Gambar Lain)

Orbital s (hanya 1) Orbital p (ada 3)

Orbital d (ada 5) Orbital f (ada 7)


Spin Elektron
 Pauli menambahkan satu bilangan kuantum
yang akan mengizinkan dua buah elektron
berada dalam satu orbital
 Bilangan Kuantum Spin, ms
 Dapat bernilai +1/2 dan -1/2
 Pauli juga mengusulkan bahwa tidak ada dua
elektron dalam atom yang dapat memiliki suatu
set (empat) bilangan kuantum yang sama-
Prinsip Larangan Pauli
Prinsip Aufbau
Aufbau : menyusun
•Digunakan untuk menyusun konfigurasi elektron
•Untuk suatu unsur, jumlah elektron dalam atom netral
sama dengan nomor atomnya
•Penyusunan dimulai dari tingkat energi yang rendah ke
yang lebih tinggi
•Jika dua atau lebih orbital berada pada tingkat energi
yang sama, maka orbital tersebut akan ter “degenarate”.
Jangan memasangkan elektron sampai benar-benar
tidak ada jalan lain untuk memasangkannya
Aturan Hund
Ketika meletakkan elektron ke dalam orbital pada
tingkat energi yang sama, letakkan satu elektron pada
tiap orbital sebelum memasangkannya pada orbital
yang sama
Keberadaan elektron yang tidak berpasangan dapat
dibuktikan dengan sifat elektromagnetiknya
Paramagnetik – tertarik pada medan magnet.
Mengindikasikan adanya elektron tidak berpasangan
Diamagnetik – menolak medan magnet.
Mengindikasikan semua elektron berpasangan
Cara pengisian
elektron
Penulisan Konfigurasi Elektron

Contoh
Contoh

Penulisan lain
Tugas 1
1. Tuliskan dan jelaskan semua ahli yang berjasa
sampai ditemukannya ORBITAL (lengkapi jika ada
rumus dan gambar termasuk jika ada reaksi kimia)?.
2. Cari pasangan unsur dalam tabel periodik unsur yang
nomor atomnya berbanding terbalik dengan nomor
massanya (tuliskan pasangan tersebut lengkap
dengan nomor atom dan nomor massanya)?.
 Jawaban dikertas biasa, bebas tapi tdk boleh diketik
(Harus ditulis tangan).
 Dikumpul minggu depan paling lambat sebelum kuliah
dimulai.
BAB II. SISTIM PERIODIK UNSUR
 Pandangan ahli Kimia tentang Klasifikasi
Unsur : Triade Dobereiner, Oktaf Newlands,
Lothar Meyer, dan Dimitri Mendeleev.
 Sifat Fisika Unsur : Muatan inti efektif,
energi ionisasi, afinitas elektron, jari-jari atom,
kelektronegatifan, dan kepolaran.
 Sifat Kimia Unsur : Hidrogen, gol alkali, alkali
tanah, IIIA s/d VIIIA, unsur-unsur periode ke
tiga, dan perbandingan unsur gol IA dan IB,
serta unsur transisi periode pertama.
Triade Dobereiner
 Tahun 1817, Johann W. Dobereiner : Orang
pertama yang menemukan adanya
hubungan antara sifat unsur dan massa
atom relatif. ia menemukan beberapa
kelompok tiga unsur yang mempunyai
kemiripan sifat yang ada hubungannya
dengan massa atom relatif, seperti :
Li Ca Cl
Na Sr Br
K Ba I
Hukum Oktaf Newlands
 Tahun 1865, John Newlands menemukan
hubungan lain antara sifat unsur dan massa atom
relatif, sesuai dengan hukum yang disebutnya
Hukum Oktaf.
Li Be B C N O F
Na Mg Al Si P S Cl
K Ca Cr Ti Mn Fe
 Hal yang belum dapat diterima adalah : Cr tidak
mirip dengan Al, Mn tidak mirip dengan P, Fe tidak
mirip dengan S, tetapi usahanya telah menuju ke
arah yang tepat untuk menyusun suatu daftar
unsur.
Daftar Mendeleev
 Tahun 1869, Mendeleev berhasil menyusun suatu
daftar 65 unsur yang dikenal sebagai hukum
periodik, berbunyi : sifat unsur-unsur merupakan
fungsi berkala massa atom relatif.
 Perbaikan yang dilakukan Mendeleev adalah :
1. Jalur khusus disediakan untuk unsur-unsur yang
dikenal sebagai unsur transisi.
2. Dikosongkan tempat untuk unsur yang belum
ditemukan (44, 68, 72 dan 100).
3. Koreksi massa atom relatif unsur seperti : Cr
bukan 43,3 tetapi 52,0.
4. Unsur yang belum dikenal telah diramalkan
misalnya sifat-sifat ekasilikon (Ge).
Keuntungan Daftar Mendeleev
 1. Sifat fisika dan kimia unsur berubah
secara teratur dalam satu golongan.
 2. Valensi tertinggi unsur dalam golongan
sama dengan nomor golongannya.
 3. Adanya sekelompok unsur yang tidak
bersifat elektronegatif maupun
elektropositif.
 4. Mendeleev meramalkan sifat unsur yang
belum ditemukan, yang akan mengisi
tempat yang kosong dalam daftar.
Sistim Periodik Modern
 Daftar unsur disusun berdasarkan konfigurasi
elektronnya (nomor atomnya).
 KESIMPULANNYA SEBAGAI BERIKUT:
a. Elektron-elektron tersusun dalam orbital.
b. Hanya dua elektron dapat mengisi setiap
orbital.
c. Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit.
d. Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit ke-n.
e. Elektron terluar menentukan sifat kimia.
f. Unsur jalur vertikal disebut golongan.
g. Unsur jalur horisontal disebut periode.
Tabel Periodik
Sifat Fisika Unsur

 1. Muatan inti efektif : Zeff = Z - σ


 2. Energi ionisasi
 3. Afinitas elektron
 4. Jari-jari atom
 5. Kelektronegatifan
Energi Ionisasi
Pertama
Energi Ionisasi Pertama
Afinitas Elektron
Afinitas Elektron
Jari-jari Atom
Jari-jari atom untuk
golongan utama
Jari-jari Atom (pm)
Keelektronegativan
Keelektronegativan
Sifat Kimia Unsur

 Reaktifitasnya dengan H2O, O2,


asam & basa
 Sifat kelogaman

 Bentuk dan sifat oksidanya

 Jenis ikatan dan senyawanya

 Kestabilan muatan.
Hidrogen
 Berbentuk molekular
 Gas yang tdk berwarna dan berbau

 Non logam

 Dapat membentuk hidrida berikatan


ionik
 Dapat berikatan kovalen contoh : H2O

 Jika teroksidasi/terbakar jadi H2O.


Tabel Periodik
Unsur Gol Alkali s/d VIIIA
 Alkali : Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr.
 Alkali Tanah : Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba.

 Gol IIIA : B, Al, Ga, In, dan Tl.

 Gol IVA : C, Si, Ge, Sn, dan Pb.

 Gol VA : N, P, As, Sb, dan Bi, (ns2,np3,….,n≥2)

 Gol VIA : O, S, Se, Te, dan Po.

 Gol VIIA : F, Cl, Br, I, dan At.

 Gol VIIIA : He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn.


Unsur Perioda Tiga
 Bentuk oksida unsur perioda tiga ternyata
memiliki perbedaan sifat yaitu :
1. Na2O, Na2O2, dan NaO2 = Basa
2. MgO = ………?
3. Al2O3 = Amfoter, bagaimana dgn BeO
4. SiO2 = Asam
5. P2O5 = ……….?
6. SO3 = ……….?
7. Cl2O7 = ………..?
BAB III. IKATAN KIMIA
 Ikatan Ionik dan Hukum Hess
 Ikatan Kovalen
 Ikatan Kovalen Koordinasi
 Ikatan Logam
 Ikatan Hidrogen
 Ikatan van der Walls
 Perluasan Ikatan Kovalen ;
1. Teori ikatan valensi
2. Teori orbital molekul
Ikatan Ionik
Terbentuk karena adanya dua buah gaya tarik-
menarik elektrostatik antara ion bermuatan positif
dan ion bermuatan negatif

Cl- Na+

Ikatan ionik umumnya terbentuk dari unsur logam


dengan unsur non logam
Energi dan Pembentukan Ikatan Ionik
Sifat Senyawa Ionik
Umumnya adalah padatan dengan titik leleh
yang tinggi (> 400 oC)
Kebanyakan larut dalam pelarut polar (air) dan
tidak larut dalam pelarut non polar (heksan)

Lelehannya dapat
menghantarkan listrik

Larutannya
menghantarkan listrik
sangat baik
Ikatan Kovalen

Oktet …….??
Pengecualian Kaidah Oktet

Tiga jenis pengecualian:


1.Spesies dengan elektron lebih dari 8
elektron yang mengelilingi atom : SF6
2.Spesies dengan elektron kurang dari 8
elektron : AlCl3
3.Spesies dengan total elektron yang
ganjil : NO
Kovalen Polar dan Non Polar
Non-Polar
Elektron dipakai secara merata. Tidak ada beda
keelektronegatifan

H H Cl Cl
Polar
Elektron tidak dipakai secara merata. Ada beda
keelektronegatifan
+ -
H Cl
Garis dapat menyatakan adanya elektron yang
dipakai bersama
Keelektronegatifan
Beda kelektronegatifan dalam suatu senyawa
menjadi dasar penentu sifat ikatan :
Kovalen < 1,5 ≤ Ionik
Sifat Senyawa Kovalen

 Berwujud gas, cairan atau padatan


dengan titik leleh rendah (<300 oC).
 Banyak yang tidak larut dalam pelarut
polar tetapi larut dalam pelarut non polar.
 Baik bentuk cairan dan lelehannya tidak
menghantar listrik.
 Larutannya menghantar listrik sangat
lemah karena tidak memiliki partikel
bermuatan.
Ikatan kovalen Koordinasi
 Elektron ikatan dikoordinir oleh satu fihak
saja.
 H3N: AlCl3

Ikatan Hidrogen
 Ikatan yang terbentuk dimana H menjadi
jembatan yang menghubungkan dua unsur
yang memiliki keelektronegatifan tinggi.
 H-F…H-F…H-F (tanda … = ikatan Hidrogen
yg hanya satu elektron).
Ikatan Logam
 Gaya yang terjadi dimana atom mengadakan
penataan ulang elektron yang tidak berpasangan
sehingga menjadi ion dan membentuk jarak tertentu
pada sisi kristal yang dihubungkan oleh elektron
yang bergerak dengan bebas pada bidang kristal.

Ikatan van der Waals

 Gaya yg timbul antara atom atau molekul pada jarak


tertentu sehingga seolah-olah terjadi senyawa baru,
jika menjauh saling tarik dan jika mendekat saling
tolak menolak.
Pengembangan Teori Ikatan
Kovalen

 1. Teori Ikatan Valensi


a. Hibridisasi
b. Resonansi
 2. Teori Orbital Molekul

a. Orbital molekul bonding


b. Orbital molekul anti-bonding
Teori Ikatan Valensi
Menurut teori ini, ikatan H-H terbentuk sebagai
hasil dari overlap orbital 1s dari tiap atom H
Metode Teori Ikatan Valensi
Orbital hibrid dibutuhkan untuk membentuk
geometri molekul
Contoh: Karbon
Konfigurasi elektron valensi: 2s2 2px1 2py1
Diketahui bahwa karbon akan membentuk empat
ikatan yang serupa- CH4, CH3Cl2, CCl4
Konfigurasi elektronnya menunjukkan bahwa hanya
dua ikatan yang dpt terbentuk, bukan tetrahedral
tapi tidak stabil. Agar stabil harus berhibridisasi.
Hibridisasi

Untuk menjelaskan mengapa karbon membentuk 4


ikatan tunggal identik, kita asumsikan bahwa orbital-
orbital asalnya melebur bersama (terhibridisasi)
Beberapa Contoh Hibridisasi

Btk Hibridisasi Pasangan e- atom pusat Contoh

Linear 2 BeH2
Planar Trigonal 3 BF3
Tetrahedral 4 CH4
Trigonal piramida 4 NH3
Bengkok (Bent) 4 H2O
Linier, CO2 Segitiga Planar, BeCl3

Piramid, NH3

Tetrahedral, CH4
Bent, H2O
Geometri Molekul dengan
Dasar Tetrahedral
H
N
C H H O H
H H
H H H
Tetrahedral Piramid Bent

Bent dan piramid sebenarnya adalah


tertrahedral tetapi ada pasangan elektron yang
tidak berikatan
Geometri Lainnya
Bilangan Pasangan elektron Formula Bentuk
Koordinasi Ikatan Bebas Umum Geometri
5 5 0 AB5 Trigonal Piramid
4 1 AB4O SeeSaw
3 2 AB3O2 Bentuk T
2 3 AB2O3 Linear
6 6 0 AB6 Oktahedral
5 1 AB5O2 Piramid Segi-4
4 2 AB4O2 Segi-4 planar
Geometri Molekul

Etana

Untuk molekul yang lebih


besar, aturan geometri
molekul masih berlaku
Momen Dipol
Dapat dilihat dengan meletakkan molekul dalam
medan listrik. Molekul polar akan terorientasi
sedangkan molekul non-polar akan sebaliknya
Hibridisasi sp3

Dalam kasus ini, semua orbital s dan p


berhibridisasi.
sp3
dimana 25% karakter s dan 73% karakter p
Etana, CH3CH3
Ikatan s terbentuk
melalui overlaping secara
membujur (dari ujung ke
ujung)
Molekul dapat bebas
berotasi disepanjang
ikatan tunggal
Hibridisasi sp2
Ini menunjukan adanya ikatan rangkap,
hibridisasi tipe kedua. Hibridisasi sp2 terbentuk
dari kombinasi satu orbital s dan 2 orbital p. satu
orbital p tersisa
Orbital Hibridisasi sp2
Orbital p yang tidak terhibridisasi dapat ber-
overlap, membentuk ikatan kedua-p
Ikatan p terbentuk
melalui overlaping baik
dari atas maupun bawah
dari struktur planar
molekul
Bagian dari molekul
tidak dapat bebas
berotasi
Orbital Hibridisasi sp
Hibridisasi ini membentuk ikatan rangkap 3 yang
menghasilkan 2 orbital p yang tidak terhibridisasi
Orbital Hibridisasi Lainnya
Orbotal d juga dapat terlibat dalam
pembetukan orbital hibridisasi

MgCl2
PtCl3
CH4
PCl5
[Fe(CN)6]3-
Metode Orbital Molekul
• Orbital-orbital atom berkombinasi membentuk
orbital molekul, jumlah orbital molekul yang
terbentuk harus sama dengan jumlah orbital atom
yang secara matematis berkombinasi.
Contoh: H2
Dua buah orbital 1s akan berkombinasi membentuk
dua orbital molekul. Hasil akhir dari energi yang
baru terbentuk sama dengan orbital asalnya, dua 1s.
Walaupun demikian, mereka berada pada tingkat
energi yang berbeda.
Diagram Orbital Molekul H2
Orbital Molekul
Ketika dua orbital atom bergabung, ada tiga
kemungkinan orbital molekul yang terbentuk.
Orbital ikatan (bonding): s atau p
Energinya lebih rendah dibandingkan orbital atom dan
terdapat overlapkerapatan elektron
Orbital antiikatan (antibonding): s* atau p*
Energinya lebih tinggi daripada orbital atomnya dan
kerapan elektron tidak saling overlap
Nonikatan (nonbonding) : n
Pasangan elektron yang tidak terlibat pada ikatan
Molekul Diatomik Homonuklir

Molekul ini merupakan molekul sederhana


diatomik dimana kedua atom merupakan
atom yang sama
Diagram energinya serupa dengan diagram
energi molekul H2
Kita dapat mengembangkan diagram energi
untuk molekul2 lainnya atau molekul yang
mungkin untuk melihat bagaimana mereka
membentuk ikatan
Diagram OM untuk He2
Terlihat bahwa baik
orbital ikatan maupun
orbital antiikatan
terisi penuh
Hasilnya adalah
molekul ini tidak
stabil dibandingkan
bentuk tidak
terikatnya. Sehingga
mereka tidak
berikatan
Orbital Molekul Ikatan
Untuk molekul yang stabil, harus terdapat lebih
banyak elektron yang berada pada orbital ikatan
dibandingkan dengan pada orbital antiikatan
Bentuk terikatnya (bonded form) harus berada pada
tingkat energi yang lebih rendah, sehingga mereka
stabil
Orbital ikatan dan antiikatan baik s atau p harus
diperhitungkan
Lihat OM untuk O2
Orbital Molekul O2
Orbital Molekul O2
Tiap atom oksigen memiliki 8 elektron sehingga
jumlahnya 16
Kita dapat meletakkan 16 elektron kedalam
diagram OM dan lihat!
Ingat, jangan memasangkan elektron kecuali
memang harus dan isi pada tingkat energi yang
lebih rendah dahulu sebelum ke yang lebih tingi
Molekul O2 akan terbentuk bila terdapat lebih
banyak elektron ikatan dibandingkan antiikatan
Orbital Molekul O2
Diagram OM untuk NO
Elektron Terdelokalisasi
Diagram OM untuk spesies poliatomik seringkali
disederhanakan dengan mengasumsikan semua
orbital sdan p adalah terlokalisasi: terbagi diantara
2 atom spesifik.
Struktur resonansi menggambarkan bahwa
elektron pada beberapa orbital p dapat
terdelokalisasi
Delokalisasi : bebas untuk berpindah-pindah pada
tiga atau lebih atom.
Elektron Terdelokalisasi/Resonansi
BAB IV. STOKHIOMETRI
 Hukum Dasar Ilmu Kimia : Hukum Kekekalan
Massa, Perbandingan Tetap, Perbandingan
Berganda, Perbandingan Volume, dan Hukum
Avogadro.
 Massa Atom dan Massa Molekul Relatif.
 Konsep Mol : Bilangan Avogadro, Massa dan
Volume Satu Mol.
 Bilangan Oksidasi.
 Reaksi Kimia dan Penyetaraan : Sintesis,
Metatesis, Netralisasi, dan Redoks.
a) Hukum Kekekalan massa :
Antonie Lavoiser (1774)
b) Hukum Perbandingan Tetap :
Josep Louis Proust (1799)
c) Hukum Perbandingan berganda
: John Dalton (1804)
d) Hukum Perbandingan Volume :
Joseph Louis Gay Lussac (1905)
e) Hukum Avogadro :
Amadeo Avogadro (1911)
Konsep Mol

 Bilangan Avogadro = 6,023 x 1023


 Massa satu mol = 1 mol isotop C-12= 12 g
= 6,023 x 1023 atom.
 Volume satu mol = 22,4 dm3 pada STP.
 Bilangan oksidasi = Daya ikat suatu unsur
dengan unsur lain.
 Valensi = Daya ikat unsur dengan hidrogen
Pedoman Penentuan Bilangan
Oksidasi
 Atom bebas atau dalam molekulnya mempunyai bilangan
oksidasi nol.
 Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam molekul netral
adalah nol.
 Bilangan oksidasi ion beratom tunggal sama dengan muatan
ionnya.
 Jumlah bilangan oksidasi semua atom yang membentuk ion
poliatom sama dengan muatan pada ion tersebut.
 Bilangan oksidasi fluor, unsur yang paling elektronegatif
adalah –1.
 Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawa oksida –2, pada
peroksida –1, dalam super oksidasi ( O2-) tiap atom oksigen
mempunyai bilangan oksidasi –1/2.
 Dalam senyawa F2O oksigen mempunyai bilangan oksidasi +2.
 Bilangan oksidasi hidrogen dalam semua senyawa +1, kecuali
hidrida logam –1.
TIPE REAKSI KIMIA
1. Reaksi sintesis.
Contoh:
Fe + S → FeS
Fe3+ + 6 SCN- → Fe(SCN)63-
2. Reaksi penguraian berganda / metatesis
Contoh:
AlCl3 + 3 NaOH → Al(OH)3 + 3 NaCl
3. Reaksi netralisasi asam-basa
Contoh:
H3O+ + OH-  HOH + HOH
4. Reaksi redoks
Contoh:
MnO2 + 4H+ + 2 Br- → Br2 + Mn2+ + 2 H2O
Penyetaraan Reaksi Redoks
a. Cara reaksi setengah
1. Reaksi redoks merupakan penjumlahan dua reaksi
setengah reduksi dan oksidasi.
2. Jika reaksi sudah setara, samakan jumlah
elektronnya.
3. Ada tiga tahap penyetaraan reaksi yakni :
- Pengimbangan setiap reaksi setengah
- Penambahan elektron untuk mengimbangkan
muatan
- Penjumlahan kedua reaksi setengah
b. Cara perubahan bilangan oksidasi
1. Tuliskan pereaksi dan hasil reaksi
2. Tandai unsur yang berubah bilangan oksidasinya
3. Setarakan jumlah unsur yang mengalami
perubahan bilangan oksidasi di ruas kiri dan ruas
kanan persamaan reaksi
4. Hitung dan samakan jumlah berkurang dan
bertambahnya bilangan oksidasi
5. Samakan jumlah muatan di ruas kiri dan ruas
kanan dengan menambahkan H+ bila larutan
bersifat asam atau OH- bila larutan bersifat basa
6. Tambahkan H2O untuk menyamakan jumlah atom
H di ruas kiri dan ruas kanan.
Contoh :
Penyetaraan reaksi redoks cara perubahan bilngan oksidasi.

FeSO4 + KMnO4 + H2SO4 → Fe2(SO4)3 + MnSO4 + H2O + K2SO4

Tahap 1: Penulisan pereaksi dan hasil reaksi


Fe2+ + MnO4- → Fe3+ + Mn2+
Tahap 2,3,4: Menandai, menyetarakan dan menghitung
perubahan bilangan oksidasi

Fe2+ + MnO4- → Fe3+ + Mn2+


+2 +7 (+1) +3 +2
(-5)

Tahap 5: Penyeimbangan reaksi


5 Fe2+ + MnO4- → 5 Fe3+ + Mn2+

x5
x1
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

WASSALAM

DR. SYAHRUDDIN KASIM, S.Si, M.Si.

Anda mungkin juga menyukai