Anda di halaman 1dari 89

1

1
SEJARAH PERKEMBANGAN
PROMOSI KESEHATAN
2 Sejarah Perkembangan Promosi Kesehatan
Propaganda Tahun 1960-an
kesehatan
masyarakat
(upaya pembangunan
Tahun 1995 atau pengorganisasian
Promosi Kes masyarakat hingga)

Tahun 1975 penyuluhan kesehatan


3

Pengertian Promkes Menurut WHO :


promosi kesehatan adalah proses
pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya.

Pengertian Promkes Menurut The Bangkok Charter


Promosi Kesehatan :
Merevisi menjadi "proses pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan pengawasan atas kesehatan
masyarakat dan faktor penentu nya, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat”
2

ERA PROPAGANDA DAN


4
PENDIDIKAN KESEHATAN
RAKYAT
5 Masa Penjajahan Kolonial Belanda

 1808 : jawatan kesehatan tentara (Pembuatan Anyer sampai


Banyuwangi )
 1809 : usaha kesehatan kecil
 1820 : peraturan pemerintah tentang jawatan sipil
 1827 : kedua jembatan di gabungkan
 1911 : terjadi pemisahan antara kedua jawat tersebut
6

 Pola hidup yang tidak bersih dan tidak sehat  banyak penyakit timbul
 wabah malaria,kolera, sampar ,cacar, kusta dan tuberculosis.
 Usaha preventif pertama  pemberian vaksin cacar, pengasingan
penderita kusta dan penderita sakit jiwa
 Adanya wabah kolera tahun 1911, maka dibentuk badan Hygiene
Commissie di Batavia oleh Dr. W. Th. De Vogel
 Tahun 1920 dibentuk jabatan propagandist (juru penyiar berita)
7 Medisch Hygienische Propaganda
 Pada tahun 1924 pemerintah Belanda membentuk Dinas Hygiene yang
kegiatan utamanya berupa pemberantasan cacing tambang di Banten
berkembang menjadi Medisch Hygienische Propaganda yang meluas pada
penyakit perut lainnya.
 Dr. John Lee Hydrick dari Rockefeller Foundation (Amerika) memimpin
pemberantasan cacing tambang mulai tahun 1924 sampai 1939 dengan
mengutamakan pendidikan kesehatan pada rakyat dan penggunaan media
pendidikan (booklets, poster, film dan sebagainya) di Banyumas
8

 dr. Soemadi mendirikan Sekolah Juru Higiene di Purwokerto


 Timbul suatu pekerjaan teratur : percontohan wilayah Kabupaten
Banyumas.
 Tahun 1945 : membangun hygiene desa atas dasar pendidikan
kesehatan rakyat.
9
Pentingnya pendidikan kesehatan rakyat
menurut dr. R. Mochtar :

Pendidikan kesehatan PKR merupakan bagian dan kegiatan


PKR terkait dengan
rakyat (PKR) dirasakan terintegrasi dalam program-program
program kesehatan, yaitu
penting sejak permulaan kesehatan,perlu ditangani secara
hygiene dan sanitasi
abad XX, direalisasikan profesional. Untuk itu, diperlukan
lingkungan (PKR bukan
dalam bentuk kegiatan organisasi/unit kerja khusus yang
program yang berdiri
bernama Medisch menangani pendidikan kesehatan, dan
sendiri).
Hygienische Propaganda. diperlukan juga tenaga terdidik/terlatih.
10 Pentingnya Health Education

dr.J.Leimena mengangkat prinsip “pioneering job” dari


Dr. J. L. Hydrick (1952)

Prinsip : Pendidikan Kerjasama dengan


kesehatan Tujuan : Meningkatkan masyarakat :
menanamkan hidup kualitas kesehatan Dukungan dari
sehat berbagai lintas sektor
dan masyarakat

Pendekatan : Nakes Subjek : Memberikan Dasar kebersihan


memberikan dukungan pemahaman pola hidup umum : Menjaga dan
ke masyarakat supaya sehat dengan fakta – menyebarluaskan
mandiri dalam fakta yang mendasar (kampanye) untuk
menjaga kesehatan menjaga kebersihan
11

Muncullah moto
Usaha preventif yang “Pencegahan lebih Baik dari
Usaha Kes. pada dilakukan oleh pemerintah Pengobatan”. Contohnya
awalnya kuratif seiring Belanda: berbagai macam yaitu vaksinasi, pendataan,
berkembang zaman kegiatan dan pembuatan pengawasan dan upaya
menjadi preventif peraturan. pencerdasan masyarakat
“Konsep Bandung” Banyak fasilitas kesehatan yang
12 atau “Bandung Plan” rusak, obat-obatan yang sulit
yang diperkenalkan didapat, dan banyak petugas
oleh dr. J. Leimena kesehatan yang gugur karena
dan dr. Patah ikut menjadi gerilyawan
melawan belanda.
Revolusi fisik

Pemerintah mengembangkan
Tahun 1950 masalah gizi usaha pembangunan masyarakat
Kwarshiorkhor dan xerophthalmia desa berupa pendidikan
.Upaya perbaikan dilakukan kesehatan dan gerakan
melalui penyuluhan gizi seperti kebersihan, pekan kerja bakti dan
pengenalan semboyan “ Empat usaha kesehatan sekolah yaitu
Sehat Lima Sempurna “ mendirikan sekolah untuk
penyuluh kesehatan (Magelang
& Yogyakarta.
13 Kesehatan Masyarakat Desa (KMD)

•Dokter Sulianti Sarosa pimpinan KMD atau Pendidikan Kesehatan Rakyat mengatakan

titik berat usaha kesehatan masyarakat adalah Usaha Preventif.


•Usaha preventif adalah upaya pencegahan timbulnya penyakit untuk mempertinggi
derajat kesehatan masyarakat. usaha preventif inilah yang dimaksudkan dengan

Public Health.

Jadi setiap orang diberi kesempatan mendapatkan haknya


untuk hidup sehat dan berumur panjang
Pendidikan kesehatan rakyat Model Lemah Abang
14

Usaha-usaha kesehatan preventif (Prof. Leavell from Harvard University):


1. Pendidikan kesehatan pada masyarakat (Penyuluhan DBD)
2. Perbaikan makanan rakyat (Pedoman Gizi Seimbang)
3. Perbaikan hygiene lingkungan hidup (Peningkatan kualitas air bersih)
4. Kesehatan ibu dan anak (pelayanan persalinan oleh nakes)
5. Usaha kesehatan sekolah (UKS)
6. Pemeliharaan kesehatan masyarakat
7. Usaha pengobatan (Peningkatan jumlah tempat yankes dan Balai Pengobatan)
8. Pemberantasan penyakit epidemis dan endemis (dilakukan fogging pada area
DBD)
9. Statistik (Pengolahan data baik penyakit menular maupun tidak menular,
contohnya ISPA)
10.Laboratorium kesehatan (meneliti penyakit menular maupun tidak menular, )
15

Tujuan pendidikan kesehatan kepada masyarakat (dr. Sullanti ):


1. Mengubah kebiasaan yang merugikan kesehatan
2. Menanamkan kebiasaan yang baik
3. Memberi pengertian tentang kesehatan pada umumnya
4. Mengikutsertakan masyarakat dalam penyelenggaraan usaha-usaha yang
dijalankan untuk kepentingan kesehatan masyarakat sendiri
16

 Konsep yang dianut oleh seluruh dunia ialah bahwa sebaiknya usaha kesehatan
dijalankan secara terintegrasi dan terkoordinasi serta mengikutsertakan
masyarakat secara aktif dalam penyelenggaraannya. Cont: Bandung Plan
pada bulan Agustus 1956.

 Tujuan diadakannya Daerah Percontohan KMD/PKR Lemah Abang adalah


menjadikan daerah itu sebagai contoh sistem kerja dan pengelolaan program
kesehatan masyarakat desa oleh suatu Tim Kesehatan Desa (Rural Health Team),
dan juga sebagai daerah pelatihan lapangan (field training) tenaga-tenaga
kesehatan.
17

Tim KMD/PKR Lemah Abang terdiri dari tenaga-tenaga kesehatan yang bertugas
secara purna-waktu (full time) dan merupakan staf administrasi dalam bidang-
bidang:

1. Kuratif, yaitu dokter selaku pimpinan


2. Administrasi kesehatan masyarakat dan statistik, hygiene dan sanitasi
lingkungan, yaitu penilik kesehatan.
3. Gizi, yaitu tenaga gizi
4. Pemeliharaan kesehatan masyarakat, yaitu perawat.
5. Pendidikan kesehatan, yaitu pendidik kesehatan (health educators).
18 Peranan Staf Pendidikan Kesehatan

Membentuk orang menjadi dewasa, mampu meningkatkan taraf kesehatan diri


sendiri dan keluarga

Membuat pola pikir seseorang untuk berpikir rasional, objektif, dan mampu secara
sadar mewujudkan pengetahuan tentang kesehatan

Pendidik kesehatan juga dapat menjadi mediator dalam menghadapi konflik tim
dan katalisator upaya-upaya perubahan.
3

ERA PENDIDIKAN KESEHATAN


DAN PENYULUHAN
19 KESEHATAN MASYARAKAT
(1960-1980)
20 ERA PENDIDIKAN KESEHATAN DAN
PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
(1960-1980)
 Undang-undang kesehatan dan pendidikan kesehatan
 Undang-undang tentang Pokok-Pokok Kesehatan
 Pada Tahun 1955, Dr. J. Leimena selaku Menteri Kesehatan
menyampaikan kepada Presiden Soekarno bahwa merajalelanya
berbagai penyakit di Indonesia pada saat itu adalah karena
kurang baiknya keadaan hygiene lingkungan di Indonesia.
21 UU No. 9 Tahun 1960 yang perlu dikemukakan dan dijadikan
landasan dalam penyelenggaraan pendidikan kesehatan
masyarakat terdapat pada pasal 1-9.

 Pasal 1: Tiap-tiap warganegara berhak memperoleh derajat


kesehatan yang setinggitingginya dan perlu diikut-sertakan dalam
usaha- usaha kesehatan Pemerintah.
22

Pendidikan kesehatan merupakan upaya yang ditekankan pada


terjadinya perubahan perilaku, baik pada individu maupun masyarakat.
Oleh karena itu area pendidikan kesehatan adalah :
1. pengetahuan (knowledge),
2. sikap (attitude),
3. perilaku (practice), yang disingkat menjadi dan PSP atau KAP.
23 Penetapan Hari Kesehatan Nasional
 Dari mulai tahun 50an, munculnya penyakit malaria
 Tahun 1959 dibentuk Dinas Pembasmian Malaria yang pada bulan
Januari 1963 berubah namanya menjadi Komando Operasi
Pemberantasan Malaria (KOPEM)
 Penyakit malaria mulai ditangani serius oleh Pemerintah yang dibantu
USAID dan WHO
24

 Tanggal 12 November 1964, Bung Karno, melakukan upacara


simbolis penyemprotan nyamuk di desa Kalasan,Yogyakarta. Acara
tersebut harus diadakan bersamaan dengan kegiatan pendidikan
atau penyuluhan kepada masyarakat. Tanggal peristiwa itu
kemudian ditetapkan sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN)
25 Struktur Organisasi Pendidikan
Kesehatan Masyarakat
 Pada tahun 1967, Menteri Kesehatan telah menetapkan susunan
organisasi Depkes. Dalam struktur organisasi tersebut, antara lain
ditetapkan bahwa unit yang melaksanakan tugas pendidikan
kesehatan masyarakat adalah bagian pendidikan kesehatan
masyarakat yang ada di biro pendidikan, sekretariat jendral.
26  Pada bulan November 1967, Indonesia di undang ke New Delhi, India untuk
menghadiri Inter-Country Workshop on the Methodology of Planning,
Implementation and Evaluation of Health Education yang di wakili oleh :
a. dr. I.M. Bagiastra, MPH sebagai Dekan FKM-UI
b. dr. Wirjawan Djojosugito, MPH Kepala Biro V/Pendidikan
c. Drs. Koento Hidajat sebagai Kepala Bagian PKM
 Hasil dari pertemuan tersebut yaitu, keharusan berintegrasinya kegiatan
pendidikan kesehatan ke dalam setiap program kesehatan baik dalam
perencanaan, perlaksanaan maupun penilaian.
27 Tenaga Ahli Pendidikan Kesehatan
 Pada periode tahun 1967-1968, semakin disadari bahwa masalah
kesehatan tidak dapat diatasi melalui disiplin ilmu kedokteran saja,
tetapi juga dengan ilmu sosial. Hal ini disebabkan karena masalah
kesehatan banyak terkait dengan masalah sosial, khususnya perilaku
masyarakat.
28

 Adanya permasalahan tersebut, maka diselenggarakanlah


pengadaan tenaga ahli pendidikan kesehatan yang bernama :
Health Education Manpower Development Project
 Tujuannya : Pengadaan tenaga ahli pendidikan kesehatan (Health
Education Specialist) untuk memperkuat Fakultas Kesehatan
Masyarakat di UI yang nantinya diharapkan mampu
menyelenggarakan pendidikan tenaga HES tersebut di dalam
negeri.
29 Tanggung jawab Health Education Specialist (HES) meliputi:
1. Promosi cara hidup sehat untuk individu, keluarga dan komunitas
2. Bekerjasama dengan instansi terkait untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi program yang di desain untuk meningkatkan derajat
kesehatan
3. Merencanakan dan mengaplikasikan program yang didasarkan evidence
based/bukti ilmiah dan biaya yang efektif untuk membantu individu,
keluarga dan komunitas
30
4. Menunjukkan kompetensi teknis dalam penilaian kebutuhan dan
dampak terhadap individu, keluarga dan komunitas
5. Melakukan advokasi dan menerapkan perubahan dalam kebijakan,
prosedur, dan pelayanan kesehatan
31 Dari Pendidikan ke Penyuluhan
 Perubahan Pendidikan Penyuluhan

Berdasarkan kebijakan Pemerintah, istilah “pendidikan” hanya boleh

digunakan di lingkungan Departemen Pendidikan, maka diubah

menjadi “Penyuluhan Kesehatan”

 Penyuluhan kesehatan : Suatu proses perubahan, pertumbuhan dan

perkembangan diri manusia menuju kepada keselarasan dan keseimbangan

jasmani, rohani dan sosial dari manusia tersebut terhadap lingkungannya,

sehingga mampu dan bertanggung jawab untuk mengatasi masalah –

masalah kesehatannya sendiri serta masyarakat lingkungannya


32

 Tujuan penyuluhan kesehatan :


• Kesehatan dianggap sebagai hal yang penting dan diberi nilai
tinggi oleh masyarakat
• Masyarakat melakukan tindakan yang perlu untuk mencapai
kesehatan diri dan lingkungannya
• Masyarakat berusaha membantu dan mengembangkan serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal
33 Daerah Kerja Intensif Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat (DKI PKM)

 Tujuan - DKI PKM sangat melibatkan masyarakat dan petugas


bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat.
 Pelatihan - berjangka 3 bulan → pendidikan teori di kelas 2 bulan
→ magang 1 bulan
 Pelatihan ini diselenggarakan di Jakarta (Direktorat PKM) dan juga
disebar di beberapa provinsi yang dianggap mampu
menyelenggarakan
34 Wilayah
 DKI PKM dikembangkan di 4 provinsi, yaitu: Sumatera Utara, Jawa
Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan
35 Hasil DKI PKM
 Kegiatan masyarakat dalam bidang kesehatan di bidang
lingkungan
 Penyediaan air bersih
 Perbaikan rumah tempat tinggal
Dari DKI PKM kemudian berkembang menjadi kegiatan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
36 Pendekatan Edukatif
 Pendekatan edukatif adalah kegiatan untuk membantu masyarakat
mengenali dan menemukan masalah mereka sendiri,dan di kembangkanlah
rencana penanggulangannya menggunakan strategi provider
 Ujung tombaknya adalah gerakan pemberdayaan yang memiliki tiga mata
tombak TRISULA (konseling, kunjungan rumah, dan pengorganisasian
masyarakat)
37 Provider
Para petugas yang peduli terhadap kesehatan dan terlibat langsung dengan
masalah kesehatan masyarakat. Provider ini di harapkan bisa menciptakan
kerjasama lintas sektor. Untuk itu perlu di perhatikan:
1. Adanya keterbukaan dan komunikasi
2. Adanya wadah misalnya, LKMD (Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa)
3. Program yang saling menunjang
4. Peran yang jelas dai masing-masing pihak
5. Adanya kepuasan dan keberhasilan bersama dari semua pihak
6. Adanya perencanaan terpadu, dll.
38 Langkah-Langkah Pendekatan
Edukatif
Pendekatan terhadap para pejabat penentu kebijakan
(Gubernur, Bupati/Walikota, Camat dan sebagainya)

Pendekatan terhadap para pelaksana dari berbagai sektor dan tingkat


(Pendekatan secara horisontal dan vertikal)

Pengumpulan data oleh provider tingkat kecamatan


(Data umum, data khusus dan data perilaku)
39 Langkah-Langkah Pemberdayaan
Masyarakat (Community Empowerment)

Pendekatan tingkat desa :


Tokoh – tokoh masyarakat tingkat desa, utamanya Kepala Desa.
Tujuan Pendekatan ini adalah :
Agar mereka memperoleh pemahaman tentang program dan akhirnya mendukung
program tersebut.
40

Survai Mawas Diri (Community Self Survey) :


Pengenalan lingkungan sendiri termasuk masalah yang ada di
masyarakat, oleh masyarakat sendiri. Kegiatan SMD yaitu :
a. Orientasi dan pelatihan
b. Pengumpulan data
c. Pengolahan dan analisis data
d. Penyajian data
41

Musyawarah Masyarakat Desa :


Penyajian data (hasil SMD) diusahakan oleh atau setidaknya di hadapan para
tokoh masyarakat desa agar diperoleh kesepakatan tentang :
a. Masalah yang dirasakan oleh masyarakat
b. Prioritas masalah : Masalah yang dianggap perlu dipecahkan
c. Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif dalam usaha
pemecahan masalah tersebut dan menghasilkan kesepakatan Tim
Pembangunan Desa.
Setelah ada kesepakatan hal yang dilakukan selanjutnya yaitu :
42 • Perencanaan :
Menyusun program pemecahan masalah, tujuan, sasaran, kegiatan
yang akan dilakukan termasuk rencana anggaran serta sumber
dananya
• Pelaksanaan :
Mempersiapkan tenaga – tenaga pelaksana, termasuk penanggung
jawab pelaksana
• Penilaian :
Pada waktu pelaksanaan program perlu adanya pengawasan dan
evaluasi untuk menilai program yang dijalankan sudah sesuai atau
belum
43 Berbagai Kegiatan Penyuluhan
Kesehatan

 DKI PKM dengan menggunakan pendekatan edukatif


 Menggunakan media baik langsung maupun tidak langsung
 Pameran kesehatan
 Pedoman dan manual bagi petugas penyuluhan
 Kegiatan pemberdayaan masyarakat
4

ERA PKMD, POSYANDU DAN


44 PENYULUHAN KESEHATAN
MELALUI MEDIA ELEKTRONIK
(1975-1995)
45 PKMD (Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa)
 Pembangunan kesehatan yang mengacu pada kesehatan masyarakat yang
dilandasi oleh rasa gotong royong yang dalam pelaksanaannya dibutuhkan
peran serta masyarakat
46 Alma Ata (1978)
WHO
Peran serta masyarakat :
 Bertanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan diri, keluarga dan
masyarakat.
 Berkembang kemampuannya untuk berkontribusi dalam pembangunan.
 Mengetahui keadaan dengan lebih baik dan termotivasi untuk
memecahkan masalah.
 Memungkinkan menjadi penggerak pembangunan (agent of change)
47 World Bank, 1978
Merumuskan partisipasi masyarakat dari dimensi cakupannya, yakni :
1. Keterlibatan dari semua unsur yang terkait dalam proses pengambilan
keputusan terhadap apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara
pelaksanaanya.
2. Kontribusi massa dalam upaya pembangunan, misalnya dalam
pelaksanaan keputusan yang telah diambil.
3. Menikmati bersama hasil progam tersebut.
48 “World Health Assembly 1979”
Peran serta masyarakat :
Proses untuk mewujudkan kerja sama kemitraan antara pemerintah dan
masyarakat setempat dalam merencanakan, melaksanakan dan
memanfaatkan kegiatan kesehatan
Sehingga :
- Ada peningkatan kemampuan swadaya masyarakat
- Masyarakat ikut berperan dalam penentuan kebijakan dan pemeliharaan
teknologi pelayanan kesehatan
49 PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA
(PKMD)
1975 PKMD diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan mengacu pada
Pancasila dan GBHN
1976 PKMD ditetapkan sebagai program nasional dan merupakan
pendekatan strategis untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
dengan target meningkatkan kesehatan masyarakat, sehingga
diujicobakan
1977 Hasil uji coba dibahas dan dimantapkan sebagai strategi nasional untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, terutama di
daerah pedesaan. Implementasi PKMD diperluas secara nasional
50

PKMD memperoleh komitmen dari lembaga pemerintah dan swasta yaitu :


 Lembaga pemerintahan seperti :
Depkes, Dept. Dalam Negeri, Dept. Pertanian, Dept. Sosial
 Lembaga swasta seperti :
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), BRI , Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Pramuka
51 Tujuan Khusus PKMD
 Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimiliki untuk
menolong diri sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
 Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan
aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.
 Menghasilkan tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta
mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan.
 Meningkatnya kesehatan masyarakat
52 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 1982
 Pada tahun 1982 ditetapkan oleh menteri kesehatan RI oleh Menteri
Kesehatan (Dr.Suwardjo Suryaningrat)
 Dalam SKN disebutkan bahwa peningkatan kesehatan melibatkan semua
masyarakat baik kota maupun desa
 Dasar-dasar Pembangunan Kesehatan Nasinal :
Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara
dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
Peyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan
secara seimbang oleh pemerintah dan masyarakat serta dilaksanakan
terutama melalui upaya prenventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
53 Unsur-Unsur Pelayanan Kesehatan Menurut SKN

HIRARKI KOMPONEN ATAU UNSUR PELAYANAN KESEHATAN


Tingkat rumah tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau keluarga sendiri
Tingkat masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong
mereka sendiri atau oleh kader kesehatan

Tingkat pertama Puskesmas, puskesmas pembantu, puskesmas keliling


pelayanan yankes

Tingkat rujukan Rumah sakit tingkat kabupaten


pertama
Tingkat rujukan yang Rumah sakit kelas B atau A
lebih tinggi
54 Unsur Primary Health Care
1. Mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
perlindungannya
2. Peningkatan persediaan makanan dan peningkatan gizi
3. Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai
4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana
5. Imunisasi untuk penyakit yang utama
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemi setempat
7. Pengobtan penyakit umum dan luka luka
8. Penyediaan obat essensial
55 Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU)
1984
Pos Penimbangan Balita, Pos Imunisasi, Pos KB Desa, Pos Kesehatan dilebur
menjadi POSYANDU / Pos Pelayanan Terpadu KB Kesehatan

Posyandu :
Modifikasi yang lebih maju dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk
menunjang pembangunan kesehatan.

Menggunakan tenaga kader sebagai relawan murni dan didukung teknis oleh
Puskesmas, Departemen agama, Departemen pertanian, dan BKKBN
56

Lima Program Kesehatan Dasar :


1. Keluarga Berencana
2. Kesehatan Ibu dan Anak
3. Gizi
4. Imunisasi
5. Penanggulan diare
57

Tujuan dikembangkan POSYANDU :


 Percepatan penurunan angka kematian bayi dan anak balita, serta angka
kelahiran.
 Percepatan penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera
(NKKBS)
 Berkembangnya kegiatan – kegiatan msyarakat dalam rangka menunjang
meningkatnyakesehatan masyarakat, sesuai dengankebutuhan dan
kemampuannya.
58 Sistem Lima Meja Posyandu

Meja 2
Penimbangan

Meja 3
Meja 1
Pencatatan
Pendaftaran Melakukan pelayanan imunisasi,
Hasil Meja2
pemasangan alat kontrasepsi, dan
periksa hami oleh petugas medis

Meja 5 Meja 4
Pelayanan Penyuluhan
59 Peran Program Kesehatan Masyarakat (PKM)
Sebagai sentral program pengembangan posyandu
Mempromosikan posyandu (membuat logo atau slogan)
Membuat media penyuluhan (poster, leaflet)
60 Penyuluhan Kesehatan melalui Media
Elektronik
Pemanfaatan radio dan televisi
Penyuluhan kesehatan melalui radio sudah dilakukan sejak awal
kemerdekaan melalui RRI. Namun, program tetap penyuluhan kesehatan
melalui RRI baru ada pada sekitar tahun 1980 an
Sekitar tahun 1995 sampai 2000 dikembangkan sandiwara radio
dengan topik HIV AIDS yang disiarkan sampai ke Papua
61

 Tahun 1980an sampai 1995 penyuluhan kesehatan melalui TVRI di organisasi


oleh Dit.PKM melalui beberapa acara, antara lain :
1.“Sebaiknya anda tahu”
2.“Dari desa ke desa”
3.“Desa Kita”
 Ada juga pesan-pesan kesehatan melalui sandiwara boneka "Si Unyil", "Ria
Jenaka", dan lain-lain. Sementara itu lagu "Aku Anak Sehat" terus
berkumandang melalui TVRI.
 Acara "Dari Desa Ke Desa" dan "Desa Kita" ternyata dapat merangsang
desa-desa lain, dan sering sekali mendapat dukungan kuat dari Pemerintah
Daerah setempat.
62 Sinetron Dokter Sartika dan Bidan Minati
 Pada sekitar tahun 1980-an ada drama TV "Losmen" yang sangat digemari
masyarakat
 Kemudian mulai dirancanglah sinetron khusus untuk menyebarluaskan pesan-
pesan kesehatan, yang diberi judul "dr. Sartika".
 Melalui sinetron ini masyarakat dapat belajar hidup sehat serta menjadikan
Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi yang membutuhkannya
(tidak pergi ke dukun).
 Program ini berjalan sampai 39 episode selama sekitar empat tahun (1989-
1992).
 Di samping sinetron "dr. Sartika, juga ditayangkan sinetron lain, yaitu mini seri
yang berjudul "Minati Bidan Tercinta".
63 Sinetron Kupu – Kupu Ungu
 Tahun 1994 persoalan HIV AIDS mulai muncul, dr. Rosalia melalui Ford
Foundation melakukan kegiatan penanggulanggan HIV/AIDS dengan
judul sinetron Kupu-Kupu Ungu. Yang disiarkan di RCTI sampai 13
episode
5

64
ERA PARADIGMA SEHAT
(1995-2009)
65 Perkembangan Istilah Health Promotion
di Indonesia
 Dicetuskan pertama kali di Ottawa Charter Canada tahun 1986.
 Tahun 1994 Drs.Dachroni pimpinan Depkes Indonesia menerima menjadi
tuan rumah konferensi internasional Health Promotion keempat.
 Health Promotion Indonesia mengacu pada perkembangan dunia
internasional
Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
66
Pokok-pokok promosi kesehatan (health promotion) atau PHBS :
1. Promosi Kesehatan adalah :
“Proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan
dan melindungi kesehatannya”.
2. Pendidikan/penyuluhan kesehatan menekankan pada upaya perubahan
atau perbaikan perilaku kesehatan.
3. Promosi Kesehatan bersifat promotif (peningkatan) sebagai perpaduan dari
upaya preventif, kuratif dan rehabilitative dalam rangkaian upaya
kesehatan yang paripurna.
4. Pendidikan/penyuluhan kesehatan menekankan pada pendekatan edukatif.
5. Pendidikan/penyuluhan kesehatan,masalah diangkat dari apa yang ditemui
dan dirasa penting/perlu diatasi oleh masyarakat.
6. Pendekatan promosi kesehatan searah dengan paradigma sehat.
67 Lima Tatanan Promosi Kesehatan
 Rumah atau tempat tinggal (where we live)
 Sekolah (where we learn)
 Tempat kerja (where we work)
 Tempat-tempat umum (where we play and do everything)
 Sarana kesehatan (where we get health services).
68 Landasan Kemitraan
1. Kesamaan (equity)
2. Keterbukaan (transparacy)
3. Saling memberi manfaat (mutual benefit)
69 Paradigma Sehat
Pada tanggal 1 Maret 1999 Presiden Habibie mencanangkan “Gerakan
Pembangunan yang berwawasan Kesehatan” atau “Paradigma Sehat”
yang sebagai konsekuensinya adalah semua pembangunan dari semua
sektor harus mempertimbangkan dampaknya di bidang kesehatan, minimal
tidak merugikan pertumbuhan lingkungan dan perilaku sehat.
70 Visi & Misi Pembangunan Kesehatan

 Visi : “Indonesia Sehat 2015”


 Misi :
1. Menggerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan;
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat;
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu; dan
4. Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat termasuk
lingkungannya.
71 Tiga Pilar Indonesia Sehat
1. Perilaku sehat;
2. Lingkungan sehat; dan
3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.
72 Visi Misi Program Promosi Kesehatan
 Visi : “Berkembangnya masyarakat Indonesia baru yang berbudaya sehat”
 Misi :
1. Melakukan advokasi kebijakan publik yang berdampak positif pada
kesehatan,
2. Menyosialisasikan pesan kesehatan, dan
3. Mendorong gerakan sehat di masyarakat
73 Strategi Pokok Promosi Kesehatan
1. Advokasi adalah :
Upaya untuk mempengaruhi kebijakan agar memberikan kontribusi
pada pertumbuhan perilaku dan lingkungan sehat;
2. Bina Suasana adalah :
Upaya pembentukan opini publik untuk mengembangkan norma hidup
sehat; dan
3. Gerakan pemberdayaan masyarakat adalah :
Upaya untuk menggerakkan dan memberdayakan semua komponen
masyarakat untuk hidup sehat.
74
Delapan Kegiatan Pokok Misi dan Strategi
Promosi Kesehatan
1. Upaya advokasi,
2. Pembinaan suasana,
3. Pemberdayaan masyarakat,
4. Pengembangan kemitraan,
5. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
6. Pengembangan IPTEK
7. Pengembangan media dan sarana, serta
8. Pengembangan infrastruktur promosi kesehatan.
75 Promosi Kesehatan di Era Reformasi dan
Desentralisasi
 Tahun 1998, reorganisasi yang dilakukan Depkes dimanfaatkan untuk
mengubah Pusat PKM menjadi Direktorat Promosi Kesehatan
 Salah satu perubahan mendasar yaitu bergantinya sistem pemerintahan
sentralisasi menjadi desentralisasi (otonomi daerah)
 Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
yang berisi penyuluhan perilaku sehat dengan indikator : Rumah tangga
sehat (65%) dan Desa Posyandu Purnama (40%)
76 Pengembangan Jaringan dan Kemitraan
Forum Nasional : Forum Regional dan Global :
 Forum Komunikasi Promosi Kesehatan  Mega country Health Promotion
 Koalisi Indonesia Sehat Network
 Forum Komunikasi Penanggulangan  International Network for Health
Masalah Tembakau Promotion Foundation
 JaringanPenanggulangan Penyakit Tidak  International Union for Health
Menular. Promotion and Education
 Forum Pengembangan Kota Sehat.
 Forum Penanggulangan Penyakit TBC, dan
lain-lain.
77
Promosi Kesehatan dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN)
 SKN adalah :
Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
 Tujuan SKN adalah :
Terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah, berhasil guna dan berdaya guna,
sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Kaitan SKN dengan promosi kesehatan :
78 Dalam SKN 2004,ada 7 prinsip dasar. Prinsip ke-4 adalah Pemberdayaan
dan Kemandirian Masyarakat, dan prinsip ke-5 adalah Kemitraan. Kedua
prinsip ini sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup promosi kesehatan.
Selain itu SKN terdiri atas enam subsistem dimana salah satunya adalah
Subsistem Pemberdayaan Masyarakat.
 Tujuan pemberdayaan masyarakat :
Terselenggaranya upaya pelayanan, advokasi dan pengawasan social oleh
perorangan, kelompok dan masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil-
guna berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan, guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
79 Promosi Kesehatan di Program-Program Kesehatan
 Program Kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak
 Peningkatan Gizi Masyarakat (GAKY)
 Kesehatan Lingkungan
 Penanggulangan penyakit tidak menular
 Penanggulangan penyalahgunaan NAPZA
 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
80 Promosi Kesehatan Dalam Globalisasi
 Di era globalisasi ini, pembangunan kesehatan semakin ditingkatkan
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
 Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya.
 Promosi kesehatan, dalam era globalisasi ini, Indonesia memperoleh
banyak masukan dan perbandingan dari banyak negara. Melalui
berbagai pertemuan internasional yang diikuti.
81

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan


 Konferensi I di Ottawa, Canada (1986) menghasilkan Ottawa Charter yang
berisi lima strategi pokok promosi kesehatan yaitu :
1. Mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan (healthy public
policy)
2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (supportive environment)
3. Memperkuat gerakan masyarakat (community action)
4. Mengembangkan kemampuan perorangan (personal skills)
5. Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient health services)
 Konferensi II di Adelaide, Australia (1988) yang berisi pengembangan
82 kebijakan yang berwawasan kesehatan dengan menekankan 4 bidang
prioritas, yaitu:
1. Kesehatan wanita
2. Makanan dan gizi
3. Rokok dan alkohol
4. Lingkungan sehat
 Pertemuan Kelompok Promosi Kesehatan (1989) di Geneva yang
menekankan 3 strategi pokok promosi kesehatan untuk pembangunan
kesehatan yaitu :
1. Advokasi kebijakan (advocacy)
2. Pengenmbangan aliansi yang kuat dan sistem dukungan sosial (social
support)
3. Pemberdayaan masyarakat (empowerment)
83  Konferensi III di Sundsvall, Swedia (1991) yang menghasilkan pernyataan perlunya
dukungan lingkungan untuk kesehatan
 Konferensi IV di Jakarta, Indonesia menghasilkan Deklarasi Jakarta yang bernama
“The Jakarta Declaration on Health Promotion into the 21st Century”
 Prioritas Promosi Kesehatan abad ke – 21 :
1. Meningkatkan tanggungjawab sosial dalam kesehatan
2. Meningkatkan investasi untuk pembangunan kesehatan
3. Meningkatkan kemitraan untuk kesehatan
4. Meningkatkan kemampuan perorangan dan memberdayakan masyarakat
5. Mengembangkan infrastruktur promosi kesehatan
6. Membangkitkan kesadaran akan adanya perubahan faktor penentu
kesehatan
7. Mendukung pengembangan kerjasama dan jaringan kerja untuk
pembangunan kesehatan
8. Mendorong keterbukaan dan tanggungjawab sosial dalam promosi kesehatan
84
 Konferensi V di Mexico City, Mexico (2000) menghasilkan pernyataan
Kementerian mengenai promosi untuk kesehatan
 Konferensi VI di Bangkok, Thailand (2005) menghasilkan Piagam
Bangkok untuk promosi kesehatan di dunia yang mengglobal
 Konferensi VII di Nairobi, Kenya (2009) menghasilkan kesepakatan
Nairobi untuk strategi promosi kesehatan
85 PROMKES dan MEDIA

mempromosikan
Upaya untuk
kesehatan melalui MEDIA

Luar Ruang Elektronik Cetak


86 Keberhasilan Promosi Kesehatan
 Upaya advokasi untuk menghasilkan beberapa keputusan yang
menyangkut kebijakan yang berkaitan dengan social enforcement.
 Upaya bina suasana atau pembentukan opini masyarakat
 Dalam upaya peningkatan kemitraan untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi upaya promosi kesehatan
 Pengembagan SDM Promosi Kesehatan
 Upaya pengembangan metode dan teknik promosi kesehatan
 Pengembangan media dan sarana promkes
 Pengembangan infrastruktur, khususnya yang menyangkut organisasi
kelembagaan serta penganggaran.
87 Tantangan Promosi Kesehatan
 Forum jejaring dengan para mitra belum optimal berkembang
 Tenaga promkes yang masih belum profesional sepenuhnya dan
etos kerja yang belum maksimal
 Masyarakat masih jauh dari budaya sehat
 Anggaran dana kegiatan tidak terserap dengan baik
 Nahkoda promosi kesehatan masih kurang sigap dalam
menghadapi peluang dan kesempatan
88

“Health is not everything, but without


health everything else is nothing”
89

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai