pembedahan untuk membuat pembukaan di antara usus besar dan bagian luar perut, dengan tujuan untuk pengeluaran tinja ke dalam kantung penampung Bersifat permanen atau sementara Penempatan stoma terdapat di lokasi usus besar Loop colostomy End colostomy Doubel barrel colostomy Berdasarkan lokasinya Penempatan stoma di perut dapat terjadi pada setiap lokasi di sepanjang usus besar Penempatan paling umum adalah di sisi kiri bawah dekat sigmoid mana mayoritas kanker usus besar terjadi Lokasi lain di kolon asenden, transverse, desenden Atresia Ani Hirschprung Malformasi anorektum Kanker kolon Prolaps stoma Perforasi Retraksi stoma Impaksi fekal Iritasi kulit Pengkajian secara komprehensif pada klien/ keluarga meliputi: Riwayat dan pemeriksaan fisik Psikososial (koping dan adaptasi, citra tubuh, kualitas hidup, fungsi seksual dan seksualitas) Budaya, spiritual dan norma religi Risiko kerusakan integritas kulit Gangguan citra tubuh Nyeri akut Kerusakan integritas kulit Kekurangan volume cairan Risiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh Risiko disfungsi seksual Gangguan pola tidur Resiko konstipasi/ Diare Kurang pengetahuan 1. Fase Praoperasi a. Dukungan psikososial Tim kesehatan (termasuk perawat enterostomal) dan keluarga harus memberikan bantuan dan dukungan Perawat dapat memberikan informasi tentang prosedur pembedahan, pembentukan dan perawatan ostomi untuk mengurangi perasaan ketakutan b. Persiapan pembedahan Diet tinggi kalori, rendah residu diberikan selama beberapa hari sebelum pembedahan (kondisi pasien memunginkan) Terapi komponen darah diberikan atas indikasi (anemia) Intubasi nasogastrik praoperasi, indikasi meminimalkan distensi Kateter indwelling untuk membantu mempertahankan balutan perineal tetap kering c. Pendidikan pra operasi harus diberikan kepada klien dan keluarga yang akan operasi ostomi d. Bersama klien mengeksplorasi dampak potensial dari operasi ostomi pada keintiman dan fungsi seksual e. Progressive Muscle Relaxation Therapy (PMRT) harus ditawarkan kepada klien yang menjalani operasi ostomi sebagai bagian dari perawatan rutin 2. Fase Pascaoperatif Menilai stoma segera post operasi dan kondisi kulit stoma untuk memantau komplikasi (retraksi, prolaps, nekrosis, masalah kulit peristoma) Identifikasi faktor-faktor risiko yang mempengaruhi komplikasi stoma Menghindari penyisipan supositoria gliserin ke kolostomi dalam rangka untuk membantu evakuasi feses Pantau kembalinya peristaltik dan kaji karakteristik feses Konseling dengan ahli gizi harus dilakukan kepada klien dengan ostomi yang berisiko, atau komplikasi gizi 3. Perawatan kolostomi Fungsi kolostomi akan mulai tampak pada hari ke-3 sampai hari ke-6 pascaoperasi Perawat menangani kolostomi sampai klien dapat melakukan perawatan mandiri 4. Status nutrisi Konsumsi diet yang sehat Diet bersifat individual selama diet seimbang, tidak menyebabkan diare dan konstipasi Beri informasi terkait makanan yang menyebabkan tinja berbau dan gas Status hidrasi harus dikaji (turgor kulit, membran mukosa, masukan dan haluaran, berat badan) 5. Fungsi seksual dan seksualitas Diskusikan perasaan tentang seksualitas dan fungsi seksual dengan klien perawat mengkaji kebutuhan dan upaya klien untuk mengidentifikasi masalah khusus Perawat berkolaborasi dengan perawat terapi enterostoma, konselor seks, atau spesialis perawat klinis , jika diperlukan 6. Edukasi klien Edukasi klien dan anggota keluarga untuk mengenali komplikasi yang mempengaruhi stoma dan kulit peristomal Discharge klien dengan dukungan perawatan di rumah Sekian