Amri Bakhtiar
MATERI
1. Definisi simplisia
2. Pembagian simplisia
3. Teknologi pembuatan simplisia
4. Tahapan pembuatan simplisa
5. Pemeriksaan mutu simplisa
6. Definisi ekstraksi
7. Uji mutu ekstrak
Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah
yang pergunakan sebagai obat
yang belum mengalami
pengolahan apapun juga dan
kecuali dikatakan lain simplisia
merupakan bahan yang telah
dikeringkan.
Simplisia Nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa
tanaman utuh, bagian tanaman, atau eksudat
tanaman.
KUALITAS
SIMPLISIA
Dasar pembuatan
Proses pembuatan
Bahan Baku
Tumbuhan liar
Buah :
dikumpulkan pada saat buah telah tua tetapi belum masak
Biji :
Pada saat buah telah masak
.
Panen
Daun :
dipanen waktu proses fotosintesis masih aktif, yaitu pada waktu
hampir berbunga .
Umbi lapis :
Panen dilakukan pada saat umbi mencapai besar maksimal dan
pertumbuhan bagian atas tanah berhenti.
Panen
• Rhizoma-Radix :
Panen setelah selesai proses vegetatif. Pada tumbuhan terdapat
zat penumbuh yaitu auxin.
• Herba :
dipanen ketika tumbuhan sedang mencapai tumbuh optimum.
Lebih baik lagi kalau tumbuhan sedang berbunga .
Bunga
Panen daun
Pegagan (Centella asiatica)
Buah Makasar /Malua
Biji pala
Kulit Manis
Kulit kina
Akar
Rimpang
Cara Panen atau pengumpulan
Kulit batang
Batang utama dan cabang dikelupas dengan ukuran
panjang dan lebar tertentu; untuk kulit batang yang
mengandung minyak atsiri atau golongan senyawa
fenol digunakan alat pengelupas bukan logam .
• Batang
Cabang dengan diameter tertentu dipotong-potong
dengan panjang tertentu pula.
Cara Panen atau pengumpulan
Kayu
Batang atau cabang, dipotong kecil atau diserut
setelah kulit dikelupas.
• Daun
Pucuk yang sudah tua atau muda dipetik dengan
tangan satu persatu.
• Bunga
Kuncup atau bunga mekar, mahkota bunga atau daun
bunga, dipetik dengan tangan.
Cara Panen atau pengumpulan
Pucuk
Pucuk berbunga dipetik dengan tangan (mengandung
daun muda dan bunga)
• Akar
Dari bawah permukaan tanah, dipotong dengan
ukuran tertentu.
• Rimpang (Rhizoma)
Dicabut, dibersihkan dari akar, dipotong melintang
dengan ketebalan tertentu.
Cara Panen atau pengumpulan
Umbi lapis
Tanaman dicabut, umbi dipisah dari daun dan akar
dengan memotongnya, kemudian dicuci.
• Buah
Masak, hampir masak , dipetik dengan tangan.
• Biji
Buah dipetik, dikupas kulit buahnya menggunakan
tangan, pisau atau digilas, biji dikumpulkan dan
dicuci.
Pasca Panen
Sortasi basah
Pencucian
Perajangan
Pengeringan
Sortasi kering
Pengepakan dan penyimpanan
Pemeriksaan mutu
SORTASI BASAH
TUJUAN : Untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan
asing lain) dari bahan simplisia.
Frazier (1978):
- Pencucian satu kali mengurangi jumlah mikroba 25%
jumlah mikroba awal
- Pencucian tiga kali jumlah mikroba tertinggal 47%
Berikan label yang jelas pada tiap kemasan tersebut yang isinya
menuliskan ; nama bahan, bagian dari tanaman bahan yang
digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi,
nama/alamat penghasil, berat bersih, metode penyimpanan.
Pengepakan dan penyimpanan
Penyimpanan simplisia dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar)
ataupun di ruang ber AC.
Micella ini dapat diubah menjadi bentuk obat siap pakai seperti
ekstrak cair dan tinktura atau produk antara yang selanjutnya
diproses menjadi ekstrak kering.
Faktor –faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan
ekstrak untuk keperluan farmasi :
1. Jumlah simplisia yang akan diekstraksi.
Jumlah ini akan digunakan dalam perhitungan dosis
obat.
2. Derajat kehalusan simplisia.
3. Jenis pelarut yang akan digunakan
4. Suhu/suhu penyari akan menentukan jumlah dan
kecepatan penyaringan
5. Lama waktu penyarian
6. Proses ekstraksi
Tahapan proses ekstraksi
1. Penetrasi cairan penyari ke dalam sel bahan
2. Mengembangnya sel
3. Kontak dan pelarutan kandungan kimia oleh cairan penyari
4. Difusi kandungan kimia keluar sel
1. Maserasi
Prinsip :
o uap cairan penyari naik ke atas melalui pipa samping
o diembunkan melalui pendingin tegak
o cairan akan turun melalui tabung yang berisi serbuk simplisia
o Cairan penyari sambil turun akan melarutkan zat aktif serbuk
simplisia.
Pengelompokan ekstrak
1. Ekstrak air
Menggunakan pelarut air sebagai cairan pengekstraksi. Hasil
ekstraksi dalam bentuk ekstrak ini dapat digunakan langsung
atau digunakan tidak langsung.
a. Decoctum (dekok)
b. Coque (penggodokan)
c. Infusum (infus)
d. Seduhan
e. Maserasi
f. Perkolasi
Pengelompokan ekstrak
2.Tinktura
Sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi.
3. Ekstrak cair
4. Ekstrak encer
5. Ekstrak kental
6. Ekstrak kering
7. Ekstrak minyak
8. Oleoresin
Parameter mutu ekstrak
1. Parameter standar umum (non spesifik)
2. Parameter standar spesifik
Parameter non spesifik
Rendeman
Susut pengeringan
Kada abu
Kadar air
Sisa pelarut
Residu pestisida
Cemaran logam berat
Cemaran mikroba
Rendemen
Jumlah golongan senyawa terekstraksi dengan pelarut
yang digunakan atau jumlah
Mengacu pada buku standar yang ada
Tergantung dari metode ekstraksi yang digunakan
(sinambung/ tidak) dan pelarut yang digunakan
Kadar air
Penetapan dengan cara destilasi atau Titrasi Karl-
Fischer
Jika sampel tidak mengandung minyak menguap,
maka susut pengeringan (Loss on drying) sama dengan
kadar air
Susut pengeringan menggunakan pemanasan pada
100-105oC sampai berat konstan
Batas kadar air bervariasi tertinggi 15%
Kadar Abu
2- 4 g sampel dipijar dalam wadah krusible pada
temperatur sekitar 450oC
2. Organoleptis
penggunaan panca indera dalam mendeskripsikan
bentuk, warna, bau, dan rasa guna pengenalan awal yang
sederhana.
Parameter spesifik
3. Uji kandungan kimia ekstrak
a. Pola kromatogram
bertujuan memberikan gambaran awal komposisi kandungan
kimia berdasarkan pola kromatogram yang khas (analisis finger
print). Metode yang biasa digunakan : KLT atau HPLC