Anda di halaman 1dari 9

Toksikologi Klinik

Keracunan Peptisida Golongan Piretroid

Kelompok 4
Reginardis A. Mulia 164111024
Risa Seli 164111025
Tuti A. Bamabali 164111027
Mechy Y. Nubatonis 164111052
Randi Reinamah 164111055
Kelas : Farmasi A/1V
Piretroid ???
• Piretroid : pyrethrum sintesis yang memiliki
efikasi yang lebih tinggi terhadap serangga dan
bersifat stabil bila terkena sinar matahari.
• Secara alami : dinamakam pyrethrum bersifat
tidak stabil bila terkena sinar matahari.
Ditemukan pada bunga Chrysanthemum
cinerariaefolium
• Piretroid akan menyebabkan keracunan jika
digunakan secara tidak tepat
Etiologi Keracunan Piretroid
• Sikap/prilaku pengguna
• Penggunaan alat pelindung yang tidak tepat
• Kurangnya informasi pengguna
• Penyemprotan piretroid yang tidak memenuhi
aturan
Tanda dan Gejala Keracunan Piretroid

• Keracunan pyrethrum : alergi, iritrasi kulit dan


asma.
• Keracunan piretroid :
a. Tertelan : pusing, sakit kepala, mual, muntah,
nyeri perut hingga diare
b. Terhirup : asma pada pasien dengan riwayat
penyakit asma, sakit kepala, pusing, rasa lelah
c. Kontak dengan kulit : rasa terbakar, kesemutan,
tertusuk, atau terbakar pada kulit
d. Kontak dengan mata : iritasi, nyeri hingga
bengkak pada kelopak mata disertai produksi
air mata yang berlebihan dan rasa takut
terhadap cahaya
e. Tertelan : berkeringat, suhu tubuh meningkat,
kejang, gangguan pernapasan, koma
Tata Laksana Keracunan Piretroid
1. Pertolongan Pertama Pada Korban Keracunan
 Terhirup : Pindahkan korban ke tempat
berudara segar dan lebih aman, berikan oksigen.
Longgarkan pakaian yang melekat ketat
 Kontak dengan mata : lakukan irigasi dengan
larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%) atau air
bersih mengalir
 Kontak dengan kulit : Tanggalkan pakaian,
perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi.
Bersihkan bahan kimia yang masih menempel di
kulit dengan hati-hati
 Tertelan : Jangan lakukan induksi muntah.
Jangan berikan apapun melalui mulut pada
korban yang tidak sadarkan diri. Bilas mulut
menggunakan air bersih, bila pasien sadar.
Posisikan kepala korban ke arah kiri dengan
mulut lebih rendah untuk mencegah aspirasi
jika terjadi muntah.
 Segera bawa korban ke fasilitas kesehatan
terdekat.
Terapi Farmakologi

• Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat


dosis 1-2 mg (IV) dan biasanya diberikan setiap
jam dari 25-50 mg
• Atropin akan memblok efek muskarinik dan
beberapa pusat reseptor muskarinik
Studi Kasus Keracunan Piretroid
• Obat antinyamuk HIT yang diproduksioleh PT
Magasari Makmur (1966) yang menggunakan
zat aktif propukxur dan diklorfos yang
mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap
manusia
• Korbannya yaitu seorang pembantu rumah
tangga yang mengalami pusing, mual dan
muntah akkibatnya keracunan setelah menghirup
udara yang baru saja disemprot obat nyamuk
HIT.

Anda mungkin juga menyukai