Anda di halaman 1dari 42

ETIKA REPRODUKSI

PADA OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Prof.Dr. H. Syakroni Daud Rusydi, SpOG(K)


ETIKA REPRODUKSI PADA
OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

 ETIKA DAN REPRODUKSI MANUSIA


 ETIKA DALAM PENANGANAN KEHAMILAN
 ETIKA DALAM PENGAKHIRAN KEHAMILAN
 ETIKA DALAM PENGATURAN KEHAMILAN
A. ETIKA DAN
REPRODUKSI MANUSIA
ETIKA DAN REPRODUKSI
MANUSIA
ARTI REPRODUKSI :
– Penggantian yang terus menerus dari mahluk
hidup
– Reproduksi tersebut dimulai dari kehidupan
tingkat seluler seperti kehidupan bakteri
– Tujuan kehidupan bakteri  hasilkan 2
bakteri & begitu seterusnya (F. Jacoeb)
SEKSUALITAS
Mahluk nonseksual reproduksi terjadi
dengan prinsip identitas
Mahluk dengan derajat lebih tinggi
reproduksi terjadi secara seksual
(prokreasi)
Proses reproduksi secara seksual
(seksualisasi) memiliki beberapa pola
dasar
Pola dasar pertama:
– sifat hubungan yang memiliki nilai kualitas
serta persatuan tubuh yang tidak hanya untuk
tujuan reproduksi
Pola dasar kedua:
– seksualitas bukan semata-mata untuk
rekreasi
Persetujuan artinya izin atau
perjanjian
Persetujuan tertulis adalah informed consent
Dalam hubungan dengan penelitian pada
manusia “persetujuan” berarti si ilmuwan
atau peneliti akan memberi objek penelitian
mengenai:
– Penelitian yang akan dilaksanakan
– manfaat yang akan diperolehnya
– nilai penelitian bagi masyarakat dan mengenai
risiko yang mungkin terjadi
Aspek-aspek yang perlu dicantumkan
dalam suatu informed consent
1. Pengakuan dari objek penelitian/penderita
bahwa dia secara sukarela bersedia
berpartisipasi dalam penelitian itu termasuk
penelitian eksperimen
2. Penjelasan tentang sebab penelitian dilakukan
3. Pernyataan tentang berapa lama objek
penelitian/penderita perlu berpartisipasi dalam
penelitian
4. Gambaran tentang apa yang diharapkan dari
objek penelitian sebagai peserta sukarela
penelitian
5. Gambaran mengenai risiko dan rasa
tidak enak yang mungkin dialami objek
bila berpartisipasi dalam penelitian
6. Gambaran tentang untung dan rugi bagi
objek bila berpartisipasi dalam studi ini
7. Informasi mengenai pengobatan dan
alternatifnya yang akan diberikan kepada
objek bila mengalami risiko dalam studi
tersebut
8. Gambaran terjaminnya rahasia biodata dari
hasil pemeriksaan medis objek
9. Penjelasan mengenai pengobatan medis dan
ganti rugi yang akan diberikan kepada objek
bila mengalami masalah yang berhubungan
dengan studi
10. Keterangan yang jelas sehingga calon objek
penelitian dapat menanyakan tentang:
a. Sifat studi
b. Hak objek sebagai peserta studi
c. Semua problem medis yang mungkin timbul
dalam pelaksanaan studi
11. Pengertian bahwa partisipasi dalam studi
adalah sukarela, bahwa objek dapat
memutuskan untuk meninggalkan studi
tanpa dirugikan dan dia bebas berhenti
sewaktu-waktu sebagai objek penelitian
tanpa hukuman (penalti) apapun
12. Jumlah objek penelitian/penderita yang
akan turut serta dalam studi dan lokasi
tempat studi akan dilaksanakan
13. Pemberitahuan diberikan kepada objek
bahwa mungkin akan terjadi problema
yang akan membahayakan objek studi
Dalam studi-studi tertentu, misalnya
dalam penelitian uji klinik, alat
kontrasepsi baru dengan objek penelitian
wanita dengan kemungkinan menjadi
hamil
14. Pemberitahuan bahwa risiko terhadap
janin tidak diketahui apabila objek
menjadi hamil dalam waktu penelitian itu
B. ETIKA DALAM
PENANGANAN KEHAMILAN
ETIKA DALAM PENANGANAN
KEHAMILAN

Pelayanan Obstetri bertujuan :

Meningkatkan kesehatan dan keamanan


ibu maupun janin serta melindungi
mereka dari penyakit maupun trauma,
selain memperkecil efek kesakitan
Tugas tersebut tanggung jawab dokter/
bidan/tenaga kesehatan yang
menanganinya
Penolong berupaya dengan cara-cara
yang dapat diterima oleh penderita dan
keluarganya
Kehamilan dan persalinan yang
merupakan proses fisiologis tidak
berkembang menjadi patologis
10 TUGAS DOKTER YANG PENTING

1. Menggali riwayat pasien sebaik-baiknya


2. Selalu melakukan pemeriksaan fisik
pasien
3. Manfaatkan alat bantu diagnostik yang
ada
4. Mencoba merumuskan masalahnya
5. Merencanakan terapi
6. Selalu membuat catatan medis yang rapi
7. Manfaatkan sumber-sumber informasi
yang ada di sekitar kita
8. Mengikuti dan memelihara kesehatan
pasien
9. Harus rela menerima tanggung jawab
sosial dan profesional sebagai pimpinan
dan sebagai dokter
10. Senantiasa memelihara kemampuan
profesional
PEDOMAN PEMERIKSAAN OBSTETRI

1. Berusaha memberikan pelayanan pada


pasien dan keluarga agar mereka
merasa aman
2. Harus menempatkan kepentingan pasien
lebih tinggi dari kepentingan dirinya
sendiri
3. Pemeriksaan hendaknya dilakukan
dalam ruangan yang dapat menjaga
kerahasian pasien
4. Selalu ditemani oleh seorang perawat
yang bertindak sebagai saksi
5. Pemeriksaan dilakukan setelah
memperkenalkan diri dengan
menjelaskan status (kedudukan)
pemeriksa
URUTAN TATA LAKSANA

1. Pemeriksaan obstetri dilakukan sama


dengan melakukan pemeriksaan
kedokteran lainnya
2. Suster/perawat membimbing pasien
untuk membuka pakaian dalamnya
3. Penderita dilayani dengan sopan
ETIKA DALAM PERAWATAN ANTENATAL

Be good to your baby before it is born, get


perinatal care

Menjadikan bayi anda baik/bagus/sehat


sebelum ia lahir, berarti memberikan
perawatan perinatal yang baik pula
Indikasi di bidang klinik untuk
penggunaan USG
1. Untuk menetapkan masa gestasi:
kehamilan intra uterin atau kehamilan
ektopik
2. Untuk menilai perkembangan janin
3. Untuk menemukan perdarahan
pervaginam yang tidak jelas sebabnya
4. Untuk mengetahui kehamilan ganda
5. Untuk memberikan sangkaan kematian
janin dalam kandungan
6. Untuk memberi sangkaan kelainan
bentuk uterus
7. Untuk menetapkan letak IUD in utero
8. Untuk mengetahui ketidakserasian
besar janin dan masa gestasi
9. Untuk mengetahui adanya massa dalam
pelvis
10. Untuk memberi sangkaan adanya mola
hidatidosa
Beberapa keadaan yang mempunyai alasan kuat
untuk dilakukan pemeriksaan ultrasonografi di
bidang obstetri, antara lain :

1. Ketidaksesuaian antara usia kehamilan dan


besarnya janin
2. Kecurigaan terhadap adanya kelainan bawaan
karena riwayat kelainan genetika dalam
keluarga
3. Kecurigaan terhadap kehamilan ganda
4. Kecurigaan terhadap pertumbuhan janin
terhambat
5. Kecurigaan terhadap kelainan pada plasenta
C. ETIKA PENGAKHIRAN
KEHAMILAN
ALASAN MENGAPA SEORANG WANITA
MEMILIH TERMINASI KEHAMILAN MUDA
(ABORTUS)

1. Hamil diluar nikah


2. Pernikahan tidak kokoh
3. Telah cukup anak
4. Janin terekspos zat teratogenik
5. Ayah janin bukan suami
6. Ayah janin bukan pria/suami idaman
7. Akibat perkosaan
8. Penyakit jantung berat
9. Mencegah bayi lahir cacat
Indikasi dibagi menjadi 4 :

1. Alasan kesehatan
2. Alasan mental
3. Cacat bawaan
4. Alasan seksual:
• Hamil akibat perkosaan
• Hamil di luar nikah
• Bukan dengan suaminya
• Cukup anak
PERSALINAN
KALA I
Penolong : berikan bantuan tepat & optimal
Kerjasama tim penolong
Jangan biarkan penderita mengeluh :
jelaskan kemajuan persalinan
berikan rasa aman
penghilang rasa sakit bila perlu
jelaskan tentang bunyi jantung janin
peran suami / keluarga
KALA II
siapkan ruangan / sarana
dokter harus berada dekat pasiennya
jelaskan bila persalinan akan diakhiri
dengan tindakan
KALA III-IV
Lakukan tindakan dengan legeartis
Penjahitan luka dengan benar
Bersihkan pasien jika selesai
Bantu penderita pulih dengan benar
Identifikasi penderita dan bayinya
Pemindahan ke ruangan tanggungjawab
penolong
Jangan memperlihatkan perasaan jijik
atau takut
D. ETIKA DALAM
PENGATURAN KEHAMILAN
Definisi KB sesungguhnya adalah :
Usaha merencanakan dan mengatur
segala aspek kehidupan keluarga
supaya tercapai suatu keluarga yang
bahagia.
Pengertian masyarakat tentang KB
belumlah sama
Pelaksanaan KB harus selalu menghargai
nilai hidup dan martabat manusia serta
mengindahkan nilai–nilai sosial budaya.
Program KB masih banyak menghadapi
kendala. Kendala utamanya adalah
ketidaktahuan masyarakat akan kebaikan
tujuan program KB tersebut
Tujuan KB mencakup 2 segi
1. Secara kuantitatif
Bertujuan mengendalikan angka kelahiran
melalui penurunan fertilitas pasangan usia
subur.
2. Secara kualitatif
Bertujuan meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu+anak beserta keluarga dan
bangsa umumnya dengan memasyarakatkan
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS)
Ketentuan Etik Kedokteran :
1. -Seorang dokter hendaklah berusaha juga
menjadi pendidik rakyat yang sebenarnya
-Hendaklah selalu ditanamkan pengertian
kepada pasien bahwa tidak ada alat
kontrasepsi yang sempurna
-Timbul masalah-masalah sosial yang
terkait dengan program KB, contoh, seks
bebas dikalangan remaja.
2. - Dalam menjalankan program KB
hendaknya dokter dapat bekerjasama,
seperti dengan bidan, psikolog, sosiolog,
ahli gizi, dsb.
- Dalam kerjasama dengan para pejabat di
bidang kesehatan lainnya, hendaklah
dipelihara pengertian sebaik–baiknya.
3. Banyaknya alat kontrasepsi ternyata tidak
menjamin keamanan ber-KB seutuhnya,
masalah yang sering timbul adalah kegagalan
dan timbulnya kehamilan

Sering kita dengar adanya abortus yg disengaja


(abortus provokatus)
- Dinegara kita abortus provokatus
dilarang agama, moral, dan adat istiadat
- Seorang Dokter harus senantiasa
mengingat akan melindungi mahluk
hidup insani, seperti pada lafal sumpah
Dokter: saya akan menghormati setiap
hidup insani dari saat pembuahan
- Tindakan tsb dapat dibenarkan apabila
ada indikasi medis yg jelas
(abortus provokatus therapeutikus)
demi menyelamatkan nyawa ibu.
Sterilisasi
Terdapat UU yang berbeda–beda dari negara
satu dengan yang lain. Tiga aspek sterilisasi
dikemukakan ialah :
1. Secara sukarela mengadakan pembatasan
dalam fertilitas
2. Dengan maksud terapeutik, karena
kehidupan si ibu terancam
3.Untuk maksud-maksud eugenik (eugenetik)
Sterilisasi bukan kastrasi.
Masalah etik dalam hal sterilisasi tak ada
bedanya dengan kontrasepsi yg lain.
Ternyata mortalitas untuk sterilisasi
wanita kurang dari 10000, jauh lebih
rendah daripada kematian yang
disebabkan oleh kehamilan atau
persalinan. Berarti, tidak perlu khawatir
dengan KB sterilisasi.

Anda mungkin juga menyukai