Hukum Waris
Hukum Waris
BARAT
H.
WARIS
ISLAM ADAT
HUKUM WARIS BARAT
Hukum waris dianggap sbg suatu hak
kebendaan
Diatur dalam Buku II BW (Hukum Benda)
Hukum waris merupakan salah satu cara yang
limitatif oleh undang-undang untuk
memperoleh hak milik
Ahli Ilmu Hukum: dalam hukum waris yang
beralih kepada ahli waris bukan hanya benda
atau hak-hak kebendaan saja, melainkan juga
hutang piutang si pewaris, yaitu berupa hak-
hak perseorangan yang lahir karena perjanjian
Penempatan hk waris dalam bk ii tidak tepat
hal ini dikarenakan . dg demikian hk waris erat
kaitannya dengan bk i dan buku iii oleh karena
itu harus ditempatkan dalam buku tersendiri.
Pengertian HUKUM WARIS
HARTA
WARISAN
PEWARIS
Orang yang meninggal dunia
Alamiah: jantung berhenti
berdenyut
Diduga meninggal (vonnis van
vermoedelijk daad):
5 th u/ pergi tanpa pamit (Ps. 467)
10 th u/ pergi pamit (Ps. 470)
Hak & kew yang dapat dinilai dg uang
Aktiva
Passiva
Hasil: - / +
Yg tdk dpt diwariskan:
Hak & kew yg tdk dpt dinilai dg uang (hak
marital, perwalian, curatele)
Hub hk yg bersifat sangat pribadi
Keanggotaan dlm perseroan
Org yg menggantikan kedudukan hk Pewaris di
bidang harta kekayaan
Harus sdh ada & masih ada saat pewarisan (836)
Anak yg dlm kandungan asal lahir hidup
831: P & AW meninggal bersamaan tdk saling
mewaris
Jk tdk diketahui siapa yg meninggal lebih dulu:
yg umur < 15 th / 60 th < ,dianggap meninggal
lebih dulu
SISTEM HUKUM WARIS BW
SISTEM PRIBADI/individual: AW adalah
perorangan bukan kel. AW.
BILATERAL: mewaris dari pihak IBU & BAPAK
PERDERAJADAN: AW yg derajadnya lebih dekat
dg P menutup AW yg lebih jauh derajadnya