Anda di halaman 1dari 155

Materi

BAB I-XII

1. Dwi Sarwo Ningtyas (K7616021)


2. Fitri Hanifah (K7616028)
3. Ilyas Ridlo Mursyidi (K7616031)
BAB I
KERANGKA DASAR
AJARAN ISLAM
Pada hakikatnya Islam adalah aturan Allah
swt. yang terdapat dalam kitab Allah Swt.
dan Rasull-Nya yang meliputi perintah dan
larangan.
A. Agama dan Ruang Lingkupnya
Dalam Al-Qur’an istilah agama disebut dengan al-
millah dan ad-din.

Kata al-millah disebut dalam berbagai ayat, seperti


dalam Q.S Al-Baqarah : 130, 135, Ali-Imran : 95, An-
Nisa : 125, Al-An’am : 161, Yusuf : 37, 38, An-Nahl :
123, Al-Hajj : 78, dan Shad : 7.
Kata ad-din dan isytiqaq-nya dalam Al-Qur’an disebut
sebanyak 94 kali dalam berbgai makna dan konteks :

1. Pembalasan (QS. Al-Fatihah : 4).


2. UU duniawi atau peraturan yang dibuat oleh raja (QS.
Yusuf : 76).
3. Agama yang datangnya dari Allah Swt. bila kata din
dirangkaikan dengan kata Allah (QS. Ali Imran : 83).
4. Agama yang dibawa Rasulullah Muhammad Saw.
sebagai agama yang benar, yakni Islam, bila kata din
dirangkaikan dengan kata al-haqq (QS. At-taubah : 33).
5. Agama Islam dan agama-agama lain (QS. Al-Kafirun :
6 dan QS. Ash-Shaff : 9).
Unsur-unsur penting dalam setiap agama :

1. Kekuatan gaib.
2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia
dan kebahagiaan hidupnya di akhirat tergantung pada
adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang
dimaksud.
3. Respons yang bersifat emosional dari manusia, baik
dalam bentuk perasaan takut atau perasaan cinta.
4. Paham adanya yang kudus dan suci.
B. Islam : Arti dan Sejarah
Perkembangannya
Islam berasal dari kata aslama, yuslimu, islam. Islam
memiliki beberapa arti, yaitu :

1. Melepaskan diri dari segala penyakit lahir dan batin;


2. Kedamaian dan keamanan;
3. Ketaatan dan kepatuhan.
Dalam Al-Qur’an, kata Islam disebut sebanyak 8kali,
yaitu QS. Ali Imran : 19, 85, Al-Maidah : 3, Al-An’am :
125, Az-Zumar : 22, As-Shaff : 7, Al-Hujurat : 17, dan At-
Taubah : 74.

Allah Swt. Memerintahkan umat manusia agar menganut


agama Islam secara keseluruhan (QS. Al-Baqarah : 208
dan Ali-Imran : 102).

Tujuan : supaya dapat mencapai keselamatan dan


kebahagian di dunia maupun di akhirat nanti.
C. Karakteristik Agama Islam
1. Ajarannya sederhana, rasional, dan praktis.
2. Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian.
3. Islam memberi petunjuk bagi seluruh segi kehidupan
manusia meskipun petunjuk bersifat umum.
4. Keseimbangan antara individu dan masyarakat.
5. Keuniversalan dan kemannusiaan.
6. Ketetapan dan perubahan.
7. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam yang masih
terjaga kemurniannya selama 15 abad.
Ciri-ciri agama Islam :

1. Islam agama fitrah.


2. Islam agama tauhid.
3. Islam agama kebenaran.
4. Islam agama fleksibel.
5. Islam agama sempurna.
D. Akidah, Syariat, Akhlak, dan
Hubungannya
1. Akidah
Berasal dari kata aqada yang artinya ikatan dua utas tali
dalam satu buhul sehingga menjadi tersambung.

Dalam Al-Qur’an akidah islam disebut Iman, yaitu


mengucapkan dengan lisan, membenarkan dengan
perbuatan, dan melaksanakan dengan segala anggota
badan.
2. Fungsi dan Peranan Akidah

a. Menuntun dan mengembangkan dasar ketuhanan


yang dimiliki manusia sejak lahir.
b. Memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa.
c. Memberikan pedoman hidup yang pasti.
Pengaruh akidah tauhid menurut Abu A’la Al Maududi :
a. Menjauhkan manusia dari pandangan yang sempit dan picik.
b. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan tahu harga
diri.
c. Menumbuhkan sifat rendah hati dan khidmat.
d. Membentuk manusia menjadi jujur dan adil.
e. Menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi
setiap persoalan dan situasi.
f. Membentuk pendirian teguh, kesabaran, ketabahan, dan
optimisme.
g. Menanamkan sifat ksatria, semangat dan berani, tidak gentar
menghadapi resiko, bahkan tidak takut pada maut.
h. Menciptakan sikap hidup damai dan rida.
i. Membentuk manusia menjadi patuh, taat, dan disiplin menjalankan
peraturan Ilahi.
3. Tingkatan Akidah
a. Tingkat taklid
b. Tingkat yakin
c. Tingkat ‘ainul yakin
d. Tingkat haqqul yakin

4. Rukun Iman
a. Iman kepada Allah Swt.
b. Iman kepada malaikat-malaikat.
c. Iman kepada kitab-kitab .
d. Iman kepada nabi dan Rasull.
e. Iman kepada hari akhir.
f. Iman kepada Qadha dan Qadar.
F. Syariat
Adalah segala sesuatu yang diturunkan oleh
Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. yang
berbentuk wahyu yang terdapat dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah.

Syariat Islam mencakup dua persoalan pokok :


1. Ibadah khusus atau ibadah mahdah
2. Ibadah umum atau ibadah ghairu
Ciri-ciri khusus syariat Islam :

1. Hukum-hukum yang ditetapkan bersifat umum.


2. Hukum-hukum yang ditetapkan didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan keagamaan dan
akhlak.
3. Adanya balasan didunia dan akhirat karena
melaksanakan hukum tersebut.
4. Hukum-hukumnya bersifat kolektif dan ditetapkan
untuk kepentingan dan kemaslahatan umum.
Syariat Islam yang berhubungan dengan perbuatan
mukalaf dapat dibagi menjadi lima, yaitu :

1. Wajib
2. Mandub
3. Haram
4. Makruh
5. Mubah
F. Rukun Islam
1. Syahadatain
2. Shalat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji
H. Akhlak
Secara etimologi, akhlak berasal dari kata khalaqa
yang berarti mencipta, membuat, menciptakan. Jadi
akhlak adalah sistem perilaku yang dibuat.

a. Akhlakul karimah/mahmudah
b. Akhlakul mazmumah
Ciri-ciri Akhlak Islam :

1. Kebaikannya bersifat mutlak.


2. Kebaikannya bersifat menyeluruh.
3. Bersifat tetap, langgeng, dan mantap.
4. Berbentuk kewajiban yang harus dipatuhi.
5. Berwujud pengawasan yang menyeluruh.
Ruang lingkup yang menjadi objek kajian
akhlak yaitu :

1. Akhlak yang berhubungan dengan Allah Swt.


2. Akhlak yang berhubungan dengan diri sendiri.
3. Akhlak terhadap keluarga.
4. Akhlak terhadap masyarakat.
5. Akhlak terhadap alam.
BAB II
SUMBER AJARAN AGAMA
ISLAM
Sumber norma dan nilai dalam Islam yang
pokok ada dua, yaitu Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Selain itu ada pula tambahan yaitu
Ijtihad.
QS. An-Nisa : 59 dapat diperoleh pemahaman :

1. Al-Qur’an ialah undang-undang dasar Islam yang


bersumber dari Allah Swt..
2. As-sunnah ialah undang-undang Islam yang
bersumber dari Rasulullah saw..
3. Ijtihad ialah peraturan Islam atau kaidah-kaidah
hukum yang dirumuskan oleh muslim yang berilmu.
A. Al-Qur’an : Pengertian dan
Pemeliharaannya
Al-Qur’an adalah bacaan yang sempurna (QS.
Al-Qiyamah : 17, 18).
1. Al-Qur’an sebagai hujjah kerasullan
Muhammad Saw.
2. Membaca Al-Qur’an bernilai ibadah.
3. Al-Qur’an diriwayatkan secara mutawatir.
Secara garis besar isi kandungan Al-Qur’an :

1. Akidah, ajaran mengeskan Allah Swt..


2. Syariat.
3. Akhlak dan semua ruang lingkupnya.
4. Kisah-kisah umat manusia di masa lalu.
5. Berita-berita tentang kehidupan akhirat.
6. Benih atau prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan hukum-
hukum dasar yang berlaku bagi alam semesta, termasuk
manusia.
Metode penafsiran Al-Qur’an :

1. Metode tafsir tahili


2. Metode tafsir ijmali
3. Metode tafsir muqaran
4. Metode tafsir maudhu’i
B. Sunnah : Pengertian dan
Perkembangannya
Dalam istilah ilmu hadist, sunnah adalah keseluruhan
yang disandarkan kepada Nabi Muhammad berupa
perkataan, perbuatan, dan persetujuan atau penetapan.
Pembagian hadist ditinjau dari jumlah perawi :
1. Hadist mutawatir
2. Hadist ahad

Pembagian hadist ditinjau dari kualitasnya :


1. Hadist shahih
2. Hadist hasan
3. Hadist da’if
C. Hubungan Hadist dan Al-Qur’an

Al-Qur’an dan hadist merupakan sumber


hukum agama Islam yang saling melengkapi
dan integrated, tidak terpisahkan satu sama
lain, bahkan dwitungal.
D. Ijtihad
Secara terminologi, ijtihad berarti pengerahan
segenap kemampuan oleh mujtahid untuk
mendapatkan hukum syara’ yang bersifat zanny
tentang suatu masalah.

1. Pelaku ijtihad adalah seorang ahli fikih/hukum


Islam, bukan yang lain.
2. Hal yang ingin dicapai ijtihad adalah hukum
syar’i.
3. Status hukum syar’I yang dihasilkan ijtihad
adalah zanny.
Medan ijtihad meliputi :

1. Masalah-masalah baru yang hukumnya belum ditegaskan


oleh nash Al-Qur’an dan sunnah secara jelas.
2. Nash-nash zanny dan dalil-dalil hukum yang
diperselisihkan.
3. Hukum Islam yang ta’aqqquly.
Syarat-syarat mujtahid :

1. Menguasai bahasa Arab.


2. Mengetahui isi dan sistem hukum Al-Qur’an.
3. Mengetahui hadist-hadist hukum dan ilmu-ilmu hadist
yang berkenaan dengan pembentukan hukum.
4. Menguasai sumber-sumber hukum Islam dan metode
menarik garis-garis hukum dari sumber-sumber hukum
Islam.
5. Mengetahuindan menguasai kaidah-kaidah fikih.
6. Mengetahui rahasia da tujuan-tujuan hukum Islam.
7. Jujur dan ikhlas.
BAB III
KEPRIBADIAN ISLAMI
A. Manusia sebagai Makhluk
Unik
Manusia memiliki fitrah, fitrah ialah potensi yang ada pada diri
manusia. Potensi manusia tersebut sebagai berikut :
1. Manusia sebagai makhluk sosial (QS. Al-Hujurat : 13).
2. Manusia sebagai makhluk yang ingin beragama (QS. Al-
Maidah : 3).
3. Manusia mencintai wanita dan anak-anak.
4. Manusia mencintai harta benda yang banyak dari emas dan
perak.
5. Manusia mencintai kuda-kuda pilihan.
6. Manusia mencintai ternak dan sawah ladang (QS. Ali-Imran
:14)
B. Kepribadian dalam Perspektif
Islam
Secara istilah, kepribadian dalam psikologi Islam
adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu
manusia yang menimbulkan tingkah laku (Mujib &
Mudzakir, 2000 : 58).
Membangun Kepribadian Islami

Membangun kepribadian Islami menurut Sapuri


(2009: 113) yang harus diperhatikan adalah
pengembangan :
a. Kalbu (hati)
b. Pengembangan jasmani (fisik)
Dilakukan dengan 3 tahap :
a. Tahapan awal (al-bidayah)
b. Tahapan kesungguhan dalam menempuh
kebaikan (al-mujahadah)
c. Tahap merasakan (al-mudziqat)
Berkepribadian Islami

Sikap kepribadian muslim tercermin dalam beberapa


aspek, yaitu :
a. Ruhiniyah (ma’nawiyah)
b. Fikriyah (‘aqliyah)
c. Amaliyah
BAB IV
PRANATA SOSIAL dalam
PERSPEKTIF ISLAM
A. Sosial dalam Islam
Sisitem sosial tidak terlepas dari masyarakat,
manusia disamping sebagai makhluk individu
sekaligus sebagai makhluk sosial dan hidup
bermasyarakat.

Menurut Islam, tingkat kecerdasan, kemampuan dan


status sosial manusia berbeda-beda. Perbedaaan
tersebut bertujuan agar mereka saling memanfaatkan,
melengkapi, dan bekerja sama.
B. Keluarga Sakinah, Mawaddah,
Rahmah (SaMaWa)

Islam menempatkan keluarga pada posisi yang


sangat penting dalam membina pribadi dan
masyarakat. Baik buruknya kepribadian seseorang
sangat tergantung pada pembinaannya pada keluarga.
Pembinaan keluarga ditujukan untuk mewujudkan
keluarga sakinah, mawaddah, rahmah antar semua
anggota keluarganya yang berdasar agama
merupakan sumber utama kebahagiaan keluarga.
(QS. Ar-Rum : 21).
Keluarga sakinah direkat dengan tali rohani berupa
cinta, mawaddah, rahmah, dan amanah Allah Swt..
Amanah akan selalu terpelihara apabila pasangan itu
beragama (QS. An-Nisa’ : 19).
Mawaddah : kelapangan dada dan kekosongan
jiwa dari kehendak buruk.

Rahmah : kondisi psikologis yang muncul


dalam hati akibat menyaksikan ketidakberdayaan
sehingga mendorong yang bersangkutan untuk
melakukan pemberdayaan.

Amanah : sesuatu yang diserahkan kepada


pihak lain disertai dengan rasa aman dari
pemberinyakarena kepercayaan bahwa apa yang
diamanatkan itu akan dipelihara dengan baik.
Ciri-ciri keluarga SaMaWa :
1. Semua anggota keluarga dihiasi dengan iman dan
takwa kepada Allah Swt..
2. Hubungan suami-istri dibangun atas dasar saling
membutuhkan (Al-Baqarah : 187).
3. Suami dan istri ikhlas menunaikan kewajiban
masing-masing dengan didasari keyakinan bahwa
kewajiban itu merupakan perintah Allah Swt..
4. Rezeki yang selalu bersih dari yang diharamkan
Allah Swt..
5. Terjalin komunikasi aktif (musyawarah)
antaranggota keluarga.
6. Ungkapan-ungkapan mesra antara suami dan
istri.
C. Keluarga Muslim dalam
Kehidupan Sosial
1. Fungsi keagamaan (religius)
2. Fungsi sosial-budaya
3. Fungsi cinta kasih
4. Fungsi rekreatif
5. Fungsi melindungi (protektif)
6. Fungsi reproduksi
7. Fungsi edukatif
8. Fungsi ekonomi
9. Fungsi pembinaan lingkungan
BAB V
MASYARAKAT MADANI
A. Pengertian dan Sejarah Masyarakat
Madani
• Kota atau berhubungn dengan
perkotaan yang menjunjung
tinggi nilai, norma, dan hukum
Madinatun yang ditopang oleh
penguasaan iman, ilmu, dan
teknologi yang berperadaban.

Madaniyun • Peradaban atau hadharah


B. Tujuan Masyarakat Madani
Khairah ummah
QS. Ali Imran (3): 110

Ummatan wasathan
QS. Al-Baqarah (2): 143

Ummah muqtashidah
QS. Al-Ma’idah (5): 66
Kesimpulan ketiga ayat diatas:

“Bahwa Al-Qur’an mengindikasikan


kelebihan yang dimiliki oleh orang-
orang muslim sebagai umat yang
terbaik, umat yang tawasut atau
moderat jika telah benar-benar
mengamalkan nilai-nilai yang
diajarkan oleh islam”
C. Karakteristik Masyarakat Madani
Diakuinya semangat pluralisme.
1 Pluralitas telah menjadi sebuah keniscayaan yang
tidak dapat dielakkan sehingga mau tidak mau
pluralitas telah menjadi suatu kaidah yang abadi.

2 Tingginya sikap toleransi, baik terhadap saudara


seagma maupun terhadap umat yang agama lain.

Tegaknya prinsip demokrasi.


Demokrasi bukan sekadar kebebasan dan
3 persaingan. Demokrasi juga suatu pilihan untuk
bersama-sama membangun dan memperjuangkan
perikehidupan warga dan masyarakat yang
semakin sejahtera.
D. Piagam Madinah dan Potret
Kerukunan Antarumat Beragama

Al-Anfal ayat 75

Artinya: Dan orang-orang yang beriman sesudah itu


kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka
orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-
orang yang mempunyai hubungan kerabat itu
sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya
(daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
 Maksudnya, dasar waris-mewarisi dalam Islam ialah
hubungan kerabat, bukan hubungan
persaudaraan keagamaan sebagaimana yang
terjadi antara kaum Muhajirin dan Anshar pada
permulaan Islam.
 Ini menandakan bahwa ikatan persaudaraan yang
dilakukan Rasulullah SAW telah melunturkan unsur-
unsur kesukuan, perbedaan ras, dan warna kulit
yang melatarbelakangi mereka.
E. Masyarakat Madani di Indonesia:
Paradigma dan Praktik
Gagasan masyarakat madani di Indonesia mulai tampak
menjelang tumbangnya rezim Orde Baru

Untuk kasus di Indonesia, agama mengambil peranan


penting dalam membentuk masyarakat madani,
khusunya sebagai masyarakat politik. Namun, terkadang
mengalami hambatan disebabkan idealisme negara
mnejadi kecenderungan yang dominan.

Dengan demikian, rasanya tidak pas kalau ada


sebagian kalangan beranggapan bahwa
menerapkan konsep masyarakat madani di
Indonesia ini tidak relevan, dan tidak cocok.
F. Strategi Membangun Masyarakat
Madani di Indonesia
Strategi yang dapat ditempuh untuk membangun masyarakat
madani melalui pemberdayaan masyarakat ada 3 cara:
1. Dengan memperluas golongan menengah melalui
pembangunan ekonomi yang lebih terarah.
2. Memberdayakan sistem politik dengan menciptakan kerangka
kelembagaan yang lebih kondusif terhadap demokratisasi.
3. Dengan upaya-upaya penyadaran dan pendidikan politik,
tidak hanya dilapisan menengah ke bawah, tetapi di kalangan
elit politik.
BAB VI
Kebudayaan Islam
A. Pengertian Kebudayaan Islam

 Budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu budhdhayah, yaitu


bentu plural (jamak) dari buddhi yang berarti budi atau akal
sebagai alat batin untuk menimbang baik-buruk, benar-tidak,
dsb; tabiat, watak, akhlak, dan perangai.

 Secara istilah, kebudayaan diartikan sebagai semua hasil dari


cipta, rasa dan karsa manusia di masyarakat
Kesimpulan:
Kebudayaan Islam adalah
kebudayaan yang benar-benar
disepakati dan tidak diragukan oleh
para ahli sebagai kebudayaan
yang datang dari Islam, baik yang
dihasilkan oleh umat,
pemerintahan, maupun sebagai
manifestasi dari nilai-nilai ajaran
Islam (Karim, 2009: 33)
B. Unsur Pembentuk Kebudayaan Islam
1. Sistem Politik
Awal sejarah islam, negara dan pemeritahan yang
dibangun adalah bercorak teokrasi. Rasulullah SAW
selain menajdi pemimpin agam, juga mengepalai
pemerintaha. Beliau membuat UU atas dasar Al-
Qur’an. Walaupun Rasulullah SAW adalah kepala
pemerintahan, kedaulatan tetap ada ditangan Allah
SWT.
-Untuk mengendalikan pemerintahan Nabi di Madinah,
sudah ada sebuah sekretariat negara. Negara juga terbagi
menajdi 9 provinsi yang dikepalai oelh seorang wali
(gubernur) dan sebanyak 21 dikepalai oleh seorang ‘amil
yang tugas utamanya sebagai tax collector.
-Dalam sistem politik Islam, juga dikenal adanya institusi
kekhalifahan. Institusi ini terbentuk pasca Rasulullah SAW
wafat. Khalifah diartikan sebagai pengganti Nabi.
2. Sistem Ekonomi
 Pertanian o Sistem sewa-menyewa dengan emas atau
logam mulia lain, gandum, atau produk
pertanian sebagai alat pembayaran.
o Sistem hasil produk, misal separuh untuk
pemilik dan separuh untuk penggarap dengan
bibit dan ongkos penggarapan dari pemilik
sawah atau ladang.
o Sistem pandego, yaitu seluruh modal datang
dari pemilik, sedangkan pengairan,
pemupukan, dan perawatannya dikerjakan
oleh penggarap
• Perdagangan Perdagangan, masyarakat Arab pra-Islam juga
telah mencapai kemajuan yang pesat.
Kemajuan ini ditandai dengan dijadikannya
Mekah sebagai pusat perdagangan
internasional.
3. Sistem Kemasyarakatan
 Masyarakat Islam adalah masyarakat yang rabbani, insani,
akhlaqi, dan masyarakat yang seimbang (tawazun)
 Kehadiran Islam di tengah-tengah masyarakat Arab sejatinya
telah membawa peradaban baru.
 Sejumlah wahyu Al-Qur’an berusaha menghapuskan institusi
perbudakan dengan menganjurkan berbuat kebajikan dan
memerdekakan mereka.
 Disisi lain, Al-Qur’an juga menganjurkan agar budak diajarkan
dengan ajaran Islam dan dinyatakan sebagai warga muslim
yang bebas atau warga yang sedang dalam perlindungan
4. Ilmu Pengetahuan

 Islam
selalu menuntun pemeluknya
untuk selalu mengadakan
penelitian dan eksplorasi terhadap
sesuatu yang belum pernah
diketahui sebelumnya sehingga
menjadi suatu penemuan yang
bermanfaat bagi kesejahteraan
manusia.
C. Sejarah Perkembangan Kebudayaan
Islam

 Prinsiputama dalam kebudayaan dan peradaban


Islam adalah tauhid.
 Kebudayaan Islam tidak muncul secara murni dari
kalangan muslim saja, tetapi juga mendapat
pengaruh kebudayaan dari bangsa-bangsa lain.
 Kebudayaan non-islam turut mempengaruhi
perkembangan kebudayaan Islam, diantaranya:
1. Kebudayaan Saba’
 Dalam kebudayaan Arab pra-Islam yaitu sebuah
tulisan Abrahah tahun 532-543 tentang hancurnya
bendungan Ma’rib di Saba’ dimulai dengan kata-
kata “dengan kekuatan, kemuliaan, dan kasih
sayang Yang Maha Pemurah (Rahman) dan
Penyelamat serta Roh Kudus”.
 Kata rahman sangat penting karena memiliki
padanan pada bahasa Arab utara, al-Rahman
yang kemudian menjadi sifat utama Allah SWT dan
salah satu nama surat dalam Al-Qur’an, yaitu surat
ke 19 yang didominasi dengan kata al-rahman.
2. Kebudayaan Abissinia

 Seorang yang berkulit hitam dari Abissinia, bernama


Bilal yang memiliki suara bagus dan keras sehingga
diangkat menjadi muazin Nabi SAW.
 Dan juga beberapa kosakata bahasa arab berasal dari
bahasa Ethiopia seperti burhan (bukti), hawariyyun
(murid-murid Isa), jahannam (neraka, berasal dari
bahasa Ibrani), malak (malaikat, berasal dari bahasa
Ibrani), mihrab (ruang kosong), minbar (mimbar),
mush-haf (kitab suci), dan syaithan (setan)
3. Kebudayaan Persia

 Masuktanah Arab abad menjelang


kemunculan Islam.
 Pada masa pra Islam (negeri satelit Persia)
merupakan jalur utama penyebaran
pengaruh budaya Persia dan belakangan
pengaruh Nestor Aramaik ke dunia Arab.
4. Kebudayaan Gassan
 Beberapa sumber sejarah mengungkapkan
bahwa para penyair pra-Islam telah akrab
dengan berbagai gagasan dan istilah-istilah
Kristen.
 Beberapa gambaran bisa disebutkan disini,
seperti kata kanisah dan bi’ah (gereja),
dumyah dan shurah (kesan dan gambar),
qissis (biarawan), shadaqah (santunan),
nathur (pengawas), nir (kendali), faddan
(tanah, hektar), dan qindil (lampu, berasal
dari bahasa latin, candela)
D. Karakteristik Kebudayaan Islam
1. Kesatuan
2. Rasionalisme
3. Toleransi
E. Masjid sebagai Pusat Peradaban
Islam
 Masjid yang pertama didirikan di muka bumi adalah
baitullah, yaitu Masjidil Haram
 Nabi Ibrahim As. Ialah orang yang mendirikan
baitullah, dengan bantuan putranya, Isma’il As atas
perintah Allah SWT.
 Maksud pendiriannya adalah sebagai tempat untuk
beribadah bagi manusia atau tempat bagi mereka
untuk melaksanakan ritual-ritual peribadatan.
 Masjid Quba, pembangunannya bertujuan untuk
mengembangkan syiar agama, dibangun oleh
Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrahnya ke
Madinah Al-Munawwarah
 Masjid pertama dalam Islam dan masjid yang
pertama kali didirikan oleh Rasulullah SAW
dengan salat Jumat untuk pertama kalinya
dilaksanakan.
 Masjid Quba’ adalah masjid yang dimaksud
dalam Al-Qur’an QS. At-Taubah ayat 108:
QS. At-Taubah ayat 108

Artinya: Janganlah kamu melaksanakan shalat dalam mesjid


itu selama-lamanya. Sungguh, mesjid yang didirikan atas
dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih
pantas kamu melaksanakan shalat di dalamnya. Di dalamnya
ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah
menyukai orang-orang yang bersih.
Fungsi-fungsi Masjid Sejak Zaman Rasulullah SAW
1. Masjid sebagai tempat untuk peribadatan sehari-hari, seperti
mendirikan shalat fardu
2. Masjid sebagai madrasah utama bagi umat Islam untuk
mempelajari ajaran-ajaran agama.
3. Masjid sebagai universitas besar yang membentuk
kepribadian dan karakter sahabat-sahabat senior dan generasi
yang datang setelah mereka.
4. Masjid sebagai perpustakaan dan tempat penyimpanan buku
5. Masjid sebagai pengadilan untuk memutuskan perkara
6. Masjid sebagai tempat bagi Rasulullah SAW untuk menerima
utusan-utusan atau orang-orang yang akan memeluk Islam
QS. At-Taubah ayat 18

Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah


ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat
dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk.
 Dariayat diatas dapat diambil
beberapa pelajaran, antara lain
orang yang dapat memakmurkan
masjid adalah orang yang memiliki
keimanan kepada Allah SWT dan
hari akhir tanpa melupakan
kewajibannya untuk mendirikan
salat dan menunaikan zakat, serta
tiada yang ditakutkannya kecuali
Allah semata.
F. Kebudayaan Islam di Indonesia

1. Dimulainya penulisan sejarah tradisional


(historafi tradisional).
2. Dalam perkembangan bahasa, yaitu dari
bahasa Jawa (kuno) ke bahasa Jawa
tengahan kemudian menjadi Jawa baru.
3. Munculnya hagiografi
4. Makam
5. Arsitektur bagunan
6. Angka-angka tarikh atau kalender saka
G. Bentuk-bentuk Kebudayaan Islam
a. Bentuk ideal (gagasan)
Merupakan bentuk kebudayaan yang bersifat abstrak. Bentu ini hanyaa
dituangkan dalam bentuk pemikiran-pemikiran, nilai, norma, dan
peraturan-peraturan. Beberapa hasil gagasan tersebut dinyatakan dalam
bentuk tulisan, tetapi beberapa hal yang lain tidak dinyatakan dalam
bentuk tulisan. Contohnya, antara lain:
 penyempurnaan penulisan Al-Qur’an dengan memberi tanda titik
dan harakat
 penulisan hadis Rasulullah Saw, dalam bentuk kitab-kitab hadis
 metode membaca Al-Qur’an yang didasarkan pada 7 pendapat
ulama yang dituangkan dalam ilmu qira’ah sab’ah
 pemikiran dalam bidang hukum islam, seperti ilmu fikih
 pemikiran dalam bidang agama, seperti ilmu tasawuf
b. Bentuk aktivitas
Kebudyaan yang berwujud aktivitas sering disebut
dengan sistem sosial. Sistem sosial terdiri atas aktivitas-
aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia
lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan
adat tata kelakuan. Contohnya, antara lain:
larangan untuk membunuh wanita, anak-anak, dan
orang yang tidak berdaya dalam peperangan
larangan berkhalwat (berduaan dengan lawan
jenis yang bukan mahramnya)
penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi
pemerintah
hukum potong tangan bagi pencuri
hukum rajam bagi para penzina
c. Bentuk artefak (benda)
Artefak merupakan wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat, yaitu
berupa hal-hal yang dapat dilihat, diraba, dan didokumentasikan.
Contohnya, sebagai berikut:
Masjid-masjid, seperti Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjid
Cordova di Spanyol, Masjid Ummayah di Damaskus, Masjid
Karbala di Irak, Masjid Al-Hamra di Spanyol, dan Menara
Tughril di Iran.
Istana-istana, seperti Istana kekhalifahan Bani Umayyah yang
disebut dengan bab asz-dzahab (gerbang emas) atau al-qubbah
al-hadzraa (kubah hijau) di Baghdad, istana-istana penguasa
Barmaki di Syammasiyah Baghdad dan Istana Al-Hamra di
Spanyol.
Seni ukiran kaligrafi yang terdiri atas berbagai gaya penulisan,
seperti khat naskhi, khat tsulutsi, khat diwani, dan khat khaufi.
BAB VII
Sistem Ekonomi Islam
A. Landasan Teologis Ekonomi Islam
QS. Al Anfal ayat 27-29
QS. At-Taghabun 15-17
 Dari ayat-ayat diatas, telah jelas bahwa harta,
anak keturunan, dan segala jenis aset kepemilikan
di dunia ini hanyalah titipan amanat yang harus
dijalankan dengan ketakwaan.
 Jadi, harta kekayaan dan dunia seisinya itu
bukanlah tujuan dalam syariat Islam. Ia hanyalah
bagian dari sarana untuk dapat meningkatkan
derajat ketawaan dan kesalehan di sisi Allah SWT
untuk bekal di akhirat kelak.
B. Ajaran Islam tentang Keseimbangan
Sosial Ekonomi Umat
An-Nahl: 71

Artinya: Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebahagian yang


lain dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu)
tidak mau memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka
miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka mengapa mereka
mengingkari ni`mat Allah?
• Ayat diatas meyiratkan bahwa kesenjangan sosial
ekonomi merupakan kenyataan kehidupan.
C. Sistem Ekonomi Islam dan
Kesejahteraan Umat
 Ekonomi Islam merupakan kumpulan-
kumpulan dasar-dasar umum ekonomi
yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah yang ada hubungannya dengan
ekonomi (Ali, 1991: 3)
 Sistem ekonomi Islam, bekerja atas tujuan
yang sama, yaitu mencari pemuasan
berbagai keperluan hidup, baik kehidupan
hidup untuk pribadi maupun masyarakat
secara keseluruhan
Sumber daya alam yang disediakan Allah SWT. Itu harus diolah oleh tenaga
dan akal manusia melalui prinsip ekonomi diatas. Usaha untuk mengolah
sumber daya itu terikat pada beberapa syarat antara lain:
1. Tidak boleh melampaui batas sehingga membahayakan kesehatan dan
kesejahteraan manusia lahir dan batin (QS. Al-A’raf: 31)
2. Hasilnya tidak boleh ditimbun tanpa dimanfaatkan untuk kepentingan
sesama manusia (QS. At-Taubah: 34)
3. Tidak boleh dilakukan dengan cara yang bathil atau curang, antara lain
penipuan (QS. An-Nahl: 94), melanggar janji atau sumpah (QS. An-
Nahl: 94), mencuri (QS. At-Taubah: 38) dan melakukan perbuatan-
perbuatan lain yang bertujuan mengambil hak orang lain tanpa izin
diluar pengetahuan dan kemauan yang berhak.
4. Selalu ingat kepada orang-orang miskin karena dalam kekayaan dan
pendapatan seseorang itu ada hak orang-orang miskin, yakni dalam
bagian zakat (QS. Al-Ma’arij: 24-25)
D. Nilai-nilai Ekonomi Islam
1. Pemilikan
a. Pemilikan bukanlah penguasaan mutlak atas sumber-
sumber ekonomi, melainkan kemampuan untuk
memanfaatkannya.
b. Lama pemilikan manusia atas suatu benda terbatas pada
lamanya manusia itu hidup di dunia
c. Sumber-sumber daya alam yang menyangkut
kepentingan umum atau yang menjadi hajat hidup orang
banyak harus menjadi milik umum atau negara, atau
sekurang-kurangnya dikuasai oleh negara untuk
kepentingan umum atau orang banyak.
2. Keseimbangan
Asas keseimbangan ini, misal dapat terwujud
dalam kesederhanaan, hemat, dan menjauhi
pemborosan (QS. Al-Furqan: 67 dan Ar-Rahman: 9)
3. Keadilan
Dalam Islam keadilan adalah titik tolak sekaligus
proses dan tujuan semua tindakan manusia.
BAB VIII
Hukum Islam
A. Pengertian Hukum Islam

 Hukum islam adalah hukum yang bersumber dan


menjadi bagian dari agama Islam yang konsep,
dasar, dan keangka hukumnya ditetapkan oleh
Allah SWT.

 Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan


manusia dengan manusia dan benda dalam
masyarakat, tetapi juga hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan manusia dengan
dirinya sendiri, hubungan manusia dengan
manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan
manusia dengan benda, serta alam sekitarnya.
Ad-din

Syariat

Al-millah

Al-hukmu at-
Hukum Islam
Hukum syara’ taklifiy

Al-hukmu al-
wadl’iy

Fikih
Al-hukmu at-taklifiy Al-hukmu al-wadl’iy

Wajiib As-sabab (sebab)

Sunah As-syararth (syarat)

Mubah (boleh) Al-mani’ (penghalang)

Makruh (kebencian ‘Azimah (ketetapan


atau keterpaksaan) reguler)

Rukhshah (dispensasi)
Haram (larangan)
As-shihhah (valid atau
absah)

Al-buthlan (batal)
B. Sumber Hukum Islam

An-Nisa’ ayat 59
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan
taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.
Dari ayat tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa umat Islam
dalam menjalankan hukum agamanya harus didasarkan atas:
1. Menaati Allah SWT dengan mengindahkan seluruh ketentuan
yang terdapat dalam Al-Qur’an
2. Menaati Rasulullah SAW dengan memahami sunah-sunahnya
3. Menaati ulil amri (lembaga yang menguasai urusan umat
islam)
4. Mengembalikan pada Al-Qur’an dan sunnah jika terjadi
perbedaan dalam menentukan hukum.
C. Tujuan Hukum Islam
1. Memelihara agama
Agama islam memberi perlindungan kepada pemeluk agama
lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya.
Agama Islam tidak memaksakan pemeluk agama lain
meninggalkan agamanya untuk memeluk agama Islam.
2. Memelihara jiwa
Hukum islam melarang pembunuhan sebagai upaya
menghilangkan jiwa manusia dan melindungi berbagai sarana
yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan
kemslahatan hidupnya.
3. Memelihara akal
4. Memelihara keturunan
5. Memelihara harta
D. Fungsi Hukum Islam

1. Fungsi ibadah
2. Fungsi amar makruf nahi munkar
(perintah kebaikan dan pencegahan
kemugkaran)
3. Fungsi zawajir (penjeraan)
4. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah
(organisasi dan rehabilitasi masyarakat)
E. Ruang Lingkup Hukum Islam
1. Rasyidi (1971: 25-26)
Munakahat
Wirasah
Muamalah
Jinayat
Al-ahkam as-sulthaniyah
Siyar
Mukhassamat
2. Osman (1970: 65-66)
al-ahkam asy-syakhsiyah (hukum perorangan)
al-ahkam al-madaniyah (hukum kebendaan)
al-ahkam al-jinaiyah (hukum pidana)
al-ahkam al-murafaat (hukum acara perdata,
pidana, dan peradilan tata usaha)
al-ahkam al-dusturiyah (hukum tata negara)
al-ahkam ad-dauliyah (hukum internasional)
al-ahkam al-iqtishadiyah wa-al-maliyah (hukum
ekonomi dan keuangan)
F. Hukum Perkawinan Islam
1. Wajib
Bagi seorang yang sudah mampu secara finansial dan
juga sangat berisiko jatuh ke dalam perzinaan.
2. Sunah
Mereka yang sudah mampu secara finansial, tetapi
masih tidak merasa takut jatuh pada zina.
3. Haram
Jika tidak mampu memberi nafkah, tidak mampu
melakukan hubungan seksual, kecuali bila dia telah
berterus terang sebelumnya dan calon istrinya itu
mengetahui dan menerima keadaannya.
4. Makruh
Orang yang tidak punya penghasilan sama
sekali dan tidak sempurna kemampuan untuk
berhubungan seksual hukumnya makruh bila
menikah.
5. Mubah
Orang yang berada pada posisi tengah-tengah
antara hal-hal yang mendorong keharusannya
untuk menikah dan hal-hal yang mencegahnya
untuk menikah sehingga hukum menikah itu
menjadi mubah atau boleh.
1. Syarat dan Rukun Perkawinan
a. Adanya 2 calon mempelai yang
boleh dan mau menikah.
b. Adanya kerelaan 2 pihak.
c. Adanya wali bagi mempelai
perempuan.
d. Adanya 2 orang saksi.
e. Adanya ijab dan qobul.
f. Dengan mahar tertentu.
Ketentuan lain yang diberlakukan dalam aturan perkawinan
Islam di Indonesia:
a. Pada prinsipnya perkawinan Islam berasas monogami.
b. Pria harus telah berumur 19 tahun dam wanita 16 tahun.
c. Harus mendapat izin dari orang tua masing-masing.
d. Mempelai tidak termasuk dalam larangan-larangan
perkawinan.
e. Seorang yang telah cerai untuk kedua kalinya, diantara
mereka boleh dilangsungkan perkawinan lagi (rujuk).
2. Tujuan Perkawinan
a. Memperoleh keturunan yang sah yang akan
melangsungkan keturunan serta mengembangkan suku-
suku bangsa manusia.
b. Memenuhi tuntutan naluriah hidup kemanusiaan.
c. Memelihara manusia dari kejahatan dan kerusakan.
d. Membentuk dan mengatur rumah tangga yang menjadi
basis pertama dari masyarakat yang besar diatas
kecintaan dan kasih sayang.
e. Menumbuhkan kesungguhan berusaha mencari rezeki
penghidupan yang halal dan memperbesar rasa tanggung
jawab.
G. Tindak Pidana Korupsi
1. Pengertian Korupsi
QS. Al-Baqarah: 188

Artinya: Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta


sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan
(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya
kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain
itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.
 Dalam ayat diatas ada sebagian
yang menggunakan istilah ikhtilas
(mencopet atau merampas
harta orang lain), ghulul
(mengorup harta milik negara),
dan akhdul amwal bil bathil
(mengambil harta orang lain
dengan cara yang tidak benar)
2. Jenis-jenis Korupsi
a. Ghulul (penggelapan)
b. Risywah (penyuapan)
c. Ghasab
d. Kianat
e. Syariqah
3. Hukum Korupsi
Hukumnya adalah haram karena
bertentangan dengan prinsip
maqosidu syari’ah.
4. Sanksi Tindak Pidana Korupsi dalam
Perspektif Islam
 Tindak pidana korupsi termasuk dalam tindak pidana ta’zir meskipun secara
umum ada kesamaan dengan pencurian yang hukuman hudud-nya berupa potong
tangan dengan memenuhi kriteria dan ketentuan tertentu.
 Ada beberapa bentuk hukuman ta’zir sesuai peringkat, situasi, dan kondisi tindak
pidananya:
a. Hukuman peringatan, ancaman, teguran, dampratan, celaan, deraan, dan
pukulan (An-Nisa’: 34)
b. Hukuman penjara, baik bersifat sementara (penahanan)
c. Hukuman penyaliban
d. Hukuman mati bagi provokator, mata-mata, penyebar fitnah, kejahatan,
penyimpangan seksual, dan perbuatan makar.
e. Hukuman pengasingan atau pembuangan.
f. Hukuma publikasi daftar orang-orang tercela (DOT)
g. Hukuman pencopotan jabatan.
h. Hukuman penyitaan harta dan sanksi berupa denda finansial (Utomo, 2003:
23)
Sistem
Politik
Islam BAB IX
Pengertian
Bahasa : Siyasah (pengurusan sesuatu
perkara hingga menjadi baik)
Istilah : pengaturan kepentingan rakyat
banyak dalam ruang lingkuo daulah islam
dengan cara-cara yang dapat menjamin
terealisasinya kemaslahatan umum,
dapat menolak segala macam
kerugian,dan tidak melanggar syariat
islam serta kaidah-kaidah asasinya,
Pentingnya pemerintahan
Dalam islam sikap taat kepada
pemerintahan hukumnya adalah wajib,
seperti telah di jelaskan dalam Al Quran surat
An Nisa’ ayat 59 yang artinya“hai orang-
orang yang beriman, taatilah allah, rosulullah,
dan ulil amri di antara kalian”.Rosulullah juga
mewajibkan untuk mengangkat seorang
pemimpin sekalipun dalam komunitas yang
paling kecil. Kedudukan agama dalam islam
adalah sebagai kepala sedangkan
pemerintahan adalah sebagai penjaga.
Nilai-Nilai Dasar Sistem Politik
Islam
Dasar dari Al Qur’an :
 Keharusan mewujudkan persatuan dan
kesatuan umat(Al-Anfal;46)
 Keharusan bermusyawarah dlam
menyelesaikan masalah yang bersifat
ijtahadiyah(Ali Imron; 159 dan Asy Syura; 38)
 Keharusan menunaikan amanat dan
menetapkan hukum secara adil(An-Nisa; 58)
 Keharusan menaati Allah,Rosulullah, dan Ulil
Amri(An Nisa; 59)
Lanjutan
 Keharusan mendamaikan konflik antar
kelompok dalam masyarakat islam(Al
Hujurat;59)
 Keharusan mempertahankan kedaualatan
negara serta larangan melakukan agresi dan
invasi(Al-Baqarah;190)
 Keharusan mementingkan perdamaian dari
pada permusuhan(Al-Anfal;61)
 Keharsan meningkatkan kewspadaan dalam
bidang pertahanan dan keamanan(Al-
Anfal;60)
Lanjutan
 Keharusan peredaran harta pada seluruh
lapisan masyarakat(Al-Hasyr;7)

Dasar dari hadist:


 Keharusan mengangkat pemimpin
 Keharusan pemimpin bertanggung jawab
atas kepemimpinannya
 Keharusan menjadikan kecintaan dalam
persaudaraan sebagai dasar hubungan
antara pemimpin dan pengikut
Lanjutan
 Keharusan pemimpin sebagai perisai
tidak hanya berfungsi sebagai alat
penyerang tetapi juga berfungsi sebagi
alat pelindung rakyatnya
 Keharusan pemimpin untuk berlaku adil
Penguasa dan Rakyat
Dalam surat An Nisa ayat 58-59 di
jelaskan bahwa kewajiban pemimpin
yaitu, harus menunaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya dan apabia
mengadili orang-orang yang di pimpin
harus mengadili dengan adil. Sedangkan
kewajiban orang-orang yang di pimpin
yaitu harus menaati pemerintah serta
ketetapan pemimpin selama ketetapan
tersebut bukan kemaksiatan.
Pendapat beberapa ulama
 Hasan Al Basri : pemimpin adalah orang
yang mengatur lima perkara kita yaitu “Sholat
jumat, sholat jamaah, sholat hari raya Ied,
wilayah dan pelaksanaan undang-undang ”.
 Fuqaha kaum muslim: pemimpin adalah
orang yang dengannya terjaga stabilitas
sosial di suatu negeri, baik ia mencapai
kekuasaan dengan cara yang di syariatkan
atau tidak, baik kekuasaan hukumnya
menyeluruh semua negara kaum muslimin
atau terbatas suatu negeri saja.
Lanjutan
Rakyat terdiri atas warga muslim dan non
muslim, yang non muslim ada yang di sebut
kafir dzimi, dan ada pula yang di sebut
musta’min. Kafir dzimi adalah warga non
muslim yang menetap selamanya, serta di
hormati, tidak boleh di ganggu jiwa,
kehormatan, dan hartanya, sedangkan
musta’min adalah orang asing yang
menetap untuk sementara, dan juga harus di
lindungi jiwa,harta, dan kehormatannya.
Kewajiban Rakyat Terhadap
Pemerintah
1. Ikhlas dan mendoakan
2. Menghormati dan memuliakan
3. Mendengar dan taat
4. Menyampaikan nasihat dan
mengingat
5. Membela dan membantu
Demokrasi Dalam Pandangan
Islam
Pemahaman demokrasi berasal dari yunani
kuno, dimana masyarakat telah di libatkan
langsung dalam menentukan pemerintahan melalui
penggunaan hak di pilih dan memilih.
BAB X

ISLAM
DAN
IPTEKS
Kedudukan Dan Fungsi Akal
Akal adalah karunia yang di berikan
Allah kepada manusia sebagai peralatan
rohaniyah yang berfungsi untuk
mengingat, menyimpulkan, menganalisis,
dan menilai bahwa tindakan manusia itu
benar atau salah
Hak-hak Akal
Hak-hak untuk memikirkan beberapa perkara, Yaitu:
 Tanda-tanda kebesaran Allah yang berupa
ciptaan yang ada di setiap ufuk
 Tanda-tanda kebesran Allah dalam firmannya yaitu
Al Quran(Al Jin;1)
Hal-hal yang bukanmenjadi hak akal:
 Dzat Allah
 Hal-hal ghoib
 Hal-hal yang mutasyabbihat
 Hal-hal yang sudah menjadi hukum yang bersifat
qath’iy
Ayat Naqli &Kauni Sebagai
Sumber Ilmu Pengetahuan
Naqli :ayat-ayat yang di turunkan kepada
mansia melalui Rosul-rosulnya berupa
firmannya yang bersifat kekal dan abadi
dan telah di himpun dalam kitab-kitab
sucinya(Zabur, Taurat, Injil, Al Quran).
Kauni:ayat-ayat allah yang di ciptakan
yaitu alam semesta dengan segala isinya
yang merupakan bukti eksitensi
kebesaran allah dan kemahakuasaanya.
Motivasi pengembangan ilmu
Allah telah menurunkan kepada manusia
logam yang di sebut besi yang dapat di
gunakan untuk keperluan hidup manusia
kemudian manusia di perintahkan untuk
belajar, membaca, dan melakukan
penelitian(Al Hadid;25)
Konsep Islam Tentang Ilmu
Ilmu pengetahuan ialah suatu sistem
dari berbagai pengetahuan, yang
masing-masing mengenai suatu
lapangan pengalaman tertentu, hingga
menjadi suatu kesatuan, suatu sistem dari
berbagai pengetahuan yang masing-
masing di dapat dari pemeriksaan-
pemeriksaan yang di lakukan secara teliti
dengan metode tertentu.
Metode Ilmiah Dan Nonilmiah
Sifat ilmu pengetahuan adalah ilmiah,
artinya ada perangkat-perangkat metodis
yang di gunakan untuk mendapatkan
pengetahuan tersebut, sehingga metode
ilmiah adalah perangkat atau metode yang
harus ada.
Sedangkan pengetahuan yang di
peroleh secara non ilmiah yakni di lakukan
dengan metode penghayatan dan
pengalaman kelompok sufistik yang
menggunakan riyadah
lanjutan
Dua metode menjadikan ilmu bersifat
tauhidik :
 Integralisasi yaitu, pengintregasian
kekayaan keilmuan manusia dengan
wahyu
 Objektivikasi yaitu, menjadikan
pengilmuan islam sebagai rahmad untuk
semua orang.
Teknologi Sebagai Produk Ilmu
Pengetahuan
Jenis teknologi :
1. ‘ilm sina’I yaitu jika ilmu sebagai sains
pembuatan atau pengeluaran barang
2. Handasah yaitu jika merupakan sains arsitek
dan sipil
Aksiologi yaitu tatanan nilai yang di
terapkan dalam kontes transendensi. Jika
tidak, teknologi menjadi frankeinstein, buah
simalakama, dan teror bagi kemanusiaan
Seni Islam Dan Nilai-nilai Batin
Seni islam merupakan suatu wujud
dan ekspresi alam, hidup, dan manusia
yang mengantarkan menuju pertemuan
sempurna antara kebenaran dan
keindahan.
Al Quran melukiskan tentang
keindahan sebagai suatu dorongan untuk
menyempurnakan fungsi
kemanusiaan(An Nahl;66)
Lanjutan
Tujuan seni dalam ajaran agama
islam yaitu untuk mengabdi atau ibadah,
sedangkan prinsip-prnsip kesenian dalam
peradaban islam adalah untuk
mengangkat harkat dan martabat
manusia dengan mengangkat nilai-nilai
kemanusiaan dan alam terutama nilai
akhlaq ,moral ketuhanan dan
kemanusiaan yang di hubungkan
dengan kebenaran islam.
Hubungan Ilmu,Iman, Amal
Islam mengutamakan ilmu-ilmu
pengetahuan, sedangkan Iman di tuntut
untuk berdiri di atas keyakinan yang
kuat,hal ini karena iman yang berdiri atas
keyakinan yang kuat akan memberikan
ketenteraman batiniyah dan melahirkan
tindakan(amal) yang spontan serta tidak
di sertai dengan keragu raguan.
BAB XI

Pendidikan
Dalam
Islam
Hakikat Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan
suatu proses pemberian
pengetahuan, pemahaman,
pengertian, tanggung jawab
dan penanaman amanah
sehingga terjadi tazkiyah.
Pokok pikiran penting
pendidikan
1) Proses transformasi dan internalisasi
2) Ilmu pengetahuan dan nilai-nilai
3) Pada diri anak didik
4) Melelui penumbuhan dan
pengembangan potensi fitrahnya
5) Guna mencapai keselarasan dan
kesempurnaan hidup dalam segala
aspek.
Prinsip pendidikan islam
Pendidikanmerupakan
proses pemberian bantuan
dalam pencapaian tingkat
kesempurnaan
Model pendidikan islam
adalah Rosulullah Saw
Fungsi Tugas Pendidikan
Islam
Pendidikan islam sebagai
pengembang potensi.
Pendidikan islam sebagai
pewaris budaya
Pendidikan islam
mendewasakan interaksi.
Macam fitrah manusia yang
terpenting
 Fitrah agama.
 Fitrah intelek.
 Fitrah sosial.
 Fitrah susila.
 Fitrah ekonomi.
 Fitrah seni.
 Fitrah kemajuan, keadilan, kemerdekaan,
persamaan,ingin di hargai, kawin, cinta
tanah air.
Dasar Dan Tujuan Pendidikan
Islam
Dasar pendidikan islam :
1) Al-Qur’an
2) Al-Hadist
3) Kata-kata sahabat nabi
4) Kemaslahatan masyarakat
5) Nilai, tradisi dan adat istiadat
6) Hasil ijtihad
Lanjutan
Tujuan pendidikan islam :
 Mengembangkan wawasan spiritual
yang semakin mendalam
 Membekali anak muda dengan berbagai
pengetahuan dan kebajikan
 Mengembangkan kemampuan pada diri
anak
 Memperbaiki dorongan emosi
Lanjutan
 Membantu anak yang sedng tumbuh untuk
belajar berpikir secara logis dan membimbing
proses pemikirannya dengan berpijak pada
hipotesis dan konsep tentang pengetahuan
yang di tuntut
 Mengembangkan wawasan rasional dan
lingkungan sebagaimana yang di cita-
citakan dalam islam
 Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa tulis dan
bahasa lisan
Pendidik Dalam Pendidikan
Islam
Adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi pertolongan
dan bimbingan pada anak anak didik
meliputi perkembangan jasmani, rohani,
mental, sosial, emosional, intelektual agar
mencapai tingkat kedewasaan,mampu
berdiri sendiri memenuhi tugas hdupnya,
sebagai mahluk individu sosial,jiwa raga dan
mahluk berdiri sendiri sebagai mahluk tuhan.
Kompetensi Yang Harus
Dimiliki Pendidik
 Mengetahui hal-hal yang akan di
ajarkan
 Mengeahui dan memahami seluruh
materi yang akan di sampaikan
 Memiliki kemampuan menganalisa
materi berkaitan dengan cara berfikir
dan cara hidup
 Mengamalkan terlebih dahulu sebelum
mengajarkan
lanjutan
 Mengevaluasi proses dan hasil
pendidikan
 Memberi hadiah dan hukuman
 Memberikan keteladanan dalam rangka
peningkatan mutu profesionalisme
Kode Etik Pendidikan
 Menerima segala masalah peserta didik
dengan hati dan sikap terbuka
 Mempunyai sikap penyantun dan penyayang
 Menjaga kewibawaan dan kehormatan
dalam bertindak
 Mengindar dan menghilangkan sikap angkuh
terhadap sesama
 Mempunyai sifat merendah ketika menyatu
dengan kelompok masyarakat
lanjutan
 Menghilangkan aktivitas yang tidak berguna
dan sia-sia
 Mempunyai sifat lemah lembut dalam
menghadapi anak didik yang rendah IQ nya
 Meninggalkan sifat amarah
 Menghindari perbuatan yang menimbulkan
ketakutan pada siswa
 Memperbaiki sikap anak didik dengan lemah
lembut
BAB XII
Kesehatan
Dalam
Islam
Perintah Islam Dalam Segi
Kebersihan
1. Tubuh, islam memerintahakan untuk
mandi
2. Tangan, mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan,dan setelah tidur
3. Islam memerintah ita untuk mengenakan
pakaian yang bersih dan rapi
4. Makanan dan minuman
5. Rumah
6. Perlindungan sumber air
Aturan Kehidupan Seksual
Dalam Islam
 Pendidikan seksual dengan memisahkan tempat
tidur anak
 Islam mengajarkan umatnya untuk memilih calon
pasangan hidup yang baik dan berahlak mulia
 Islam mengajarkan adab menggauli pasangan
agar mencapai kebahagianan alam membina
keluarga sakinah, mawadah, dan rahmah
 Islam sangan melarang perilaku hubungan seks
dengan sesama jenis dan binatang
 Disunahkan untuk sirkumsisi bagi laki-laki
Lanjutan
 Islam memperbolehkan kaum pria untuk
berpoligami dengan syarat tertentu
 Islam melarang hubungan seksual pranikah
 Menjaga kebersihan dan kesucian organ-
organ seksualitas , misalnya bersuci setelah
buang air besar dan kecil, larangan
berhubungan seksual ketika istri sedang haid,
larangan berhubungan badan melalui dubur
Aturan Islam Dari Segi
Makanan Dan Pakaian
1) Makanan yang di haramkan
Dalam QS al-baqarah;173 di jelaskan bahwa
islam mengharamkan bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang di sembelih dengan
menyebut nama selain Allah.
2) Makanan sehat dan halal
Dalam QS Al-Maidah;88 di jelaskan bahwa
islam menyuruh umatnya untuk memakan
makanan yang halal lagi baik, hal ini di
maksudkan untuk menjaga kesehatan jiwa dan
raga dari umat islam itu sendiri
Lanjutan
3) Menjaga perilaku muslim ketika makan dan
berpakaian
Allah mmerintahkan kita untuk tidak
berlebih-lebihan dalam hal makan, karena
sebagian besar penyakit berasal dari perut,
dan dalam hal berpakaian kita di anjurkan
memakai pakaian yang indah ketika
memasuki masjid, hal ini di jelaskan dalam QS
An-nisa;79 dan QS Al-A’raf;31
Rincian penanganan penyakit
epidemi dalam islam
 Karantina penyakit
Sabda rosulullah”dan larilah kamu dari oran
yang terkena penyakit lepra, seperti kamu
lari dari harimau”.
 Islam mengajarkan prinsip dasar penanganan
dan berbagai penanggulangan penyakit
infeksi yang membahayakan masyarakat.
 Islam mengajarkan umatnya melakukan
tindakan pencegahan ,misalnya dengan
imunisasi.
Beberapa Pengobatan Dalam
Islam
 Al-Quran : Dan apabila aku sakit dialah yang
menyembuhkanku(Qs Asy-Syu’ara)
 Ruqyah : penyembuhan suatu penyakit dengan
pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran
atau dengan doa-doa
 Hijamah : pengeluaran darah kotor dari dalam
tubuh melalui permukaan kulit dan
melakukan penyedotan dan
penyayatan pada bagian yang di
maksud
 Madu : merupakan obat yang paling tinggi
tingkatatannya(Qs An-Nahl;69)
kesimpulan
o Khazanah ilmu kesehatan dalam islam
sangatlah tinggi
o Perkembangan llmu kesehatan dalam islam
bertujuan meningkatkan kuwalitas hidup
manusia dengan cara mendahulukan
pencegahan dari pada pengobatan
o Untuk memahami nash dengan tepat perlu
reinterprestasioleh ahli yang lebih
berkompeten.

Anda mungkin juga menyukai