Anda di halaman 1dari 10

SEINAJOKI TOWN HALL

Architect : Alvar Aalto

Year : 1958-1965

Location : Seinäjoki, Finland


PENDAHULUAN
Pada tahun 1958 ada sebuah kompetisi

desain di Finlandia untuk mendesain sebuah pusat

kota di Seinajoki. Dan dari hasil kompetisi tersebut

di menangkan oleh Alvar Aalto seorang arsitek

berkebangsaan Finlandia. Seinajoki sendiri terletak

di sebelah barat Finlandia tengah. Setelah berhasil

memenangkan kompetisi tersebut Alvar Aalto

ditugaskan untuk merealisasikan proyeknya tersebut

yang meliputi Balai Kota, Pusat Kebudayaan, Pusat

Administrasi, Teater, Perpustakaan, dan Gereja


Seinäjoki
Seinäjoki, Sebuah kota yang berada
diatas Sungai Seinäjoki sekitar 350 Kilometer
(220 Mil) Barat laut Kota Helsinki, Finlandia.
Seinajoki adalah salah satu contoh lengkap Town
Hall yang dirancang oleh Alvar Aalto yang
ditugaskan pada tahun 1958 dan dibangun pada
tahun 1963-1965. Pada rancangannya Alvar
Aalto juga menambahkan perpustakaan, teater,
Gedung administrasi, dan sebuah gereja.

Aula kota ini bergaya humanis


rasionalis ala Aalto. Yang dimana ia
menghubungkan rasionalisme akan modernisasi
abad ke-20 dengan sensitivitasnya akan skala
manusia dan interpretasi. Bangunan ini
bermartabat namun tidak opresif(Berat/bersifat
menindas).
Seinäjoki Town Hall
1 Kepala dan Ekor bangunan 2 Tak lekang waktu dan Reruntuhan
Bangunan ini terorganisir oleh kepala yang dibuat untuk Ruang dewan bisa dilihat seperti balok yang diukir,
ruang dewan dan ekor yang dibuat untuk kantor. Kepala bangunan ini seperti batu permata besar yang mengkilau duduk pada alas persegi
dibentuk dan dibalut oleh keramik berwarna biru yang mengkilau jika panjang. Bangunan Aalto seringkali memberikan impresi seperti ada
terkena matahari. Bagian ekor yang polos, dengan koridor tengah yang bagian yang dilepas. Hasilnya seperti memberi sensasi rasa
dibalut dengan bukit buatan yang cerah. ketidaklengkapan (Bagian yang belum terpasang) atau kehancuran
(Bagian hilang yang terjatuh).

Keramik yang terpasang tidak menunjukan ketuaannya


dan bagian semen yang diwarnai putih di lapis ulang agar terlihat
baru. Elemen elemen ini terlihat kontras dengan bagian lain, seperti
atap tembaga dan kisi kisi jendela kayu yang berubah seiring waktu.
Keramik biru pada Ruang dewan menerus sepanjang fasad utara
bangunan.
Ruang Dewan
Aula kota adalah bangunan pusat kota kedua yang dibangun, setelah gereja. Tambahan adalah perpustakaan, gedung kantor
( yang memiliki kantor polisi), dan teater. Rencana teater dimulai pada tahun 1961 tetapi bentuk akhirnya di desain pada tahun 1984 -
1987 setelah kematian Alvar Aalto, Istrinya, Elissa Aalto memimpin kantornya.
Pintu masuk utama ke Aula kota adalah dengan melewati baris baris tiang. Kolom berwarna putih dan abu abu ini seperti
menggugah hehutanan birch di finlandia dengan pohon yang berbatang putih. Didalam Loby masuknya, Permukaan dan tekstur kayu
yang hangat memberi kesan seperti di hutan. Keramik biru digunakan untuk permukaan bagian dalam, memberi warna dan kontinuitas.
menuju kedelama ada meja resepsionis, sebuah koridor yang menuju kantor administrasi, dan tangga yang menuju ruang
dewan. Sebelum bangunan teater, ruang dewan dimaksudkan untuk acara kebudayaan dan meeting para dewan.
Ruang dewan berada diatas bukit berumput. Dan meja ketua diletakan di podium. Lampu atap yang besar diatas ruang
dewan memberikan pantulan cahaya. Lampu liontin memberikan cahaya yang tersebar tidak teratur seperti bintang dilangit malam.
Diatas meja ketua terdapat lampu yang berwarna emas, melambangkan posisi yang lebih penting.
Aula kota ini adalah pusat administrasi dan kebudayaan Seinäjoki. Kompleks pada Seinäjoki adalah informal. Pola persegi
panjang pada trotoar memberi kesan tak umum dan bersudut miring. Selain itu di Aula Kota Seinajoki bebas macet dikarenakan parkir
dilokasikan pada bagian luar kompleks.
• Gereja Cross of the Plain, Di • Town Hall, Didesain 1958, • Teater, Didesain 1961, • Perpustakaan, 1964-1966
desain 1951, Dibangun 1958- Dibangun 1961-1965 Dibangun 1984-1987 setelah
1961 kematian Aalto.
Pola Alvar Aalto
Aalto menggunakan pola desain yang konsisten pada karyanya dengan segala besaran skala. Dari produk kecil untuk rumah hingga perencanaan kota yang besar.
Semua pola ini dapat ditemukan di Aula kota dan di pusat warga.
• Gabungan lengkungan yang terkontrol. Lengkungan dikombinasi dengan busur dengan radius yang yang berbeda beda, seringkali juga dengan garis lurus
diantaranya. Seperti pada bagian ini menembus langit langit aula dan lampu atap dan pada sisi samping gagang pintu. Gagang pintu ini banyak digunakan
pada bangunan Aalto.
• Penyimpangan dan bentuk kipas, Garis menyimpang adalah komposisi yang terlihat hidup. Tepian bangunan yang menyimpang dan rerumputan mengikuti hal
ini.
• Kolase dan lapis melapis. Material dan penyelesaian yang berbeda digunakan bersamaan satu sama lain atau lapis melapis dalam sebuah kolase warna dan
tekstur. Kolom kolom dibawah aula berwarna putih dengan panel batu persegi panjang berwarna abu abu di permukaannya. Balkoni diberi keramik berwarna
biru dan dibawa kedepan dari permukaan tembok dengan render dan tile putih. Garis tile di tembok ini menerus melewati depan kisi kisi jendela kayu.
• Garis pengimbang dan garis permukaan. Permukaan dari eksterior aula kota membuat menginjak kaki langit. Jendela jendela dan pintu diatur dengan
menginjak ambang garis.
• Pengulangan dan Segmentasi
Elemen diulang ulang bersebelahan, terutama elemen yang linier. Bidang disegmentasi menjadi bagian bagian yang lebih kecil dengan potongan kayu atau
tiles. Lampu diatas pintu yang berada diatas rerumputan diulang dalam sebuah barisan. Jendela seringkali ditutupi dengan tulang tulang kayu vertikal.
• Komposisi Kepala dan Ekor
Secara bentuk mungkin kepala memiliki bentuk yang dominan dan ekor seperti tambahan. Ini terlihat jelas pada bangunan secara keseluruhan (Dalam
hubungan ruang dewan dan kantor) dan pintu masuk loby dengan koridor yang menyempit. Lampu dan pemantul lampu eksternal juga dapat terlihat sebagai
kepala dan ekor.
KESIMPULAN
• Alvar Aalto terkenal dengan pendekatan humanistic-nya untuk modernism,
Ia berusaha memuaskan kriteria sosial dan psikologi masyarakat.

• Dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang arsitek dan designer, Aalto


banyak belajar dari profesional-profesional arsitek lainnya, yang kemudian ia
terapkandalam beberapa konsep rancangannya.

• Alvar Aalto adalah seorang arsitek sekaligus designer yang memiliki


kepribadianyang santai dan mengalir. Kepribadiannya ini dapat dilihat dari karya-
karyanyayang simpel (tanpa ornamen) pada bangunannya dan lebih
mengutamakan efisienruang dan kenyamanan.

Anda mungkin juga menyukai