Anda di halaman 1dari 5

Paradigma Kultural dalam karya arsitektur Kenzo Tange

Kenzo Tange lahir di Sakai, Osaka, Jepang, 4 September 1913. Dalam rancangannya,
Tange selalu memunculkan ciri khas budaya Jepang. Selain itu, Tange juga senantiasa meng-
gali, mengangkat, menampilkan bentuk-bentuk peninggalan kuno yang terlupakan menjadi
adikarya yang mempesona. Nuansa futuristik dan budaya Jepang inilah yang menjadi alasan
bahwa paradigma kultural dan post-moderenism menjadi landasannya dalam merancang.

Prinsip arsitektur tradisional Jepang adalah kesederhanaan yang diterapkan melalui


bentuk, tata unit, penonjolan elemen yang disusun selaras dalam komposisi garis dan bidang
horisontal seperti halnya rumah-rumah, istana dan kuil Jepang.

istana okoyama
Tange menerapkan konsep arsitektur tradisional jepang dalam karyanya dengan cara
menonjolkan elemen konstruksi hingga sekaligus berfungsi estetik. Tak ada elemen hiasan
selain konstruksi balok, konsol, yang diekspos seperti konstruksi kayu. Kontras yang timbul
dari perbedaan karakter antara tekstur kasar beton exposed dan permukaan halus balok
vertikal, juga antara bidang halus putih dan kaca warna gelap, tampak mengesankan.

Dalam beberapa karya, misalnya Metropolitan Government Offices di Tokyo, Fuji


Television Building di Tokyo, Prefecture Office Kagawa di Takamatsu dan Yamanashi
Communication Center di Yamanashi, balok dan kolom beton diperlakukan dan diekspos
seperti dari kayu. Ujung balok induk dan balok anak yang menyangga pelat lantai koridor
luar ditonjolkan seolah rusuk bawah atap yang berderet pada rumah tradisional Jepang.
Permukaan kolom dan balok beton dibiarkan kasar seperti tekstur bergaris kayu pencetaknya.
Bidang pengisi terbuat dari bahan ringan, tipis berwarna putih seperti pada rumah-rumah
Jepang yang dijendelai kertas atau kaca buram.

Contoh beberapa karya arsitektur Kenzo Tange

1. Metropolitan Government Offices, Tokyo

Metropolitan Government Offices adalah


gedung kantor yang menjadi pusat pemerintahan
metropolis tokyo dan sekitarnya. Tinggi gedung
ini 242,9m [797ft] dengan jumlah lantai sebanyak
48 lantai. Gedung ini dirancang menyerupai chip
komputer dengan maksud ingin memperlihatkan
futuristik Jepang dalam budayanya.
Rancangannya yang bertingkat-tingkat
menampakkan gaya atap rumah tradisional
Jepang yang bersusun secara vertikal.
2. Prefecture Office Kagawa, Takamatsu

Prefektur Office Kagawa yang terletak di Takamatsu, Jepang ini digunakan sebagai
kantor pusat pemerintahan prefektur(setara provinsi) Kagawa. Desainnya yang menonjolkan
balok dan kolom beton yang diekspos seperti kayu ini menggambarkan desain atap rumah
tradisional Jepang yang bersusun. Selain itu, bentuk kotak-kotak pada jendelanya turut juga
menghadirkan nuansa rumah tradisional Jepang serta penggunaan kaca pada jendelanya
menggambarkan moderenisasi kaca/kertas buram pada jendela rumah tradisional Jepang.

3. Yamanashi Communication Center, Yamanashi


4. Fuji Television Building, Tokyo

Fuji Television Building yang terletak di Tokyo ini digunakan oleh Fuji Television
Network, Inc sebagai kantor untuk menyiar. Fuji Television Building ini didesain untuk
menampakkan gaya moderenisasi dunia. Desainnya juga tak meninggalkan kandungan
budaya Jepang yang diaplikasikan kedalam susunan-susunan balok dan kolomnya.

Bola pada bagian atas gedung ini juga menjadi daya tarik tersendiri dari gedung ini
terhadap pengamat. Bola ini menggambarkan penyampaian informasi yang mendunia melalui
penyiaran publik yang telah terkena dampak globalisasi.

Dari pengolahan dan pencampuran bentuk secara bebas dalam rancangan gedung ini,
aliran post-moderenism pun ikut tergambarkan didalamnya.
Teori arsitektur
Paradigma yang digunakan oleh
seorang Arsitek dalam karyanya

Disusun oleh :

Muh. Fitrayanto Agussalim


F22115039

Anda mungkin juga menyukai