DISUSUN OLEH:
ASRI LESTARI
F 221 17 045
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
2018/2019
A. LATAR BELAKANG
Arsitektur modern pertama kali muncul dan dikenal di barat bersamaan dengan
revolusi industri (1760-1870), selain berdampak terhadap perkembangan teknologi
juga berdampak pada perkembangan budaya dan sosial-politik. Dalam penerapannya
era perkembangan arsitektur ini disesuaikan dengan warna dan corak arsitektur yang
sesuai dengan zaman tersebut.
Arsitektur modern sebelum Perang Dunia I dimulai dengan adanya pengaruh Art
Nouveau yang banyak menampilkan keindahan plastisitas alam, dilanjutkan dengan
pengaruh Art Deco yang lebih mengekspresikan kekaguman manusia terhadap
kemajuan teknologi. Konsep tersebut kemudian dimanifestasikan ke dalam media
arsitektur dan seni, serta gaya hidup. Arsitektur modern adalah suatu istilah yang
diberikan kepada sejumlah bangunan dengan gaya karakteristik serupa, yang
mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus segala macam ornamen.
Pertama muncul pada sekitar tahun 1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat
dan dikenali dengan Gaya Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk
beberapa dekade dalam abad ke 20 ini.
Setelah perang Dunia II, perkembangan di berbagai bidang kehidupan sangat cepat,
demikian pula halnya denganperkembangan arsitektur modern. Tokoh-tokoh
arsitektur modern pada masa sebelumnya seperti Le Corbusier, Frank Llyod Wright,
Mies van der Rohe, Alvar Aalto, Kenzo Tange tetap menjadi pelopor. Mies masih
tetap konsisten dengan konsep minimal-ism, menggunakan konstruksi baja dan kaca
untuk bidang, pintu, dan jendela. Le Corbusier cenderung merancang dalam bentuk-
bentuk sculptural sensasional. Dan Frank Llyod Wright masih tetap berkarya dengan
gaya arsitekturnya yang khaS. Kemudian arsitektur modern berkembang lebih jauh
lagi dipelopori oleh para arsitek generasi berikutnya, terutama yang pernah menjadi
murid dari tokoh-tokoh arsitektur modern pada masa sebelumnya. Teknologi
konstruksi, bahan bangunan dan kebutuhan akan fasilitas ruang yang secara kualitatif
dan kuantitatif semakin meningkat membuat perkembangan arsi-tektur modern
semakin kompleks.
B. LATAR BELAKANG KENZO TANGE
Kenzo Tange, merupakan seorang arsitek ternama berkebangsaan Jepang. Lahir pada
4 September 1913 di Osaka, Jepang. Merupakan pemenang Penghargaan
Pritzker 1987 untuk arsitektur. Ia adalah salah satu arsitek paling signifikan pada abad
ke-20, yang mencampur gaya Jepang tradisional dengan modernisme, dan merancang
bangunan-bangunan besar di lima benua. Tange juga merupakan tokoh penting
dari gerakan Metabolis.
Pada tahun 1935 dia memulai belajar dalam bidang arsitektur di “Department of
Architecture at The University of Tokyo”, yang diselesaikannya pada tahun 1938. Dia
mulai mengambil perhatian publik, hasil studinya mendapat penghargaan dari
“Tatsuno Prize”. Kemudian mendapat pengalaman profesional bekerja sama dengan
seniornya, Kunio Mayekawa, yang juga lulusan Universitas Tokyo. Tange kembali
menuntut ilmu di Universitas Tokyo untuk mendapatkan gelar Masternya, dan
mengajar sebagai dosen arsitektur di universitas tersebut.
Konsep Kenzo Tange dalam menghasilkan sebuah karya adalah merancang bangunan
yang modern dengan tetap memiliki unsur tradisional jepang. Menurut Tange terdapat
persamaan karakter antara arsitrektur modern dan arsitektur tradisional Jepang, yaitu
kesederhanaan, standarisasi, keterbukaan, keruangan, dan kehampaan. Standarisasi
dan kesederhanaan menjadi sesuatu yang formal, sedangkan keterbukaan dan
kehampaan menjadi sesuatu kekurangan, misal suatu kekurangan menghadapi iklim
dan cuaca. Kekhasan dari karya Tange adalah selain mengakar ke tradisi Jepang,juga
mengakar ke Agama yang banyak dianut masyarakat Jepang yaitu Shinto dan Budha
yang mengacu pada bangunan sederhana dengan gaya-gaya modern yang didominasi
oleh para arsitek Eropa Barat sehingga menjadikan Kenzo Tange sangat populer di
kalangan dunia arsitektur.
Bagi Tange, arsitektur mesti punya sesuatu yang menyeru hati manusia. Bentuk
dasar, ruang dan penampakannya mesti logis. Prinsip arsitektur tradisional Jepang
adalah kesederhanaan. Tange menerapkan dalam karyanya dengan cara menonjolkan
elemen konstruksi hingga sekaligus berfungsi estetik. Tak ada elemen hiasan selain
konstruksi balok, konsol, yang diekspos seperti konstruksi kayu. Kontras yang timbul
dari perbedaan karakter antara tekstur kasar beton exposed dan permukaan halus
balok vertikal, juga antara bidang halus putih dan kaca warna gelap, tampak
mengesankan.
Tercipta menyatunya ruang luar dengan adanya bidang-bidang kaca tersebut sehingga
dapat melihat sekeliling, merupakan penerapan konsep cubism yang juga merupakan
penerapan konsep dari arsitektur Jepang. Hal ini membuat bangunan ini kelihatan
sederhana, namun memiliki nilai keindahan. Perpaduan arsitektur tradisional dan
modern dituangkan dalam karya Kenzo Tange.
Hiroshima Peace Center (HPC)
HPC yang dirancang olerh Kenzo Tange terdiri dari tiga elemen utama, yaitu sebuah
pelengkung sederhana dari beton bertulang exposed berpenampang hiperbola yang
mengatapi titik, tepat dimana bom atom tersebut jatuh. Dua elemen lainnya yang
terdapat dalam HPC adalah Museum dan Community Center, yang keduannya
berdenah segi empat panjang disusun dalam tata-letak satu dengan lainnya terpisah
membentuk sudut siku, sisi yang terpanjang menghadap kearah dimana elemen
pertama berada.
Penerapan konsep desain Kenzo Tange yang di pengaruhi oleh konsep cubism,
seperti yang di atas adalah juga merupakan konsep dari arsitektur tradisional Jepang.
Aspek tradisional lainnya yang cukup menonjol dalam HPC adalah kesederhanaan
baik dari unit, tata unit, penonjolan elemen bangunan, yaitu pada kolom, balok,
balustrade dan lainlain yang disusun dalam komposisi garis dan bidang horizontal
selaras, seimbang dan serasi
Yamanashi Communication Center (YCC)
Penonjolan elemen ini lebih berkesan dengan adanya kontras timbul dari perbedaan
karakter dari bagian vertikal dengan beton exposed berpermukaan kasar, balok-balok
vertikal berpermukaan halus, bidang-bidang halus-putih dan kaca berwarna gelap.
Struktur utama dalam gedung ini Universitas Sumatera Utara berupa kontruksi silidris
di dalamnya untuk tangga, saluran-saluran dan lain-lain, yang berfungsi sebagai
kolom.