Anda di halaman 1dari 1

Sejarah Arsitektur Japannese

Arsitektur Tradisional Jepang pertama kali berdiri pada tahun 1870. Arsitektur tradisional
meliputi kuil, tempat pemujaan, dan kastil yang merupakan contoh Metode Konstruksi
Tradisional. Metode konstruksi ini menciptakan ketahanan terhadap gempa dengan
menggabungkan kayu sebagai pilar dan balok. Dindingnya hanya sebagai sekat dan
menampilkan bingkai kayu yang mengekspresikan keindahan Jepang.
Kemudian pada tahun 1891 mulai berkembang Arsitektur Modern Jepang. Arsitektur
modern adalah metode arsitektur yang mempertimbangkan ketahanan gempa berdasarkan
arsitektur Barat setelah gempa bumi Nobi yang terjadi pada tahun 1891. Westernisasi Jepang
yang mencoba untuk memasukkan sistem, pengetahuan, dan peradaban Barat juga berdampak
besar pada arsitektur. Bangunan Barat juga dibangun untuk bangunan politik seperti pabrik
dan Gedung Parlemen Nasional.

Arsitektur rumah tradisional Jepang dapat mengenali melalui ciri khasnya yang menggunakan
struktur kayu, pengangkatan massa bangunan menjadi bentuk bangunan yang memiliki
panggung. pilar yang menopang panggung adalah teknik yang disebut Tsunagite.
Penggunaan atap genteng tanah ataupun jerami sebagai penutup bagian atas bangunannya
juga menjadi ciri khas arsitektur Jepang. Biasanya, atapnya luas dan menjadi bagian yang
dominan pada bangunan tersebut. Selain itu, adanya penggunaan pintu geser yang dikenali
dengan fusuma pada umumnya akan diterapkan pada bagian-bagian dindingnya.

Beberapa konsep ataupun elemen penting yang diterapkan pada arsitektur rumah tradisional
Jepang meliputi :
1. Genkan  ruang transisi antara bagian luar dan bagian dalam ruangan.

2. Mushiko Mado  pintu geser yang biasanya digunakan sebagai pintu utama
yang memiliki celah-celah kecil diantara struktur-struktur pintunya.
3. Shoji  pintu geser yang memiliki celah besar dengan dilapisi kertas yang biasanya
dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan dari luar.
4. Tatami  lantai yang terbuat dari anyaman jerami dan biasanya digunakan pada
rumah tradisional Jepang. Selain pada lantai, tatami juga sering digunakan sebagai
alas duduk.
5. Takonama  area ruangan yang memiliki ketinggian lantai berbeda dengan lantai
lainnya. Area ini biasanya menjadi tempat pemajangan koleksi artistik, seperti
lukisan, piring, dan sebagainya.
6. Byobu  partisi lipat untuk memisahkan ruangan yang biasanya dihiasi dengan
lukisan artistik.
7. Engawa  koridor luar yang pada umumnya akan terdapat pada rumah tradisional
Jepang.

Anda mungkin juga menyukai