Anda di halaman 1dari 21

Arsitektur Cina

By Kelompok 7b dan 8b

DEFINISI

Arsitektur cina merupakan arsitektur


Pada saat itu, seni lukisan, patung, sastra,
yang mengacu pada suatu gaya
kayu cetak dan produksi massal buku
arsitektur yang telah menjelma dan
mengalami perkembangan yang pesat.
terwujudkan di Asia dalam berabad-abad Begitu pula, agama Budha disebarkan ke
yang lalu.
Jepang dan berpengaruh terhadap karya
Peradaban Cina mulai terbangun sejak
arsitektur dan kota. Dinasti Ming, yang
4000 hingga 5000 tahun yang lampau.
didirikan oleh Kubilai Khan merupakan dinasti
Secara garis besar Wilayah Cina terbagi
terakhir yang diperintah pribumi dan
atas Huabei ( China Utara) dan Huanan
berkembang hingga ke Mongol atau Yuan.
(China Selatan.

Karakteristik Sosial
Budaya
Masyarakat Cina (Tionghoa) pada umumnya bermata
pencaharian sebagai pedagang.
Menganut ajaran-ajaran:
a. Daoism (Taoism): merupakan ajaran yang menggabungkan
antara anarkisme dan kepercayaan bahwa kebenaran di luar
pemahaman manusia dapat diperoleh dengan cara bersemedi
atau tasawuf.
b. Confucianisme: mengajarkan mengenai tata cara menjalani
kehidupan dan bagaimana cara berfikir bijak.
c. Buddhism (dikenal dengan sebutan ajaran Buddha):
merupakan ajaran yang berasal dari luar Tionghoa, namun
karena cara berfikirnya sejalan dengan ajaran daoism, maka
ajaran ini dapat diterima oleh masyarakat Tionghoa.
Budaya masyarakat Tionghoa berkaitan dengan unsur
kepercayaan pada ajaran leluhur mereka.
Kesenian/budaya Cina: kaligrafi, lukisan, riasan wajah dalam
opera, barongsai, tahun baru Imlek.

Feng Shui
Ajaran
Feng Shui
merupakan suatu
metode yang
digunakan
masyarakat
Tionghoa dalam
menentukan arah
orientasi kota,
rumah, atau gua
untuk
memperoleh
energi dari elemen
georafis dan
lansekap seperti
air, gunung dan
celestial bodies.

Praktek ini
sudah ada
semenjak ajaran
Taoisme.
Filosofinya
berupa
keseimbangan
alam antara Yin

Karakteristik
Ruang dan
Bangunan

CIRI KHAS BANGUNAN CHINA

Menurut David G. Khol


(1984:22), dalam bukunya
Chinese Architecture in The
Straits Settlements and
Western Malaya, ciri-ciri dari
arsitektur orang Tionghoa yang
ada terutama di Asia Tenggara
adalah
1. Courtyard
sebagai berikut :

2. Penekanan pada
bentuk atap yang
khas.
3. Elemen-elemen
struktural yang
terbuka (yang
kadang-kadang
disertai dengan
ornamen ragam hias)
4. Penggunaan warna

Courtyard merupakan ruang terbuka


pada rumah Tionghoa. Ruang terbuka ini
sifatnya lebih privat. Biasanya digabung
dengan kebun/taman.

Rumah warga Tionghoa Indonesia di daerah


Pecinan jarang mempunyai courtyard..
Courtyard pada arsitektur Tionghoa di
Indonesia biasanya diganti dengan terasteras yang cukup lebar.

Penekanan pada artikulasi dan simetri

bilateral, yang berarti keseimbangan.


Hal ini bisa ditemukan di rumahrumah pertanian sederhana dan
kompleks istana.
Elemen sekunder diposisikan kedua
sisi struktur utama seperti dua sayap
untuk mempertahankan simetri
bilateral secara keseluruhan.
KARAKTERISTIK
LAINNYA

Kolom dalam struktur


bangunan biasanya berjumlah
genap.
Pintu masuk utama sebuah
bangunan ditempatkan
ditengah dinding bagian depan.

Diantara semua bentuk atap, hanya ada


beberapa yang paling banyak di pakai di
Indonesia. Diantaranya jenis atap pelana
dengan ujung yang melengkung keatas yang
disebut sebagai model Ngang Shan.
BENTUK ATAP
YANG KHAS
CHINA

Orang Tionghoa ahli


terhadap kerajinan
ragam hias dan
konstruksi kayu.
Maka dari itu
elemen-elemen
struktural
kebanyakan
sengaja diekspos
untuk
memperlihatkan
hasil ukiran dan
ornamen dekoratif

Elemen-elemen
Struktural Terbuka

Penggunaan Warna yang


Khas

Warna pada arsitektur Tionghoa


mempunyai makna simbolik. Warna
tertentu pada umumnya diberikan pada
elemen yang spesifik pada bangunan.
Warna merah dan kuning keemasan
paling banyak dipakai dalam arsitektur
Tionghoa di Indonesia terutama untuk

Elemen Pembentuk
Ruang
Arsitektur Cina

Klenteng

Secara
fisik
bangunan
klenteng
pada
umumnya
terdiri dari empat bagian.
Halaman Depan
Halaman ini untuk upacara
keagamaan.
Ruang Suci Utama
Merupakan bagian utama dari kelenteng.
Ruang-ruang tambahan
ruang
ini
sering
dibangun
kemudian setelah ruang suci
utama berdiri karena kebutuhan
yang meningkat.
Bangunan samping
Digunakan untuk menyimpan
peralatan upacara dan perayaan
keagamaan.

Ruko
Ruko yang ada di sepanjang Pecinan
digunakan untuk tempat berdagang /
berjualan sekaligus tempat tinggal warga
Tionghoa. Bangunan dan rumah yang ada di
kawasan Pecinan dapat terlihat dari ciri ciri
fisiknya yang pada umumnya berupa
bangunan berlantai dua. Lantai satu pada
umumnya dipakai sebagai tempat usaha,
sedangkan lantai dua sebagai tempat
tinggal.

Rumah Tinggal
Kondisi lingkungan dan
penjajahan Belanda
mempengaruhi rumah
Tionghoa pada abad ke19. Berikut adalah
contoh pencampuran
arsitektur Cina dan
Belanda.

Contoh lain adalah


arsitektur Cina yang
tertutup dan tetap
mempertahankan
bentuknya.

LANJUTA
N

ContohArsitektur
ArsitekturChina
China
Contoh

Forbidden City, Beijing


Forbidden City terletak di Beijing, China
dibangun diatas tanah seluas 70 Ha lebih
dan dikelilingi oleh tembok setinggi 9 meter,
selain itu memiliki halaman atau courtyard di
depan maupun di tengah-tengah bangunan
dengan ukuran mengikuti luas dan ukuran
bangunan nya.
Atap istana berbentuk segitiga dengan
kepala naga di pucuknya, atap-atap yang
digunakan pada bangunan-bangunan di
Forbbiden City ini rata-rata menggunakan
jenis Tsuan tsien dan Hsuan Shan.
Selain itu, memiliki tiang-tiang penyangga
yang dilengkapi oleh ornamen-ornamen di
atasnya.
Warna-warna bangunan yang digunakan
mencolok dan khas yaitu rata-rata memakai
warna merah mapun kuning kecoklatan dan
bentuk bangunan dibangun hampir sama
antara satu bangunan dengan yang lain.

China Town di
Vancouver, Canada
memiliki arsitektur khas
balcony-style yaitu
memadukan gaya
arsitektur timur dan
barat (hibrida).
Bangunan tersebut
diperuntukkan sebagai
aktivitas komersial.
Terdapat pula dua
gerbang berbentuk atap
yang khas dari etnis
Tionghoa.
Gerbang utama menuju
pusat kebudayaan
China. Gerbang
millenium melintasi
Jalan Pender di bagian
barat kota, dimana
bangunan tersebut

KLENTENG SAMPOKONG
Penyebaran budaya etnis
Tionghoa di tanah Jawa
dikarenakan alasan
perdagangan dan usaha
menyelamatkan diri dari
pemerintahan Ching dan
akhirnya membentuk koloni
permukiman.
Arsitektur Tionghoa
berkembang pada abad ke-14
dan didominasi oleh etnis dari
China Selatan.
Budaya kehidupan
masyarakatnya sendiri sudah
bercampur dengan masyarakat
Jawa dan tidak lagi
menggunakan bahasa Tionghoa
sebagai bahasa sehari-hari,
namun adanya akulturasi
dengan penggalan Jawa.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai