Anda di halaman 1dari 8

Pembaharuan Nahwu

)‫(تجديد النحو‬
Kelompok 4:
M. Khoirul Umam
Moh. Ulin Nuha
Elok Puji Styorini
Zaimatul Mukarromah
Alif Saidah al – Husna
Atikah Feldina
Shauqi Dha’if
 Syauqi Dhaif lahir di Aulad Hamam, Mesir pada 13 Januari 1910 dan
wafat pada 14 Maret 2005.
 Beliau mengawali pembaharuan nahwu dengan pentahqiqan buku Ibnu
Madha yang berjudul Radd ‘ala an – Nuhat wa al – Mashriq fi an – Nahwi
 diantara buku karangannya yang termasyhur adalah Tajdid an – Nahwi
yang menyajikan konsep – konsep yang sempurna dalam pengajaran
nahwu, dan juga warna – warna baru yang disandarkan pada prinsip –
prinsip dasar yang bersumber dari buku Ibnu Madha.
Pemikiran Syauqi Dhaif
 Pemikiran Syauqi Dhaif kurang lebih sama dengan konsep yang digagas oleh Inu Madha, yang
merupakan ulama’ kritikus nahwu di masa klasik, hal ini dibutikan dengan upaya beliau terhadap
pentahqiqan buku al – Radd ala al – Nuhat karangan Ibnu Madha
 Dalam pentahqiqannya beliau menambahkan pendapat – pendapat yang mengokohkan teori
– teori yang ada dalam buku tersebut. Dalam pentahqiqannya terhadap kitab al – Radd ‘ala al –
Nuhat beliau menawarkan beberapa hal yang terkait dengan usaha pembaharuan nahwu,
yaitu:
1. Penyusunan kembali bab – bab dalam nahwu yang tumpang tindih, menambahkan, dan
mengumpulkan bab – bab yang dianggap sejenis. Seperti contoh bab “Kaanaa wa
akhowatuha” hendaknya dimasukan pada bab fiil lazim.
teori merofakan isim dan menashabkan khobar diubah menjadi isimnya menjadi failnya dan
khobar menjadi hal saja
2. menghapus dua pengi’raban yaitu taqdiri dan mahali
contoh: ‫ جاء الفتى‬dibaca rafa’ tanpa harus menyebutkan rafa’ muqoddar yang aslinyanya
dhammah
3. Menghapus i’rab yang tidak efisien untuk kebenaran dalam pengucapan. I’rab yang dianggap
tidak efisien tersebut adalah bab istitsna’, bab adawat syarat, kam istifhamiyah dan khabariyah,
kata ‫ ال سيما‬dan ‫ ان‬yang disukun
4. Meletakkan pengertian – pengertian dan kaidah – kaidah yang lebih spesifik pada sebagian bab –
bab nahwu. Secara garis besar Syauqi Dhaif berpendapat ada 3 definisi topik pembahasan
materi nahwu yang perlu diperbaharui, yaitu bab manf’ul muthlaq, Maf’ul ma’ah, dan bab hal.
5. Membuang penambahan – penambahan dalam bab nahwu yang tidak penting. Seperti
pembuangan kaidah – kaidah isim alat, karena isim alat berstandar pada sima’i, dan tidak
membutuhkan kaidah
6. Penambahan topik yang dianggap signifikan. Seperti penambahan pembahasan khusus yang
] disertai kaidah – kaidah pengucapan atau makhraj, karena dapat menumbuhkan kesadaran
dalam menjaga al – Qur’an.
Menurut Syauqi Dhaif reorientasi analisis kata yang filosofis sebagiannya ditinjau kembali,
mengingat hal tersebut tidak hanya sulit dicerna oleh pemula, namun juga tidak relevan dengan
tujuan berbahasa pada tingkat pemula, melatih mereka menggunakan bahasa ini secara lisan.
Dr. Ibrahim Mustafa

 Dr. Ibrahim Mustafa dilahirkan di Andalusia pada tahun 1863 H dan wafat pada tahun 1927 H.
 Dr. Ibrahim Mustafa adalah seorang kritikus dan pembaharu ilmu nahwu abad modern.
 Beliau adalah dosen Fakultas Adab Universitas Fu’ad al – Awal (Universitas Kairo)
 Beliau mengenyam pendidikan di beberapa universitas di Mesir
 Pemikiran akan konsep nahwu baru dan perencanaannya ketika beliau mengenyam pendidikan
di Universitas Mesir Baru
 Januari tahun 1937 beliau mempublikasikan perumusan pembaharuan ilmu nahwu dalam salah
satu buku karangannya yang berjudul “Ihya’ al – Nahwi” dan diterbitkan pada tahun 1937.
 Adapun tujuan perubahan metode klasik ke modern adalah untuk merubah metode nahwu
dalam mempelajari Bahasa Arab, meringkas ilmu nahwu sehingga mudah dipelajari, dan
mengantarkan mereka dalam memahami uslub – uslubnya.
 lpembaharu Nahwu yang menekankan aspek makna dari pada I’rob dari akhir setiap kata
Pemikiran Ibrahim Mustafa

 Redefinisi nahwu
 Penolakan amil
Abu Tamam
Tammam Hasan ibn Omar ibn Mohammed Dawood dilahirkan di Desa Karnak, propinsi Qina, Mesir 
pada 27 Januari 1918. Beliau adalah pakar bahasa Arab Terkemuka di dunia islam dan
internasional yang hidup dalam multizaman. Beliau mendedikasikan hidupnya mengajar, meneliti
menulis menerjemah memimpin pendidikan

Beliau mempunyai banyak sekali karangan linguistik antara lain yaitu: Al Lughoh AL Arabiyah 
Ma’naha Wa Mabnaha, al Arabiyah Miyariha.dll. Beliau adalah seoarang ahlinahwu yang banyak
menentang teori nahwu terdahulu yang dianggap sudah matang (tidak bisa berkembang lagi)
diantaranya tentang pembagian kalimat beliau membagi kalimat ada tuju isim shifat,fiil dzaraf
dhomir adawat fawashil,

Anda mungkin juga menyukai