Anda di halaman 1dari 16

EPIGLOTTITIS

INAS KHOIRUNNISA - 201710401011070


Pengertian
Infeksi dan
inflamasi
pada
epiglottis dan
jaringan ikat
lunak di
sekitar
epiglotis
ANATOMI
Epiglotis adalah salah satu
kartilago yang membentuk
kerangka laring.
Epiglotis merupakan sebuah
fibrokartilago elastis yang
berbentuk seperti daun

Fungsi utama: sebagai


Permukaan kartilago epiglotis
penghalang masuknya
memiliki banyak lubang
benda yang ditelan ke
yang berisi kelenjar mukus
aditus laring
ANATOMI

Pada anak-anak, epiglotis terletak lebih ke anterior dan superior


dibandingkan pada orang dewasa dan berbentuk “omega shaped”
dibandingkan dengan epiglotis yang lebih kaku dan berbentuk “U-
shaped” pada orang dewasa.
 Epiglotitis akut paling sering
terjadi pada anak-anak usia 2 - 7
tahun
 Dewasa sekitar 1 kasus per
Epidemiolog 100.000 penduduk pertahun,
i dengan rasio pria - wanita sekitar
3:1, dan terjadi pada usia dekade
kelima dengan usia rata - rata
sekitar 45 tahun
 INFEKSI
 Bakteri, Virus, Jamur (Organisme
ETIOLOGI terbanyak yang menyebabkan epiglotitis
akut adalah Haemophilus influenza
(25%) diikuti oleh H parainfluenzae)
 NON INFEKSI
Etiologi  Thermal injuries (makanan atau
minuman yang panas, trauma inhalasi)
 Edema angioneurotic
 Benda asing
 Tertelan bahan kaustik
 Reactive epiglottitis (reaksi terhadap
kemoterapi kepala leher)
Manifestasi  Nyeri tenggorok,
 Nyeri menelan / sulit menelan

Klinis
 Suara menggumam atau ”hot potato voice” (suara seperti seseorang berusaha berbicara dengan adanya makanan panas di dalam mulutnya)
 Obstruksi saluran napas :
 Stridor inspiratoar (Stridor muncul ketika saluran napas hampir sepenuhnya tertutup. Anak-anak biasanya akan melakukan posisi “tripod” (pasien duduk dengan tangan mencengkram pinggir tempat tidur, lidah menjulur dankepala lurus ke depan).
 Saliva yang menggenang
 RR > 20 kali permenit,
 Dispnea
 Retraksi dinding dada
 Gejala lain: demam, nyeri pada palpasi ringan leher, dan batuk
Patofisiologi
Anamnesis :
 Disfagia
 Sakit tenggorokan
 Demam, biasanya seorang anak akan
menolak untuk makan
Diagnosis
 Dispnue progresif
 Suara biasanya tidak parau tetapi
menyerupai “hot potato voice”,
 Penderita lebih suka posisi duduk tegak
atau bersandar ke depan (kadang
dengan siku yang diletakkan di lutut,
dikenal dengan tripod position.
 4D SIMPTOMS EPIGLOTTITIS:
DIAGNOSIS
 Droolig of saliva  karena
kesulitan menelan dan
nyeri
 Disfagia  kesulitan
menelan
 Dispnea  kesulitan
bernafas
 Disfonia  suara parau
Pemeriksaan Fisik
 Tripod position
 Stridor
 Retraksi suprasternal, subcostal, intercostal
 Sianosis
 Inspeksi dapat terlihat : epiglotis dan daerah
sekitarnya yang eritematosa, membengkak, dan
berwarna merah ceri, hati—hati spatel lidah
Diagnosis dapat menyebabkan sesak nafas
Pemeriksaan penunjang:
 Goldstandard  Laringoskopifibrotik
 Gradasi 1
 Retraksi suprastsernal ringan
 Ekspresi ketakutan (-)
 Gradasi 2
 Retraksi suprasternal >>
Gradasi  Retraksi epigastrial

obstruksi  Ekspresi ketakutan +


 Gradasi 3
jalan nafas  Retraksi suprasternal, clavicular,
atas  intercostal, epigastrial

Jackson  Usaha inspirasi >>


 Kelelahan +
 Gradasi 4
 Retraksi >>, ketakutan, sianosis
 Menolak makan dan minum
Dari hasil pemeriksaan
radiografi ditemukan
gambaran“thumb
sign”, yaitu bayangan
dari epiglotis yang
membengkak

Diagnosis
 Posisi nyaman
 Mengamankan jalan nafas : intubasi
atau trakeostomi atau krikotirotomi
 Indikasi trakeostomi  Jackson
gradasi 2 (elektif), Jackson gradasi
3
 High flow humidified oxygen 
Penatalaksanaa untuk mencapai saturasi optimal
n  Antibiotik IV :
ceftriaxone/cefotaxime/cefuroxime
 Steroid : Hidrokortison atau
deksamethason IM atau IV
 Nebulizer
 Hidrasi Adekuat
 Mortalitas pada pasien anak-anak telah menurun dari 7,1% menjadi 0,9%
sejak digunakannya intervensi saluran napas profilaksis.
 Mortalitas pada orang dewasa sekitar 1 - 7%, namun jika terjadi
obstruksi, mortalitas menjadi 17,6%.

Prognosis

Anda mungkin juga menyukai